62
mengimplementasikan rencana, mengontrol serta memonitor hasil dan membuat perbaikan jika diperlukan.
Untuk mengoptimalkan keuntungan dari pengembangan pariwisata, diperlukan suatu perencanaan yang baik dan matang. Tujuan ini hanya dapat
dicapai jika direncanakan dengan baik dan terintegrasi dengan perencanaan pembangunan nasional secara keseluruhan. Inskeep 1991:29, menyatakan bahwa
dalam perencanaan pariwisata ada delapan model pendekatan, yang dapat dilakukan,
yaitu pendekatan
berkesinambungan, incremental,
fleksibel continuous, incremental, flexibel approach, pendekatan sistem system
approach, pendekatan menyeluruh comprehensive approach, sering disebut sebagai pendekatan holistik, seperti pada pendekatan sistem seluruh aspek yang
terkait dalam perencanaan pariwisata mencakup institusi, lingkungan dan implikasi sosial ekonominya dianalisis dan direncanakan secara menyeluruh,
pendekatan terintegrasi integrated approach, pendekatan pembangunan yang berwawasan lingkungan dan berkelanjutan environmental and sustainable
development approach, pendekatan swadaya masyarakat community approach, pendekatan
inplementasi implemenable
approach, penerapan
proses perencanaan yang sistematik application of systematic planning proses.
2.4 Model Penelitian
Bali merupakan daerah tujuan wisata yang sangat popular di dunia yang banyak dikunjungi oleh wisatawan mancanegara karena keanekaragaman budaya,
atraksi budaya, daya tarik alam, keramahtamahan maupun wisata pertaniannya agrowisata. Bali juga sering dijadikan tempat penyelenggaraan even-even
63
Internasional karena kondisi keamanan yang kondusif dan terjamin. Namun pesatnya perkembangan pariwisata Bali dan seiring perjalanan waktu, timbul
perbedaan pandangan dan persepsi atas dampak negatif pengembangan pariwisata massal mass tourism.
Dalam upaya mengurangi dampak negatif dari pariwisata masal yang selama ini dikembangkan, pemerintah, pelaku dan pengusaha pariwisata maupun
masyarakat berupaya mengembangkan pariwisata alternatif yang diyakini dapat mengurangi dampak negatif dari kegiatan pariwisata masal tersebut.
Pengembangan pariwisata alternatif merupakan cara bijaksana untuk mewujudkan pembangunan pariwisata yang berkualitas dan berkelanjutan. Agrowisata
merupakan salah satu model pariwisata alternatif, yang lebih mengedepankan pemerdayaan masyarakat, kelestarian alam dan lingkungan serta memiliki
motivasi untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat petani. Pengembangan agrowisata diharapkan sesuai dengan kapabilitas, tipologi
dan fungsi ekologis lahan, sehingga akan berpengaruh langsung terhadap kelestarian sumber daya lahan dan pendapatan petani serta masyarakat sekitarnya.
Aktivitas agrowisata secara tidak langsung akan meningkatkan persepsi positif petani dan masyarakat sekitarnya, akan arti penting pelestarian sumber daya lahan
pertanian Rai Utama 2014:9. Lebih lanjut dinyatakan bahwa pengembangan agrowisata pada hakekatnya mempunyai tujuan ganda termasuk mempromosikan
produk pertanian Indonesia, meningkatkan volume penjualan, membantu meningkatkan perolehan devisa, membantu meningkatkan pendapatan petani
64
nelayan dan masyarakat sekitar serta meningkatkan jenis dan variasi produk pariwisata Indonesia.
Seiring pesatnya perkembangan pariwisata di Kabupaten Gianyar, Pemerintah Daerah telah mengambil sebuah kebijakan pembangunan melalui
pembagian zona pengembangan berdasarkan potensi wilayah. Peraturan Daerah Perda Kabupaten Gianyar Nomor 16 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah RTRW Kabupaten Gianyar, merupakan salah satu rambu-rambu landasan hukum dalam pengembangan potensi wilayah bagi Pemerintah Daerah,
masyarakat maupun swasta pelaku dan pengusaha pariwisata. Perda tersebut, menetapkan adanya lima zona pengembangan wilayah Kabupaten Gianyar, yaitu
Wilayah Gianyar Utara yang meliputi Kecamatan Payangan, Tegalalang, dan Tampaksiring diarahkan sebagai Daerah Konservasi Air, Pengembangan
Agrowisata, dan Culture Heritage. Dalam pengembangan Kawasan Agrowisata Gianyar Utara, Desa Kerta ditetapkan sebagai Pusat Pengembangan Agrowisata
Gianyar Utara. Potensi sumber daya pertanian yang dimiliki Desa Kerta, belum mampu
memberikan kesejahteraan bagi masyarakat setempat maupun masyarakat sekitarnya. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya adalah belum
adanya strategi dan program pengembangan yang tepat, terpadu dan komprehensif. Kondisi tersebut, menggugah ide peneliti untuk melakukan
penelitian tentang pengembangan Agrowisata Desa Kerta sebagai pariwisata berkelanjutan di Kawasan Agropolitan Payangan Kabupaten Gianyar. Penelitian
ini bertujuan untuk mengidedtifikasi potensi desa yang dapat dikembangkan
65
menjadi produk agrowisata, mengidentifikasi dan mengklasifikasikan faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi pengembangan Agrowisata Desa Kerta
serta merumuskan strategi pengembangan Agrowisata Desa Kerta secara tepat, terpadu dan komprehensif. Model penelitian yang digunakan dalam penelitian ini
disajikan seperti pada Gambar 2.3.
