Perumusan Tema Rumusan Masalah Tujuan Penelitian

diawali ketika Negara, dibawah rezim Orde Baru, tidak menghormati kedaulatan masyarakat adat untuk mengelola komunitasnya secara mandiri, tanpa kontrol yang besar dari negara. Hak-hak masyarakat adat dalam mengelola tanah ulayat dikebiri. Tanah mereka diklaim sebagai milik negara. Klaim itu diikuti dengan pembukaan akses bagi kapitalis untuk mengekspolitasi tanah dan hutan mereka. Penelitian tentang perusahaan sawit telah banyak dilakukan oleh berbagai elemen masyarakat. Baik itu akademisi, lembaga-lembaga sosial kemasyarakatan maupun forum-forum yang mempunyai perhatian pada lingkungan hidup. Pada umumnya penelitian itu menfokuskan diri pada gerakan ekologis dan penyadaran masyarakat untuk tetap menjaga agar lingkungan hidup mereka tetap terpelihara.

2. Perumusan Tema

Dalam penelitian ini, penulis memfokuskan diri pada pandangan masyarakat Dayak terhadap hutan setelah hadirnya perkebunan sawit di Desa Semunying Jaya, Kabupaten Bengkayang Kalimantan Barat. Hal ini didasarkan pada realitas yang terjadi pada masyarakat Dayak di sekitar perkebunan sawit yang hutannya telah diambil dan digunakan oleh perusahaan. Masyarakat Dayak dewasa ini sudah tidak punya kuasa yang penuh dalam mengelola hutan dengan cara mereka sendiri. Mereka yang dahulu menjadi tuan atas alam, sekarang harus menjadi buruh di perusahaan sawit. Dengan kata lain, kita dapat mengatakan bahwa masyarakat Dayak saat ini telah menjadi buruh di tanah mereka sendiri. Perubahan paradigma ini pada akhirnya menyebabkan bergesernya tatanan nilai-nilai yang sudah sangat melekat pada diri orang Dayak. Oleh karena itu, penulis merasa ingin mengetahui secara lebih dalam dan membuat suatu pertanyaan awal, bagaimana artikulasi kolektif masyarakat Dayak akan hutan dan budaya baru yang terbentuk dari hadirnya perkebunan sawit pada masyarakat Dayak di Kalimantan Barat.

3. Rumusan Masalah

1. Bagaimana dinamika hadirnya perusahaan sawit. Apakah pembangunan perkebunan kelapa sawit merupakan keinginan masyarakat ataukah hanya menjadi kepentingan pemerintah dan penguasa? 2. Bagaimana Masyarakat Dayak memandang dan mengingat tentang hutan setelah hadirnya perkebunan sawit. Jika hutan adalah “rumah” dan sumber kehidupan orang Dayak, mengapa mereka masih memberikan hutan mereka untuk produksi perusahaan sawit? 3. Sejauh mana terdapat artikulasi kolektif dari masyarakat Dayak setelah hadirnya perusahaan sawit?

4. Tujuan Penelitian

Pertama-tama, tujuan penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui lebih jauh bagaimana proses terjadinya marginalisasi masyarakat dalam kasus yang terjadi dalam masyarakat di sekitar perkebunan sawit di Kalimantan Barat. Kedua, penulis ingin memberi informasi kepada siapa saja yang mempunyai perhatian terhadap kasus marginalisasi masyarakat dalam menilai dan menentukan langkah- langkah dalam melawan ketidakadilan yang dirasakan. Bagi penulis sendiri, penelitian ini menambah wawasan dan semangat juang untuk terus membela kepentingan masyarakat yang selalu dimarginalkan oleh sistem dan undang- undang pengelolaan sumber daya alam yang telah menjadikan mereka teralienasi di tanah mereka sendiri.

5. Metode Penelitian

Dokumen yang terkait

Studi Perspektif Masyarakat untuk Program Restorasi Ekosistem Hutan Mangrove (Studi Kasus Masyarakat Desa Bogak Kecamatan Tanjung Tiram Kabupaten Batu Bara)

1 55 78

Konflik Agraria (Studi Kasus: Konflik Pertanahan Antara Perusahaan Toba Pulp Lestari dengan Masyarakat Desa Pandumaan-Sipituhuta dalam Pembatasan Lahan Hutan Adat di Kecamatan Pollung, Humbahas)

15 142 104

Konflik Agraria Dalam Perspektif Ham (Studi Kasus: Konflik antara masyarakat Desa Padang Halaban, Kecamatan Aek Kuo, Kabupaten Labuhan Batu Utara dengan PT. SMART)

4 50 123

Kesadaran hukum dan persepsi masyarakat terhadap perceraian (studi kasus perceraian di desa serdang jaya kecamatan betara kabupaten Tanjab Barat Jambi)

1 14 182

Identitas politik ``gereja suku`` di ruang publik (studi tentang komunitas credit union modifikasi (CUM) ``talenta`` berdasarkan perspektif hegemoni ernesto laclau dan chantal mouffe).

2 19 206

Konflik Agraria Dalam Perspektif Ham (Studi Kasus: Konflik antara masyarakat Desa Padang Halaban, Kecamatan Aek Kuo, Kabupaten Labuhan Batu Utara dengan PT. SMART)

0 2 9

Konflik Agraria Dalam Perspektif Ham (Studi Kasus: Konflik antara masyarakat Desa Padang Halaban, Kecamatan Aek Kuo, Kabupaten Labuhan Batu Utara dengan PT. SMART)

0 0 2

Konflik Agraria Dalam Perspektif Ham (Studi Kasus: Konflik antara masyarakat Desa Padang Halaban, Kecamatan Aek Kuo, Kabupaten Labuhan Batu Utara dengan PT. SMART)

0 2 34

Konflik Agraria Dalam Perspektif Ham (Studi Kasus: Konflik antara masyarakat Desa Padang Halaban, Kecamatan Aek Kuo, Kabupaten Labuhan Batu Utara dengan PT. SMART)

0 1 18

Konflik Agraria Dalam Perspektif Ham (Studi Kasus: Konflik antara masyarakat Desa Padang Halaban, Kecamatan Aek Kuo, Kabupaten Labuhan Batu Utara dengan PT. SMART)

0 2 5