Identifikasi kesulitan siswa menyelesaikan tugas menyusun laporan keuangan dalam proses belajar mengajar.

(1)

vii

ABSTRAK

IDENTIFIKASI KESULITAN SISWA MENYELESAIKAN TUGAS MENYUSUN LAPORAN KEUANGAN DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR

Studi kasus : SMA Bruderan Purwokerto Purwokerto, Banyumas

Maria Kiki Umayasari Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2007

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi : 1) Kasulitan apa yang dihadapi siswa dalam menyelesaikan tugas menyusun laporan keuangan dalam proses belajar mengajar, 2) kesulitan apa yang sebagian besar dihadapi siswa dalam menyelesaikan tugas menyusun laporan keuangan dalam proses belajar mengajar.

Penelitian ini dilaksanakan di SMA Bruderan Purwokerto, Banyumas pada bulan Agustus 2006. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas II jurusan ilmu pengetahuan sosial sebanyak 162 siswa, sampel dari penelitian ini diambil secara cluster random sampling sebanyak 100 siswa. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode test. Dan tehnik analisis data yang digunakan adalah indeks kesukaran dan analisis kritis.

Hasil analisis data menunjukkan bahwa: 1) kesulitan yang dihadapi siswa adalah dalam menyelesaikan jurnal penyesuaian yang berhubungan dengan beban di bayar dimuka, pendapatan diter ima dimuka, beban masih harus dibayar, penyusutan harta tetap, dan kesulitan dalam menyelesaikan neraca lajur, serta laporan keuangan (laporan rugi laba, perubahan modal dan neraca), 2) sebagian besar siswa menghadapi tingkat kesulitan yang sangat tinggi dalam menyelesaikan jurnal penyesuaian dan neraca lajur, dan sebagian besar siswa menghadapi tingkat kesulitan yang cukup tinggi dalam menyelesaikan penyusunan laporan keuangan.


(2)

viii

ABSTRACT

AN IDENTIFICATION OF STUDENT’S LEARNING POBLEMS IN MAKING FINANCIAL REPORT AT ACCOUNTANCY SUBJECT

A Case Study at: “Bruderan” High School Purwokerto Purwokerto Banyumas

Maria Kiki Umayasari Sanata Dharma University

Yogyakarta 2007

This research was aimed to identify: 1) problems facing by the students in making the financial report at accountancy subject, 2) the most difficult task facing by most students in making the financial report at accountancy subject.

This research was carried out at “Bruderan” High School Purwokerto Banyumas on August, 2006. The research population was all of second level students majoring in social science as many as 162 students, sample of the research was taken by the use of cluster random sampling for 100 students. The data collecting method was using test method. The data analyzing technique used was difficult index and critical analysis.

The result of the data shows: (1) problems facing by the students are finishing adjusting entries relating with prepaid expense, unearned revenue, accrued expenses payable, depreciation of fixed asset, and problem in order to finish column of balance sheet, and financial report (income statement, statement of changes in owner’s equity, balance sheet), (2) most students facing very high problems at to finishing adjusting entries and column of balance sheet, and to finishing financial report.


(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

(8)

v

HALAMAN PERSEMBAHAN Skripsi ini kepersembahkan unt uk:

Yesus Krist us dan Bunda Maria sebagai Pelindungku

Bapak dan I bu t er cint a, yang selalu member ikan kasih sayang, per hat ian dan semangat

Kakak dan adikku t er sayang

Mas Yuwono, yang dengan set ia dan sabar meberikan


(9)

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis tidak memuat karya atau bagian dari karya orang lain, kecuali yang sudah disebutkan dalam bagian dan dafta r pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 05 Februari 2007 Penulis


(10)

vii

ABSTRAK

IDENTIFIKASI KESULITAN SISWA MENYELESAIKAN TUGAS MENYUSUN LAPORAN KEUANGAN DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR

Studi kasus : SMA Bruderan Purwokerto Purwokerto, Banyumas

Maria Kiki Umayasari Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2007

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi : 1) Kasulitan apa yang dihadapi siswa dalam menyelesaikan tugas menyusun laporan keuangan dalam proses belajar mengajar, 2) kesulitan apa yang sebagian besar dihadapi siswa dalam menyelesaikan tugas menyusun laporan keuangan dalam proses belajar mengajar.

Penelitian ini dilaksanakan di SMA Bruderan Purwokerto, Banyumas pada bulan Agustus 2006. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas II jurusan ilmu pengetahuan sosial sebanyak 162 siswa, sampel dari penelitian ini diambil secara cluster random sampling sebanyak 100 siswa. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode test. Dan tehnik analisis data yang digunakan adalah indeks kesukaran dan analisis kritis.

Hasil analisis data menunjukkan bahwa: 1) kesulitan yang dihadapi siswa adalah dalam menyelesaikan jurnal penyesuaian yang berhubungan dengan beban di bayar dimuka, pendapatan diter ima dimuka, beban masih harus dibayar, penyusutan harta tetap, dan kesulitan dalam menyelesaikan neraca lajur, serta laporan keuangan (laporan rugi laba, perubahan modal dan neraca), 2) sebagian besar siswa menghadapi tingkat kesulitan yang sangat tinggi dalam menyelesaikan jurnal penyesuaian dan neraca lajur, dan sebagian besar siswa menghadapi tingkat kesulitan yang cukup tinggi dalam menyelesaikan penyusunan laporan keuangan.


(11)

viii

ABSTRACT

AN IDENTIFICATION OF STUDENT’S LEARNING POBLEMS IN MAKING FINANCIAL REPORT AT ACCOUNTANCY SUBJECT

A Case Study at: “Bruderan” High School Purwokerto Purwokerto Banyumas

Maria Kiki Umayasari Sanata Dharma University

Yogyakarta 2007

This research was aimed to identify: 1) problems facing by the students in making the financial report at accountancy subject, 2) the most difficult task facing by most students in making the financial report at accountancy subject.

This research was carried out at “Bruderan” High School Purwokerto Banyumas on August, 2006. The research population was all of second level students majoring in social science as many as 162 students, sample of the research was taken by the use of cluster random sampling for 100 students. The data collecting method was using test method. The data analyzing technique used was difficult index and critical analysis.

The result of the data shows: (1) problems facing by the students are finishing adjusting entries relating with prepaid expense, unearned revenue, accrued expenses payable, depreciation of fixed asset, and problem in order to finish column of balance sheet, and financial report (income statement, statement of changes in owner’s equity, balance sheet), (2) most students facing very high problems at to finishing adjusting entries and column of balance sheet, and to finishing financial report.


(12)

ix

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria atas segala berkat serta karunianya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

Skripsi ini berjudul “ Identifikasi Kesulitan Siswa Menyelesaikan Tugas Menyusun Laporan Keuangan Dalam Proses Belajar Mengajar “. Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Dalam penyusunan skripsi ini banyak pihak yang telah memberi bantuan baik material maupun spiritual yang sangat berarti bagi penulis. Maka dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan terima kasih kepada:

1. Bapak Drs. T. Sarkim., M. E., Ph. D., selaku dekan Fakultas keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Bapak Drs. Sutarjo Adisusilo J. R., selaku ketua jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

3. Bapak S. Widanarto P. S. Pd., M. Si., selaku ketua Program Studi Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

4. Bapak Drs. FX. Muhadi., M. Pd., selaku dosen pembimbing I yang dengan sabar memberikan bimbingan dan saran kepada penulis dalam pembuatan skripsi ini.

5. Ibu Catur Rismiati., S. Pd., M. A., selaku dosen pembimbing II yang telah memberikan saran dan kritik kepada penulis dalam pembuatan skripsi ini.


(13)

x

6. Bapak A. Heri Nugroho., S. Pd., yang telah membantu dan memberikan saran kepada penulis dalam pembuatan skripsi.

7. Bapak Drs. Matheus Kuncono., Sela ku Kepala Sekolah SMA Bruderan Purwokerto yang telah memberikan izin tempat penelitian kepada penulis. 8. Bapak dan ibu guru yang telah meluangkan waktu dan bersedia membantu

penulis dalam penelitian ini.

9. Kedua orang tua ku tercinta, bapak Agustinus Muji dan ibu Valentina Wagiah yang selalu memberikan dukungan baik material maupun spiritual serta kasih sayang dan perhatian yang selalu dicurahkan selama ini.

10.Kakak dan adikku tersayang, Mateus Winuaji RK dan Andreas Raharjo K terimakasih atas dukungan dan perhatiannya selama ini.

11.Dia yang telah selalu mendukung dan mensuport aku hingga skripsi ini selesai “FX Yuwono” thanks atas bantuan dan doa selama ini. You are the best in my life. Kapan pulang ke jogja?????

12. Pak dhe dan keluarga terimakasih atas perhatian, ka sih sayang serta motivasinya. Semoga Tuhan selalu memberkati pek dhe dan keluarga 13.Sahabat-sahabatku (dewi, ririn, lia, miko, sari, sulis, wid) yang selalu

memberikan dukungan, motivasi dan perhatiannya. Semoga persahabatanku dengan kalian semakin kuat dan kokoh walaupun kita terhalang oleh jarak. Dewi, ririn, lia, miko kapan kita nonton film lagi???? Kapan kita melancong lagi???????????

14.Teman-teman seperjuangku: sari, sulis (akhirnya kita wisuda bareng…hehehehe). Dewi, ririn (semangat!!!!!!!!!!!)


(14)

xi

15.Seganap rekan-rekan PAK C angkatan 2001 terimakasih atas kebersamaan yang indah ini.

Dalam penulisan skripsi ini, penulis sudah berusaha seoptimal mungkin, namun penulis menyadari bahwa hasil yang disajikan belum sempurna. Masih banyak kekurangan dalam penulisan skr ipsi ini yang disebabkan karena terbatasnya kemampuan dan pengetahuan yang ada pada penulis. Oleh karena itu, berbagai kritik dan saran serta masukan untuk perbaikan penulisan skripsi ini akan diterima dengan senang hati dan dengan rasa terimakasih yang se dalam -dalamnya.


