Pembelajaran Akuntansi Di SMA a. Kurikulum SMA

penyusunan laporan keuangan dan penafsiran perusahaan berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan SAK. Proses pembelajaran Akuntansi dalakukan melalui pendekatan belajar tuntas karena mata pelajaran Akuntansi Kurikulum 2004 Mata Pelajaran Akuntansi: 120-121 1. Merupakan suatu siklus sehingga ketrampilan yang satu berkaitan dengan ketrampilan yang lain,. 2. Lebih mengutamakan target pencapaian melalui pelatihan yang dialami langsung oleh siswa. Keberhasilan proses pembelajaran sangat tergangtung pada kemampuan dan apresiasi guru Akuntansi perlu memahami misi kuhikulum, perspektif, dan pendekatan masing-masing satuan kompetensi dasar yang harus dicapai. Oleh kerenanya, pembelajaran mata pelajaran Akuntansi memberikan keleluasaan guru untuk mengelola pembelajaran sesuai dengan potebsi daerah, kondisi sekolah, dan mendorong siswa untuk lebih memanfaatkan sumber-sumber belajar yang ada di sekolah dan lingkungannya Kurikulum 2004 Mata Pelajaran Akuntansi: 120-121. b. Silabus Istilah silabus dapat didefinisikan sebagai garis besar, ringkasan ikhtisar atau pokok-pokok isi atau materi pelajaran Salim: 1987, 98. Istilah silabus digunakan untuk menyebut suatu produk pengembangan kurikulum berupa penjabaran lebih lanjut dari standar kompetensi dan kemampuan dasar yang ingin dicapai, dan pokok-pokok serta uraian materi yang perlu dipelajari siswa dalam rangka mencapai standar kompetensi dan kemampuan dasar. Silabus bermanfaat sebagai pedoman dalam pengembangan pembelajaran lebih lanjut, seperti pembuatan rencana pembelajaran, penelolaan kegiatan pembelajaran, dan pengembangan sistem penilaian Pengembangan Silabus Berbasis Kompetensi SMA: 23

C. Kesulitan Belajar Akuntansi

Belajar menurut Muhibbin 1995, 88 adalah semata-mata mengumpulkan atau menghafalkan fakta-fakta yang tersaji dalam bentuk informasi atau materi pelajaran. Menurut Oemar Hamalik 1983: 21 belajar adalah suatu bentuk pertumbuhan atau perobahan dalam diri seseorang yang dinyatakan dalam cara-cara bertingkah laku berkat pengalaman dan latihan. Sedang Chaplin dalam Muhibbin 2001: 60 membatasi belajar dengan dua macam rumusan yaitu rumusan pertama berbunyi “ Belajar adalah sebagai perolehan tingkah laku yang relatif menetap sebagai akibat latihan dan pengalaman “. Rumusan kedua berbunyi “ Belajar adalah proses memperoleh respon-respon sebagai akibat adanya latihan khusus”. Belajar merupakan proses sehingga pada akhirnya akan mendapatkan suatu output. Oleh karena itu hasil belajar pada dasarnya merupakan suatu akibat dari suatu akibat dari suatu proses belajar Nana Sudjana, 1989: 65 , sebagaimana pendapat Nana Sudjana hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki setelah menerima pengalaman belajar Nana Sudjana, 1989: 22 . Hasil belajar ini menurut taksonomi Bloom terbagi dalam tiga ranah, yaitu ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik. Dalam hal ini yang biasa diukur keberhasilannya adalah ranah kognitif yang meliputi M. Ngalim P, 1994: 44-46 : 1. Ingatanpengetahuan, tingkatan pengetahuan yang hanya meminta siswa untuk mengenal konsep, fakta atau istilah-istilah tanpa harus mengerti atau dapat menilai dan menggunakannya. 2. Pemahaman, tingkat kemampuan yang mengharapkan siswa mampu memahami arti atau konsep. 3. Aplikasi, tingkat kemampuan siswa yang menuntut siswa untuk menerapkan atau menggunakan apakah yang diketahui didalam situasi baru. 4. Analisis, tingkat kemampuan siswa untuk menganalisis atau menggunakan suatu integritas atau situasi tertentu kedalam komponen-komponen atau unsur-unsur. 5. Sistesis, tingkat kemampuan dimana siswa dapat memadukan konsep atau komponen-komponene sehingga membentuk suatu pola struktur ata u bentuk baru. 6. Evaluasi, tingkat kemampuan dimana siswa diharapkan dapat memberikan pertimbangan terhadap materi untuk tujuan tertentu. Dalam penelitian ini aspek kemampuan kognitif yang diperhatikan adalah ingatan, pemahaman, aplikasi analisis .