berpengaruh sekarang ini dan atau berpotensi pada kepuasan dengan kinerja dan aktivitas karyawan.
Dari beberapa pendapat di atas, disimpulkan bahwa lingkungan kerja merupakan segala sesuatu yang ada di sekitar karyawan pada saat bekerja, baik yang
berbentuk fisik ataupun non fisik, langsung atau tidak langsung, yang dapat mempengaruhi dirinya dan pekerjaanya saat bekerja, salah satunya tercipta suatu
lingkungan yang kondusif yang dapat menentramkan dan betah dalam bekerja.
2.2.2.2. Jenis – jenis Lingkungan Kerja
Ada dua tipe lingkungan kerja menurut Kyko 2005 dalam Taiwo 2010 : 302, yaitu lingkungan kerja yang kondusif dan lingkungan kerja toxic tidak
kondusif, lingkungan kerja yang kondusif memberikan pengalaman yang menyenangkan kepada karyawan dan memungkinkan mereka mengaktualisasikan
kemampuan dan perilaku mereka, sedangkan lingkungan kerja toxic memberikan pengalaman yang buruk dan waktu yang sama, karyawan tidak dapat
mengaktualisasikan kemampauannya. Sedarmayanti 2001 : 21 menyatakan bahwa secara garis besar, jenis
lingkungan kerja terbagi menjadi dua yakni : lingkungan kerja fisik, dan lingkungan kerja non fisik.
Lingkungan kerja Fisik Lingkungan kerja fisik adalah semua keadaan berbentuk fisik yang terdapat di sekitar
tempat kerja yang dapat mempengaruhi karyawan baik secara langsung maupun secara tidak langsung. Lingkungan kerja fisik dapat dibagi dalam dua kategori,
yakni:
1. Lingkungan yang langsung berhubungan dengan karyawan seperti: pusat kerja, kursi, meja dan sebagainya.
2. Lingkungan perantara atau lingkungan umum dapat juga disebut lingkungan kerja yang mempengaruhi kondisi manusia, misalnya : Penerangancahaya,
temperatursuhu udara, kelembaban, sirkulasi udara, kebisingan, getaran mekanis, bau-bauan, tata warna, dekorasi, musik, dan keamanan di tempat kerja
Lingkungan Kerja Non Fisik Lingkungan kerja non fisik adalah semua keadaan yang terjadi yang berkaitan
dengan hubungan kerja, baik hubungan dengan atasan maupun hubungan sesama rekan kerja, ataupun hubungan dengan bawahan.
Menurut Kozlowsky dan Doherty dalam Trianasari 2005 mengungkapkan lingkungan kerja sosial non fisik terdiri dari beberapa aspek yaitu :
1. Struktur organisasi dan struktur kerja Kejelasan struktur organisasi dan kejelasan hubungan staf antara karyawan satu
dengan yang lain, serta kejelasan deskripsi jabatan masing-masing karyawan. 2. Deskripsi kerja
Kejelasan detail dan perincian pekerjaan yang harus dikerjakan sehingga karyawan dapat saling bekerjasama dengan baik.
3. Tanggung jawab kerja Kejelasan pemisahan pertanggungjawaban antara karyawan satu dengan karyawan
yang lain sehingga tidak terjadi pelemparan atau penghindaran tanggungjawab atas pekerjaan yang tidak selesai.
4. Tekanan kerja
Besaran beban kerja yang diberikan pada setiap karyawan haruslah disesuaikan dengan kemampuan fisik dan akademik yang seimbang antara karyawan satu
dengan yang lain. 5. Kebebasan mengambil keputusan,
Kesempatan dalam mengambil keputusan dengan kebebasan bertanggungjawab tanpa ada tekanan dari pimpinan.
6. Peluang menciptakan kebersamaan Kesempatan untuk berinteraksi antara karyawan didalam menciptakan kerjasama
untuk menghasilkan kerja yang berkualitas. 7. Perhatian dan dukungan pimpinan
Pemimpin berperan sebagai sosok yang mendukung akan memberikan perhatian terhadap karyawan dalam rangka kesuksesan kerja.
8. Kebersamaan Interaksi antara karyawan satu dengan yang lainnya dimana karyawan
menganggap karyawan lain sebagai partner untuk mencapai tujuan kerja dan sesuatu yang harus dikuasai.
9. Komunikasi Interaksi antara karyawan satu dengan karyawan lain secara terbuka sehingga
tercipta keterbukaan dalam masalah kerja dan kondisi yang mendukung kelancaran kerja.
Menurut Albertsen, et al 2010 : 83, indikator lingkungan kerja adalah sebagai berikut :
Quantitative demands banyaknya tuntutan, terdiri dari work piles up tumpukan kerja, complete task kelengkapan tugas, get behind ketinggalan,kelalaian,
enough time waktu yang cukup. Influence pengaruh, terdiri dari influence work pengaruh kerja, influence work
task pengaruh tugas kerja. Social support from supervisor dukungan sosial dari supervisor, terdiri dari
support supervisor dukungan supervisor, supervisor listens to problems perhatian supervisor terhadap masalah, supervisor talks about performance
pembicaraan supervisor tentang kinerja. Support from colleagues dukungan sosial dari rekan kerja, terdiri dari support
colleagues dukungan rekan kerja, colleagues listen to problems perhatian rekan kerja terhadap masalah, colleagues talks about performance pembicaraan rekan
kerja tentang kinerja. Predictability hal yang dapat meramalkan, terdiri dari informed about changes
informasi tentang perubahan, information to work well informasi untuk kerja yang unggul.
Recognition pengakuan, terdiri dari recognised by management pengakuan dari manajemen, respected by management dihargai oleh manajemen, treated fairly
perlakuan adil. Role clarity peran kejelasan, terdiri dari clear objectives objek yang jelas,
responsibility tanggung jawab, expectation pengharapan.
Role conflict peran konflik, terdiri dari mixed acceptance penerimaan, contradictory demands tuntutan yang bertentangan, do things wrongly
melakukan kesalahan, unnecessary task tugas yang tidak penting.
2.2.3. Effort