32
BAB IV GAMBARAN UMUM SEKOLAH
A. Sejarah Sekolah
1. Data Kelembagaan Sekolah SMA BRUDERAN PURWOKERTO terletak dijalan Jend. Gatot
Subroto No. 63 Purwokerto 53115, yang bersyatus swasta bersubsidi. 2. Sejarah Singkat Sekolah
SMA Bruderan berdiri tanggal 15 Juli 1951, untuk menanggapi permintaan masyarakat yang menghendaki agar Bruderan juga
menyelenggarakan SMA, di samping SD dan SMP yang sudah ada. Sebutan nama “ SMA Bruderan “ pun nama yang diberikan oleh
masyarakat. Keadaan waktu itu sangat sulit baik dari se gi finansial maupun tenega pengajar. Akhirnya tetap didirikan, dengan membuka
bagian A dan B Rencana semula ialah mendirikan SMA yang kecil, cukup empat kelas saja, tanpa kelas paralel kelas I, II, IIIA dan IIIB, tetapi
yang bermutu. Hambatan segera menghadang yaitu kesulitan mencari tenaga pengajarguru, mengingat purwokerto masih suasana kota kecil,
sedangkan pada waktu itu belum banyak lulusan dari lembaga pendidikan yang menyiapkan guru untuk SMA. Pada awal ada 13 orang guru saja, dan
semuanya guru tidak tetap, di antara para guru tersebut ada yang dari SMA Negeri, SMP Bruderan dan dari beberapa instansi, seperti kejaksaan,
kehakiman, dinas pertanian. Bahkan isteri bapak residen Banyumas, ikut juga membantu mengajar.
Mereka dianggap cukup cakap untuk mengajar mata pelajaran yang diserahkan kepadanya.
Dari hasil pengamatan, terungkap bahwa mereka senang bekerja di lingkungan SMA Bruderan Purwokerto. Suasana di sekolah cukup baik,
ada suasana persaudaraan dan para murid umumnya belajar dengan rajin. Ketika itu Kepala Sekolah masih dirangkap dengan Kepala Sekolah SMP
Bruderan. Ruang belajar pada mulanya memakai ruang SD yang paling barat belakang biara dan ruang SMP Bruderan bagian utara yang paling
timur sebelah timur kantin SMP . Ketika sudah ada kelas IIIA dan B tahun 1953 , menggunakan dua ruang di biara. Pada permulaan tahun
ajaran yang kedua 1952 , Br .Yoss oleh Yayasan Pius ditetapkan sebagai Kepala sekolah SMA. Nampaknya pemerintah mempunyai harapan akan
berkembangnya SMA Bruderan. Hal ini terbukti sejak Januari 1952 sudah menerima berupa sokongan keuangan berdasarkan jumlah murid.
Walaupun bantuan itu tidak seberapa, namun dapat sedikit meringankan beban Yayasan dan tentu saja menjadi pendorong untuk bekerja lebih giat
lagi. Pada tahun ajaran yang kedua, Br. Yosserandus tidak lagi menjadi Kepala Sekolah SMP Bruderan, karena oleh Yayasan Pius telah ditetapkan
sebagai Kepala Sekolah SMA Bruderan. Selanjutnya diangkat sebagai guru tetap di SMA yaitu yaitu Br Aetius, Bapak R.F Sumarmo, Bapak R.
Soetedjo dan Br Hugon. Sementara itu sambil mengajar di SMA, Br. Genardus bertugas sebagai Kepaka Sekolah SMP. Sejak saat itu jumlah
guru tetap semakin bertambah, sehingga pada tahun 1975 mencapai 20