SOLUSI LEGISLASI TUJUH POIN PENANGANAN TKI DI MALAYSIA

3.4.3 SOLUSI LEGISLASI

1. Rativikasi Konvensi PBB Tahun 1990 tentang Perlindungan terhadap buruh migran dan keluarganya. 2. Dukung pembentukan UU Perlindungan PRT. 3. Dukung revisi UU No.392004 tentang Penempatan dan Perlindungan TKI di Luar Negeri. 4. Sinkronisasi peraturan-peraturan di bawah UU, baik Perpres, PP, Permen, Kepmen, maupun Perda terkait TKI.

3.4.4 TUJUH POIN PENANGANAN TKI DI MALAYSIA

Pemerintah menyiapkan tujuh poin untuk mengubah nota kesepahaman dalam penanganan kasus tenaga kerja Indonesia TKI yang bekerja di Malaysia. Tujuh poin yang akan dimasukan dalam nota kesepahaman dengan pemerintah Malaysia tersebut, pertama adalah mempercepat evaluasi sistem penempatan dan perlindungan TKI dari sisi kepentingan kedua negara. Poin kedua adalah, membentuk perekrutan yang berorientasi pada pencegahan penggunaan tenaga kerja dan pengguna tidak resmi. Kelima mengenai hak-hak normatif tenaga kerja, seperti hak kenaikan gaji, hak libur setiap minggu dan cuti. Point keempat adalah kesepakatan mengenai hak perlindungan tenaga kerja antara lain mengenai keselamatan dan kesehatan kerja, hak atas perlindungan asuransi dan perlindungan hukum. Poin kelima adalah kesepakatan mengenai hak asasi tenaga kerja, antara lain mengenai akses pendidikan bagi anak-anak TKI, hak melaksanakan ibadah dan melaksanakan hak politik, kata Sumardoko. Universitas Sumatera Utara Pada poin keenam adalah kesepakatan mengenai paspor tenaga kerja yang harus dipegang TKI yang bersangkutan dan tidak lagi dikuasai pengguna atau majikan. Poin terakhir adalah kesepakatan mengenai perlunya kontrak kerja definitif antara TKI dan pengguna atau majikan Kepala Pusat Hubungan Masyarakat Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi Sumardoko 51 51 http: matanews.com, Ketenagakerjaan Indonesia dan transmigrasi, di akses pada tanggal 20 Juni 2011 pada pukul 03.00 am WIB . Dengan ini diharapkan ketujuh poin tersebut dapat tertuang dalam perubahan nota kesepahaman tentang Tenaga Kerja Indonesia yang bekerja di Malaysia. Universitas Sumatera Utara

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 KSIMPULAN

Indonesia dan Malaysia adalah dua negara yang memiliki persamaan dan keseragaman dalam berbagai hal. Paling mencolok dari fenomena tersebut adalah ras dan agama. Masing- masing negara didominasi oleh penduduk dengan ras Melayu dan beragama Islam. Persamaan itu secara otomatis menyebabkan banyaknya kesamaan budaya dan bahasa. Kalau kita cermati budaya dan bahasa yang ada di kedua negara bisa sama-sama difahami. Berdasarkan sejarah rakyat Indonesia memiliki ikatan yang kuat dengan rakyat di Malaysia. Setidaknya dalam literatur studi bidang sejarah dinyatakan bahwa penyebaran Islam ke wilayah Indonesia bermula dari wilayah Malaysia. Khususnya di Malaka dan berbagai migrasi baik dari Indonesia ke Malaysia atau sebaliknya sudah dilakukan semenjak manusia mulai mengenal peradaban alat transportasi laut. Pertama, Malaka sebagai pusat penyebaran Islam berperan strategis dalam mempercepat proses Islamisasi di wilayah Jawa, Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi, dampaknya Islam yang dianut oleh sebagian besar masyarakat Indonesia memiliki kesamaan dalam bermahzab. Kedua, migrasi di kedua belah pihak baik Indonesia atau Malaysia melahirkan persamaan identitas kebudayaan yang bernama melayu. Bahkan, seorang pangeran bernama prameswara dari Kerajaan Palembang membangun sebuah kesultanan yang besar bernama Malaka. Perjalanan sejarah yang panjang di antara sesama rumpun Melayu menyebabkan adanya ikatan emosional yang begitu kuat. Setelah masing-masing negara menentukan nasibnya sendiri, pasca jatunya rezim kolonialisme dan imprealisme bangsa Eropa, baik Indonesia yang dijajah Belanda Universitas Sumatera Utara