peningkatan harga saham dapat dilihat dari abnormal return Bandi dan Hartono dalam Listyanti, 2011.
Pada kondisi pasar yang efisien adanya abnormal return yang positif akan memicu kenaikan volume perdagangan saham, begitu pula
sebaliknya adanya abnormal return yang negatif dapat memicu penurunan volume perdagangan saham Subekti dalam Listyanti, 2011. Tetapi perlu
diingat bahwa tidak selalu abnormal return berhubungan dependen dengan volume perdagangan saham, perubahan harga merefleksikan perubahan
dalam pengharapan secara keseluruhan sedangkan volume merefleksikan perubahan dalam pengharapan secara individu Beaver 1968; Baron 1995
dalam Listyanti, 2011. Sehingga suatu informasi, misalnya abnormal return mungkin netral dalam arti tidak mengubah perharapan individual,
yang berarti tidak ada investor secara keseluruhan terhadap abnormal return tetapi mungkin ada penggantian dalam posisi portofolio yang
merefleksikan reaksi volume.
2.2.4.2 Abnormal Return
Abnormal return merupakan selisih antara return sesungguhnya terjadi return realisasi dengan return ekspektasi expected return, return
normal merupakan return ekspektasi return yang diharapkan oleh investor. Selain itu untuk suatu studi tentang harga, return pasar bisa juga
dianggap sebagai return normal, sehingga merupakan pengurangan bagi return aktual untuk menghasilkan abnormal return Jogiyanto, 2009.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Besarnya selisih juga dapat digunakan untuk menguji kandungan informasi informasi content dari suatu pengumuman. Jika suatu
pengumuman mengandung informasi, maka diharapkan pasar akan bereaksi pada waktu pengumuman diterima oleh pasar, dimana reaksi
tersebut ditunjukkan dengan abnormal return Jogianto 2009. Perhitungan abnormal return dapat diukur dengan rumus sebagai
berikut : �
. �
=
. �
− �
. �
Keterangan : �
. �
: abnormal return sekuritas ke i pada periode peristiwa t
. �
: return sesungguhnya yang terjadi untuk sekuritas ke i pada periode peristiwa ke t
�
. �
: expected return sekuritas ke i untuk periode peristiwa ke t Return ekspektasi dapat dihitung menggunakan 3 model estimasi
tanpa sesuaian resiko Jogiyanto, 2010 yaitu : 1.
Mean-adjusted model Model ini menganggap bahwa expected return bernilai konstan yang
sama dengan rata-rata return realisasi sebelumnya selama periode estimasi estimation period
2. Market model
Perhitungan expected return model ini dilakukan dengan dua tahap, yaitu: 1 membentuk model ekspektasi dengan menggunakan data
realisasi selama periode estimasi dan 2 menggunakan model
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
ekspektasi ini umtuk mengestimasi expected return di periode jendela, model ekspektasi dapat dibentuk menggunakan metode beta.
3. Market-adjusted model
Model ini menganggap bahwa praduga yang terbaik untuk mengestimasi return suatu sekuritas adalah return indeks pasar pada
saat tersebut. Dengan menggunakan model ini, maka tidak perlu periode estimasi untuk membentuk model estimasi, karena return
sekuritas yang diestimasi adalah sama dengan return indeks pasar.
2.2.4.3 Volume Perdagangan Saham