PENGARUH PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY DALAM LAPORAN TAHUNAN PERUSAHAAN TERHADAP REAKSI INVESTOR : STUDI PADA PERUSAHAAN FOOD AND BEVERAGE YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

(1)

SKRIPSI

Diajukan oleh : Desi Saraswati 1013010169/FE/AK

Kepada

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR


(2)

PENGARUH PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY DALAM LAPORAN TAHUNAN PERUSAHAAN TERHADAP REAKSI

INVESTOR : STUDI PADA PERUSAHAAN FOOD AND BEVERAGE YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi dan Bisnis

Progdi Akuntansi

Diajukan oleh : Desi Saraswati 1013010169/FE/AK

Kepada

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR


(3)

YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

yang diajukan

Desi Saraswati 1013010169/FE/AK

disetujui untuk Ujian Lisan oleh

Pembimbing Utama

Dr. Hero Priono, SE, M.Si, AK, CA Tanggal : ……… NIP. 19611011 199203 1001

Mengetahui Wakil Dekan I

Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Drs. Ec. R.A. Suwaidi, MS NIP. 19600330 198603 1003


(4)

SKRIPSI

PENGARUH PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY DALAM LAPORAN TAHUNAN PERUSAHAAN TERHADAP REAKSI

INVESTOR : STUDI PADA PERUSAHAAN FOOD AND BEVERAGE YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

yang diajukan

Desi Saraswati 1013010169/FE/AK

Telah diseminarkan dan disetujui untuk menyusun skripsi oleh

Pembimbing Utama

Dr. Hero Priono, SE, M.Si, AK, CA Tanggal : ……… NIP. 19611011 199203 1001

Mengetahui Ketua Program Studi

Dr. Hero Priono, SE, M.Si, AK, CA NIP. 19611011 199203 1001


(5)

YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA Disusun oleh :

Desi Saraswati 1013010169/FE/AK telah dipertahankan dihadapan dan diterima oleh Tim Penguji Skripsi Progdi Akuntansi Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur

pada tanggal 28 Februari 2014

Pembimbing : Tim Penguji :

Pembimbing Utama Ketua

Dr. Hero Priono, SE, M.Si, AK, CA Dr. Hero Priono, SE, M.Si, AK, CA Sekretaris

Drs. Sjafii, MM, Ak Anggota

Drs. Ec. R. Sjarief Hidajat, M.Si Mengetahui

Dekan Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”

Jawa Timur

Dr. Dhani Ichsanuddin Nur, SE, MM NIP. 19630924 198903 1001


(6)

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kepada Tuhan YME yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan karuniaNya yang tak terhingga sehingga saya berkesempatan menimba ilmu hingga jenjang Perguruan Tinggi. Berkat rahmatNya pula memungkinkan saya untuk menyelesaikan skripsi dengan judul “PENGARUH PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY DALAM LAPORAN TAHUNAN PERUSAHAAN TERHADAP REAKSI INVESTOR STUDI : PADA PERUSAHAAN FOOD AND BEVERAGE YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA”.

Sebagaimana diketahui bahwa penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk dapat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi (SE). Walaupun dalam penulisan skripsi ini penulis telah mencurahkan segenap kemampuan yang dimiliki, tetapi penulis yakin tanpa adanya saran dan bantuan maupun dorongan dari beberapa pihak maka skripsi ini tidak akan mungkin dapat tersusun sebagaimana mestinya.

Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebanyak-banyaknya kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Soedarto, MP selaku Rektor Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

2. Bapak. Dr. Dhani Ichsanuddin Nur, MM selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur Surabaya.

3. Bapak. Drs. Ec. Saiful Anwar, M.Si selaku Wakil Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur Surabaya


(7)

dengan kesabaran dan kerelaan telah membimbing dan memberi petunjuk yang sangat berguna sehingga terselesaikannya skripsi ini.

6. Bapak Drs. Sjarief Hidajat, EC, M.Si selaku Dosen Wali yang telah memberi bantuan dan nasihat.

7. Kedua orang tua yang telah memberikan doa, kasih sayang, dukungan dan bantuannya secara moril maupun materiil yang telah diberikan selama ini sehingga mampu menghantarkan penulis menyelesaikan studinya.

