Finishing Ulang bagi politur yang lama dan rusak cahaya

337 hingga merata sempurna. Kemudian oleskan larutan politur titpis-tipis sampai mengkilap rata. Dalam istilah finishing perabot, pekerjaan ini disebut touch up. Biasanya ada bagian tersendiri atau orang khusus yang melayani touch up, yaitu setelah proses pengontrolan kualitas. Ia menangani barang yang tolak uji finishing-nya. Mereka melengkapi diri dengan berbagai peralatan perbaikan secara lengkap walau terbatas. Bagian ini sangat penting karena barang tolak uji, perbaikinya tak mengganggu proses produksi yang sedang berjalan.

3.5.3. Finishing Ulang bagi politur yang lama dan rusak cahaya

Politur yang lama berbeda dengan bidang berpolitur yang rusak terkena sinar matahari langsung kosen dan pintu bagian luat, atau perabot yang hanya sekedarnya dan tidak langsung diterpa sinar matahari, almari dekat jendela misalnya. Perabot yang berpolitur lama sering kali masih berpenampilan baik namun karena akan diubah warnanya perlu dilakukan pengetesan apakah permukaan masih cukup baik sebagai dasar cat atau politur yang baru. Lain halnya dengan politur rusak cahaya. Warna telah memudar atau barangkali lapisan filmnya telah retak dan berwarna kehitaman karena pembakaran oleh ultra violet sinar matahari. Karena itu, lapisan politurnya harus dikerok dan dibuang, diganti dengan lapisan politur baru yang dikehendaki. Berbeda dengan politur lama, mungkin penampilannya masih baik tetapi ketahanannya sudah tidak seperti yang baru lagi. Untuk mengujinya, kita menggoreskan ujung punggung kuku ibu jari. Apabila bekas goresan rapuh dan putih mengapur, maka lapisan itu telah rentan dan tak cocok untuk landasan politur baru. Sebaiknya permukaan dikerok atau dilarutkan saja. Apabila bekas goresan kuku hanya sedikit kusam dan sedikit putih, berarti lapisan politur ini masih cukup baik, dan bisa dipakai sebagai dasar politur baru. Dalam finishing ulang bagi politur yang sudah tua, sering kali kita mengalami kesulitan membuang lapisan politur tua. Banyak orang menggunakan pecahan kaca untuk mengerok lapisan tersebut. Ada pula yang melunakkan permukaan dengan spiritus dan mengeroknya dengan kuat. Sebagian langsung mengamplasnya dengan kertas amplas yang kasar hingga kelihatan kayunya lagi. Sekarang kita bisa menggunakan bahan-bahan kimia untuk melunakan lapisan politur, hingga mudah dilepaskan dari permukaan kayu. Sering digunakan NaOH atau larutan soda api. Menurut hemat kami, di samping mengubah warna kayu sebagian kayu menjadi coklat kehitaman, cara itu juga merepotkan aplikasinya. Banyak juga yang memakai HCL atau asam klorida. Asam ini dijual di toko besi atau toko kimia, sangat efektif untuk melunakan lapisan politur tua, tetapi bau asamnya sangat menyengat. Bila menggunakannya, sebaiknya kita memakai masker. Bahan yang paling sesuai ialah pelepas lapisan politur, yang dijual dengan sebutan remover. Di unduh dari : Bukupaket.com 338 a Remover dapat dioleskan langsung pada permukaan lapisan politur yang akan dibuang. Tutup permukaanya dengan kertas aluminium foil beberapa saat, kurang lebig 5 – 10 menit, sehingga lapisan politurnya akan melunak. Apabila tidak ada aluminium foil, tanpa ditutup pun remover dapat bereaksi melunakan politur, hanya saja bahan cepat menguap. b Dengan menggunakan sekerap atau kape, lapisan politur lama dapat dengan mudah kita kero. Sebaiknya dijaga jangan sampai melukai kayu. c Apabila permukaan sudah bersih betul, sehingga kelihatan warna asli kayunya, permukaan kayu kita usap dan kita bersihkan dari efek remover dengan kaus yang dibasahi dengan spiritus hingga netral kembali. Selanjutnya dapat kita lakukan pemolituran kembali. 4. Mengerjakan Finishing dengan Teknik Semprot 4.1. Jenis Alat Pengukur Kekentalan Viscositas Karena adanya perbedaan jenis kelompok fluida yakni Newton dan non- Newton, alat ukur yang dipakai pun dikelompokkan berdasarkan sifat fliuda tersebut. Untuk jenis alat pengukur yang encer, dapat digunakan prinsip pengukuran dengan berdasarkan aliran. Bagi objek pengukuran non-Newton, yaitu kelompok lekatan dan likuida kental, dapat digunakan alat ukur dengan berdasarkan prinsip mudah dan tidaknya suatu alat pengaduk di dalam likuida itu berputar. Hal itu diukur dengan beberapa jumlah putaran per menit atau dapat pula dengan berapa detik alat aduk berputar dalam lekatan setiap 100 putaran. Sumber : Reka Oles Mebel Kayu, Agus Sunaryo, 1997. Gb. 10.13: Finishing Ulang Politur Lama Rusak Di unduh dari : Bukupaket.com