Gambar 2.3 Model Penelitian
Pariwisata Alternatif Pariwisata Bali
Agrowisata Desa Kerta Kecamatan Payangan
Kabupaten Gianyar
Pariwisata Masal
Rumusan Masalah 1
Apa saja potensi desa yang dapat
dikembangkan sebagai produk Agrowisata Desa
Kerta di Kawasan Agropolitan Payangan
Kabupaten Gianyar
Teori
Siklus Hidup Destinasi Wisata
Sistem
Perencanaan
Konsep
Strategi Pengembangan Produk Pariwisata
Agrowisata Agropolitan
Pariwisata Berkelanjutan
Rekomendasi
Rumusan Masalah 2
Apa yang menjadi faktor internal dan eksternal dalam
pengembangan Agrowisata Desa Kerta sebagai
pariwisata berkelanjutan di Kawasan Agropolitan
Payangan Kabupaten Gianyar
Rumusan Masalah 3
Bagaimana strategi dan program pengembangan
Agrowisata Desa Kerta sebagai pariwisata
berkelanjutan di Kawasan Agropolitan
Payangan Kabupaten Gianyar
Pariwisata Alternatif Pariwisata Bali
Agrowisata Desa Kerta Kecamatan Payangan
Kabupaten Gianyar
Pariwisata Masal
Rumusan Masalah 1
Apa saja potensi desa yang dapat
dikembangkan sebagai produk Agrowisata Desa
Kerta di Kawasan Agropolitan Payangan
Kabupaten Gianyar
Teori
Siklus Hidup Destinasi Wisata
Sistem
Perencanaan
Konsep
Strategi Pengembangan Produk Pariwisata
Agrowisata Agropolitan
Pariwisata Berkelanjutan
Rekomendasi
Rumusan Masalah 2
Apa yang menjadi faktor internal dan eksternal dalam
pengembangan Agrowisata Desa Kerta sebagai
pariwisata berkelanjutan di Kawasan Agropolitan
Payangan Kabupaten Gianyar
Rumusan Masalah 3
Bagaimana strategi dan program pengembangan
Agrowisata Desa Kerta sebagai pariwisata
berkelanjutan di Kawasan Agropolitan
Payangan Kabupaten Gianyar
66
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Rancangan Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif akan mendeskripsikan fenomena-fenomena sesuai keadaan yang sebenarnya di
lapangan secara sistematis untuk memperoleh informasi atau gambaran yang jelas tentang keadaan saat ini. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi,
wawancara interview, penyebaran kuisioner, studi dokumen atau literatur yang terkait dengan penelitian ini. Pendekatan tersebut akan mendeskripsikan keadaan
yang sebenarnya berdasarkan pendapat informan tentang faktor internal dan eksternal yang berpengaruh dalam pengembangan Agrowisata Desa Kerta sebagai
pariwisata berkelanjutan di Kawasan Agropolitan Payangan Kabupaten Gianyar.
3.2 Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Desa Kerta, Kecamatan Payangan Kabupaten Gianyar. Desa ini berada di Kawasan Agropolitan Payangan Kabupaten Gianyar
dan di Kawasan Agrowisata Gianyar Utara. Lokasi penelitian ditetapkan sebagai Desa Pusat Pertumbuhan DPP di Kawasan Agropolitan Payangan Kabupaten
Gianyar berdasarkan Keputusan Bupati Gianyar Nomor 194 Tahun 2003. Selain itu, lokasi penelitian juga ditetapkan dengan fungsi utama sebagai daerah
konservasi air, pengembangan agrowisata, dan culture heritage, yang dituangkan ke dalam Peraturan Daerah Kabupaten Gianyar Nomor 16 Tahun 2012 tentang
RTRW, khususnya pada Bagian Kedua pasal 10 ayat 7.