8. Para Dosen yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan kepada penulis selama menjadi mahasiswa di Universitas Pembangunan Nasional ”Veteran” Jawa Timur.

9. Teman – teman yang selalu memberikan semangat kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan didalam penulisan skripsi ini, oleh karenanya penulis senantiasa mengharapkan kritik dan saran bagi perbaikan di masa mendatang. Besar harapan penulis, semoga skripsi ini memberikan manfaat bagi pembaca.

Surabaya, Februari 2014


(8)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI . ... iii

DAFTAR TABEL . ... v

DAFTAR GAMBAR . ... vi

DAFTAR LAMPIRAN . ... vii

ABSTRAKSI . ... viii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang masalah ... 1

1.2. Perumusan Masalah ... 5

1.3. Tujuan Penelitian ... 5

1.4. Manfaat Penelitian ... 6

1.5. Sistematika Penulisan ... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 9

2.1. Penelitian Terdahulu ... 9

2.2. Landasan Teori ... 10

2.2.1. Signaling Theory ... 10

2.2.2. Stakeholders Theory ... 13

2.2.3. Tanggung Jawab Sosial Lingkungan (Corporate Social Responsibility) ... 14


(9)

2.2.4.1. Pasar Efisien ... 27

2.2.4.2. Abnormal Return ... 32

2.2.4.3. Volume Perdagangan Saham ... 33

2.2.4.4. Hubungan Pengungkapan CSR terhadap Reaksi Investor dengan Variabel Pengukur Abnormal Return ... 35

2.2.4.5. Hubungan Pengungkapan CSR terhadap Reaksi Investor dengan Variabel Pengukur Volume Perdagangan Saham ... 37

2.3. Kerangka Pemikiran ... 38

2.4. Hipotesis ... 40

BAB III METODE PENELITIAN ... 41

3.1. Objek Penelitian ... 41

3.2. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 41

3.2.1. Variabel Independen ... 42

3.2.2. Variabel Dependen ... 43

3.3. Teknik Penarikan Populasi dan Sampel ... 46

3.3.1. Populasi ... 46


(10)

3.4. Teknik Pengumpulan Data ... 48

3.4.1. Jenis Data ... 48

3.4.2. Sumber Data ... 49

3.4.3. Metode Pengumpulan Data ... 49

3.5. Teknik Analisis dan Uji Hipotesis ……….……… 50

3.5.1. Teknik Analisis ………. 50

3.5.2. Uji Normalitas ……….. 51

3.5.3. Pengujian Hipotesis ……….. 53

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 54

4.1. Deskripsi Hasil Penelitian ... 54

4.1.1. Deskripsi Variabel CSR (X1) ... 54

4.1.2. Deskripsi Variabel Abnormal Return (Y1) ... 56

4.1.3. Deskripsi Variabel Volume Perdagangan Saham (Y2) .. 58

4.2. Uji Kualitas Data ... 60

4.2.1 Uji Normalitas ... 60

4.3. Analisis Regresi Linier Sederhana ... 61

4.3.1. Model Persamaan Regresi Y1 = ... 61

4.3.2. Model Persamaan Regresi Y2 = ... 62

4.4. Pengujian Hipotesis ... 62

4.4.1. Hipotesis ke-1 ... 62

4.4.2. Hipotesis ke-2 ... 64


(11)

Volume Perdagangan Saham ... 66

4.5.3. Perbedaan Hasil Penelitian Sekarang dengan Penelitian - Penelitian Terdahulu. ... 66

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 70

5.1. Kesimpulan ... 70

5.2. Saran ... 71

5.3. Keterbatasan dan Implikasi Penelitian ... 71

5.3.1. Keterbatasan Penelitian ... 71

5.3.2. Implikasi Penelitian ... 72 DAFTAR PUSTAKA


(12)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Populasi Penelitian ... 46

