23
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Menurut Herdiansyah 2010 :9,
penelitian kualitatif adalah suatu penelitian ilmiah yang bertujuan untuk memahami suatu fenomena tentang apa yang dialami subyek penelitian,
misalnya pelaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain sebagainya. Penelitian kualitatif lebih tertarik pada proses daripada hasil dan srategi
kualitatif menekankan bagaimana harapan-harapan diterjemahkan dalam kegiatan-kegiatan, prosedur dan interaksi setiap hari Suparno, 2010:154.
B. Setting Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMA Bopkri 1 Yogyakarta.
2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian dilaksanakan dari Agustus - September 2016
3. Subyek dan Obyek Penelitian
a.
Subyek Penelitian
Subyek penelitian adalah siswa-siswi kelas X di SMA Bopkri 1 Yogyakarta.
b.
Obyek Penelitian
Obyek penelitian ini adalah pemahaman konsep vektor.
C. Data Penelitian
Data yang diperlukan dalam penelitian ini yaitu data pemahaman konsep vektor siswa berupa data kualitatif yang diperoleh dari jawaban
siswa dalam menyelesaikan soal-soal pada materi vektor serta hasil wawancara.
D. Metode dan Instrumen Pengumpulan Data
1. Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan metode tes diagnostik, wawancara dan dokumentasi
a. Tes
Tes digunakan untuk mengetahui sejauh mana seorang siswa telah menguasai pelajaran yang telah disampaikan meliputi
aspek pengetahuan dan keterampilan JihadHaris, 2013:67. Tes dalam penelitian ini digunakan untuk melihat pemahaman siswa
pada materi vektor. b.
Wawancara Wawancara pada penelitian kualitatif ini menggunakan
bentuk wawancara tidak terstruktur, yaitu wawancara bebas dimana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang
telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
datanya, pedoman wawancara yang digunakan berupa garis-garis besar permasalahan yang akan ditanyakan Sugiyono, 2010:197.
c. Dokumentasi
Pengumpulan data-data lewat pengumpulan benda-benda tertulis seperti buku, majalah, dokumen, notulen catatan harian,
daftar nilai dan foto-foto, dll Suparno, 2010:64.
2. Instrumen Pengumpulan Data
a. Soal Tes
Instrumen penelitian berupa tes pilihan berganda dan essai. Soal tes diambil berdasarkan pada indikator yang ingin dicapai
pada materi materi vektor, soal tes pilihan berganda berjumlah 25 buah dan essai berjumlah 1 soal. Berikut ini kisi-kisi soal tes yang
digunakan:
Tabel 3. 1 Kisi-Kisi Soal Tes
Materi Pokok
Kompetensi Dasar
Indikator Nomor
Soal Jumlah
soal Besaran
dan satuan
Melakukan penjumlahan
dan perkalian dua buah
vektor Mendefenisikan
vektor 1, 2,
17, 21, 24
5
Menguraikan komponen
komponen vektor 13, 23,
10 3
Menjumlahkan dan
mengurangkan vektor dengan
cara geometri 3, 4, 5,
9, 25 dan 26
soal esai
6
Menjumlahkan dan
mengurangkan vektor dengan
cara analisis 6, 7,
8, 11, 12, 14,
15, 22 8
Mengalikan dua 16, 18,
4 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Materi Pokok
Kompetensi Dasar
Indikator Nomor
Soal Jumlah
soal vektor dengan
perkalian silang dan perkalian titik
19, 20
b. Pedoman wawancara
Wawancara yang digunakan adalah wawancara tidak terstruktur. Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan berupa garis
besar permasalahan. Garis besar permasalahan tersebut berupa bagaimana langkah-langkah yang digunakan siswa untuk
memperoleh jawabannya. Siswa yang di wawancarai adalah sepuluh 10 orang
perwakilan dari siswa dan dipilih secara acak. Berikut ini kisi- kisi wawancara yang digunakan:
Tabel 3. 2 Tabel kisi-kisi wawancara No.
