Pemotong Pajak Penghasilan Pasal 21

sepanjang tidak ada hubungan dengan, usaha, pekerjaan, kepemilikan, atau penguasaan diantara pihak-pihak yang bersangkutan. − Beasiswa yang memenuhi persyaratan tertentu berdasarkan Pasal 4 ayat 3 huruf I UU PPh PMK-246PMK.032008, sebagai berikut : a. Beasiswa yang diterima atau diperoleh Warga Negara Indonesia dari Wajib Pajak pemberi beasiswa dalam rangka mengikuti pendidikan di dalam negeri pada tingkat pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi. b. Komponen beasiswa terdiri dari biaya pendidikan yang dibayarkan ke sekolah tuition fee, biaya ujian, biaya penelitian yang berkaitan dengan bidang studi yang diambil, biaya untuk pembelian buku, danatau biaya hidup yang wajar sesuai dengan daerah lokasi tempat belajar. c. Ketentuan ini tidak berlaku apabila penerima beasiswa mempunyai hubungan istimewa dengan pemilik, komisaris, direksi atau pengurus dari Wajib Pajak Pemberi beasiswa.

c. Pemotong Pajak Penghasilan Pasal 21

Yang bertindak sebagai Pemotong Pajak Penghasilan Pasal 21 yang selanjutnya disingkat “Pemotong Pajak” adalah : − Pemberi kerja terdiri dari orang pribadi dan badan, termasuk bentuk usaha tetap, badan atau organisasi internasional yang tidak dikecualikan sebagai Pemotong Pajak berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan, baik merupakan induk maupun cabang, perwakilan atau Universitas Sumatera Utara unit dan pembayaran lain dengan nama apapun, sebagai imbalan sehubungan dengan pekerjaan atau jasa yang dilakukan oleh pegawai atau bukan pegawai. − Bendaharawan pemerintah termasuk bendaharawan pada Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, instansi atau lembaga pemerintah, lembaga- lembaga negara lainnya dan Kedutaan Besar RI di luar negeri yang membayarkan gaji, upah, honorarium, tunjangan, dan pembayaran lain dengan nama apapun sehubungan dengan pekerjaan atau jabatan, jasa, dan kegiatan. − Dana pensiun, badan penyelenggara jaminan social tenaga kerja Jamsostek, dan badan-badan lain yang membayar uang pensiun dan tunjangan hari tua atau jaminan hari tua. − Perusahaan, badan, dan bentuk usaha tetap, yang membayar honorarium atau pembayaran lain sebagai imbalan sehubungan dengan kegiatan dan jasa, termasuk jasa tenaga ahli dengan status Wajib Pajak dalam negeri yang melakukan pekerjaan bebas. − Yayasan termasuk yayasan yang bergerak di bidang kesejahteraan, rumah sakit, pendidikan, kesenian, olahraga, kebudayaan, lembaga, kepanitiaan, asosiasi, perkumpulan, dan organisasi dalam bentuk apapun dalam segala kegiatan sebagai pembayar gaji, upah, honoraium, atau imbalan dengan nama apapun sehubungan dengan pekerjaan, jasa, dan kegiatan yang dilakukan oleh orang pribadi. Universitas Sumatera Utara − Perusahaan, badan, dan bentuk usaha tetap, yang membayarkan honorarium atau imbalan lain kepada peserta pendidikan, pelatihan, dan pemagangan. Tidak termasuk sebagai Pemotong Pajak yang wajib melakukan pemotongan, penyetoran, dan pelaporan pajak PPh Pasal 21 adalah : 1. Kantor perwakilan negara asing. 2. Organisasi-organisasi Internasional yang telah ditetapkan oleh Menteri Keuangan. Akan tetapi jika organisasi Internasioanal tersebut tidak memenuhi ketentuan, organisasi tersebut merupakan pemberi kerja yang berkewajiban melakukan pemotongan pajak. 3. Pemberi kerja orang pribadi yang tidak melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas yang semata mempekerjakan orang pribadi untuk melakukan pekerjaan rumah tangga atau pekerjaan bukan dalam rangka melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas.

C. Hak dan Kewajiban PPh Pasal 21 1. Hak-hak Pemotong Pajak PPh Pasal 21 adalah :

a. Pemotong Pajak berhak untuk mengajukan permohonan memperpanjang jangka waktu penyampaian SPT Tahunan pasal 21. Pengajuan permohonan dilakukan secara tertulis disertai Surat Pernyataan mengenai penghitungan sementara pajak terutang dalam satu Tahun Pajak dan bukti pelunasan kekurangan pembayaran pajak yang terutang. Pengajuan permohonan dilakukan selambat-lambatnya tanggal 31 Maret tahun takwim berikutnya. Universitas Sumatera Utara