Tabel 3.2 Sampel Penelitian ... 47

Tabel 4.1 Data CSR ... 54

Tabel 4.2 Data Abnormal Return ... 56

Tabel 4.3 Data Volume Perdagangan Saham ... 58

Tabel 4.4 Hasil Uji Normalitas ... 60

Tabel 4.5 Persamaan Regresi Linier Sederhana ... 61

Tabel 4.6 Persamaan Regresi Linier Sederhana ... 62

Tabel 4.7 Hasil Uji t ... 63

Tabel 4.8 Koefisien Determinasi (R2) ... 63

Tabel 4.9 Hasil Uji t ... 64

Tabel 4.10 Koefisien Determinasi (R2) ... 64


(13)

Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran ... 39

Gambar 4.1 Kurva Data CSR ... 55

Gambar 4.2 Kurva Data Abnormal Return ... 57


(14)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Perhitungan Terkait Variabel Lampiran 2 : Uji Normalitas

Lampiran 3 : Persamaan Regresi Linier Sederhana X terhadap Y1 Lampiran 4 : Persamaan Regresi Linier Sederhana X terhadap Y2


(15)

Desi Saraswati

ABSTRAKSI

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pengaruh Corporate Social Responsibility terhadap Reaksi Investor. Corporate Social Responsibility merupakan aktivitas perusahaan dalam mencapai keseimbangan atau integrasi antara aspek ekonomi, lingkungan dan sosial tanpa mengesampingkan ekspektasi para pemegang saham (menghasilkan profit). Dalam penelitian ini, Reaksi investor diukur dengan menggunakan Abnormal Return dan Volume Perdagangan Saham.

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan food and beverage yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2010-2012 dan mempublikasikan laporan tahunannya melalui website www.idx.co.id. Data dikumpulkan dengan metode purposive sampling. Terdapat 11 hingga 12 perusahaan yang memenuhi kriteria sampel penelitian ini. Metode analisis dalam penelitian ini adalah analisis regresi linier sederhana.

Hasil penelitian ini tidak berhasil membuktikan kedua hipotesis penelitian yaitu Corporate Social Responsibility berpengaruh positif terhadap Abnormal Return dan Corporate Social Responsibility berpengaruh positif terhadap Volume Perdagangan Saham. Hal tersebut menunukkan bahwa Corporate Social Responsibility tidak berpengaruh terhadap Abnormal return dan Volume Perdagangan Saham.

Kata-kata kunci: Corporate Social Responsibility, Reaksi Investor, Abnormal return, Volume Perdagangan Saham.


(16)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kondisi dunia yang tidak menentu seperti terjadinya global warming, kemiskinan yang semakin meningkat, memburuknya kesehatan masyarakat serta tuntutan sosial kepada perusahaan, memicu perusahaan dalam mengungkapkan pertanggungjawaban sosial (corporate social responsibility) perusahaan pada seluruh stakeholders yang terdiri dari karyawan, investor, pemerintah, masyarakat, konsumen dan pemasok, serta kelangsungan generasi penerus. Pentingnya corporate social responsibility, telah mendapat perhatian pemerintah dan perusahaan yang ada di Indonesia. Undang-Undang No.40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (pasal 74 ayat 1a) mewajibkan perusahaan yang usahanya dibidang dan/atau berkaitan dengan sumber daya alam untuk melakukan corporate social responsibility.

Pengambilan keputusan ekonomi saat ini, tidak hanya melihat kinerja keuangan entitas, karena kesimpulan baik buruknya kinerja entitas tidak cukup hanya dilihat dari besarnya laba yang dihasilkan. Menurut Nezz,dkk (dalam Ghozali dan Chariri, 2007) jika perusahaan secara sukarela mengungkapkan informasi lingkungan yang bernuansa positif, maka tindakannya ini dapat mengurangi risiko berkurangnya kemakmuran yang mungkin dihadapi perusahaan di masa mendatang. Corporate Social


(17)