(15)

xii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL………i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING………...ii

HALAMAN PENGESAHAN………..iii

MOTTO... iv

PERSEMBAHAN... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA... vi

ABSTRAK...vii

ABSTRACT ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI...xii

DAFTAR TABEL... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

BAB I PENDAHULUAN... 1

A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Identifikasi Masalah ... 3

C. Batasan Masalah... 3

D. Rumusan Masalah ... 4

E. Tujuan Penelitian... 4

F. Manfaat Penelitian... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 6


(16)

xiii

1. Konsep Akuntansi... 6

2. Konsep Jurnal Penyesuaian... 8

3. Konsep Neraca Lajur ... 11

4. Konsep Laporan keuangan... 12

B. Pembelajaran Akuntansi Di SMA ... 15

C. Kesulitan Belajar Akuntansi... 17

BAB III METODOLOGI PENELITIAN... 22

A. Jenis Penelitian... 22

B. Tempat dan Waktu Penelitian... 22

C. Subyek dan Obyek Penelitian... 22

D. Populasi dan Sampel... 23

E. Teknik Pengumpulan Data... 24

F. Instrumen Penelitian... 24

G. Pengujian Validitas dan Reliabiitas ... 26

H. Teknik Analisis Data ... 29

1. Taraf Kesukaran... 29

2. Analisis Kritis ... 31

BAB IV GAMBARAN UMUM SEKOLAH... 32

A. Sejarah Sekolah... 32

B. Sistem Pendidikan Sekolah... 34

C. Kurikulim SMA ... 34

D. Struktur Organisasi Sekolah... 35


(17)

xiv

F. Data Siswa... 41

G. Kegiatan Ekstrakulikuler ... 42

H. Kondisi Fisik Dan Lingkungan SMA Bruderan ... 43

I. Fasilitas Sekolah ... 43

J. Hubungan SMA Bruderan Dengan Instansi Lain ... 44

K. Usaha-usaha Peningkatan Kualitas Siswa ... 45

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN... 46

A. Analisis Data ... 46

1. Analisis indek kesukaran... 46

2. Analisis Kesulitan Bekajar ... 48

B. Pembahasan... 54

BAB VI PENUTUP ... 58

A. Kesimpulan... 58

B. Keterbatasan Penelitian... 59

C. Saran ... 59

DAFTAR PUSTAKA... 61


(18)

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Kisi-kisi ... 25 Tabel 2. Hasil Uji Validitas ... 27 Tabel 3. Daftar nama, bidang studi dan latar belakang pandidikan.... 37 Tabel 4. Jumlah siswa... 42 Tabel 5. Analisis indeks kesukaran ... 46


(19)

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran1. Kuesioner ... 62 Lampiran 2. Uji Validitas dan uji reliabilitas ... 75 Lampiran 3. Data induk penelitian ... 78


(20)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kegiatan belajar mengajar merupakan salah satu kegiatan yang sangat penting dalam proses pendidikan di sekolah. Disamping itu dalam rangka mening,katkan mutu pendidkan diperlukan penyediaan perlengkapan saran pe ndidikan, tenaga pendidik yang berkuaslitas serta penyempurnaan kurikulum dan masih banyak lagi usaha yang lain.

Sebagai lembaga pendidikan, sekolah dituntut untuk memberikan kesempatan belajar pada setiap siswa sehingga siswa dapat mengembangkan dirinya semaksimal mungkin sesuai kemampuannya. Namun dalam kenyataannya masih sering ditemui adanya sejumlah siswa yang mengalami kesulitan belajar . Hal ini menyebabkan siswa memperoleh prestasi dibawah rata-rata. Dalam menerima pelajaran ada siswa yang cepat, ada siswa yang sedang, dan ada siswa yang kurang. Ini merupakan gejala kesulitan belajar siswa.. Kesulitan belajar siswa dalam menghadapi setiap mata pelajaran berbeda-beda. Namun banyaknya mata pelajaran yang diterima siswa menyebabkan tidak semua mata pelajaran diteliti. Dalam hal ini hanya akan difokuskan pada mata pelajaran akuntansi terutama pada pokok bahasan laporan keuangan.

Berdasarkan pengalaman PPL yang di lakukan, dalam menerima pelajaran akuntansi pada pokok bahasan laporan keuangan terutama pa da jurnal


(21)

2

penyesuaian, neraca lajur, dan laporan keuangan banyak siswa yang mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal tersebut. Jurnal penyesuaian merupakan materi yang sulit karena dalam mempelajari jurnal penyesuaian membutuhkan pemahaman yang lebih tidak hanya sekedar menghafal. Dalam mempelajari neraca lajur siswa sering kali siswa kurang teliti dalam membuat kolom-kolom neraca lajur dan dalam memasukkan jurnal penyesuaian. Dalam menyusun laporan keuangan, banyak siswa yang tidak tahu jurnal yang termasuk laporan keuangan rugi laba, perubahan modal, dan neraca

Berbagai usaha dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar. Antara lain yaitu dengan diberikannya pengajaran remedial. Dengan adanya pemecahan kesulitan siswa khususnya dalam mengerjakan soal-soal diharapkan siswa dapat memperoleh prestasi yang lebih tinggi.

Sejauh ini masih nampak kurangnya perhatian guru maupun siswa terhadap kesulitan-kesulitan yang dilakukan dalam menyelesaikan soal akuntansi yang menyebabkan rendahnya prestasi belajar, selain itu perhatian guru lebih terpusat pada potensi siswa dalam belajar, misalnya intelegensi, minat. dan lain-lain. Sehingga peneliti tertarik untuk meneliti tentang “IDENTIFIKASI KESULITAN SISWA MENYELESAIKAN TUGAS MENYUSUN LAPORAN KEUANGAN DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR”..


(22)

B. Identifikasi Masalah

Dari berbagai macam materi yang diajarkan di SMU atau SMK peneliti memilih materi jurnal penyesuaian, neraca lajur, laporan keuangan, karena menurut peniliti materi ini yang paling sesuai dengan kurikulum SMU atau SMK dan mempunyai manfaat sangat besar untuk perkembangan akuntansi.

Dalam mempelajari konsep akuntansi siswa harus melatih diri agar memiliki ketrampilan untuk memilih cara yang paling tepat dalam menyelesaikan soal pokok bahasan jurnal penyesuaian, neraca lajur, dan laporan keuagan.

Belajar merupakan suatu proses yang berarti akan didapatkan suatu hasil. Banyak faktor yang mempengaruhi tingkat keberhasilan itu antara lain siswa, guru, metode, sarana, dan lingkungan ( Suharsimi Arikunto, 1997:304-311 ). Kesulitan belajar yamg dialami oleh siswa menyebabkan kesulitan dalam menyelesaikan suatu persoalan. Prestasi belajar akuntansi yang rendah menunjukkan adanya kesulitan-kesulitan yang dilakukan oleh siswa dalam menyelesaikan tugas menyusun laporan keuanga n. Kesulitan itu dapat terjadi karena dalam menyelesaikan soal pokok bahasan jurnal penyesuaian, neraca lajur, dan laporan keuangan harus mengikuti prosedur yang benar.

C. Batasan Masalah

Penelitian ini hanya ingin meneliti tingkat kesulitan siswa menyelesaikan tugas menyusun laporan keuangan dalam proses belajar mengajar. Siswa mengalami kesulitan dalam mengerjakan jurnal penyesuaian, neraca lajur, dan


(23)

4

laporan keuangan maka penilis membatasi pada pokok bahasan jurnal penyesuaian, neraca lajur, dan laporan keuangan SMU kelas 2 dua jurusan IPS.

D. Rumusan Masalah

Permasalah yang di teliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Kesulitan-kesulitan apa yang dihadapi siswa dalam menyelesaikan soal

pokok bahasan jurnal penyesuaian, neraca lajur, dan lapor an keuangan? 2. Kesulitan-kesulitan apa yang sebagian besar dihadapi siswa dalam

menyelesaikan soal pokok bahasan jurnal penyesuaian, neraca lajur, dan laporan keuangan?

E. Tujuan Penelitian

Tujuan Penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui kesulitan apa yang dihadapi siswa dalam menyelesaikan tugas menyusun laporan keuangan dalam proses belajar mengajar.

2. Untuk mengetahui kesulitan apa yang sebagian besar dihadapi siswa dalam menyelesaikan tugas menyusun laporan keuangan dalam proses belajar mengajar.

F. Manfaat Penelitian


(24)

1. Hasil penelitian ini diharapkan mampu menghasilkan informasi kepada para pendidik agar dapat mengetahui cara mengajar yang tepat sehingga siswa dapat memahami dan menyelesaikan soal-soal secara baik dan benar, sehingga dapat memperoleh hasil yang maksimal.

2. Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan informasi kepada guru untuk dijadikan sebagai pedoman dalam mengadakan remidi atau perbaikan sehingga kesalahan yang dilakukan tidak terulang kembali.


(25)

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Mata Pelajaran Akuntansi

Akuntansi sering kali dikatakan sebagai “ bahasa dunia usaha “. Berarti pula bahwa akuntansi sering digunakan sebagai alat komunikasi dalam penyampaian informasi yang penting kepada mereka yang berkepentingan terhadap dunia usaha. Dalam rangka menyediakan informasi keuangan untuk pihak luar, perusahan membutuhkan akuntansi keuangan untuk mencatat, mengumpulkan, mengikhtisarkan data transaksi dan kejadian data yang ada, kemudian menyajikan serta menafsirkan laporan keuangan. Dengan demikian akuntansi keuangan bertujuan menghasilkan laporan keuangan untuk pihak luar, yang mana informasi keuangan ini merupakan dasar pertimbangan mereka dalam melakukan pengambilan keputusan ekonomi. Akuntasi sangat membantu para pemakai laporan keuangan dalam mengambil keputusan yang tepat.

( Iman Santoso, dkk:1986, 15-16 ) 1. Konsep Akuntansi

Akuntansi menghasilkan informasi yang dituangkan dalam bentuk laporan atau statemen keuangan. Informasi itu adalah data atau fakta yang diolah dan disajikan dengan cara tertentu sehingga mempunyai bagi oarang yang berkepentingan atau bagi yang dituju oleh informasi tersebut ( Suwardjono: 2002, 9 ). Transaksi keuangan adalah kegiatan ekonomik suatu unit organisasi atau kejadian yang menyangkut unit organisasi yang


(26)

obyeknya harus diukur jumlah rupiahnya ( kosnya ) dan dicatat dalam sistem akuntansi sehingga jumlah rupiahnya akan mempengaruhi atau tercermin dalam laporan keuangan yang dihasilkan ( Suwardjono : 2002, 18 ). Untuk suatu unit organisasi berupa perusahaan, transaksi keuangan dapat digolongkan menjadi transaksi eksternal dan transaksi internal. Transaksi eksternal adalah transaksi yang terjadi antara perusahan dengan pihak luar perusahaan ( termasuk pemilik yang dianggap pihak luar ). Transaksi internal adalah transaksi yang terjadi dalam unit perusahaan. Ditinjau dari kegiatan yang dilakukan oleh manajemen suatu transaksi keuangan sering dibedakan menjadi transaksi operasi dan transaksi modal. Transaki operasi adalah semua transaksi yang berkaitan dengan penggunaan sumber ekonomik perusahaan dalam mencapai tujuan perusahaan. Transaksi modal dalam arti luas adalah semua transaksi yang berkaitan dengan pemerolehan dana untuk membiayai kegiatan ( oleh karena itu sering disebut juga transaksi pendanaan ). Dalam arti sempit, transaksi modal adalah semua transaksi yang terjadi antara perusahaan dengan pemilik

( pemegang saham ), ( Suwardjono, 2002 : 18 )

Pemrosesan data keuangan ini menyangkut berbagai tindakan dan kegiatan untuk memperlakukan suatu transaksi tertentu. Mengidentifikasi

berarti mengenali suatu obyek transaksi dan menentukan apakah obyek tersebut memenuhi kriteria untuk diukur dan dimasukkan dalam laporan keuangan. Mengukur berarti menentukan jumlah rupiah ( kos ) suatu


(27)

8

obyek agar jumlah rupiah tersebut dapat diolah lebih lanjut. Mencatat atau

mengakui berarti memasukkan angka hasil pengukuran ( kos) kedalam

sistem akuntansi sehingga kos tersebut terefleksi atau termuat dalam laporan keuangan. Mengklasifikasi berarti memasukkan jumlah rupiah kedalam kategori yang telah ditentukan. Mengalokasi berarti memecahkan kesatuan kos menjadi beberapa bagian berdasarkan wadah atau obyek tertentu. Meringkas berarti menggabungkan berbagai jumlah rupiah dari berbagai kategori atau golongan khusus kedalam golongan yang lebih umum. Menyajikan berarti meuat jumlah rupiah ( kos ) hasil penggolongan kedalam laporan dengan format dan susunan yang telah ditentukan ( Suwardjono, 2002: 18-19 ).