Soal Wawancara Nomor
soal
1 Apakah anda bisa membedakan besaran
skalar dan besaran vektor beserta contoh- contohnya?
Bagaimana anda menjawab soal nomor 1 dan 2?
1 dan 2
2 Bagaimana Anda menjawab soal nomor 3
Dan 4? Apakah anda bisa menyebutkan metode
untuk menjumlahkan dua buah vektor atau lebih dan bisa membedakannya?
3 dan 4
3 Apakah anda memahami gambar yang
ditampilkan pada soal? 5 dan 25
4 Apakah anda paham cara menjumlahkan
dan mengurangkan 2 buah vektor atau lebih dengan cara analisis dan yang
disertai dengan sudut apitnya? Bagaimana cara anda menyelesaikan soal
tersebut? 6, 7, 8,
11, 12, 14, 15
dan 22 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
No. Soal Wawancara
Nomor soal
Apakah anda yakin atau ragu-ragu atau tidak yakin dengan jawaban anda?
5 Apakah anda paham cara menghitung hasil
perkalian dua buah vektor dengan cara perkalian silang atau titik?
16, 18, 19 dan
20 6
Apakah anda
dapat menentukan
komponen-komponen vektor? 13, 23
dan 10 7
Apakah anda dapat mendefenisiskan vektor?
Bagaimana anda menjawab soal tersebut? 9, 17, 21
dan 24
8 Apakah anda dapat memvisualisasikan
soal tersebut kedalam bentuk gambar? Bagaimana cara anda menghitung
perpindahan atau resultannya? 26
E. Uji Coba Instrumen penelitian
1. Tingkat Kesukaran Soal
Kriteria soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sukar Arikunto, 1990 :209. Sukar atau mudahnya
soal ditunjukkan dengan indeks kesukaran difficulty index. Tingkat kesukaran TK masing-masing butir soal dihitung dengan
menggunakan rumus Arikunto, 2010:208 :
, dengan P adalah angka indek kesukaran item, B
adalah banyaknya siswa yang menjawab benar, dan JS adalah jumlah peserta tes.
Kriteria interpretasi menurut sudjana dalam Jihad Haris, 2013:183:
Tabel 3. 3 Kriteria soal
TK Tingkat
Kesukaran 0,00-0,30
Sukar 0,31-0,70
Sedang 0,71-1,00
Mudah
2. Validitas Instrumen Penelitian
Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data juga valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat
digunakan untuk mengukur apa yang hendak diukur. Seperti yang dijelaskan oleh Azwar 1987:173 bahwa validitas berasal dari kata
validity yang mempunyai arti sejauh mana ketepatan dan kecermatan
suatu instrumen pengukur tes dalam melakukan fungsi ukurnya.
Suatu tes dikatakan memiliki validitas yang tinggi apabila alat tersebut menjalankan fungsi ukur secara tepat atau memberikan hasil ukur yang
sesuai dengan maksud dilakukannya pengukuran tersebut. Suryabrata 2000:41 menyatakan bahwa validitas tes pada dasarnya menunjuk
kepada derajat fungsi pengukurnya suatu tes, atau derajat kecermatan ukurnya sesuatu tes. Validitas suatu tes mempermasalahkan apakah tes
tersebut benar-benar mengukur apa yang hendak diukur. Maksudnya adalah seberapa jauh suatu tes mampu mengungkapkan dengan tepat
ciri atau keadaan yang sesungguhnya dari obyek ukur, akan tergantung dari tingkat validitastes yang bersangkutan. Menurut Matondang
2009:89 konsep validitas tes dapat dibedakan atas tiga macam yaitu PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
validitas isi content validity, validitas konstruk construct validity, dan validitas empiris atau validitas kriteria. Dalam penelitian ini,
peneliti menggunakan uji validasi konstruk yang dilakukan oleh pakar dalam bidang fisika.