Responsibility merupakan salah satu bukti bahwa perusahaan tidak hanya berorientasi pada kepentingan shareholders dalam menjalankan aktivitas bisnisnya, namun juga pada kepentingan stakeholders. Penerapan CSR dipercaya dapat meningkatkan kinerja perusahaan, karena pada saat ini investor cenderung menanamkan modal kepada perusahaan yang melakukan kegiatan CSR. Oleh karena itu,perusahaan-perusahaan dapat menggunakan informasi CSR sebagai salah satu keunggulan kompetitif perusahaan. Eipstein dan Freedman (1994) dalam Sayekti (2007), menemukan bahwa investor individual tertarik terhadap informasi sosial yang dilaporkan dalam laporan tahunan, sehingga manajemen perusahaan tidak hanya dituntut terbatas atas pengelolaan dana yang diberikan, namun juga meliputi dampak yang ditimbulkan oleh perusahaan terhadap lingkungan alam dan sosial. Menurut Arya dan Zhang (2009) dalam Nuzula dan Kato (2010), upaya perusahaan untuk melakukan CSR bukanlah sesuatu yang sia-sia dan investor memberikan respon yang baik pada perusahaan-perusahaan tersebut.

Reaksi investor dapat dilihat melalui pasar yang efisien, pada saat ini bentuk pasar efisien di Indonesia adalah pasar efisien bentuk setengah kuat, yang tercermin dari cepatnya investor bereaksi terhadap masuknya informasi baru (Setiawan dan Hartono, 2003). Suatu informasi dapat dikatakan mempunyai nilai guna bagi investor apabila informasi tersebut memberikan reaksi untuk melakukan transaksi di pasar modal. Hal ini dapat dilihat dari abnormal return yang merupakan salah satu indikator


(18)

3

yang dapat dipakai guna melihat keadaan pasar yang sedang terjadi (Jogianto, 2009). Oleh karena itu diharapkan investor mempertimbangkan informasi CSR yang diungkapkan dalam laporan tahunan perusahaan. Apabila informasi CSR dipertimbangkan investor dalam pengambilan keputusan yang diikuti dengan kenaikan pembelian saham perusahaan sehingga terjadi kenaikan harga saham yang melebihi return yang diekspektasikan oleh investor sehingga pada akhirnya informasi CSR merupakan informasi yang memberikan nilai tambah bagi investor dan menyebabkan abnormal return. Dalam mengambil keputusan, investor selalu memasukkan faktor-faktor yang tersedia dalam keputusan mereka, jika pelaku pasar (investor) menganggap informasi tersebut sebagai informasi yang baik (good-news) maka akan ada reaksi investor yang tercermin melalui peningkatan harga saham maupun volume perdagangan saham. Pada kondisi pasar yang efisien adanya abnormal return yang positif akan memicu kenaikkan volume perdagangan saham, begitu pula sebaliknya adanya abnormal return yang negatif dapat memicu penurunan volume perdagangan saham (Listyanti, 2011). Namun, tidak selalu abnormal return berhubungan dengan volume perdagangan saham, karena perubahan harga merefleksikan perubahan secara keseluruhan sedangkan volume merefleksikan perubahan dalam pengharapan secara individu. (Beaver1986 ; Baron 1995) (dalam Listyanti, 2011).

Penelitian yang menguji pengaruh CSR sudah banyak dilakukan. Hasil penelitian Nuzula dan Kato (2010) pada perusahaan di Jepang


(19)

menunjukkan bahwa investor memberikan respon terhadap pengungkapan CSR perusahaan. Di Indonesia, penelitian Cheng (2011) menunjukkan bahwa pengungkapan CSR berpengaruh positif signifikan terhadap abnormal return. Penelitian Prameswari (2011) menunjukkan pengungkapan CSR berpengaruh terhadap aktivitas volume perdagangan saham. Kedua penelitian ini konsisten dengan penelitian Maristi (2013) bahwa pengungkapan CSR berpengaruh terhadap reaksi investor. Namun demikian, pada penelitian-penelitian lain telah menunjukkan hasil yang tidak konsisten. Diantaranya adalah penelitian salim (2012) mengemukakan bahwa pengungkapan CSR tidak berpengaruh terhadap reaksi pasar, penelitian Suranta (2010) menunjukkan bahwa variabel dalam pengungkapan pengungkapan tema-tema sosial dan lingkungan tidak mempengaruhi reaksi investor, penelitian diukur dengan menggunakan dua variabel yaitu abnormal return dan trading volume activity dan Dul Muid (2011) dalam penelitiannya menunjukkan bahwa CSR environment tidak berpengaruh terhadap stock return.

