manusia lemah, sehingga ia mudah dirasuki dan dikuasai oleh roh-roh yang lain. Manusia Dayak percaya bahwa sebagian penyakit di sebabkan oleh roh-roh.
Karena itu, adat istiadat dan hukum adat sangat penting untuk menampakkan dan mewujudnyatakan hukum keharmonian antara manusia dengan alam. Siapapun
yang melanggar adat istiadat dan hukum adat, menurut pandangan orang Dayak, akan mengalami malapetaka dan kematian. Mereka harus dihukum demi
heharmonian dengan alam semesta sebagai bentuk nyata rekonsiliasi.
3.3.2 Kearifan Lokal: Pengelolaan Hutan Lewat Adat Istiadat
Masyarakat Dayak, seperti yang saya kenal dan lihat, menerapkan pengelolaan hutan lewat pertanian ekosistem yang disesuaikan dengan ekosistem
hutan tropis. Lembaga adat mengatur tingkah laku masyarakat yang
menggunakannya dan menetapkan peraturan berdasarkan kesepakatan bersama masyarakat. Saya melihat berfungsinya lembaga adat sangat berdampak pada
tercapainya pengelolaan hutang yang ramah lingkungan. Pandangan masyarakat Dayak, seperti yang telah saya sampaikan
sebelumnya, mengenai kesejahteraan mencerminkan nilai-nilai dasar bahwa hutan memainkan peranan yang penting dalam seluruh sendi kehidupan masyarakat. Hal
yang sama juga mereka terapkan dalam pengelolaan lahan yang berbasis pada kearifan lokal. Dalam penggunaan lahan yang menjadi ciri khas orang dayak,
terdapat bagian-bagian yang terdiri dari: hutan alami, hutan untuk dikelola, lahan perladangan, ladang permanen yang disesuaikan dengan kondisi pegunungan,
lahan basah ayau sawah, dan lembah sungai yang merupakan wilayah adat suatu kelompok masyarakat.
Selama hidup sebagai orang Dayak dan mengalami sendiri praktek pengelolaan alam dan hutan dalam hidup keseharian, penulis melihat bahwa
praktek hidup keseharian menggambarkan bahwa pengelolaan hutan itu berdiri sejajar dengan adat istiadat orang Dayak. Beras yang menjadi sumber makanan
utama diritualkan dan dianggap sebagai tumbuhan yang mempunyai roh. Ritual adat pesta Naik Dango pesta syukur atas panen padi selalu dilaksanakan setiap
tahun. Pesta ini diselenggarakan dengan niat menyampaikan rasa syukur kepada Jubata
atas panen padi. Kedudukan dan peranan hutan yang merupakan “dunia” dalam kehidupan
mereka membuat masyarakat Dayak, khususnya yang bekerja sebagai petani, memanfaatkan hutan di sekitar mereka sebagai sumber pendapatan keluarga. Hal
ini dengan sendirinya menumbuhkan komitmen untuk menjaga kelestariannya demi keberadaan dan kelanjutan hidup hutan itu sendiri, kehidupan mereka
sebagai individu dan kelompok, dan juga demi hubungan baik mereka dengan alam dan Tuhan.
3.3.3 Kehadiran Perusahaan dan Bagaimana Masyarakat Kehilangan akses