F. Data Hasil Uji Coba
1. Tingkat Kesukaran
Sebelum instrumen diuji, peneliti mengkategorikan tingkat kesukaran soal sebagai berikut:
Tabel 3. 4 Tingkat Kesukaran Soal
Tingkat Kesukaran Nomor Soal
Jumlah Mudah
1,2,3,4,17,21,24,25 8
Sedang 5,6,7,9,10,11,14,22,23,26
10 Sukar
8,12,13,15,16,18,19,20 8
Instrumen penelitian kemudian diuji cobakan kepada 10 orang responden pada tanggal 14 Agustus 2016, sehingga tingkat kesukaran
soal setelah diuji cobakan adalah sebagai berikut:
Tabel 3. 5 Tingkat kesukaran soal setelah diuji cobakan
Tingkat Kesukaran Nomor Soal
Jumlah Mudah
1,2,3,4,5,11,13,21, 7
Sedang 6,7,8,12,15,17,18,22,24,25,26
11 Sukar
9,10,14,16,19,20,23 8
2. Uji Validasi
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan instrumen berupa soal tes pilihan berganda dan soal essai. Untuk memvalidasi instrumen
penelitian, peneliti menggunakan uji validitas konstruk construct validity. Proses validasi konstruk sebuah instrumen dilakukan melalui
penelaahan atau justifikasi pakar atau melalui penilaian sekelompok PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
panel yang terdiri dari orang-orang yang menguasai substansi atau konten dari variabel yang hendak diukur. Dalam penelitian ini, validasi
konstruk dilakukan oleh salah satu Dosen Fisika Sanata Dharma dan salah satu guru fisika SMA. Setelah dilakukan uji validasi konstruk,
kisi-kisi instrumen yang disusun oleh peneliti tidak mengalami perubahan.
Tabel 3. 6 Kisi-Kisi Instrumen Soal Setelah Divalidasi
Materi Pokok
Kompetensi Dasar
Indikator Nomor
Soal Jumlah
soal Besaran
dan satuan
Melakukan penjumlahan
dan perkalian dua buah
vektor Mendefenisikan
vektor 1, 2, 17,
21, 24 5
Menguraikan komponen
komponen vektor 13, 23,
10 3
Menjumlahkan dan mengurangkan
vektor dengan cara geometri
3, 4, 5, 9, 25 dan
26 soal esai
6 Menjumlahkan dan
mengurangkan vektor dengan cara
analisis 6, 7, 8,
11, 12, 14, 15,
22 8
Mengalikan dua vektor dengan
perkalian silang dan perkalian titik
16, 18, 19, 20
4
G. Teknik Analisis Data
Data utama dalam penelitian ini adalah data hasil pemahaman konsep vektor. Data ini diperoleh dengan cara pemberian tes berupa
pilihan ganda dengan menggunakan lembar jawaban model Certanty of response index CRI kepada sampel.
Teknik CRI Certainty of Respon Index merupakan salah satu teknik untuk mengetahui pemahaman konsep siswa. dalam penelitian
pemahaman konsep fisika yang dimaksud adalah konsep vektor. Teknik CRI merupakan teknik yang sederhana dan efektif untuk mengukur
pemahaman. Teknik CRI Certainty of Respon Index bisa digunakan untuk membedakan siswa yang tahu konsep, siswa yang tidak tahu konsep,
dan yang siswa mengalami miskonsepsi. Teknik ini menggunakan soal tes pilihan berganda yang disertai dengan indeks keyakinan CRI. Nilai CRI
yang rendah menunjukan adanya penebakan sedangkan nilai yang tinggi menunjukan responden memiliki tingkat kepercayan diri Confidence
yang tinggi terhadap jawabannya. Dalam keadaan ini, jika jawaban responden benar, artinya tingkat keyakinan tinggi akan kebenaran
konsepnya telah teruji justified dengan baik Murni, 2013:206. Akan tetapi, jika jawaban responden salah, hal terebut menjadi suatu indikator
terjadinya miskonsepsi Murni, 2013:206. Tes diagnostik CRI bisa digunakan untuk mengetahui miskonsepsi
siswa secara efisien, namun tidak bisa mengungkap proses penalaran siswa dan penyebab terjadinya. Alasan inilah yang menyebabkan beberapa ahli
tertarik untuk menggunakan kombinasi tes diagnostik beralasan dengan wawancara two-tier diagnostik untuk mengidentifikasi miskonsepsi.