Dalam uraian di atas terlihat keanekaragaman hasil dalam penelitian-penelitian sebelumnya. Keanekaragaman hasil tersebut disebabkan adanya sampel dan metode penelitian yang berbeda. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan objek penelitian perusahaan industri food and beverage yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI). Hal ini dikarenakan perusahaan tersebut mempunyai pengaruh yang cukup besar terhadap lingkungan dan masyarakat. Sehingga perusahaan tersebut


(20)

5

mengungkapkan CSR sebagai bentuk pertanggungjawaban kepada lingkungan dan masyarakat. Berdasarkan alasan yang telah dikemukakan

maka peneliti tertarik untuk mengambil judul : “Pengaruh Pengungkapan Corporate Social Responsibility Dalam Laporan Tahunan Perusahaan Terhadap Reaksi Investor : Studi Pada Perusahaan Food and Beverage Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat dirumuskan permasalahannya adalah :

1. Apakah pengungkapan Corporate Social Responsibility berpengaruh positif terhadap reaksi investor yang diukur dengan abnormal return? 2. Apakah pengungkapan Corporate Social Responsibility berpengaruh

positif terhadap reaksi investor yang diukur dengan volume perdagangan saham?

1.3 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk :

1. Menguji dan menganalisis secara empiris pengaruh Corporate Social Responsibility pada industri makanan dan minuman yang tercatat di Bursa Efek Indonesia.


(21)

2. Menganalisis pengaruh Corporate Social Responsibility terhadap reaksi investor yang diukur dengan abnormal return.

3. Menganalisis pengaruh Corporate Social Responsibility terhadap reaksi investor yang diukur dengan volume perdagangan saham.

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat/kegunaan antara lain: 1. Bagi perusahaan

Dapat memberikan sumbangan pemikiran tentang pentingnya penerapan corporate social responsibility dan dorongan bagi manajemen untuk berperan aktif dalam kegiatan corporate social responsibility serta menggungkapkannya di dalam laporan tahunan perusahaan.

2. Bagi Pengguna Informasi Akuntansi

Bagi pengguna akuntansi antara lain : pemegang saham, investor, karyawan, pemerintah dan masyarakat luas dapat memberikan suatu gambaran mengenai tentang hubungan corporate social responsibility terhadap reaksi investor. Diharapkan pengguna akuntansi dapat mengambil keputusan mengenai langkah-langkah yang akan diambil ketika perusahaan telah mengungkapkan aktivitas corporate social responsibility.


(22)

7

3. Bagi peneliti lain

Bagi penelitian lainnya, hasil dari penelitian ini bisa menjadi referensi dalam penelitian selanjutnya. Terutama berkaitan dengan pengaruh pengungkapan corporate social responsibility terhadap reaksi investor, selain itu diharapkan pada penelitian selanjutnya, keterbatasan penelitian ini bisa dicermati dengan seksama agar bisa menjadi perbaikan demi memperoleh hasil yang lebih baik, akurat dan handal di masa yang akan datang.

1.5 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini menjelaskan mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, sistematika penelitian.

BAB II : LANDASAN TEORI

Bab ini menjelaskan tentang penelitian terdahulu, landasan teori dan konsep-konsep yang relevan dengan penelitian ini, kerangka pemikiran, sistematika penulisan.

BAB III : METODE PENELITIAN

Bab ini menjelaskan tentang objek penelitian, operasionalisasi dan pengukuran variabel, teknik penentuan


(23)

sampel, teknik pengumpulan data, teknik anlisis dan uji hipotesis.

BAB 1V : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini menjelaskan tentang deskripsi data penelitian, hasil penelitian, pembahasan.

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini menjelaskan tentang kesimpulan, saran, keterbatasan dan implikasi.


(24)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penelitian Terdahulu 1. Suranta (2010)

Penelitian ini meneliti tentang analisis CSR Disclosure terhadap Reaksi Investor pada perusahaan yang terdaftar di BEI.

