Kajian Pustaka LANDASAN TEORI
siswa yang mengerjakan soal tersebut. Adapun menurut OECD 2013, proses matematika mathematical process yang menjadi dasar penilaian kemampuan
literasi matematis siswa tersebut adalah : 1
Memodelkan soal ke bentuk matematika 2
Menerapkan konsep matematika, fakta, prosedur dan penalaran 3
Menafsirkan, menerapkan dan mengevaluasi hasil yang diperoleh Selain ketiga hal di atas, dalam PISA juga terdapat tujuh kemampuan dasar
matematika yang menjadi pokok dalam proses literasi matematis OECD, 2013, yakni :
1 Komunikasi
Literasi matematis melibatkan komunikasi. Hal ini dikarenakan, ketika suatu masalah terpecahkan maka yang memecahkan masalah tersebut perlu
mengutarakan dan menjelaskan hasil pemikirannya kepada orang lain, agar orang lain juga dapat memahami hasil pemikirannya.
2 Matematisasi
Kemampuan literasi matematis juga melibatkan kemampuan dalam matematisasi, yakni kemampuan dalam menerjemahkan bahasa sehari-hari ke
dalam bentuk matematika, baik berupa kosep, struktur, membuat asumsi, atau memodelkan.
3 Representasi
Kemampuan representasi disini adalah kemampuan dalam merepresentasikan objek-objek matematika seperti grafik, tabel, diagram, gambar, persamaan,
rumus, dan bentuk-bentuk konkret lainnya.
4 Penalaran dan argumen
Kemampuan penalaran dan argumen adalah akar dari proses berpikir logis yang dikembangkan untuk menemukan suatu kesimpulan yang dapat
memberikan pembenaran terhadap solusi suatu permasalahan. 5
Merancang strategi untuk memecahkan masalah Kemampuan ini berkaitan dengan kemampuan seseorang menggunakan
matematika untuk memecahkan masalah yang dihadapi. 6
Penggunaan simbol, bahasa formal dan teknis, dan penggunaan operasi Kemampuan
ini melibatkan
pemahaman, penafsiran,
kemampuan memanipulasi
suatu konteks
matematika yang
digunakan dalam
menyelesaikan permasalahan terkait. 7
Penggunaan alat matematika Kemampuan yang dimaksud adalah kemampuan untuk mampu menggunakan
berbagai macam alat yang dapat membantu proses mematematisasi, dan mengetahui keterbatasan dari alat-alat tersebut.
Berdasarkan uraian tentang 3 proses matematika yang menjadi dasar penilaian kemampuan literasi matematis dan 7 kemampuan dasar matematika dalam literasi
matematis, maka berikut merupakan hubungan antara keduanya :
Tabel 2. 1 Hubungan antara Proses Matematika dan Kemampuan Dasar Matematika
OECD, 2013
Memodelkan soal kebentuk
matematika Menerapkan konsep
matematika, fakta, prosedur dan
penalaran Menafsirkan,
menerapkan dan mengevaluasi hasil
yang diperoleh Komunikasi
Membaca, membaca sandi, dan dapat
mengerti terhadap pernyataan,
pertanyaan, objek, gambar, atau animasi
yang diberikan Mengutarakan sebuah
solusi, menunjukkan hasil kerjanya dalam
menemukan solusi Merancang dan
memberikan penjelasan serta
alasan terkait penyelesaian yang
diberikan.