2. Konsep Jurnal Penyesuaian

Penyesuaian adalah tindakan untuk menyamakan informasi menurut bagian pembukuan dengan keadaan sebenarnya. Yang harus disesuaikan adalah catatan yang harus dibuat oleh bagian pembukuan ( Rosadani Purba ,1994 : 2 ).

Menurut Rosadani Purba ( 1994: 3 ) ada berbagai item yang memerlukan penyesuaian agar laporan keuangan dapat disajikan secara wajar. Item-item tersebut adalah sebagai berikut :

1. Pos Transitoris ( Deferral item ) yang terdiri dari : a. Beban dibayar dimuka ( prepaid expenses ). b. Pendapatan diterima dim uka ( Unearned revenue ) 2. Pos Antisipasi ( Accual item ) yang terdiri dari :


(28)

a. Beban yang masih harus dibayar ( Accrued revenue payable ) b. Pendapatan yang masih harus diterima ( Accrued revenue receivable)

3. Beban Kerugian Piutang :

a. Metode penghapusan langsung ( Direct write off method ) b. Metode cadangan ( Allowance method )

4. Pemakaian Supplies (Supplies used )

5. Penyusutan Harta Tetap ( Depreciation of fexed asset ) 6. Koreksi Kesalahan ( Correction error )

7. Kas di Bank ( Cash in bank )

8. Persediaan Barang Dagangan ( Merchandise inventory ).

Menurut Yoga Firdaus, dkk ( 2003: 128-138) untuk akuntansi SMA kelas dua akun-akun yang perlu mendapat penyesuaian pada akhir periode akuntansi adalah:

1. Perlengkapan

Perlengkapan merupakan harta yang dimiliki perusahaan untuk masa penggunaan kurang dari satu tahun. Karena pada saat penggunaan perlengkapan tersebut tidak dilakukan pencatatan, maka nilai persediaan perlengkapan pada akhir periode masih tercantum dalam neraca saldo sebesar nilai belinya. Untuk itu perlu dilakukan penyesuaian agar saldo akun perlengkapan dapat mencerminkan keadaan yang sebenarnya


(29)

10

Bila perusahaan melakukan pembayaran terlebih dahulu untuk suatu beban, dan pembayaran tersebut melebihi satu periode akuntansi, maka perlu dilakukan jurnal penyesuaian agar dapat diketahui beban yang sebenarnya terjadi.

3. Pendapatan Diterima di Muka

Apabila suatu perusahaan belum menyelasaikan pekerjaan yang dipesan tetapi telah menerima pembayaran atas pesanan tersebut. 4. Beban Yang Masih Harus Dibayar

Beban yang masih harus dibayar merupakan beban yang telah terjadi tetapi sampai akhir periode akuntansi belum dibayar.

5. Penyusutan Aktiva Tetap

Aktiva tetap adalah aktiva yang digunakan dalam perusahaan lebih dari satu periode akuntansi. Karena aktiva digunakan lebih dari satu periode akuntansi maka aktiva tersebut mengalami penurunan nilai sampai batas umur ekonomisnya. Penurunan ini dalam naraca dicatat pada akun akumulasi penyusutan, yang saldonya dari tahun ke tahun bertambah.

Menurut Haryono Jusup (2001 : 180 ), tujuan dari proses penyesuaian ini adalah :

a. Agar setiap rekening riil, khususnya rekening-rekening aktiva dan rekening-rekening utang, menunjukkan jumlah yang sebenarnua pada akhir periode.


(30)

b. Agar setiap rekening nominal ( rekening-rekening pendapatan dan rekening-rekening biaya ) menunjukkan pendapat dan biaya yang seharusnya diakui dalam satu periode.

3. Konsep Neraca Lajur

Neraca lajur adalah suatu kertas berkolom-kolom ( berlajur-lajur ) yang dirancang untuk menghimpun semua data akuntansi yang dibutuhkan pada saat pada saat perusahaan akan menyusun laporan keuangan dengan cara yang sistematis ( Haryono Jusup, 2001: 232 ). Menurut Haryono Jusup ( 2001: 232 ), tujuan pembuatan neraca lajur adalah :

1. Untuk memudahkan penyusunan laporan keuangan.

2. Untuk menggolongkan dan meringkas informasi dari neraca saldo dan data penyesuaian, sehingga memperoleh persiapan sebelum disusun laporan keuangan yang formal.

3. Untuk mempermudah menemukan kesalahan yang mungkin dilakukan dalam membuat jurnal penyesuaian.

Proses penyusunan neraca lajur ( Haryono Jusup, 2001: 234-242 ) : a. Memasukkan saldo-saldo rekening buku besar kedalam kolom neraca

saldo pada formulir neraca lajur.

b. Memasukkan ayat-ayat jurnal penyesuaian kedalam kolom “ penyesuaian “

c. Mengisi kolom-kolom neraca saldo setelah disesuaikan.

d. Memindahkan jumlah-jumlah kedalam kolom-kolom neraca saldo setelah disesuaikan kedalam kolom rugi dan laba atau kolom naraca.


(31)

12

e. Menjumlahkan kolom-kolom rugi-laba dan kolom=kolom neraca, memasukkan kolom “laba bersih” atau “rugi bersih” sebagai angka pengimbang kedalam kedua pasang kolom di atas dan sekali lagi menjumlahkan kolom-kolom tersebut.

4. Konsep Laporan Keuangan

Laporan keuangan adalah laporan pertanggungjawaban manajemen atau pimpinan perusahaan atas pengelolaan perusahaan yang dipercayakan kepadanya, kepada pihak-pihak luar perusahaan, pemilik perusahaan, pemerintah, kreditur dan kepada pihak lainnya. Laporan keuangan pada hakekatnya bersifat umum, dalam arti bahwa laporan keuangan yang ditujukan untuk berbagai pihak yang mempunyai kepentingan yang berbeda. ( Budi Raharja, 1994 : 1 )

Dari laporan keuangan akan terlihat bagaimana perkembangan perusahaan selama periode akuntansi yang bersangkutan dan bagaimana bila dibandingkan dengan periode-periode sebelumnya. Dengan demikian akan tampak perkembangan dari tahun ke tahun dan kondisi keuangan dapat diketahui dengan tepat, baik kekayaan maupun kewajibannya.

Menurut Kieso laporan keuangan yang sering disajikan adalah : 1. Neraca

Suatu daftar aktiva, kewajiban, dan modal pemilik perusahaan pada tanggal tertentu, yang biasanya pada tanggal terakhir suatu bulan atau tahun.


(32)

2. Perhitungan laba rugi

Ikhtisar dari pendapatan dan beban dari sebuah perusahaan pada periode tertentu, misalnya sebulan atau setahun.

3. Laporan arus kas

Ikhtisar penerimaan dan pengeluaran kas dari sebuah kesatuan usaha untuk suatu peiode waktu tertentu, seperti sebulan atau setahun.

4. Ikhtisar perubahan nodal pemilik suatu perusahaan yang telah terjadi dalam suatu periode tertentu, misalnya bulan atau tahun.

Dua jenis laporan keuangan ( utama ) yang umumnya dibuat setiap oleh perusahaan adalah: neraca dan laporan rugi laba ( dan biasanya dengan laporan perubahan modal ), yang masing-masing dijelaskan sebagai berikut: ( Dwi Praswato D, 1995: 16 )

1. Neraca

Laporan keuangan yang memberikan informasi mengenai posisi keuangan

( aktiva ,kewajiban, modal ) perusahaan pada saat tertentu. 2. Laporan rugi laba

Laporan keuanga n yang memberikan informasi mengenai kemampuan ( potensi) perusahaan dalam menghasilkan laba ( kinerja ) selam periode tertentu.

Menurut Standar Akuntansi Keuangan, tujuan dari laporan keuangan adalah menyediakan informasi yamg menyangkut posisi


(33)

14

keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam mengambil keputusan.

Laporan keuangan yang disusun untuk tujuan ini memenuhi kebutuhan bersama sebagian besar pemakai. Namun demikian, laporan keuangan tidak menyediakan semua informasi yang dibutuhkan pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi karena secara umum menggambarkan pengaruh keuangan dari kejadian di masa lalu, dan tidak diwajibkan untuk menyediakan informasi non keuangan.

Laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah dilakukan oleh manajemen, atau pertanggungjawaban mamajemen atas semberdaya yang dipercayakan kepadanya. Pemakai yang ingin menilai apa yang telah dilakukan atau pertanggungjawaban manajemen berbuat demikian agar mereka dapa t membuat keputusan ekonomi; keputusan ini mungkin mencakup, misalnya, keputusan untuk menahan atau menjual investasi mereka dalam perusahaan atau keputusan untuk mengangkat kembali atau mengganti manajemen.

Secara ringkas, tujuan dari pelaporan keuangan tersebut adalah untuk memberikan : (1) informasi yang berguna dalam keputusan investasi dan kredit, (2) informasi yang berguna dalam menilai prospek arus kas, dan (3) informasi mengenai sumberdaya perusahaan, klaim pada sumberdaya itu, dan perubahan dalam sumberdaya tersebut.

Laporan keuangan disusun dengan tujuan untuk menyediakan informsi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja dan perubahan posisi


(34)

keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam mengambil keputusan ekonomi.

B. Pembelajaran Akuntansi Di SMA a. Kurikulum SMA

Menurut Kurikulum 2004 mata pelajaran akuntansi, perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan arus globalisasi telah membawa perubahan disemua aspek kehidupan manusia. Dalam rangka menghadapi berbagai perma salahan yang ditimbulkannya, persaingan global dan proses demokratisasi, sangat diperlukan sumberdaya manusia yang berkualitas melalui pembaharuan pendidikan dan penyempurnaan kurikulum, termasuk mata pelajaran akuntansi yang berbasis kompetensi, demokratisasi dan berwawasan lokal dengan tetap memperhatikan standar nasional.

Akuntansi merupakan bahan kajian mengenai suatu sistem untuk menghasilkan informasi berkenaan dengan transaksi keuangan. Informasi tersebut dapat digunakan dalam rangka pengambilan keputusan dan tanggung jawab dibidang keuangan baik oleh pelaku ekonomi swasta ( akuntansi perusahaan), pemerintah (akuntansi pemerintah), ataupun organisasi masyarakat lainnya. Fungsi mata pelajaran Akuntansi pada Sekolah Menengah Atas (SMA) adalah mengembangkan pengetahuan, ketrampilan, sikap rasional, teliti, jujur, dan bertanggung jawab melalui prosedur pencatatan, pengelompokan, pengikhtisaran transaksi keuangan,


(35)

16

penyusunan laporan keuangan dan penafsiran perusahaan berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan (SAK).

