Mereka dianggap cukup cakap untuk mengajar mata pelajaran yang diserahkan kepadanya.
Dari hasil pengamatan, terungkap bahwa mereka senang bekerja di lingkungan SMA Bruderan Purwokerto. Suasana di sekolah cukup baik,
ada suasana persaudaraan dan para murid umumnya belajar dengan rajin. Ketika itu Kepala Sekolah masih dirangkap dengan Kepala Sekolah SMP
Bruderan. Ruang belajar pada mulanya memakai ruang SD yang paling barat belakang biara dan ruang SMP Bruderan bagian utara yang paling
timur sebelah timur kantin SMP . Ketika sudah ada kelas IIIA dan B tahun 1953 , menggunakan dua ruang di biara. Pada permulaan tahun
ajaran yang kedua 1952 , Br .Yoss oleh Yayasan Pius ditetapkan sebagai Kepala sekolah SMA. Nampaknya pemerintah mempunyai harapan akan
berkembangnya SMA Bruderan. Hal ini terbukti sejak Januari 1952 sudah menerima berupa sokongan keuangan berdasarkan jumlah murid.
Walaupun bantuan itu tidak seberapa, namun dapat sedikit meringankan beban Yayasan dan tentu saja menjadi pendorong untuk bekerja lebih giat
lagi. Pada tahun ajaran yang kedua, Br. Yosserandus tidak lagi menjadi Kepala Sekolah SMP Bruderan, karena oleh Yayasan Pius telah ditetapkan
sebagai Kepala Sekolah SMA Bruderan. Selanjutnya diangkat sebagai guru tetap di SMA yaitu yaitu Br Aetius, Bapak R.F Sumarmo, Bapak R.
Soetedjo dan Br Hugon. Sementara itu sambil mengajar di SMA, Br. Genardus bertugas sebagai Kepaka Sekolah SMP. Sejak saat itu jumlah
guru tetap semakin bertambah, sehingga pada tahun 1975 mencapai 20
orang, dan hanya 4 orang guru yang berstatus tidak tetap. Seiring waktu berjalan SMA Bruderan semakin berkembang, Sehingga sampai saat ini
jumlah guru tetap sebanyak 28 orang dan guru tidak tetap sebanyak 17 orang. .
B. Sistem Pendidikan Sekolah
Sistem pendidikan SMA merupakan satu keseluruhan yang terpadu dari semua satuan dan kegiatan pendidikan yang berkaitan satu dengan yang lain
untuk mengusahakan tercapainya tujuan pandidikan di SMA.
C. Kurikulum SMA
1. Isi Kurikulum SMA merupakan susunan bahan kajian dan pelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan di SMA dalam rangka upaya pencapaian
tujuan pendidikan. 2. Isi Kurikulum SMA wajib memuat sekurang-kurangnya bahan kajian
pelajaran sebagai berikut : Pendidikan Pancasila, Pendidikan Agama, Pendidikan Kewarganegaraan, Bahasa dan Sastra Indonesia, Matema tika,
Pengetahuan Alam terdiri dari : Biologi, Fisika, Kimia, Pengetahuan Sosial terdiri dari : Ekonomi, Sosiologi, Antropologi, Geograpi dan
Sejarah, Pendidilan Jasmani dan Kesehatan, Pendidikan Seni, Bahasa Ingris.
3. SMA dapat menambah mata pelajaran sesua i dengan keadaan lingkungan dan ciri khas SMA yang bersangkutan dengan tidak mengurangi
kurikulum yang berlaku nasional dan tidak menyimpang dari tujuan pendidikan nasional.
Kurikulum yang digunakan oleh SMA Bruderan Purwokerto adalah kerikulum berbasis kompetensi, dinaba siswa ditempatkan sebagai
subjek dalam proses pembelajaran dan guru berperan sebagai fasilitator saja.
D. Struktur Organisasi Sekolah
`Struktur Organisasi Sekolah sangat penting artinya bagi pelaksanaan proses belajar mengajar. Sebab hal itu berhubungan dengan masalah tata kerja
personal dari suatu sekolah. Tanpa struktur organisasi itu sekolah tidak akan bisa melaksanakan tugasnya yaitu tercapainya proses belajar mengajar yang
efektif dan efisien. SMA Bruderan Purwokerto dipimpin oleh seorang kepala sekolah
yang bernama Drs. Matheus Kuncono. Dalam pelaksanaan tugasnya kepala sekolah dibantu wakil kepala sekolah yang mengurusi bagian tertentu dan
bagian tata usaha. a. Kepala Sekolah
Kepala Sekolah secara umum mempunyai tugas sebagai berikut : 1. Memimpin dan bertanggung jawab atas semua kegiatan
persekolahan. 2. Merencanakan jalan kegiatan sesuai dengan peraturan atau
kurikulum yang berlaku.