Kesulitan Belajar Akuntansi TINJAUAN PUSTAKA
Hasil belajar ini menurut taksonomi Bloom terbagi dalam tiga ranah, yaitu ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik. Dalam hal ini yang biasa
diukur keberhasilannya adalah ranah kognitif yang meliputi M. Ngalim P, 1994: 44-46 :
1. Ingatanpengetahuan, tingkatan pengetahuan yang hanya meminta siswa untuk mengenal konsep, fakta atau istilah-istilah tanpa harus mengerti atau
dapat menilai dan menggunakannya. 2. Pemahaman, tingkat kemampuan yang mengharapkan siswa mampu
memahami arti atau konsep. 3. Aplikasi, tingkat kemampuan siswa yang menuntut siswa untuk
menerapkan atau menggunakan apakah yang diketahui didalam situasi baru.
4. Analisis, tingkat kemampuan siswa untuk menganalisis atau menggunakan suatu integritas atau situasi tertentu kedalam komponen-komponen atau
unsur-unsur. 5. Sistesis, tingkat kemampuan dimana siswa dapat memadukan konsep atau
komponen-komponene sehingga membentuk suatu pola struktur ata u bentuk baru.
6. Evaluasi, tingkat kemampuan dimana siswa diharapkan dapat memberikan pertimbangan terhadap materi untuk tujuan tertentu.
Dalam penelitian ini aspek kemampuan kognitif yang diperhatikan adalah ingatan, pemahaman, aplikasi analisis .
Kesulitan belajar sering kali dihadapkan oleh siswa, hal ini terlihat dari hasil belajar, setiap guru pasti menghendaki siswanya mencapai hasil belajar
yang memuaskan, tapi kenyataanya masih banyak siswa yang belum menguasai materi yang telah diajarkan oleh guru sehingga mereka belum
berhasil mencapai prestasi yang baik. Kesulitan belajar diartikan sebagai suatu kondisi dalam proses belajar
yang ditandai oleh hambatan-hambatan tertentu untuk mencapai hasil belajar Suhoto, 2000: 11
Kesulitan belajar secara umum merupakan kondisi tertentu yang ditandai dengan adanya hambatan-hambatan dalam kegiatan mencapai suatu
tujuan, sehingga memerlukan usaha yang lebih keras untuk mengatasinya. Hambatan-hambatan itu dapat bersifat psikologis, sosiologis, ataupun
fisiologis dalam keseluruhan proses belajarnya. Suhito 2000: 11 menyatakan bahwa jenis-jenis kesulitan belajar dapat
berupa: 1. Learning disorder kekacauan belajar , adalah keadaan dimana prose
belajar seseoarang terganggu karena timbulnya respon yang bertengtangan. Adanya hambatan yang belajar yang berupa respon-respon
yang bertentangan menyebabkan hasil belajar yang dicapai siswa terebut akan lebih rendah dari potensi yang dimilikinya.
2. Learning disabilities ketidakmampuan belajar adalah hambatan be lajar yang mengacu kepada gejala dimana anak tidak mampu belajar atau
menghidari belajar, sehingga hasil belajar yang dicapai berada dibawah intelektualnya.
3. Underachiever adalah hambatan belajar yang mengacu kepada anak-anak yang memiliki tingkat potensi intelektual yang tergolong diatas normal,
tetapi prestasi belajarnya tergolong rendah. 4. Slowlearned atau lambat belajar adalah hambatan belajar yang berupa
lambat proses belajarnya sehingga siiwa tersebut membutuhkan waktu yang lebih lama dibandingkan dengan sekelompok siawa lain yang
memiliki taraf potensi intelektual yang sama. Siswa yang memiliki hambatan-hambatan belajar seperti yang telah
disebutkan diatas jelas akan memperoleh hasil belajar yang jauh dibawah ketuntasan yang ditentukan.
Muhibbin Syah 2001: 165 menyatakan bahwa faktor -faktor penyebab timbulnya kesulitan belajar terdiri atas dua macam, yaitu:
1. Faktor intern siswa, hal-hal atau keadaan yang datang dari dalam diri siswa. Meliputi gangguan atau kekurang mampuan psiko-fisik siswa,
yaitu: a. Yang bersifat kognitif ranah cipta , antara lain rendahnya
kapasitas intelektual atau intelegensi siswa. b. Yang bersifat afekif ranah rasa antara lain seperti labilnya emosi
dan sikap.
c. Yang bersifat psikomotorik ranah karsa , antara lain seperti terganggunya alat-alat indera penglihatan dan pendengaran mata
dan telinga . 2. Faktor ekstern siswa, yakni hal-hal atau keadaan yang datng dari luar
diri siswa. Faktor ini meliputi: a. Lingkungan keluarga , seperti: ketidak harmonisan hubungan ayah
dan ibu, dan rendahnya kehidupan ekonomi keluarga. b. Lingkungan perkampungan, seperti wilayah perkampungan kumuh
slum area dan teman sepermainan yang nakal. c. Lingkungan sekolah, contohnya kondisi dan letak gedung sekolah
yang buruk seperti dekat pasar, kondisi guru serta alat-alat belajar yang berkualitas rendah.
Kesulitan belajar yang berlarut-larut akan mengakibatkan terhambatnya proses belajar, sehigga pada akhirnya dapat berakibat tujuan
pendidikan tidak tercapai. Untuk itu perlu dicari jalan keluar. Sebelum menetapkan alternatif pemecahan masalah kesulitan
belajar siswa, guru sangat dianjurkan untuk terlebih dahulu melakukan identifikasi upaya mengenali gejala dengan cermat terhadap fenomena
yang menunjukkan kemungkinan adanya kessulitan belajar yang melanda siswa tersebut. Upaya ini disebut diagnosa yang bertujuan menetapkan
jenis penyakit yakni jenis kesulitan belajar Muhibbin Syah, 2001: 167 .
22