Matematisasi Mengidentifikasi
pokok variabel matematika dari
permasalahan yang diberikan
Menggunakan pemahaman akan
konteks yang mengarah pada
penyelesaian masalah Memahami tingkat
dan batas konsekuensi
terhadap model matematika yang
dikerjakan
Representasi Membuat sebuah
representasi matematika dari
bahasa sehari-hari Membuat pengertian,
relasi, dan menggunakan
beragam representasi ketika menyelesaikan
masalah Menginterpretasikan
hasil matematika ke dalam sebuah variasi
format yang terkait dengan
permasalahan terkait
Penalaran dan argumen
Menjelaskan, mempertahankan,
atau memberikan sebuah kebenaran
untuk diidentifikasi atau merancang
representasi sebuah permasalahan
Menyambungkan beberapa informasi
yang mengarah kepada penyelesaian
matematika Menggambarkan
solusi matematika dan membuat
penjelasan serta alasan yang
mendukung, menyanggah, atau
mengisyaratkan sebuah
permasalahan matematika ke
bentuk masalah kontekstual
Merancang strategi untuk
memecahkan masalah
Memilih atau merancang sebuah
strategi dalam mematematisasi
sebuah masalah kontekstual
Mengaktifkan mekanisme kontrol
yang efektif dan berkelanjutan di
seluruh prosedur yang mengarah pada solusi
matematika, kesimpulan, dan
generalisasi Merancang dan
mengimplementasik an strategi dalam
rangka menafsirkan, mengevaluasi dan
memvalidasi sebuah solusi matematika ke
dalam masalah kontekstual
Penggunaan simbol,
bahasa formal dan
teknis, dan penggunaan
operasi
Menggunakan variabel, simbol,
diagram dan model standar yang tepat
dalam merepresentasikan
masalah yang menggunakan bahasa
formal Memahami dan
memanfaatkan bentuk dasar definisi, aturan
dan bentuk sistem sebaik menggunakan
algoritma Memahami
hubungan antara konteks masalah dan
representasi dari solusi matematika.
Penggunaan alat
Menggunakan alat matematika untuk
Mengetahui dengan tepat menggunakan
Menggunakan alat matematika untuk
matematika
mengenali struktur atau untuk
menggambarkan hubungan
matematika variasi alat yang dapat
membantu dlam mengimplementasikan
proses dan prosedure untuk menentukan
solusi matematika memastikan
kebenaran dari solusi matematika
yang diberikan
4. PISA Programme for International Student Assesment
PISA Programme for International Student Assesment adalah sebuah studi internasional tentang prestasi literasi siswa yang berumur 15 tahun dalam
membaca, matematika dan sains. PISA berdiri sejak tahun 2000 dibawah naungan OECD Organisation for Economic Coorporation and Development. PISA
diadakan setiap tiga tahun sekali, dan Indonesia adalah salah satu negara yang telah berpartisipasi sejak awal terbentuknya PISA.
Pada The PISA 2003 Assessment Framework, literasi matematis dibagi dalam beberapa dimensi sebagai berikut Sugiman, 2008 :
1 Dimensi isi yang meliputi: a ruang dan bentuk space and shape, b
perubahan dan relasi change and relationship, c kuantitas quantity, dan d ketidakpastian uncertainty.
2 Dimensi proses meliputi: a reproduksi definisi dan komputasi, b koneksi
dan terintegrasi untuk pemecahan masalah, dan c refleksi terhadap berfikir matematis, generalisasi, dan pengertian.
3 Dimensi situasikonteks meliputi: a personal, b pendidikan dan pekerjaan,
d masyarakat, dan e sains atau intra-matematika
Berdasarkan ketiga dimensi tersebut, maka soal-soal literasi matematis yang dibuat oleh PISA memiliki enam level atau enam tingkatan, dimana tiap
tingkatannya menggambarkan kemampuan literasi yang dimiliki oleh siswa. Adapun kriteria tiap leveltingkatan yang ditulis dalam PISA 2012 framework
adalah sebagai berikut : 1
Level 1 Kriteria dari level pertama ini adalah siswa dapat menggunakan
pengetahuannya untuk menyelesaiakan soal rutin, dan dapat menyelesaikan masalah yang konteksnya umum. Berikut merupakan contoh soalnya:
Pada bulan Juni 2014, album terbaru dari grup band Maroon 5 dan Taylor Swift telah rilis. Bulan Juli, album terbaru dari One Direction dan
MAGIC juga rilis. Berikut adalah grafik dari penjualan CD dari album mereka dari bulan Juni sampai November 2014.
Pada bulan berapakah penjualan CD One Direction mengungguli penjualan CD Taylor Swift untuk pertama kalinya?
