1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pergerakan nasional merupakan masa yang paling penting bagi perjalanan sejarah Indonesia. Lahirnya pergerakan nasional berawal dari kesadaran
berbangsa di bawah pemerintahan kolonial Hindia Belanda. Rakyat merasa tidak puas dan sangat menderita atas penjajahan yang dilakukan oleh pemerintah
kolonial. Hal inilah yang menjadi permasalahan utama masyarakat Indonesia sehingga memunculkan gerakan-gerakan anti penjajahan. Masalah-masalah politik
, budaya, dan agama yang dialami rakyat Indonesia telah mengalami perubahan yang begitu besar dan telah menempuh jalan baru.
1
Jalan baru tersebut mendorong rakyat untuk mendirikan organisasi- organisasi modern dalam melawan pemerintah kolonial untuk merebut kedaulatan
Negara. Pada tahun 1908, Budi Utomo menjadi organisasi pertama yang berdiri pada masa pergerakan nasional dan menandai perkembangan baru dalam sejarah
bangsa Indonesia.
2
Selanjutnya berturut-turut atau pada tiga dasawarsa abad ke-20 lahirlah perkumpulan-perkumpulan kaum pedagang, partai-partai politik,
perkumpulan-perkumpulan buruh, wanita, pemuda dan lain-lain. Keinginan rakyat untuk mencapai kemerdekaan mulai tumbuh, karena sebelum adanya cita-cita
tersebut mereka sangat takut pada kekejaman pemerintah kolonial Belanda. Ketakutan yang ada terhadap pemerintah kolonial Belanda itu kemudian
1
M.C Ricklefs, Sejarah Indonesia Modern 1200-2004, Jakarta: PT Serambi Ilmu Semesta, 2005 hal. 341
2
G. Moedjanto, Indonesia Abad ke-20: dari Kebangkitan Nasional sampai Linggajati, Jakarta: Kanisius, 1988, hal. 27.
berangsur-angsur mulai hilang, dan digantikan oleh semangat juang rakyat dalam memperoleh kemerdekaan.
Banyaknya organisasi-organisasi modern tersebut memunculkan berbagai perbedaan yang dianut oleh kaum pergerakan. Perbedaan tersebut mempengaruhi
cara pandang kaum pergerakan dalam membaca situasi kolonial, serta langkah yang ditempuh dalam menghadapi pemerintah kolonial Belanda. Akibat adanya
perbedaan itu, organisasi politik terbelah menjadi kooperatif dan non kooperatif. Keduanya masih memiliki tujuan yang sama bagi perjuangan bangsa. Namun,
gagasan-gagasan kaum pergerakan ini mendapat hambatan dari pemerintah kolonial. Pemerintah kolonial melakukan berbagai cara untuk meredam aktivitas
politik, salah satunya dengan mengeluarkan berbagai peraturan serta sangsi pelanggarannya.
Peraturan tersebut salah satunya memberlakukan vergader verbod larangan berkumpul dan menyelanggarakan rapat untuk mencegah partai-partai
politik menarik simpati masyarakat luas. Rakyat juga dilarang keras mendendangkan lagu Indonesia Raya serta lagu-lagu mars milik beberapa
organisasi sosial-politik. Lagu-lagu tersebut boleh diperdendangkan secara instrumental tetapi tidak boleh dinyanyikan. Semua itu dilakukan dengan tujuan
untuk menjaga keamanan dan ketertiban agar pemerintah kolonial dapat menjalankan kekuasaannya dengan lebih lancar.
3
Situasi politik sejak tahun 1930 berkembang tidak menentu di bawah pemerintah kolonial. Penguasa silih berganti mengatur pemerintahan, rakyatpun
3
Dieter Mack, Ismail Marzuki: Musik, Tanah Air, dan Cinta, Jakarta: LP3ES, 2005, hal. 39.
menjadi semakin tertindas. Berbagai cara dilakukan oleh rakyat serta kaum pergerakan untuk membebaskan diri dari penjajahan dan penindasan. Perjuangan
kemerdekaan Indonesia tidak hanya dilakukan oleh para kaum pergerakan sosial- politik saja, namun senimanpun dapat berjuang untuk mencapai kemerdekaan dari
penjajah. Walaupun cara para seniman tidak sama dengan kaum pergerakan lainnya, mereka berjuang melalui karya-karya dalam bidang seni yang
dihasilkannya. Salah satu seniman yang ikut berjuang melawan penjajah adalah Ismail Marzuki. Berjuang yang dimaksud di sini bukan dengan kekuatan
senjatadiplomasi, namun dengan menciptakan lagu yang dapat membangkitkan semangat juang rakyat.
Ismail Marzuki lahir pada tahun 1914 di kampung Kwitang, Jakarta Pusat. Ismail Marzuki adalah seorang tokoh seniman nasional, seorang komponis, dan
seorang pemimpin orkes. Dipandang dari nafas lagu-lagu dan syair-syair ciptaannya, dia seorang nasionalis yang setia kepada cita-cita perjuangan
kemerdekaan. Dalam perjalanan sejarah bangsa Indonesia, Ismail Marzuki berkarier di masa pemerintahan Belanda, masa pemerintahan Jepang, dan masa
kemerdekaan Indonesia. Ketiga masa ini banyak mempengaruhi perjalanan kariernya dalam mencipta lagu.
Menurut riwayat hidupnya, banyak faktor yang mempengaruhi dirinya sebagai seorang komponis, antara lain: faktor latar belakang belakang pendidikan,
faktor penguasaan bahasa asing, faktor penguasaan memainkan alat-alat musik, faktor perkerjaan dan lain sebagainya. Dari faktor-faktor tersebut nantinya akan
membuktikan perjuangan Ismail Marzuki hingga menjadi pemusik pejuang. Lagu- PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
lagu yang telah di ciptakannya khususnya lagu perjuangan telah membuktikan bahwa Ismail Marzuki memiliki peran aktif dalam setiap keadaan yang konsisten
memegang nilai-nilai merdeka selama itu.
B. Rumusan Masalah