330 serbuk amplasan politur, yang menempel di permukaan bidang kerja.
Serbuk ini harus segera dibersihkan. Selanjutnya bisa ke tahap terakhir.
Tahap pemolituran yang terakhir ini adalah pelapisan dengan memakai kaos seperti tahap-tahap sebelumnya, namun dengan campuran politur
lebih encer. Pelapisannya harus dilakukan secara apuh serta searah serat, tidak boleh memutar karena akan meninggalkan kesan kurang
halus. Campuran politur akhir ini harus encer. Campuran yang dipakai untuk pelapisan pendasaran boleh diencerkan dua setengah kalinya, atau
dengan menambahkan spiritus baru sebanyak 150. Bila kita harus membuat politur baru, dapat dengan perbandingan selak spiritusnya 1
ons dengan 2,5 liter spiritus. Beberapa tukang tradisional sering menutup lapisan akhir politur ini dengan campuran lama, yang diendapkan satu
malam, sehingga endapan terpisah dengan spiritus jernihnya. Kemudian, yang jernih ditiriskan dan diambil sebagai larutan pelapis akhir. Hasilnya
sangat memuaskan. Pengaosan pada tahap akhir ini dilakukan dengan tekanan, hingga hasilnya padat. Semakin padat lapisan politur dioleskan,
reaksi serat-serat kayu semakin berkurang. Daya hidup serat-serat kayu pada permukaan terhambat oleh lapisan politur yang semakin padat
melapisi permukaan itu. Serat-serat kayu tidak mungkin berdiri lagi. dalam pengaosan akhir, selain keapuhan kaos, perlu juga diperhatikan
lagi bahwa kaos tidak terlipat terbalik. Kaos kasar harus di bagian dalam. Kalau lipatan kaos terbalik, bulu-bulu kaos akan terlepas dan menempel
di permukaan bidang politur serta berakibat buruk. Hasilnya kasar, tidak mengkilap. Tebal tipisnya lapisan politur juga mempengaruhi bidang
permukaan kayu. Lapisan yang tipis akan lebih hemat, tetapi sering pori- pori tidak tertutup sama sekali. Pada lapisan politur yang terlalu tebal,
pori-pori akan tertutup dengan baik, namun penggunaan politur akan lebih banyak dan boros serta waktunya panjang, lapisan politur yang
ideal adalah tidak terlalu tebal dan juga tidak terlalu tipis. Yang penting tidak mengubah identitas kayu, namun kayu menjadi lebih indah. Sisi
teknik pun mudah dicapai. Apabila serat-serat kayu tidak berdiri lagi, pori- pori sudah tertutup rata dan hasilnya mengkilap, dapat dikatakan tahap
ini telah selesai dan pekerjaan memolitur pun usai.
3.4.2. Politur Warna Transparan
Politur warna transparan adalah jenis politur yang memberikan nuansa warna pada permukaan benda kerja hingga mengubah warna alami
menjadi lebih variatif dan berpola serat indah. Pemilihan jenis warna akan mempengaruhi tata warna sekitarnya. Oleh sebab itu, para desainer
interior sangat berhati-hati dalam memilih warna politurnya bagi rancangan warna interiornya. Namun demikian, pemilihan warna juga
sering dilakukan untuk menonjolkan penampilan benda itu sendiri agar lebih mencolok dari benda-benda sekitarnya, misalnya pigura foto dan
lukisan yang bernilai tinggi, alat-alat musik dan perlengkapan rumah
Di unduh dari : Bukupaket.com
331 tangga yang cukup mahal, sehingga menarik perhatian semua orang.
Pada prinsipnya, tahapan dan cara kerjanya hampir sama dengan memolitur natural. Perbedaannya terletak pada penambahan pewarnaan
permukaan kayu.
Catatan : Pekerjaan pendempulan dapat dilakukan setelah proses pendasaran
yang ke-1, sehingga pembuatan dempul sesuai dengan warna
PENGISIAN PORI KAYU
Gunakan wood filler jenis water base
PEWARNAAN PERMUKAAN KAYU
Gunakan pewarnaan solvent base, pewarna media politur
PELAPISAN PENDASARAN 1
Pelapisan dengan politur, gunakan kuaskaus
PELAPISAN AKHIR PERMUKAAN BIDANG BENDA KERJA
Pelapisan dengan politur sangat cair, kauskan cara lembab
15 menit setelah kering, amplas habis
Amplas dengan no. 80 - 180
5 menit biarkan kering tanpa diamplas
Amplas dengan no. 180 - 240
15 menit amplas dengan cara basah
Sumber : Reka Oles Mebel Kayu, Agus Sunaryo,1997.