Hasil Penelitian :

Pengungkapan tema – tema sosial dan lingkungan tidak mempengaruhi reaksi investor.

2. Cheng (2011)

Penelitian ini meneliti tentang pengungkapan informasi CSR perusahaan yang berhubungan dengan sumber daya alam berpengaruh terhadap abnormal return.

Hasil penelitian :

a. Pengungkapan informasi CSR dalam laporan tahunan berpengaruh positif signifikan terhadap abnormal return

b. ROE tidak berpengaruh positif signifikan terhadap abnormal return

c. PBV tidak terbukti berpengaruh signifikan terhadap abnormal return


(25)

3. Prameswari (2011)

Penelitian ini meneliti tentang pengaruh pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan dalam laporan tahunan berpengaruh terhadap harga saham, pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan dalam laporan tahunan berpengaruh terhadap aktivitas volume perdagangan saham, apakah aktivitas volume perdagangan saham berpengaruh terhadap harga saham dan perdagangan saham serta apakah tanggung jawab sosial perusahaan dalam laporan tahunan berpengaruh terhadap harga saham melalui aktivitas volume perdagangan saham.

Hasil Penelitian :

Pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan berpengaruh terhadap aktivitas volume perdagangan saham, tetapi pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan dan aktivitas volume perdagangan saham tidak berpengaruh terhadap harga saham baik secara simultan maupun individual. Tidak terdapat pengaruh tidak langsung antara pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan terhadap harga saham melalui aktivitas volume perdagangan saham.

4. Maristi (2013)

Penelitian ini meneliti tentang pengungkapan CSR disclosure dan kebijakan deviden mempengaruhi reaksi investor.

Hasil Penelitian :

a. CSR disclosure berpengaruh signifikan positif terhadap reaksi investor


(26)

11

b. Kebijakan deviden tidak berpengaruh signifikan terhadap reaksi investor

2.2 Landasan Teori 2.2.1 Signaling Theory

Signaling theory merupakan sinyal – sinyal informasi yang dibutuhkan oleh investor untuk mempertimbangkan dan menentukan apakah para investor akan menanamkan sahamnya atau tidak pada perusahaan yang bersangkutan (Suwardjono dalam Listyanti, 2011). Signaling theory berakar pada teori akuntansi pragmatik yang mengamati pengaruh informasi terhadap perubahan perilaku pemakai yang memperhatikan pada pengaruh informasi terhadap perubahan perilaku pemakai informasi (Suwardjono, 2005). Menurut Ghozali dan Chariri (2007) teori pragmatik menjelaskan pengaruh informasi akuntansi terhadap perilaku pengambilan keputusan, dimana teori ini dimaksudkan untuk mengukur dan mengevaluasi pengaruh ekonomi, psikologis dan sosiologi pemakai terhadap alternatif prosedur akuntansi dan media pelaporan. Pendekatan pragmatis dapat dilakukan dengan mengamati reaksi pemakai laporan keuangan merupakan bukti bahwa laporan keuangan bermanfaat dan berisi informasi yang relevan.

Prinsip dari signaling theory adalah bahwa setiap tindakan mengandung informasi karena adanya asymmetric information. Asymmetric information adalah kondisi dimana suatu pihak memiliki


(27)

informasi yang lebih banyak dari pada pihak lain. Misalnya, pihak manajemen perusahaan memiliki informasi yang lebih banyak dibandingkan dengan pihak investor di pasar modal (Pramastuti dalam Listyanti, 2011).

Teori sinyal membahas mengenai dorongan perusahaan untuk memberikan informasi kepada pihak eksternal. Dorongan tersebut disebabkan karena terjadinya asimetri informasi antara pihak manajemen dan pihak eksternal. Untuk mengurangi asimetri informasi maka perusahaan harus mengungkapkan informasi yang baik mengenai kondisi perusahaan kepada masyarakat luas karena melalui penyampaian informasi tersebut dapat meyakinkan masyarakat untuk menanamkan modalnya di perusahaan tersebut. Pihak luar tentunya hanya memiliki informasi yang minimal mengenai kebenaran dari informasi yang disampaikan tersebut.