Proses pembelajaran Akuntansi dalakukan melalui pendekatan belajar tuntas karena mata pelajaran Akuntansi (Kurikulum 2004 Mata Pelajaran Akuntansi: 120-121)

1. Merupakan suatu siklus sehingga ketrampilan yang satu berkaitan dengan ketrampilan yang lain,.

2. Lebih mengutamakan target pencapaian melalui pelatihan yang dialami langsung oleh siswa.

Keberhasilan proses pembelajaran sangat tergangtung pada kemampuan dan apresiasi guru Akuntansi perlu memahami misi kuhikulum, perspektif, dan pendekatan masing-masing satuan kompetensi dasar yang harus dicapai. Oleh kerenanya, pembelajaran mata pelajaran Akuntansi memberikan keleluasaan guru untuk mengelola pembelajaran sesuai dengan potebsi daerah, kondisi sekolah, dan mendorong siswa untuk lebih memanfaatkan sumber-sumber belajar yang ada di sekolah dan lingkungannya (Kurikulum 2004 Mata Pelajaran Akuntansi: 120-121). b. Silabus

Istilah silabus dapat didefinisikan sebagai garis besar, ringkasan ikhtisar atau pokok-pokok isi atau materi pelajaran ( Salim: 1987, 98). Istilah silabus digunakan untuk menyebut suatu produk pengembangan kurikulum berupa penjabaran lebih lanjut dari standar kompetensi dan kemampuan dasar yang ingin dicapai, dan pokok-pokok serta uraian


(36)

materi yang perlu dipelajari siswa dalam rangka mencapai standar kompetensi dan kemampuan dasar. Silabus bermanfaat sebagai pedoman dalam pengembangan pembelajaran lebih lanjut, seperti pembuatan rencana pembelajaran, penelolaan kegiatan pembelajaran, dan pengembangan sistem penilaian ( Pengembangan Silabus Berbasis Kompetensi SMA: 23 )

C. Kesulitan Belajar Akuntansi

Belajar menurut Muhibbin ( 1995, 88 ) adalah semata-mata mengumpulkan atau menghafalkan fakta-fakta yang tersaji dalam bentuk informasi atau materi pelajaran. Menurut Oemar Hamalik ( 1983: 21 ) belajar adalah suatu bentuk pertumbuhan atau perobahan dalam diri seseorang yang dinyatakan dalam cara-cara bertingkah laku berkat pengalaman dan latihan. Sedang Chaplin dalam Muhibbin ( 2001: 60 ) membatasi belajar dengan dua macam rumusan yaitu rumusan pertama berbunyi

“ Belajar adalah sebagai perolehan tingkah laku yang relatif menetap sebagai akibat latihan dan pengalaman “. Rumusan kedua berbunyi “ Belajar adalah proses memperoleh respon-respon sebagai akibat adanya latihan khusus”.

Belajar merupakan proses sehingga pada akhirnya akan mendapatkan suatu output. Oleh karena itu hasil belajar pada dasarnya merupakan suatu akibat dari suatu akibat dari suatu proses belajar ( Nana Sudjana, 1989: 65 ), sebagaimana pendapat Nana Sudjana hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki setelah menerima pengalaman belajar ( Nana Sudjana, 1989: 22 ).


(37)

18

Hasil belajar ini menurut taksonomi Bloom terbagi dalam tiga ranah, yaitu ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik. Dalam hal ini yang biasa diukur keberhasilannya adalah ranah kognitif yang meliputi ( M. Ngalim P, 1994: 44-46 ):

1. Ingatan/pengetahuan, tingkatan pengetahuan yang hanya meminta siswa untuk mengenal konsep, fakta atau istilah-istilah tanpa harus mengerti atau dapat menilai dan menggunakannya.

2. Pemahaman, tingkat kemampuan yang mengharapkan siswa mampu memahami arti atau konsep.

3. Aplikasi, tingkat kemampuan siswa yang menuntut siswa untuk menerapkan atau menggunakan apakah yang diketahui didalam situasi baru.

4. Analisis, tingkat kemampuan siswa untuk menganalisis atau menggunakan suatu integritas atau situasi tertentu kedalam komponen-komponen atau unsur-unsur.

5. Sistesis, tingkat kemampuan dimana siswa dapat memadukan konsep atau komponen-komponene sehingga membentuk suatu pola struktur ata u bentuk baru.

6. Evaluasi, tingkat kemampuan dimana siswa diharapkan dapat memberikan pertimbangan terhadap materi untuk tujuan tertentu.

Dalam penelitian ini aspek kemampuan kognitif yang diperhatikan adalah ingatan, pemahaman, aplikasi ( analisis ).


(38)

Kesulitan belajar sering kali dihadapkan oleh siswa, hal ini terlihat dari hasil belajar, setiap guru pasti menghendaki siswanya mencapai hasil belajar yang memuaskan, tapi kenyataanya masih banyak siswa yang belum menguasai materi yang telah diajarkan oleh guru sehingga mereka belum berhasil mencapai prestasi yang baik.

Kesulitan belajar diartikan sebagai suatu kondisi dalam proses belajar yang ditandai oleh hambatan-hambatan tertentu untuk mencapai hasil belajar ( Suhoto, 2000: 11 )

Kesulitan belajar secara umum merupakan kondisi tertentu yang ditandai dengan adanya hambatan-hambatan dalam kegiatan mencapai suatu tujuan, sehingga memerlukan usaha yang lebih keras untuk mengatasinya. Hambatan-hambatan itu dapat bersifat psikologis, sosiologis, ataupun fisiologis dalam keseluruhan proses belajarnya.

Suhito ( 2000: 11 ) menyatakan bahwa jenis-jenis kesulitan belajar dapat berupa:

1. Learning disorder ( kekacauan belajar ), adalah keadaan dimana prose

belajar seseoarang terganggu karena timbulnya respon yang bertengtangan. Adanya hambatan yang belajar yang berupa respon-respon yang bertentangan menyebabkan hasil belajar yang dicapai siswa terebut akan lebih rendah dari potensi yang dimilikinya.

2. Learning disabilities ( ketidakmampuan belajar) adalah hambatan be lajar


(39)

20

menghidari belajar, sehingga hasil belajar yang dicapai berada dibawah intelektualnya.

3. Underachiever adalah hambatan belajar yang mengacu kepada anak-anak

yang memiliki tingkat potensi intelektual yang tergolong diatas normal, tetapi prestasi belajarnya tergolong rendah.

4. Slowlearned atau lambat belajar adalah hambatan belajar yang berupa lambat proses belajarnya sehingga siiwa tersebut membutuhkan waktu yang lebih lama dibandingkan dengan sekelompok siawa lain yang memiliki taraf potensi intelektual yang sama.

Siswa yang memiliki hambatan-hambatan belajar seperti yang telah disebutkan diatas jelas akan memperoleh hasil belajar yang jauh dibawah ketuntasan yang ditentukan.

Muhibbin Syah ( 2001: 165 ) menyatakan bahwa faktor -faktor penyebab timbulnya kesulitan belajar terdiri atas dua macam, yaitu:

1. Faktor intern siswa, hal-hal atau keadaan yang datang dari dalam diri siswa. Meliputi gangguan atau kekurang mampuan psiko-fisik siswa, yaitu:

a. Yang bersifat kognitif ( ranah cipta ), antara lain rendahnya kapasitas intelektual atau intelegensi siswa.

b. Yang bersifat afekif ( ranah rasa ) antara lain seperti labilnya emosi dan sikap.


(40)

c. Yang bersifat psikomotorik ( ranah karsa ), antara lain seperti terganggunya alat-alat indera penglihatan dan pendengaran ( mata dan telinga ).

2. Faktor ekstern siswa, yakni hal-hal atau keadaan yang datng dari luar diri siswa. Faktor ini meliputi:

a. Lingkungan keluarga , seperti: ketidak harmonisan hubungan ayah dan ibu, dan rendahnya kehidupan ekonomi keluarga.

b. Lingkungan perkampungan, seperti wilayah perkampungan kumuh ( slum area ) dan teman sepermainan yang nakal.

c. Lingkungan sekolah, contohnya kondisi dan letak gedung sekolah yang buruk seperti dekat pasar, kondisi guru serta alat-alat belajar yang berkualitas rendah.

Kesulitan belajar yang berlarut-larut akan mengakibatkan terhambatnya proses belajar, sehigga pada akhirnya dapat berakibat tujuan pendidikan tidak tercapai. Untuk itu perlu dicari jalan keluar.

Sebelum menetapkan alternatif pemecahan masalah kesulitan belajar siswa, guru sangat dianjurkan untuk terlebih dahulu melakukan identifikasi ( upaya mengenali gejala dengan cermat ) terhadap fenomena yang menunjukkan kemungkinan adanya kessulitan belajar yang melanda siswa tersebut. Upaya ini disebut diagnosa yang bertujuan menetapkan jenis penyakit yakni jenis kesulitan belajar ( Muhibbin Syah, 2001: 167 ).


(41)

22

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang bersifat eksploratif tujuannya untuk menggambarkan suatu keadaan atau status fenomena. Dalam hal ini peneliti ingin mengetahui kesulitan siswa menyelesaikan tugas menyusun laporan keuangan dalam proses belajar mengajar.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan di SMA Bruderan Purwokerto 2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus tahun 2006

C. Subyek dan Obyek Penelitian

1. Subyek Penelitian

Subyek Penelitian adalah siswa kelas 2 jurusan IPS SMU Bruderan Purwokerto

2. Obyek Penelitian

Dalam penelitian ini obyek yang diteliti adalah kesulitan siswa menyelesaikan tugas menyusun laporan keuangan dalam proses belajar


(42)

mengajar yang dilakukan oleh siswa kelas 2 jurusan IPS SMU Bruderan Purwokerto tahun pelajaran 2006/2007.

D. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa Kelas 2 jurusan IPS SMU Bruderan. Jumlah populasi 162 siswa.

2. Sampel

Dengan memperhitungkan efektifitas, waktu, tenaga, dan biaya maka dalam penelitian ini hanya meneliti sebagian dari populasi dengan mengambil sampel. Pengambilan sampel dilakukan secara random

dengan menggunakan tehnik Cluster Ra ndom Sampling, karena untuk menentukan sampel bila obyek yang akan diteliti atau sumber data luas dan populasi terbagi dalam kelas-kelas dan masing-masing kelas mempunyai peluang yang sama terambil sebagai sampel peneliti.Jumlah sample penelitian 100 siswa. Dengan demikian proporsi sampel penelitian

162 100

= 0.617 dibulatkan 0,62

Kelas XI IPS 1 = 162 100

x 33 = 20,37 dibulatkan = 20

Kelas XI IPS 2 = 162 100

x 33 = 20,37 dibulatkan = 20

Kelas XI IPS 3 = 162 100


(43)

24

Kelas XI IPS 4 = 162 100

x 34 = 20,98 dibulatkan = 21

Kelas XI IPS 5 = 162 100

x 31 = 19,13 dibulatkan = 19

E. Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperolah data tentang kesulitan siswa memyelesaikan tugas laporan keuangan dalam proses belajar mengajar digunakan metode tes prestasi belajar.

F. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian ini berupa tes obyektif dengan jumlah soal 36 butir. Menurut Ign Masidjo ( 1995: 84 ) pembuatan soal bentuk obyaktif mempunyai kelebihan sebagi berikut:

1. Item-itemnya dapat mencakup bahan yang luas.

2. Item-item tipe pilihan ganda lebih fleksibel da efektif untuk dapat mengukur kemampuan menafsirkan, mengadakan pilihan, membedakan, menentukan pendapat, menarik kesimpulan dan sebagainya.


