Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan memegang peranan penting dalam pembangunan, terutama dalam meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia. Pendidikan merupakan suatu rangkaian kegiatan pada manusia untuk terus tumbuh melalui proses belajar dan proses pembelajaran sehingga sangat berperan penting dalam dunia pendidikan. Oleh karena itu, peranan guru sebagai pengajar dalam dunia pendidikan sangat penting, karena kualitas kinerja guru sangat berpengaruh terhadap proses pembelajaran. Guru dituntut untuk menciptakan kondisi kegiatan pembelajaran yang memungkinkan proses belajar siswa agar dapat berlangsung optimal. Kegiatan pembelajaran juga berhubungan dengan penggunaan berbagai macam model dan metode mengajar di sekolah. Namun hal ini masih sangat terbatas. Ini dimungkinkan karena guru kurang berpengalaman dalam mengetahui macam-macam model dan metode mengajar. Dalam pembelajaran matematika yang merupakan pelajaran kurang disukai siswa karena konsep- konsep, rumus-rumus, dan perhitungannya yang dianggap rumit, justru metode mengajar guru yang bersifat tradisional dengan sistem pembelajaran klasikal dan metode ceramah lebih sering dipakai. Metode mengajar seperti ini membuat pembelajaran terpusat pada guru dan dapat menyebabkan siswa pasif 2 menerima informasi dari guru, dimana siswa sulit dalam mengembangkan gagasan dan ide-idenya. Apalagi di dalam setiap kelas, kemampuan masing- masing siswa berbeda-beda, mereka mempunyai sifat dan karakter yang beragam. Ada yang menganggap bahwa matematika itu sulit, cukup sulit, mudah dan bahkan ada yang menganggap mudah sekali. Kenyataan ini juga terjadi pada siswa kelas VIII SMP Tarakanita Magelang. Setelah peneliti mengadakan observasi terlebih dahulu ke SMP ini, melalui wawancara dengan guru matematika dan pengamatan langsung di kelas, peneliti mendapatkan fakta di lapangan bahwa pembelajaran matematika yang terjadi di kelas tersebut belum mencapai hasil belajar yang memuaskan, khususnya kemampuan kognitif dalam memahami materi, masih banyak siswa yang sibuk dan mengobrol sendiri dengan temannya. Selain itu, keaktifan anak dalam menyampaikan pendapat dan keberanian anak untuk mengerjakan di depan kelas juga kurang. Hal ini dapat dilihat pada saat guru menyuruh beberapa siswa menuliskan jawaban hasil latihan. Siswa hanya diam dan tidak ada yang berani maju ke depan, padahal guru sudah mengulang pertanyaan siapa siswa yang mau menuliskan hasil jawabannya. Pada akhirnya, guru yang harus menunjuk siswa untuk menuliskan jawabannya di papan tulis. Menurut J. Piaget, “Seorang anak berpikir sepanjang ia berbuat. Agar ia berpikir sendiri aktif ia harus diberi kesempatan untuk berbuat sendiri”. Oleh karena itu, strategi pembelajaran sangatlah perlu untuk mengatasi hal-hal tersebut. Strategi pembelajaran adalah perencanaan yang cermat mengenai 3 kegiatan pembelajaran agar tujuan pembelajaran tercapai Suyitno, dkk, 2001: 26. Di dalam strategi pembelajaran tersebut meliputi metode ataupun model pembelajaran yang sesuai dengan materi pelajaran sehingga dapat mendorong siswa lebih aktif dan dapat mempermudah siswa untuk membangun pengetahuannya sendiri. Seorang guru hanya dapat menyajikan dan menyediakan bahan pelajaran, peserta didiklah yang mengolah dan mencernanya sendiri sesuai kemauan, bakat, dan latar belakangnya Ahmad Rohani, 2004:7. Untuk menciptakan suasana yang seperti itu guru harus pandai memilih model pembelajaran yang memungkinkan kerjasama antara guru dan siswa. Sejalan dengan hal itu, salah satu model pembelajaran yang kini banyak mendapat respon adalah model pembelajaran kooperatif. Pembelajaran kooperatif adalah suatu model pembelajaran yang digunakan untuk mewujudkan kegiatan belajar mengajar yang berpusat pada siswa, terutama untuk mengatasi permasalahan dalam mengaktifkan siswa Suyatno, 2009:51. Model pembelajaran kooperatif mengutamakan kerjasama antar siswa pada kelompoknya dalam menyelesaikan permasalahan untuk menerapkan pengetahuan. Salah satu tipe model pembelajaran kooperatif yang sesuai dengan persoalan di atas adalah tipe Team Assisted Individualization TAI. Menurut Slavin 2003, TAI dirancang untuk memperoleh manfaat yang sangat besar dari potensi sosialisasi yang terdapat dalam pembelajaran kooperatif. Tipe TAI ini mengkombinasikan model pembelajaran kooperatif dengan individual 4 yang dirancang untuk membantu kesulitan belajar siswa secara individual. Dengan demikian, siswa belajar dan bekerja sama dengan siswa lain yang didukung dengan situasi yang menyenangkan. Berdasarkan uraian di atas peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian menggunakan model pembelajaran TAI dalam proses pembelajaran di kelas. Adapun judul penelitian ini adalah “ PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION TAI PADA POKOK BAHASAN TEOREMA PYTHAGORAS TERHADAP HASIL BELAJAR DAN KEAKTIFAN SISWA KELAS VIII SMP TARAKANITA MAGELANG TAHUN AJARAN 20122013 ”.

B. Identifikasi Masalah

Dokumen yang terkait

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe roundtable terhadap hasil belajar Matematika siswa jenjang analisis dan sintesis

3 31 178

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe JIGSAW terhadap hasil belajar kimia siswa pada konsep laju reaksi

1 20 162

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe rotating trio exchangnge terhadap hasil belajar matematika siswa

0 5 203

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe inside outside circle (ioc) untuk meningkatkan hasil belajar ips siswa kelas VII-B smp muhammadiyah 17 ciputat tahun ajaran 2014/2015

3 43 0

Perbandingan model pembelajaran kooperatif Tipe Team Assisted Individualization (TAI) dan Student Team Achievement Division (STAD) terhadap hasil belajar dan konsep diri (self concept) siswa pada materi elastisitas di Kelas XI Semester I SMAN 3 Palangka R

0 1 23

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Perbandingan model pembelajaran kooperatif Tipe Team Assisted Individualization (TAI) dan Student Team Achievement Division (STAD) terhadap hasil belajar dan konsep diri (self concept) siswa pada materi elastisitas di

0 0 13

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu - Perbandingan model pembelajaran kooperatif Tipe Team Assisted Individualization (TAI) dan Student Team Achievement Division (STAD) terhadap hasil belajar dan konsep diri (self concept) siswa pada materi elas

0 0 25

BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian - Perbandingan model pembelajaran kooperatif Tipe Team Assisted Individualization (TAI) dan Student Team Achievement Division (STAD) terhadap hasil belajar dan konsep diri (self concept) siswa p

0 0 21

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian - Perbandingan model pembelajaran kooperatif Tipe Team Assisted Individualization (TAI) dan Student Team Achievement Division (STAD) terhadap hasil belajar dan konsep diri (self concept) siswa pad

0 1 45

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Division (STAD) menggunakan peta konsep terhadap hasil belajar siswa pada materi struktur dan fungsi tubuh tumbuhan di Kelas VIII MTs Miftahul Jannah Palangka Raya tahun ajaran 2015/2016

1 0 16