Gb. 10.9: Sistem Politur Warna Transparan
Di unduh dari : Bukupaket.com
332 Bahan yang digunakan dalam tahapan politur warna transparan, adalah
sebagai berikut: a Pewarna larut air dingin tranparan atau pewarna larut air
panas, sebagai contoh somba, wenter naphtol, pewarna batik. Dapat juga digunakan pewarna larut solvent thinner dan
spiritus yang berupa tepung, misalnya migrosin atau yang telah dilarutkan dalam bentuk cairan, misalnya unistain atau
woodstain bahan dyestuff dan aniline. Warna-warna ini transparan atau tembus pandang, sehingga bila diaplikasikan
serat kayu akan terlihat.
b Bubur filler, baik yang larut air water base ataupun filler larut minyak solvent base dengan alat penekannya, yaitu sekerap
atau kape dan kaos pengupam. c Campuran politur, untuk pendasaran dan pelapisan akhir.
Untuk pendasaran : selak dibanding spiritus 1 ons : 1 liter. Untuk lapisan akhir: 1 ons selak dengan 2,5 liter spiritus,
dilengkapi dengan pengolesannya, kain kaos perca.
Langkah dan tahapannya dapat diuraikan sebagai berikut: a Bidang yang akan dipolitur berupa almari, meja, kursi, amplas
dengan baik dan noda lem, minyak dan garis-garis pensil kita bersihkan dengan thinner atau spiritus. Yang paling baik
digunakan adalah kertas amplas no. 80 – 180. b Basahi permukaan benda kerja dengan air lebih baik air
panas suam -suam kuku sehingga serat kayu berdiri dan muncul di permukaan bidang politur. Kemudian, biarkan benda
kerja kering. Setelah benda kering kurang lebih 1 jam, potong serat-serat kecil yang berdiri itu dengan menggunakan kertas
amplas nomor 180. Pengamplasan tidak boleh melintang serat agar tidak meninggalkan bekas amplas sand scratch. Berkas
itu akan menjadi jelas apabila terkena usapan warna sehingga mengganggu keindahan dan menurunkan kualitas polituran.
c Tahap ketiga adalah pengisian pori dengan bubur filler larut air. Bahan pengisi diusapkan dengan kain butut, atau kain
perca dengan ditekan kuat sampai kering dan pori-pori terisi padat. Dapat pula digunakan bubur filler yang larut thinner
dengan ditekankan kape atau spatula. Setelah kering, filler diamplas habis memakai amplas nomor 240.
d Untuk pengusapan warna larut air, seyogyanya tepung warna ini dilarutkan dulu dengan air yang mendidih. Setelah dingin,
baru diusapkan ke permukaan benda kerja. Apabila kita memilih pewarna larut spiritus, pewarna langsung dapat
diusapkan dengan kuas atau kaus perca yang ditekan merata serta memutar. Untuk mendapatkan warna yang rata, kita
buka lipatan kaos dan lembarkan pada permukaan bidang warna permukaan sama dan tercapai warna yang diinginkan.
Di unduh dari : Bukupaket.com
333 e Selanjutnya kita lakukan pendasaran dengan kuas dan politur
untuk mengunci warna tadi hingga tidak luntur pada pelapisan berikutnya.
f Seperti pemolituran natural, maka bidang yang telah didasari diratakan dengan amplas basah no. 240 – 400. kemudian,
setelah kering, bersihkan tepung putih yang menutup permukaan bidang, selanjutnya poleskan politur secara
berputar hingga pori yang masih terbuka, menjadi tertutup. Adapun pelapisan akhirnya harus dipoleskan dan ditekan
secara kuat searah serat dengan kaos yang apuh tidak terlalu basah, sampai hasilnya menutup pori, halus dan mengkilap.
Cara membuat larutan politur dengan selak kuning atau selak putih.
Sumber : Reka Oles Mebel Kayu, Agus Sunaryo,1997.
Gb. 10.10: Cara Membuat Larutan Politur 1 liter spiritus + 1 ons selak
2,5 liter spiritus + 1 ons selak membuat politur selak kuning
membuat politur selak putih
campuran politur untuk pelapisan dasar
campuran politur untuk pelapisan akhir
Di unduh dari : Bukupaket.com
334
3.4.3. Politur Kedap Warna