(44)

Tabel 1 Kisi-kisi

Dimensi Indikator Nomor Butir Jumlah

Jurnal penyesuaian

• Menyusun jurnal penyesuaian

Ø Perlengkapan

Ø Beban dibayar dimuka

Ø pendapatan diterima dimuka

Ø beban yang masih harus dibayar Ø penyusutan harta tetap 1,2 3,4 5,6 7,8,9 10,11 2 2 2 3 2

Neraca lajur • membuat neraca lajur

12,13,14,15,16,17,18 7

Laporan keuangan

• menyusun laporan keuangan


(45)

26

Ø laporan laba rugi

Ø laporan perubahan modal

Ø laporam neraca

19,20,23,28,33,34 21,22,24,25 26,27,29,30,31,32 6 4 6

G. Pengujian Instrumen Penelitian

1. Analisis validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan dan kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau sahih akan mempunyai validitas yang tinggi dan sebaliknya instrumen yang kurang valid berarti mempunyai validitas yang rendah ( Suharsimi Arikunto, 1993: 135 ).

Suatu alat pengukur dapat dikatakan sebagai alat pengukur yang valid jika alat pengukur tersebut dapat mengukur apa yang seharusnya diukur. Dalam penelitian ini untuk mengetahui validitas soal test digunakan korelasi product moment. Rumusnya adalah sebagai berikut :

( )( )

( )

(

)

{

}

{

(

( )

)

}

− = 2 2 2 2 Y Y N X X N Y X XY N rxy Keterangan :

X : Skor tes yang bersangkutan Y : Skor tes total yang dicapai siswa N : Jumlah responden


(46)

rxy : Koefisien korelasi

Nilai r kritis ditentukan berdasarkan tabel nilai-nilai r product momen dari pearson. Apabila dari skor perhitungan didapat rhitung lebih besar dari rtabel

maka dikatakan nomer item tersebut valid, dan jika rhitung lebih kecil dari rtabel maka dikatakan nomor item tidak valid. Dalam penelitian ini, pengujian validitas dilaksanakan dengan menggunakan alat bantu SPSS versi 11. Dengan taraf signifikansi 5%, apabila rhitung suatu item pertanyaan lebih besar dari

tabel

r maka item kuesioner tersebut dianggap valid. Untuk menentukan nilai tabel

r dengan df sama dengan jumlah kasus dikurangi 2, dalam kasus ini df 33-2 = 31 dengan taraf signifikansi 5% maka didapat nilai rtabel 0,228. Nilai r adalah sebagai berikut :

Tabel 2

Ringkasan Hasil Pengujian Validitas Jurnal Penyesuaian, Naraca Lajur, dan Laporan Keuangan

No item rHitung rTabel Keterangan

1 0,8330 0,228 Valid

2 0,2963 0,228 Valid

3 0,6755 0,228 Valid

4 0,3612 0,228 Valid

5 0,9651 0,228 Valid

6 0,8193 0,228 Valid

7 0,8790 0,228 Valid


(47)

28

10 0,8790 0,228 Valid

12 0,9651 0,228 Valid

13 0,9651 0,228 Valid

14 0,8344 0,228 Valid

15 0,6053 0,228 Valid

16 0,9651 0,228 Valid

17 0,9270 0,228 Valid

20 0,7376 0,228 Valid

21 0,9651 0,228 Valid

22 0,9651 0,228 Valid

23 0,7471 0,228 Valid

24 0,4642 0,228 Valid

25 0,4759 0,228 Valid

26 0,2627 0,228 Valid

27 0,4334 0,228 Valid

28 0,4257 0,228 Valid

29 0,8023 0,228 Valid

30 0,8592 0,228 Valid

31 0,8077 0,228 Valid

32 0,8077 0,228 Valid

2. Analisis Reliabilitas

Menurut Suharsimi Arikunto (1993 : 142 ) reliabilitas mengandung suatu pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Dalam penelitian ini digunakan tes dalam bentuk obyektif, maka untuk menguji reliabilitas tes digunakan rumus belah dua ( split-half method ), yaitu


(48)

gg gg tt

r xr r

+ ≡

1 2

Keterangan rumus: ≡

tt

r koefisien reliabilitas ≡

gg

r koefisie n gasal-genap

Dengan taraf signifikansi 5%, apabila hasil perhitungan didapat rtt lebih besar dari rtabel maka tes tersebut dikatakan reliabel. Dan apabila rtt kurang

dari rtabel maka tes tersebut tidak reliabel. Dalam penelitian ini nilai koefisien

tabel

r d untuk df sanma dengan jumlah kasus dikurangi 2, dalam kasus ini df= 33-2 =31. Dengan taraf signifikansi 5% didapat nilai koefisien rtabrl adalah 0,228. Nilai koefisien rhitung adalah 0,9237. Menunjukkan bahwa nilai koefisien rhitung > rtabel, oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa instrumen

variebel jurnal penyesuaian, naraca lajur, laporan keuangan adalah reliabel

H. Teknik Analisis Data 1. Taraf Kesukaran

Taraf kesukaran suatu item dapat diketahui dari banyak siswa yang menjawab benar. Indeks kesukaran ( IK ) adalah bilangan yang merupakan hasil perbandingan antara jawaban benar yang diperoleh dengan jawaban benar yang seharusnya diperoleh dari suatu item. Besarnya indeks kesukaran suatu item akan berkisar antara 0,00 sampai dengan 1,00. Indeks kesukaran suatu item sebesar 0,00 berarti tidak seorang siswa pun


(49)

30

dari kelompok siswa dapat menjawab benar. Indeks kesukaran sebesar 1,00 seluruh kelompok siswa dapat menjawab benar. ( Ign. Masidjo, 1995: 189 )

Menurut Ign. Masidjo ( 1995: 189 ) Untuk menghitung bilangan indeks kesukaran suatu item dapat dipergunakan rumus:

B

IK = ———————— N x Skor Maksimal

Keterangan:

IK = Indeks kesukaran

B = Jumlah jawaban benar yang diperoleh siswa dari suatu item N = Kelompok siswa

Skor maksimal = Besarnya skor yang dituntut oleh suatu jawaban benar dari suatu item

N x Skor maksimal = Jumlah jawaban benar yang seharusnya diperoleh siswa dari suatu item.

Menurut Ign. Masidjo ( 1995: 192 ) untuk memperoleh gambaran yang konkret tentang taraf kesukaran suatu item dapat dapat dipergunakan ancar-ancar sebagai berikut:

IK- IK Kualifikasi IK

0,81 – 1,00 0,61 – 0,80

Mudah Sekali ( MS ) Mudah ( Md )


(50)

0,41 – 0,60 0,21 – 0,40 0,00 – 0,20

Sedang / Cukup ( Sd- C ) Sukar ( Sk ) Sukar Sekali ( SS ) .

2. Analisis Kritis

Setelah taraf kesukaran setiap butir-butir soal diketahui kemudian dilakukan analisis kritis untuk mengetahui atau mengidentifikasi kesulitan-kesulitan yang dihadapi siswa dalam menyelesaikan tugas menyusun laporan keuangan dalam proses belajar mengajar.


(51)

32

BAB IV

GAMBARAN UMUM SEKOLAH

A. Sejarah Sekolah

1. Data Kelembagaan Sekolah

SMA BRUDERAN PURWOKERTO terletak dijalan Jend. Gatot Subroto No. 63 Purwokerto 53115, yang bersyatus swasta bersubsidi. 2. Sejarah Singkat Sekolah

SMA Bruderan berdiri tanggal 15 Juli 1951, untuk menanggapi permintaan masyarakat yang menghendaki agar Bruderan juga menyelenggarakan SMA, di samping SD dan SMP yang sudah ada. Sebutan nama “ SMA Bruderan “ pun nama yang diberikan oleh masyarakat. Keadaan waktu itu sangat sulit baik dari se gi finansial maupun tenega pengajar. Akhirnya tetap didirikan, dengan membuka bagian A dan B Rencana semula ialah mendirikan SMA yang kecil, cukup empat kelas saja, tanpa kelas paralel ( kelas I, II, IIIA dan IIIB), tetapi yang bermutu. Hambatan segera menghadang yaitu kesulitan mencari tenaga pengajar/guru, mengingat purwokerto masih suasana kota kecil, sedangkan pada waktu itu belum banyak lulusan dari lembaga pendidikan yang menyiapkan guru untuk SMA. Pada awal ada 13 orang guru saja, dan semuanya guru tidak tetap, di antara para guru tersebut ada yang dari SMA Negeri, SMP Bruderan dan dari beberapa instansi, seperti kejaksaan, kehakiman, dinas pertanian. Bahkan isteri bapak residen Banyumas, ikut juga membantu mengajar.


(52)

Mereka dianggap cukup cakap untuk mengajar mata pelajaran yang diserahkan kepadanya.

Dari hasil pengamatan, terungkap bahwa mereka senang bekerja di lingkungan SMA Bruderan Purwokerto. Suasana di sekolah cukup baik, ada suasana persaudaraan dan para murid umumnya belajar dengan rajin. Ketika itu Kepala Sekolah masih dirangkap dengan Kepala Sekolah SMP Bruderan. Ruang belajar pada mulanya memakai ruang SD yang paling barat ( belakang biara ) dan ruang SMP Bruderan bagian utara yang paling timur ( sebelah timur kantin SMP ). Ketika sudah ada kelas IIIA dan B ( tahun 1953 ), menggunakan dua ruang di biara. Pada permulaan tahun ajaran yang kedua ( 1952 ), Br .Yoss oleh Yayasan Pius ditetapkan sebagai Kepala sekolah SMA. Nampaknya pemerintah mempunyai harapan akan berkembangnya SMA Bruderan. Hal ini terbukti sejak Januari 1952 sudah menerima berupa sokongan keuangan berdasarkan jumlah murid. Walaupun bantuan itu tidak seberapa, namun dapat sedikit meringankan beban Yayasan dan tentu saja menjadi pendorong untuk bekerja lebih giat lagi. Pada tahun ajaran yang kedua, Br. Yosserandus tidak lagi menjadi Kepala Sekolah SMP Bruderan, karena oleh Yayasan Pius telah ditetapkan sebagai Kepala Sekolah SMA Bruderan. Selanjutnya diangkat sebagai guru tetap di SMA yaitu yaitu Br Aetius, Bapak R.F Sumarmo, Bapak R. Soetedjo dan Br Hugon. Sementara itu sambil mengajar di SMA, Br. Genardus bertugas sebagai Kepaka Sekolah SMP. Sejak saat itu jumlah guru tetap semakin bertambah, sehingga pada tahun 1975 mencapai 20


(53)

34

orang, dan hanya 4 orang guru yang berstatus tidak tetap. Seiring waktu berjalan SMA Bruderan semakin berkembang, Sehingga sampai saat ini jumlah guru tetap sebanyak 28 orang dan guru tidak tetap sebanyak 17 orang. .

B. Sistem Pendidikan Sekolah

Sistem pendidikan SMA merupakan satu keseluruhan yang terpadu dari semua satuan dan kegiatan pendidikan yang berkaitan satu dengan yang lain untuk mengusahakan tercapainya tujuan pandidikan di SMA.

