Pengertian Pajak Penghasilan Pasal 21 Dasar Hukum Pengenaan Pajak Penghasilan Pasal 21

BAB III GAMBARAN DATA PAJAK PENGHASILAN PASAL 21

A. Ketentuan

1. Pengertian Pajak Penghasilan Pasal 21

Pajak Penghasilan Pasal 21 adalah Pajak Penghasilan yang dikenakan atas penghasilan berupa gaji, upah, honorarium, tunjangan, dan pembayaran lain dengan nama dan dalam bentuk apapapun sehubungan dengan pekerjaan, jasa, atau kegiatan yang dilakukan oleh Wajib Pajak orang pribadi dalam negeri. Pajak Penghasilan Pasal 21 dipotong, disetor dan dilaporkan oleh Pemotong Pajak, yaitu pemberi kerja, bendaharawan pemerintah, dana pensiun, badan, perusahaan, dan penyelenggara kegiatan. Pajak Penghasilan Pasal 21 yang telah dipotong dan disetorkan secara benar oleh pemberi kerja atas penghasilan yang diterima atau diperoleh sehubungan dengan pekerjaan dari satu pemberi kerja merupakan pelunasan pajak yang terutang untuk tahun pajak yang bersangkutan, sehingga pada akhir tahun pajak terhadap pegawai atau orang pribadi tersebut tidak diwajibkan untuk menyampaikan SPT Tahunan. Bagi pegawai atau orang pribadi yang memperoleh penghasilan lain selain penghasilan yang pajaknya telah dibayar atau dipotong dan bersifat final, pada akhir tahun pajak diwajibkan untuk menyampaikan SPT Tahunan PPh dan atas Pajak Penghasilan Pasal 21 yang telah dipotong oleh pemberi kerja dapat dijadikan sebagai kredit pajak atas Pajak Penghasilan yang terutang pada akhir tahun pajak. Universitas Sumatera Utara

2. Dasar Hukum Pengenaan Pajak Penghasilan Pasal 21

a. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2008 Tentang Perubahan Keempat Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 Tentang Pajak Penghasilan. b. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 16PMK.032010 tanggal 06 Maret 2001 tentang Pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 21 atas Penghasilan Berupa Uang Pesangon, Uang manfaat, Pensiun, Tunjangan Hari Tua, dan Jaminan Hari Tua yang dibayarkan sekaligus. c. Peraturan Menteri Keuangan RI Nomor 250PMK.032008 tanggal 31 Desember 2008 tentang besarnya Biaya Jabatan atau Biaya Pensiun yang dapat dikurangkan dari Penghasilan Bruto Pegawai Tetap dan Pensiunan. d. Peraturan Menteri Keuangan Nomor :184PMK.032007 tentang Penentuan Tanggal Jatuh Tempo Pembayaran dan Penyetoran Pajak, Penetuan tempat pembayaran pajak dan tata cara pembayaran, penyetoran dan pelaporan pajak, serta tata cara pengangsuran dan penundaan pembayaran pajak. e. Per-57PJ2009 tentang perubahan Direktoran Jenderal Pajak Nomor: Per- 31PJ2009 tentang pedoman teknis tata cara pemotongan, penyetoran dan pelaporan PPh Pasal 21 danatau PPh Pasal 26 sehubungan dengan pekerjaan, jasa, dan kegiatan orang pribadi. f. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor: 252PMK.032008 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Pemotongan Pajak atas Universitas Sumatera Utara Penghasilan sehubungan dengan Pekerjaan, Jasa, dan Kegiatan Orang Pribadi.

B. Subjek dan Objek