kebebasan untuk berserikat. Semua itu harus terakomodir dalam klausul MoU ketenagakerjaan antara pemerintah Indonesia dengan pemerintah Malaysia. Memang baru klausul paspor di
tangan buruh migran dan jaminan hari libur saja yang baru dapat dipenuhi, sedangkan untuk yang lainnya masih dalam taraf negosiasi.
2.3.4 Peran Perwakilan Diplomatik Masalah buruh migran di Malaysia
Peran Perwakilan Diplomatik Masalah buruh migran Indonesia di Malaysia bisa dikategorikan masuk dalam konteks politik luar negeri Indonesia, karena dalam kasus ini kita
akan bicara tentang perlindungan warga negara Indonesia di luar negeri. Bahgat Korany
membagi pola perumusan dan pelaksanaan politik luar negeri suatu negara dalam tiga 3
peringkat. Pertama, tujuan umum atau pola dasar, yang disebut sebagai “General Objectives”. Kedua, pola pelaksanaan atau strategi Strategy. Ketiga, tindakan-tindakan atau langkah-
langkah nyata dalam pelaksanaannya yang dibagi ke dalam dua macam tindakan, yaitu “routine actions” dan “decisions”.
Peran Perwakilan RI di Malaysia yang melindungi, dan menerima pengaduan atau melayani kebutuhan warga negaranya setiap hari merupakan “routine actions”
36
36
Muhammad Jusuf, Pemberdayaan Dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia Di Luar Negeri
dan memang merupakan sebuah pekerjaan yang harus dikerjakan oleh Perwakilan Diplomatik. Di sisi lain,
membuat sebuah kebijakan adalah bagian dari tindakan pemerintah membuat “decisions” yang terbaik untuk masyarakatnya. Penyebaran perwakilan-perwakilan diplomatik di Malaysia
merupakan upaya Pemerintah Indonesia untuk mengatasi permasalahan-permasalahan yang menimpa warga negaranya di Malaysia.
Universitas Sumatera Utara
Mulai dari Kedutaan Besar Republik Indonesia yang berkedudukan di Kuala Lumpur, juga ada Konsulat Jenderal di Penang, Konsulat Jenderal di Johor Baru, Konsulat Jenderal di
Serawak atau berkedudukan di Kuching, atau juga ada Konsulat Jenderal di Sabah berkedudukan di Kota Kinabali dan juga ada Penghubung di Tawau. Tahun demi tahun memang perhatian
pemerintah pusat di Jakarta kepada Perwakilannya terus meningkat, karena harus disesuaikan dengan jumlah orang-orang Indonesia yang harus dilayani di Perwakilan-Perwakilan ini.
pelayanan yang diberikan oleh perwakilan-Perwakilan ini, yang terbanyak adalah di KBRI Kuala Lumpur. Rata-rata sekarang ini pada kondisi 700 orang per hari, bahkan kalau hari-hari setelah
weekend melebihi dari 1.000 sampai dengan 2.000. di Penang rata-rata antara 100 sampai 200 oranghari. Di Johor Bahru antara 200 sampai 300 orang yang dilayani bahkan kadang-kadang
400. Kemudian juga ada yang di Kuching, Serawak antara 100-200. Kemudian juga di Kota Kinabalu rutin mereka melayani antara 100 sampai 200, karena ada program pemutihan, maka
bisa dalam sari hari 1.000 orang. Kemudian di Tawau juga, mereka tidak saja hanya melayani peranjangan dokumen, tetapi terlebih lagi mereka sebagai pintu keluarmasuk di perbatasan
dengan Kalimantan Timur. Di samping pelayanan yang sifatnya rutin, banyak juga persoalan yang dihadapi oleh orang Indonesia di Malaysia, yang memerlukan kehadiran dan penanganan
dari para petugas Perwakilan, terutama para WNI yang ilegal. Ada berbagai modus operandi tentang keilegalan mereka ini. ada ilegal yang sebetulnya masuk resmi dengan paspor sebagai
turis tetapi kemudian mereka bekerja tanpa prosedur, tanpa kontrak kerja, tanpa ijin bekerja, dan akhirnya mereka over stay dan menjadi ilegal. Ada cukup banyak kasus di mana yang
bersangkutan resmi masuk dengan agennya tetapi karena ada permasalahan dengan majikan dan sebagainya kemudian melarikan diri dan menjadi ilegal. Ada juga yang memang betul-betul
Universitas Sumatera Utara
diselundupkan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab, ini arahnya sudah masuk kepada trafficking in person, tapi mereka juga bekerja, itupun mereka ilegal.
Ada juga yang memang habis kontraknya, habis masa berlakunya tapi juga dia terus berpindah-pindah, sambil bekerja dan tidak pernah mengurus perpanjangan dokumen, inipun
juga akhirnya menjadi ilegal. Peran Perwakilan di tempat pemulangan menjadi penting, karena harus melakukan pendataan dan checking terhadap mereka ini, untuk memastikan tentang
keaslian kewarganegaraannya, sekaligus tentang kesehatan dan hak-hak dari WNI tersebut. Perlindungan terhadap WNI tersebut, tidak saja mereka harus dilayani secara rutin, tetapi juga
munculnya kasus-kasus yang melibatkan WNI, baik mereka yang menjadi korban, tetapi juga mereka yang menjadi pelaku kejahatan.
2.3.5 Kebijakan Malaysia terhadap Buruh Migran