C. Kurikulum SMA

1. Isi Kurikulum SMA merupakan susunan bahan kajian dan pelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan di SMA dalam rangka upaya pencapaian tujuan pendidikan.

2. Isi Kurikulum SMA wajib memuat sekurang-kurangnya bahan kajian pelajaran sebagai berikut : Pendidikan Pancasila, Pendidikan Agama, Pendidikan Kewarganegaraan, Bahasa dan Sastra Indonesia, Matema tika, Pengetahuan Alam terdiri dari : Biologi, Fisika, Kimia, Pengetahuan Sosial terdiri dari : Ekonomi, Sosiologi, Antropologi, Geograpi dan Sejarah, Pendidilan Jasmani dan Kesehatan, Pendidikan Seni, Bahasa Ingris.

3. SMA dapat menambah mata pelajaran sesua i dengan keadaan lingkungan dan ciri khas SMA yang bersangkutan dengan tidak mengurangi


(54)

kurikulum yang berlaku nasional dan tidak menyimpang dari tujuan pendidikan nasional.

Kurikulum yang digunakan oleh SMA Bruderan Purwokerto adalah kerikulum berbasis kompetensi, dinaba siswa ditempatkan sebagai subjek dalam proses pembelajaran dan guru berperan sebagai fasilitator saja.

D. Struktur Organisasi Sekolah

`Struktur Organisasi Sekolah sangat penting artinya bagi pelaksanaan proses belajar mengajar. Sebab hal itu berhubungan dengan masalah tata kerja personal dari suatu sekolah. Tanpa struktur organisasi itu sekolah tidak akan bisa melaksanakan tugasnya yaitu tercapainya proses belajar mengajar yang efektif dan efisien.

SMA Bruderan Purwokerto dipimpin oleh seorang kepala sekolah yang bernama Drs. Matheus Kuncono. Dalam pelaksanaan tugasnya kepala sekolah dibantu wakil kepala sekolah yang mengurusi bagian tertentu dan bagian tata usaha.

a. Kepala Sekolah

Kepala Sekolah secara umum mempunyai tugas sebagai berikut : 1. Memimpin dan bertanggung jawab atas semua kegiatan

persekolahan.

2. Merencanakan jalan kegiatan sesuai dengan peraturan atau kurikulum yang berlaku.


(55)

36

3. Bertanggung jawab atas penyelenggaraan sekolah terhadap Dinas Pendidikan dan Pengajaran.

4. Sebagai manajer pengelolaan sekolah

5. Membimbing dan mengawasi pelaksanaan tugas dan kewajiban guru, karyawan dan pegawai lainnya.

6. Menjalin hubungan dengan lembaga lain diluar sekolah

7. Sebagai pengawas dan menjaga lancarnya tugas-tugas di bidang ketatausahaan.

b. Wakil Kepala Sekolah

Wakil kepala sekolah ini bertugas membantu kepala sekolah dalam melaksanakan tugas-tugas dan mengganti kedudukan kepala sekolah apabila kepala sekolah berhalangan atau sebab lain tidak dapat menjalankan tugasnya. Tugas masing-masing wakil kepala sekola h adalah sebagai berikut :

1. Wakil kepala sekolah bidang kurikulum dan pengajaran

Wakil kepala sekolah ini bertugas untuk memahami kurikulum pokok dan petunjuk tehnis pelaksanaannya, membentuk merencanakan program pengajaran dan mengkoordinasi pelaksanaannya, mengkoordinasi kegiatan pembelajaran, mengkoordinasi kegiatan evaluasi akhir program pembelajaran. 2. Wakil kepala sekolah bidang kesiswaan

Wakil kepala sekolah ini bertugas untuk membimbing dan membina organisasi kesiswaan, mengkoordinir pemilihan calon


(56)

siswa teladan, penerima beasiswa, pemilihan pasukan pengibar bendera, mengkoordinir pelaksanaan dan perencanaan ekstrakulikuler.

3. Wakil kepala sekolah bidang sarana dan prasarana

Wakil kepala sekolah ini bertugas untuk melakukan pengadaan inventaris dan peralatan sekolah atau bangunan dan juga melakukan pemeliharaan dan perbaikan.

4. Wakil kepala sekolah bidang hubungan masyarakat

Wakil kepala sekolah ini bertugas dan menjembatani pihak sekolah dengan pihak luar sekolah seperti instansi pemerintah dan swasta, orang tua siswa, perusahaan dan pihak-pehak lain yang membentu memajukan sekolah, juga menciptakan dan mempertahankan citra baik sekolah di mata masyarakat.

c. Dewan Guru

Guru SMA Bruderan purwokerto berdasarkan data Tahun Ajaran 2006/2007 adalah 45 guru, yang meliputi guru tetap sebanyak 28 orang, guru tidak tetap 17 orang. Daftar nama guru SMA Bruderan Purwokerto sesuai dengan jabatannya adalah sebagai berikut :

Tabel 3

Daftar Nama, Bidang Studi, san Latar Belakang Pendidikan Guru

No. Nama Guru Bidang Studi Latar Belakang


(57)

38 1. 2 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23.

Drs. Matheus Kuncono Drs. Herman S.

Ny, Sri Wuryani Drs. St. Bagiantoro Markus Trivida S Fa, Suantoro Ign. Sugeng Mulyo Anna Elisabeth M C. M. Prasetyani Y. Budi Hartono Budiarti Noraningsih Agnes Triningsih I Joshephine Retno A Ch. Sri Sutati A.Widyoputranto R. Yulianta Y. Tri Purwanto A.Nahyanto N M.A. Sri Astuti Cicilia Widi W Y. Wagina Rosalia Shinta K Yudi Hartanto Sejarah Orkes Kimia Sosiologi Antropologi Ekonomi B. Ingris PPKn Agama Matematika B. Indonesia Fisika Metematika B. Indonesia Fisika Geogr afi Ekonomi B.Ingris Sejarah Fisika Bp BP Orkes SI Sesuai SI Sesuai SI Sesuai SI Tidak Sesuai SI Tidak Sesuai

SI Sesuai SI Sesuai SI Sesuai D3 SI Sesuai SI Sesuai SI Sesuai SI Sesuai SI Sesuai SI Sesuai SI Sesuai SI Sesuai SI Sesuai SI Sesuai SI Sesuai SI Tidak Sesuai SI Tidak Sesuai


(58)

24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33. 34. 35. 36. 37. 38. 39. 40. 41. 42. 43. 44. 45. .

St. Dwi Rosanto David Rihardi Fajar Nugroho Adi Alex Danan S Veronika K Siti Riana Viana Pramesti C.Novenda Rita Novitri Yuliana Bekri Hening Widianti Y. Dessy Arisandi A .Rudip J

CH. Lamtoro Mar ia Rusram Chendrea Asih Lina Mulyadi Tjoeng Tjing Yoang B. Heryani

Cahyana Haryanta Suharna

Petrus Heru Wijaya

Agama B.Indonesia Biologi Matematika Matematika B. Inggris Akuntansi Akuntansi B. Indonesia B. Indonesia Biologi Tata Nagara Tata Negara Kesenian Kimia Kimia Ekonomi B. Mandarin B. Jawa Matema tika Seni Lukis Agama D3 SI Sesuai SI Sesuai SI Sesuai SI Sesuai SI Sesuai SI Sesuai SI Sesuai SI Sesuai SI Sesuai SI Sesuai SI Tidak Sesuai SI Tidak Sesuai

D3 SI Tidak Sesuai SI Tidak Sesuai SI Tidak Sesuai

D3 SI Sesuai SI Sesuai

D3 D3


(59)

40

Tugas guru sesuai dengan kedudukan adalah sebagai berikut : 1. Guru Wali Kelas

Tugas guru wali kelas adalah mengatur administrasi kelas, membantu BP dalam mengelola anak didik mempersiapkan kenaikan kelas dan bertanggungjawab atas kelas yang ditunjuk.

2. Guru Bidang Studi

Guru bidang studi bertugas menyusun program semester, menyusun satuan pelajaran, mengatur program evaluasi, melaksanakan kegiatan belajar mengajar, melaksanakan evaluasi pada setiap semester dan tahunan.

3. Guru Bimbingan dan Penyuluhan

Tugas guru bimbinga n dan penyuluhan (BP) adalah menyusun program bimbingan dan melaksanakannya, melakukan koordinasi dengan wali kelas untuk mengatasi masalah belajar yang dialami siswa, memberi saran dalam pemilihan jurusan dan memberi pertimbangan pada siswa dalam memilih tingkat pendidikan selanjutnya atau memilih pekerjaan setelah lulus

d. Karyawan

Karyawan yang ada di SMA Bruderan Purwokerto terdapat 15 orang adapun tugasnya yaitu sebagai berikut :

1. Tenaga tata usaha

Tugas tata usaha ( TU) adalah membukukan pemasukan dan pengeluaran APP, memberi pelayanan kepada guru, pegawai lain


(60)

dan siswa yang berhubungan dengan tulis menulis dan surat menyurat. Selain itu TU bertugas mengurus daftar gaji, mengurus subsidi, mengurus kenaikan tingkat guru dan mengurus uang sekolah.

2. Tugas Pustakawan

Pustakawan bertugas mengurus administrasi buku-buku perpustakaan, peminjaman maupun pengenbalian buku-buku, memelihara buku dan menjaga ketertiban peminjaman buku. 3. Pesuruh

Tugas pesuruh adalah membantu tugas tenaga TU dan tenaga perpustakaan.

E. Sumber Daya Manusia

Jumlah guru di SMA Bruderan Purwokerto sejumlah 45 orang guru, yang terdiri dari 28 guru tetap dan 17 guru tidak tetap. Pegawai yang bekerja di SMA Bruderan Purwokerto sejumlah 15 karyawan tetap

F. Siswa SMA Bruderan Purwokerto

Jumlah siswa di SMA Bruderan Purwokerto keseluruhan berjumlah 713 orang siswa terbagi dalam 3 kelas, untuk lebih jelasnya sebagai berikut :


(61)

42

Tabel 4 Jumlah Siswa

Kelas L P Jumlah

X(I) 96 129 225

XI(II) 87 124 212

XII(III) 96 109 201

275 362 638

Jumlah kelas yang ada di SMA Bruderan Purwokerto sampai tahun ajaran 2006/2007 semester I adalah untuk kelas I (X) berjumlah 6 kelas meliputi kelas IA, IB, IC, ID, IE, dan IF, yang tiap kelas rata-rata terdapat 38 siswa. Untuk kelas 2 (XI) berjumlah 7 kelas yaitu 2 IPA 1, 2 IPA 2, 2 IPS I, 2 IPS 2, 2 IPS 3, 2 IPS 4 dan 2 IPS 5 yang tiap kelas rata-rata terdapat 33 siswa. Kemudian untuk kelas 3 (XII) berjumlah 5 kelas yaitu 3 IPA 1, 3 IPA 2, 3 IPS 1, 3 IPS 2, dan 3 IPS 3 yang rata-rata terdapat 35 siswa.