Pada instrumen CRI ini siswa diberikan gambaran mengenai tingkat keyakinan responden terhadap jawaban yang dipilihnya. Pilihan
tingkat keyakinan lebih dimodifikasi menjadi lebih sederhana dari skala 6 menjadi skala 3, yaitu: yakin, ragu-ragu dan tidak yakin.
Data yang diperoleh dari hasil tes diagnostik CRI. Jawaban siswa dinilai dengan criteria penilaian sebagai berikut:
Tabel 3. 7 Kriteria Penilaian Soal
Bentuk Soal Nilai
Keterangan Pilihan ganda
1 Jika jawaban benar
Jika jawaban salah Jawaban siswa dianalisis dengan menggunakan model CRI.
Merujuk pada jawaban yang benar dan yang salah dari siswa dan merujuk pada
klasifikasi CRI.
Bentuk matriks
jawaban siswa
dan pengkategoriannya disajikan pada tabel dibawah ini:
Tabel 3. 8 Ketentuan berdasarkan jawaban dan kriteria CRI
Kriteria Jawaban
Kriteria CRI Yakin
Ragu-ragu Tidak Yakin
Jawaban benar
Paham Kurang Paham
Tidak Paham Menebak
Jawaban salah
Miskonsepsi Kurang Paham
Tidak Paham Menebak
Jawaban siswa berdasarkan kategori CRI dipersentasikan berdasarkan kelompok kategori paham, miskonsepsi, dan tidak paham,
dihitung dengan menggunakan rumus menurut Sudijono,2009:43: ,
dengan P adalah angka persentasi kelompok, f adalah jumlah siswa pada setiap kelompok, dan n adalah jumlah sampel.
Sedangkan persentase tingkat pemahaman dapat dikelompokan
menjadi beberapa kategori seperti yang terlihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 3. 9 Persentase Tingkat Pemahaman
Persentase Kategori
– 30 Rendah
31 - 60 Sedang
61 - 100 Tinggi
34
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Pelaksanaan Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMA Bopkri I Yogyakarta tahun ajaran 20162017 pada bulan Agustus
– September 2016. Populasi dalam penelitian ini adalah kelas X MIPA SMA Bopkri I Yogyakarta dengan
jumlah siswa 130 orang dan sampel berjumlah 50 orang siswa terdiri dari: siswa kelas X MIPA 3 berjumlah 25 orang siswa dan kelas X MIPA 4
berjumlah 25 orang siswa. Proses pelaksanaan penelitian ini akan disajikan dalam tabel
dibawah ini:
Tabel 4. 1 Tabel Proses Pelaksanaan Penelitian
No Kegiatan
HariTanggal 1
Menyerahkan surat ijin penelitian di SMA Bopkri 1 Yogyakarta
16 Agustus 2016 2
Mendapatkan informasi dari pihak sekolah bahwa bisa melakukan
penelitian di SMA Bopkri 1 Yogyakarta 23 Agustus 2016
3 Menjelaskan tujuan penelitian ke Pak
Andi selaku guru mata pelajaran fisika 24 Agustus 2016
4 Konsultasi instrumen penelitian
bersama Pak Andi Setiawan 30 Agustus 2016
5 Mendapatkan informasi dari Pak Andi
bahwa materi vektor telah selesai diajarkan
19 September 2016 6
Melakukan pengambilan data di kelas X MIPA 3
20 September 2016 7
Melakukan pengambilan data di kelas X MIPA 4
21 September 2016 8
Mewawancarai 3 orang siswa 24 September 2016
9 Wawancara ulang untuk 10 orang siswa
14 - 16 Oktober 2016 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI