pemekaran dari desa Kumba yang saat itu merupakan bagian dari wilayah kecamatan Seluas. Desa ini terbagi dalam tiga dusun, yaitu Dusun Semunying
Bungkan, Dusun Bujuan dan Dusun Pareh. Desa yang mayoritas masyarakatnya dayak Iban ini awal mulanya berasal dari Serawak.
35
Secara historis, Desa Semunying Jaya merupakan sebaran komunitas Dayak Iban dari kampung Sermak
36
yang telah ada di daerah tersebut sekitar tahun 1940-an. Pada waktu terjadinya perpindahan penduduk dari kampung
Sermak ke daerah baru Semunying Jaya, wilayah antar kedua negara belum dipisah. Setelah terjadi pemisahan wilayah antar kedua negara, warga Semunying
Jaya memilih bergabung dengan Negara Kesatuan republik Indonesia NKRI yang saat itu dipimpin oleh Presiden Soekarno.
37
2.4.2 Pola Pemukiman
dan Mata Pencaharian Masyarakat Desa
Semunying Jaya
Masyarakat Dayak pada masa lalu merupakan satu kesatuan genealogis yang menempati rumah panjang atau rumah betang. Setiap keluarga memiliki dan
menempati satu bilik dari rumah panjang. Dengan demikian, satu rumah panjang bisa ditempati oleh puluhan kepala keluarga. Mereka dipersatukan dalam tali
kekerabatan yang erat. Akan tetapi sistem pemukiman seperti rumah panjang sudah tidak lagi di temukan di desa Semunying Jaya.
35
Surat Keputusan Desa tahun 2004. Hasil wawancara penulis dengan Nikodemus Ale di Kantor walhi Kalbar pada tanggal 19 agustus 2012.
36
Kampung Sermak kini masuk wilayah negara Malaysia.
37
Hendrikus Adam dan Nikodemus Ale. Potret..., hlm. 38.
Masyarakat Desa semunying Jaya pada saat ini tinggal di rumah tunggal seperti kebanyakan masyarakat Dayak pada umumnya. Mereka tinggal di rumah
panggung secara berdampingan dengan menghadap ke sungai atau jalan di tengah kampung. Sungai merupakan jalur transportasi utama masyarakat Semunying jika
mau berbelanja ke kota kecamatan. Oleh karena itu, pemukiman penduduk terkonsentrasi ke pinggir sungai.
Gambar 7 dan 8. Rumah Masyarakar Desa Semunying Sumber foto: Walhi Kalbar
Sungai memiliki dimensi yang penting bagi masyarakat desa semunying, karena selain sebagai sarana transportasi, sungai juga berfungsi sebagai salah satu
sumber mata pencaharian dan aktifitas sehari-hari masyarakat seperti menangkap ikan dan sarana MCK. Lingkungan pemukiman yang mengelompok
memungkinkan masyarakat desa memiliki tali kekerabatan yang erat. Saling berbagi informasi dan saling membantu dalam kesusahan bahkan berbagi bahan
makanan sudah menjadi pandangan keseharian mereka.
Gambar 9 dan 10: Sungai yang digunakan Masyarakat Desa Sumber Foto: Walhi Kalbar
Masyarakat Desa Semunying juga membuat pemukiman yang tidak jauh dari ladang atau lahan pertanian mereka. Kebun yang dekat dengan rumah
biasanya ditanami pohon buah-buahan yang sering mereka sebut dengan
tembawang. Di dalam tembawang biasanya ditanam
pohon buah-buahan sepertiduruan, nangka, cempedak, ranbutan, langsat dan lain-lain.
Sebagian besar Mata pencaharian warga di Desa Semunying Jaya adalah sebagai petani berladang, bersawah, penyadap karet, mencari ikan di sungai dan
berkebun. Karena letaknya berada di sekitar perbatasan, menjadikan desa ini begitu strategis. Potensi sumber daya alam berupa hasil hutan sumber obat-
obatan, rempah, kayu, rotan dan produksi karet alam cukup menjanjikan.
Gambar 11 dan 12: Aktivitas Berladang masyarakat Menanam Padi Sumber Foto: Walhi Kalbar
2.4.3 Pola Penguasaan Tanah Masyarakat Desa Semunying.