G. Kegiatan Ekstrakurikuler

SMA Bruderan memiliki banyak kegiatan ekstrakurikuler, ada bersifat yang wajib dan ada yang bersifat tidak wajib diikuti oleh para siswa. Yang bersifat wajib yaitu kegiatan pramuka yang wajib diikuti oleh siswa kelas 1. Untuk ekstrakurikuler yang tidak wajib antara lain Bola Basket, Karya Ilmiah Remaja, Pencinta Alam, Paduan Suara, Band, dan Bela Diri. Di SMA Bruderan juga terdapat kegiatan yang dimaksudkan dapat membentuk sifat


(62)

kepemimpian dari individu siswa yaitu Leader yang bersifat tidak wajib, ditangani langsung oleh guru dan pada praktek kegiatannya sering melibatkan semua guru.

H. Kondisi Fisik dan Lingkungan SMA Bruderan Purwokerto

SMA Bruderan terletak di jalan Jend. Gatot Subroto No. 63 Purwokerto 53115, dan menempati area tanah seluas 6000 m² yang dipenuhi dengan bangunan. Bangunan gedung SMA Bruderan Purwokerto terdiri dari 2 bangunan utama untuk kelas, 1 bangunan terpisah untuk guru terdapat diantara 2 bangunan utana kelas dan beberapa bangunan pendukung. Dalam menjalankan pendidikannya, SMA Bruderan Purwokerto dilengkapi dengan berbagai fasilitas yang cukup memadai.

I. Fasilitas SMA Bruderan Porwokerto

Dalam upaya peningkatkan pencapaian tujuan pengajaran, SMA Bruderan Purwokerto memiliki berbagai fasilitas pendidikan antara lain yaitu: 1. Perpustakaan, dengan lebih dari 1000 buku dan lebih kurang 500 judul 2. Laboratorium, yang terdiri dari laboratorium Komputer, Bahasa, Fisika,

Kimia, dan Biologi

3. Lapangan volley, Lapangan Basket dan Lapangan Bulu Tangkis 4. Ruang dan Panggung Kesenian

5. Loket Bank, untuk pembayaran uang sekolah dan tempat menabung siswa 6. UKS


(63)

44

7. Kantin

8. Foto copy, yang berada dalam lingkungan sekolah 9. Tempat parkir kendaraan yang memadai dan aman

J. Hubungan SMA Bruderan Purwokerto dengan Instansi Lain

1. Hubungan Sekolah dengan Dinas Pendidikan dan Pengajaran

Laporan pertanggungjawabkan di dalam pelaksanaan pendidikan sekolah, dilaksanakan setiap satu bulan, tiga bulan dan satu tahun sekali kepada Dinas Pendidikan dan Pengajaran. Adapun tujuannya adalah untuk mengetahui situasi dan kondisi SMA Bruderan Purwokerto. Hubungan antara sekolah dengan pihak lain ini terjadi suatu timbal balik dalam hal kepegawaian, penggajian guru, dan karyawan sipil, permohonan ijin kepada Dinas Pendidikan dan Pengajaran dan sebagainya.

2. Hubungan Antar Sekolah

SMA Bruderan Purwokerto juga mengadakan hubungan dengan sekolah lain yang sederajat untuk mewujudkan tujuan pendidikan yang diharapkan bersama. Bentuk kerjasama antar sekolah tersebut dapat berupa kerjasama bidang kepramukaan, bidang kesenian, bidang olah raga, dan kegiatan-kegiatan lain. Selain hubungan dengan sekolah sederajat SMA Bruderan Purwokerto menjalin kerjasama dengan sekolah tingkat SMP yang juga sebagai bentuk promosi sekolah.


(64)

SMA Bruderan Purwokerto juga mengadakan kerjasama dengan orang tua/wali murid untuk menciptakan atau mewujudkan tercapainya tujuan pendidikan yang ditetapkan bagi siswa. Dengan adanya kerjasama tersebut diharapkan akan saling memberi masukan mengenai perkembangan anak didik. Hubungan atau kerjasama ini dilakukan seperti pada saat penerimaan raport, saat penerimaan siswa baru dan pada saat-saat tertentu dimana pertemuan yang telah dijadwalkan oleh siswa.

K. Usaha-Usaha Peningkatkan Kualitas Lulusan ( studi lanjut)

1. Pekan Persiapan Ujian

Pekan persiapan ujian merupakan serangkaian waktu untuk melakukan latihan-latihan soal untuk menghadapi Ujian Akhir Semester ( untuk kelas 1 dan 2 ) atau Ujian Akhir Nasional (untuk kelas 3) Minimal 3 bulan sebelum UAS maupun UAN.

2. Bimbingan Untuk Memasuki Perguruan Tinggi

Untuk kelas tiga biasanya diberi penjelasan tentang Perguruan Tinggi yang ada di Purwokerto maupun diluar purwokerto. Serta menberikan berbagai masukan yang penting untuk setiap jurusan yang diinginkan oleh siswa.


(65)

46

BAB V

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. ANALISIS DATA

1. Analisis Indeks Kesukaran

Taraf kesukaran suatu item dapat diketahui dari banyak siswa yang menjawab benar. Indeks kesukaran ( IK ) adalah bilangan yang merupakan hasil perbandingan antara jawaban benar yang diperoleh dengan jawaban benar yang seharusnya diperoleh dari suatu item.

Untuk menghitung bilangan indeks kesukaran suatu item dapat dipergunakan rumus:

B

IK = ———————— N x Skor Maksimal

Tabel 5

Analisis Item Indek Kesukaran

No. item

Total skor Real (B)

Total Skor Seharusnya (N x Skor maksimal)

IK Kualifikasi Kategori

1 42 100 0,42 Cukup

2 68 100 0,68 Mudah

3 16 100 0,16 Sukar sekali


(66)

5 30 100 0,3 Sukar

6 13 100 0,13 Sukar sekali

7 14 100 0,14 Sukar sekali

8 25 100 0,25 Sukar

9 29 100 0,29 Sukar

10 35 100 0,35 Sukar

11 31 100 0,31 Sukar

12 25 100 0,25 Sukar

13 31 100 0,31 Sukar

14 23 100 0,23 Sukar

15 91 100 0,91 Mudah

sekali

16 24 100 0,24 Sukar

17 6 100 0,06 Sukar sekali

18 16 100 0,16 Sukar sekali

19 42 100 0,42 Cukup

20 49 100 0,49 Cukup

21 32 100 0,32 Sukar

22 19 100 0,19 Sukar sekali

23 70 100 0,7 Mudah

24 54 100 0,54 Cukup


(67)

48

26 15 100 0,15 Sukar sekali

27 33 100 0,33 Sukar

28 35 100 0,35 Sukar

29 45 100 0,45 Cukup

30 27 100 0,27 Sukar

31 85 100 0,85 Mudah

sekali

32 32 100 0,32 Sukar

33 34 100 0,34 Sukar

34 94 100 0,94 Mudah

sekali

Analisis Indeks kesukarannya dapat dilihat dibagian lampiran hal 81-88 Ancar-ancar Acuan Penilaian IK

IK- IK Kualifikasi IK

0,81 – 1,00 0,61 – 0,80 0,41 – 0,60 0,21 – 0,40 0,00 – 0,20

Mudah Sekali ( MS ) Mudah ( Md ) Sedang / Cukup ( Sd- C )

Sukar ( Sk ) Sukar Sekali ( SS )

2. Analisis Kesulitan Belajar

Setelah Indeks Kesukaran diketahui maka dapat diketahui kurang dari 50 siswa menjawab salah pada nomor : 3, 4, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13,


(68)

14, 16, 17, 18, 21, 22, 26, 27, 28, 30, 32, dan 33. Berdasarkan Indeks Kesukaran diketahui nomor-nomor tersebut termasuk kualifikasi soal sukar dan sukar sekali :

Kesulitan Yang Dihadapi Siswa Dalam Menyelesaikan Tugas Menyusun Laporan Keuangan

a. Beban Dibayar Dimuka

Berdasarkan analisis indek kesukaran soal nomor 3 dan 4 termasuk soal yang sukar bagi banyak siswa. Soal tersebut berhubungan dengan beban dibayar dimuka. Hal ini merupakan indikasi banyak siswa kurang paham mengenai pangertian dari beban dibayar dimuka dan cara membuat jurnal penyesuaian beban dibayar dimuka, sehingga banyak siswa yang menjawab salah. Dari seratus siswa yang diteliti, ternyata hanya 16 orang yang menjawab benar soal nomor 3 dan hanya 23 orang yang menjawab benar untuk soal nomor 4.

b. Pendapatan Diterima Dimuka

Berdasarkan analisis indeks kesukaran soal nomor 6 termasuk soal yang sangat sukar ba gi banyak siswa. Soal tersebut berhubungan dengan pendaparan diterima dimuka. Hal ini merupakan indikasi banyak siswa kurang mengerti cara membedakan pendapatan diterima dimuka diperlakukan sebagai hutang atau pendapatan. Cara membedakannya, misal 1) sewa diterima dimuka, ini dicatat sebagai hutang karena sewa dicatat dengan disertai diterima dimuka. Diterima


(69)

50

dimuka merupakan jasa kita yang sudah dibayar pihak lain, tapi pihak tersebut belum menikmatinya, otomatis kita mempunyai kewajiban untuk memberikanya. Lalu ingat kewajiban adalah hutang ; 2) Pendapatan komisi ini dicatat sebagai pendapatan karena komisi disertai dengan pendapatan. Pendapatan diartikan jasa kita yang sudah dibayar pihak lain, dan pihak lain itu sudah menikmati jasa tersebut. Karena siswa tidak tahu membedakan pendapatan diterima dimuka diperlakukan sebagai hutang atau pendapatan maka banyak siswa yang menjawab salah. Dari seratus siswa yang diteliti, ternyata hanya 13 orang yang menjawab benar soal nomor 6.

c. Beban Yang Masih Harus Dibayar

Berdasarkan analisis indek kesukaran soal nomor 7,8,9 termasuk dalam kualifikasi soal sukar bagi bamyak siswa. Soal tersebut berhubungan dengan beban yang masih harus dibayar. Hal ini merupakan indikasi banyak siswa kurang mengerti mengenai konsep: biaya-biaya yang sudah menjadi beban pada suatu periode tetapi sampai akhir periode yang bersangkutan belum dibayar, harus dicantumkan dalam neraca sebagai hutang biaya, dan harus dimasukkan pula dalam saldo rekening biaya. Karena siswa banyak yang tidak mengerti konsep diatas maka banyak siswa yang tidak bisa membuat jurnal penyesuaiannya beban yang masih harus dibayar. Sehingga banyak siswa yang menjawab salah. Dari seratus siswa yang diteliti, ternyata hanya 14 orang yang menjawab benar soal nomor 6,


(70)

da n hanya 25 orang yang menjawab benar soal nomor 8, dan hanya 29 orang yang menjawab benar soal nomor 9.

d. Penyusutan Harta Tetap

Berdasarkan analisis indek kesukaran nomor 10,11 termasuk dalam kualifikasi soal sukar bagi banyak siswa, Soal tersebut berhubungan dengan penyusutan harta tetap. Hak ini merupakan indikasi banyak siswa kurang paham mengenai pengertian dari penyusutan (depresiasi), cara perhitungan dan dalam membuat jurnal penyesuaiannya. Sehingga banyak siswa yang menjawab salah. Dari seratus siswa yang diteliti, ternyata hanya 35 orang yang menjawab benar soal nomor 10, dan hanya 35 orang yang menjawab benar soal nomor 11.