250 500
750 1000
1250 1500
1750 2000
2250
Juni Juli
Agustus September
Oktober November
Grafik Penjualan CD
Maroon 5
Taylor Swift
One Directio
n MAGIC
a. Tidak ada
b. Agustus
c. September
d. Oktober
2 Level 2
Pada level kedua siswa dapat menginterprestasikan masalah dan menyelesaikannya dengan rumus. Berikut merupakan contoh soalnya:
Sebuah kincir raksasa berputar di tepi sungai. Lihatlah gambar dan diagram berikut.
Roda kincir berputar dengan kecepatan tetap. Roda berputar satu putaran penuh dalam 40 menit. Joni menaiki kincir di titik P. Dimana Joni berada
setelah setengah jam? a.
di titik R b.
di antara R dan S c.
di titik S d.
di antara S dan P
3 Level 3
Siswa dapat melaksanakan prosedur dengan baik dalam menyelesaikan soal serta dapat memilih strategi pemecahan masalah sederhana. Berikut
merupakan contohh soalnya: Jalan kecil bernama Gotemba yang dilalui untuk ke puncak gunung Fuji
memiliki panjang sekitar 9 km. Seorang pendaki harus kembali pada pukul 20.00 dari pendakian sejauh 18 km. Toshi seorang pejalan kaki
memperkirakan bahwa dia dapat mendaki gunung dengan kecepatan rata- rata 1,5 km per jam, dan dua kali lebih cepat ketika turun. Kecepatan ini
sudah termasuk waktu makan dan istirahat.
Menggunakan perkiraan kecepatan Toshi, pada pukul berapakah paling lambat dia harus memulai pendakian sehingga dapat kembali pada pukul
20.00 ?
4 Level 4
Level keempat memiliki kriteria yakni siswa dapat bekerja secara efektif dengan model dan dapat memilih serta mengintegrasikan representasi yang
berbeda, kemudian menghubungkannya dengan dunia nyata. Berikut merupakan contoh soalnya:
Sebuah tempat penjualan Pizza menyediakan dua buah Pizza yang berbeda ukuran, namun memiliki rasa dan ketebalan yang sama. Pizza
yang kecil memiliki dimeter 30 cm dan dijual dengan harga Rp. 30.000,- dan yang besar berdiameter 40 cm dan dijual dengan harga Rp. 40.000,-.
Penjualan Pizza manakah yang lebih menguntungkan penjual?
5 Level 5
Pada level ini siswa dapat bekerja dengan model untuk situasi yang kompleks serta dapat menyelesaikan masalah yang rumit. Berikut merupakan contoh
soalnya: Jaring-jaring sebuah kubus dapat dibuat dengan cara memotong rusuk-
rusuk kubus dengan arah pemotongan tertentu sedemikian rupa bentuk rebahannya dapat dibangun kembali menjadi sebuah kubus. Tanda arah
panah pada gambar kubus di bawah ini menunjukkan arah pemotongan pada rusuk-rusuk kubus.
Lukislah jaring-jaring kubus berdasarkan arah pemotongannya
6 Level 6
Kriteria dari level teratas ini adalah siswa dapat menggunakan penalarannya dalam menyelesaikan masalah matematis, dapat membuat generalisasi,
merumuskan serta mengkomunikasikan hasil temuannya. Berikut merupakan contoh soalnya :
Seorang produsen gelas memproduksi gelas dengan bentuk dan ukuran yang sama. Namun ternyata ada 1 gelas yang terbuat dari bahan A yang
tercampur dengan 999 gelas yang terbuat dari bahan B. Gelas dengan bahan A itu memiliki berat yang lebih ringan daripada gelas yang terbuat
dari bahan B. Produsen tersebut hanya memiliki 1 timbangan yang mampu menimbang paling banyak 700 gelas dengan tingkat akurasi
sampai miligram. Tentukan jumlah minimal penimbangan yang dilakukan sehingga diperoleh 1 gelas yang terbuat dari bahan A?