e. Neraca Lajur

Berdasarkan analisis indek ksukaran nomor 12,13,14,16,17,18 termasuk dalam kualifikasi soal sukar (12,13,14,16) dan sangat sukar (17,18) bagi banyak siswa. Soal tersebut berhubungan dengan penyusunan neraca lajur. Hal ini merupakan indikasi banyak siswa kurang paham mengenai pengertian dari neraca lajur, tidak mengerti tujuan dari pembuatan dari neraca lajur, siswa kurang teliti dalam membuat kolom-kolom dari neraca lajur, siswa tidak mengerti langkah-langkah penyusunan neraca lajur. Sehingga banyak siswa yang menjawab salah. Dari seratus siswa yang diteliti, ternyata hanya 25 orang yang menjawab benar soal nomor 12, dan hanya 31 orang


(71)

52

yang menjawab benar soal nomor 13, dan hanya 23 yang menjawab benar nomor 14 dan hanya 24 orang yang menjawab benar soal nomor 16, dan hamya 6 orang yang menjawab benar soal nomor 17, dan hanya 16 orang yang menjawab soal nomor 18.

f. Laporan Rugi Laba

Berdasarkan analisis indek kesukaran nomor 28 dan 33 termasuk dalam kualifikasi soal sukar bagi banyak siswa. Soal tersebut berhubungan dengan laporan rugi laba. Hal ini merupakan indikasi banyak siswa kurang. paham atau kurang menge rti apa tujuan dari penyusunan laporan rugi laba, akun-akun apa saja yang terdapat dalam laporan rugi laba. Sehingga banyak siswa yang menjawab salah. Dari seratus siswa yang diteliti, ternyata hanya 35 orang yang menjawab benar soal nomor 28, dan hanya 34 orang yang menjawab benar soal nomor 33,

g. Laporan Perubahan Modal

Berdasarkan analisis indek kesukaran nomor 21 dan 22 termasuk kualifikasi sukar (21) dan sangat sukar (22) bagi banyak siswa. Soal tersebut berhubungan dengan laporan perubahan modal. Hal ini merupakan indikasi banyak siswa kurang paham dalam menyusun laporan perubahan modal, modal pemilik akan bertambah jika (1) karena adanya tambahan investasi oleh pemilik dan (2) karena perusahaan mendapatkan laba. Dilain pihak modal pemilik akan berkurang jika (1) karena pemilik melakukan pengambilan harta


(72)

perusahaan untuk keperluan pribadi (pengambilan prive) dan (2) karena perusahaan menderita rugi. Dari hasil penelitian dapat dilihat, siswa banyak yang tidak mengerti atau tidak paham mengenai kons ep diatas sehingga banyak siswa yang menjawab asal-asalan. Dari seratus siswa yang diteliti, ternyata hanya 32orang yang menjawab benar soal nomor 21, dan hanya 19 orang yang menjawab benar soal nomor 22. h. Laporan Neraca

Berdasarkan analisis indek kesukaran nomor 26,27,30,32 termasuk dalam kualifikasi soal sukar (27,32) dan sangat sukar (26,30) bagi banyak siswa. Soal tersebut berhubungan dengan laporan neraca. Hal ini merupalan indikasi banyak siswa kurang kurang paham mengenai konsep aktiva, kewajiban, modal, sehingga siswa tidak bisa menuangkannya dalam soal, siswa tidak bisa membedakan pos -pos yang termasuk di aktiva, kewajiban dam modal dan siswa juga tidak mengerti mengenai tujuan dari penyusunan laporan naraca. Sehingga banyak siswa yang menjawab salah. Dari seratus siswa yang diteliti, ternyata hanya 15 orang yang menjawab benar soal nomor 26, dan hanya 33 orang yang menjawab benar soal nomor 27, dan hanya 27 yang menjawab benar nomor 30 dan hanya 32 orang yang menjawab benar soal nomor 32.

Analisis kritis dapat diketahui dari soal yang dibagikan kepada siswa dan dari jawaban siswa yang salah. Dari kesalahan-kesalahan tersebut dapat diketahui siswa sulit dibagian mana.


(73)

54

B. PEMBAHASAN

Kesulitan yang banyak dihadapi siswa mengenai pokok bahasan jurnal panuyesuaian, tapi ada juga siswa yang tidak bisa mengerjakan soal neraca lajur dan laporan keuangan. Kesulitan-kesulitan tersebut akan dituangkan dibawah ini:

a. Beban Dibayar Dimuka

Kesulitan dalam menyelasaikan soal beban dibayar dimuka yaitu kesulitan membedakan jurnal penyesuaian jika dicatat sebagai harta dan jika di catat sebagai beban. Jika di catat sebagai harta jurnal yang digunakan adalah asuransi dibayar dimuka (D) dan beban asuransi (K) dan jika dicatat sebagai beban jurnal yang digunakan adalah beban asuransi (D) dan asuransi dibayar dimuka (K).

b. Pendapatan Diterima Dimuka

Kesulitan dalam menyelasaikan soal pendapatan diterima dimuka yaitu kesulitan dalam membedakan pendapatan diterima dimuka harus dicatat sebagai hutang atau pendapatan. Jika dicatat sebagai hutang jurnal penyesuaiannya pendapatan diterima dimuka (D) dan pendapatan (K). Jika dicatat sebagai pendapatan jurnal penyesuaianya pendapatan (D) dan Pendapatan diterima dimuka (K).

c. Beban Yang Masih Harus Dibayar

Kesulitan dalam menyelesaikan soal beban dibayar dimuka yaitu kesulitan dalam menganalisis junlah gaji yang masih harus dibayar pada bulan tersebut, misalnya pada neraca saldo 31 Desember 2000, biaya gaji


(74)

pegawai Rp 22.2000.000(D) sedangkan pada data penyesuaian, gaji yang belum dibayar pada bulan Desember Rp 2.800.000. Analisisnya karena karyawan sudah bekerja dalam bulan desember tentunya jasa karyawan tersebut telah dianggap terpakai dan menghasilkan pendapatan untuk tahun 2000 sehingga perusahaan harus mencatat atau mengakui biaya tersebut walaupun belum dibayar karena sudah ada kewajiban untuk membayar maka pengakuan biaya tersebut akan menimbulkan utang.

d. Penyusutan Harta Tetap

Kesulitan dalam menyelesaikan soal penyusutan harta tetap yaitu kesulitan dalam menghitung depresiasi (penyusutan) aktiva tetap, karena dalam penyusutan harta yetap ada masa manfat dan nilai residu. Seharusnya pada masa manfaat perhitungannya dengan membagi (aktiva tetap dibagi masa manfaat) tapi banyak dari siswa yang melakukannya dengan cara mengalikan. Siswa juga tidak tahu pengertian dari nilai residu. Dan dalam penyusutan harta tetap juga terdapat penyusutan yang dinyatakan dalam persentase.

e. Neraca Lajur

Kesulitan dalam menyelesaikan soal neraca lajur yaitu siswa tidak tahu mengenai pengertian, tujuan dan langkah-langkah membuat naraca lajur Kesalahan dalam memasukkan jurnal bisa mengakibatkan hasil yang didapat tidak sama.


(75)

56

Kesulitan dalam menyelasaikan soal laporan rugi laba yaitu dalam laporan rugi laba menyajikan pendapatan dan beban suatu perusahaan pada periode tertentu. Langkah-langkah perhitungan laporan rugi laba : 1) menulis nama perusahaan jenis laporan (perhitungan rugi laba) dari periode akuntansi. 2) menulis akun pendapatan, kemudian dijumlah. 3) menulis akun beban, kemudian dijumlah. 4) menyelisihkan jumlah pendapatan dan jumlah beban, jika jumlah pendapatan lebih besar dari jumlah beban berarti laba dan jika jumlah pendapatan lebih kecil dari jumlah beban berarti rugi.. Siswa tidak mengerti mana akun yang termasuk pendapatan dan mana akun yang termasuk beban.

g. Laporan Perubahan Modal

Kesuliran dalam menyelesaikan soal laporan perubahan modal yaitu Kesulitan dalam melakukan cara perhitungan karena untuk menghitung laporan perubahan modal ditentukan dengan 1) menulis jumlah modal awal. 2) menulis laba atau rugi bersih dan akun pengambilan prive kemudian menghitung modal akhir dengan ketentuan : jika laba lebih besar dari prive akan menambah modal awal, jika laba lebih kecil dari prive akan mmengurangi modal awal,dan jika rugi akan mengurangi modal awal.

h. Laporan Neraca

Kesulitan dalam menyelesaikan soal laporan neraca yaitu kesulitan dalam membedakan mana yang termasuk akun dalam aktiva dan mana


(76)

akun yang termasuk dalam pasiva, sehingga dalam melakukan perhitungan hasil yang didapat tidak sama.

Solusinya banyak mengerjakan latihan-latihan soal supaya bisa memahami soal dan bisa mengerjakan dengan baik dan benar. Sebagai guru wajib membantu siswa dalam mengalami kesulitaan terutama pada saat siswa mengerjakan soal latihan supaya siswa bisa tahu mana yang salah dan mana yang benar.


(1)

(2)

(3)

Kriteria Penilaian Indeks Kesukaran

No. Item 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 Total

Kunci jawaban C E E A B D E B D B B E A C E C D E D E D B D D E B D D C B C E A E Score

No. K. Siswa

1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 14

2 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 13

3 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 1 12

4 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 1 14

5 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 1 14

6 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1 17

7 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 1 13

8 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 14

9 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 11

10 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 16

11 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 1 14

12 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 12

13 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 15

14 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 1 17

15 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 16

16 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 12

17 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 15

18 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 13

19 0 1 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 1 14

20 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 12

21 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 11

22 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 8

23 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1 12

24 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 14

25 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 13

26 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 13

27 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 16

28 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 12

29 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 12

30 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 14

31 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 10

32 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 11

33 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 17

34 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 12

35 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 10

36 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 20


(4)

38 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 11

39 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 9

40 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 14

41 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 12

42 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 15

43 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 14

44 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 16

45 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 11

46 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 12

47 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 13

48 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 12

49 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 11

50 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 11

51 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 11

52 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 10

53 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 1 13

54 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 9

55 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 0 1 13

56 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 7

57 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 7

58 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 9

59 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 9

60 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 10

61 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 12

62 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 12

63 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 1 14

64 0 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 11

65 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 10

66 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1 14

67 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 20

68 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 16

69 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 1 12

70 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 1 1 15

71 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 15

72 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 16

73 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 16

74 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 12

75 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 10

76 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 11

77 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 10

78 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 12

79 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 10


(5)

81 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 12

82 0 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 1 14

83 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 11

84 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 8

85 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 10

86 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 10

87 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 10

88 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 10

89 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 15

90 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 13

91 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 17

92 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 13

93 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 12

94 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 12

95 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 11

96 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 14

97 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 15

98 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 15

99 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 17

100 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 12

Total skor 42 68 16 23 30 13 14 25 29 35 31 25 31 23 91 24 6 16 42 49 32 19 70 54 57 15 33 35 45 27 85 32 34 94 1265 real (B)

Total skor ## ## ## ## ## ## ## ## ## ## ## ## ## ## ## ## ## ## ## ## ## ## ## ## ## ## ## ## ## ## ## ## ## ## seharusnya


(6)