Oleh karena itu suatu kejadian atau pesan dikatakan mengandung informasi jika pesan tersebut menyebabkan perubahan keyakinan penerima (pasar modal) dan memicu tindakan tertentu (misalnya terefleksi dalam perubahan harga atau volume saham di pasar modal), dimana tindakan tersebut diyakini sebagai akibat informasi dalam kejadian atau pesan tersebut, maka dapat dikatakan bahwa informasi tersebut bermanfaat. Dalam hal ini, perubahan harga atau volume saham yang diamati memberikan bukti adanya manfaat dari informasi tersebut. Jadi dapat disimpulkan, sebuah informasi dapat dikatakan bermanfaat apabila


(28)

13

informasi tersebut benar-benar atau seakan-akan digunakan dalam pengambilan keputusan oleh pemakai yang dituju, yang ditunjukkan adanya asosiasi antara peristiwa (event) dengan return, harga atau volume saham di pasar modal (Suwardjono, 2005).

Salah satu informasi wajib untuk diungkapkan oleh perusahaan adalah informasi tentang tanggung jawab sosial perusahaan atau corporate social responsibility. Menurut Nezz dkk (dalam Ghozali dan Chariri, 2007) jika perusahaan secara sukarela mengungkapkan informasi lingkungan yang bernuansa positif, maka tindakannya ini dapat mengurangi risiko berkurangnya kemakmuran yang mungkin dihadapi perusahaan di masa mendatang. Hal ini menunjukkan sinyal positif bagi investor untuk menanamkan sahamnya.

2.2.2 Stakeholders Theory

Teori stakeholders adalah teori yang menyatakan bahwa perusahaan bukanlah entitas yang hanya beroperasi untuk kepentingan sendiri, namun harus memberikan manfaat kepada seluruh stakeholder-nya (Ghozali dan Chariri, 2007). Menurut Tanari (2009) “stakeholders adalah kelompok-kelompok yang mempengaruhi dan dipengaruhi oleh organisasi tersebut sebagai dampak dari aktivitas-aktivitasnya”. Friedman (dalam Ghozali dan Chariri, 2007) menyatakan bahwa tujuan utama perusahaan adalah memaksimalkan kemakmuran pemiliknya, sedangkan menurut Freeman (dalam Ghozali dan Chariri, 2007) yang dinamakan stakeholders


(29)

adalah setiap kelompok atau individu yang dapat mempengaruhi ataupun dipengaruhi tujuan umum dari suatu organisasi, termasuk kelompok yang dianggap tidak menguntungkan (adversial-group) seperti pihak yang memiliki kepentingan tertentu dan regulator.

Pada dasarnya stakeholders dapat mengendalikan dan mempengaruhi pemakaian sumber-sumber ekonomi yang digunakan perusahaan, oleh karena itu power stakeholders atas sumber tersebut. Power ini dapat berupa kemampuan untuk membatasi pemakai sumber ekonomi yang terbatas (modal dan tenaga kerja), akses terhadap media yang berpengaruh , kemampuan untuk mengatur perusahaan, atau kemampuan untuk mempengaruhi konsumsi atas barang dan jasa yang dihasilkan perusahaan (Deegan dalam Ghozali dan Chariri, 2007). Stanford Research Institute (SRI) mendefinisikan stakeholders sebagai kelompok yang mampu memberikan dukungan terhadap keberadaan suatu organisasi, dimana tanpa dukungan dari kelompok ini organisasi tersebut tidak dapat terus berjalan (dalam Listyanti, 2011).

Dengan mengetahui apa yang diinginkan stakeholders maka manajer dapat merumuskan suatu strategi bisnis yang fleksibel yang tidak hanya bisa mengakomodasi seluruh kepentingan stakeholders, tetapi juga tujuan akhir perusahaan. Salah satu perwujudan strategi ini adalah dengan melaksanakan program CSR serta mengungkapkannya di dalam laporan tahunan. Hal ini penting dilakukan karena investor sebagai stakeholders


(30)

15

perlu mengevaluasi sejauh mana perusahaan telah melaksanakan perannya sesuai keinginan stakeholders.

2.2.3 Tanggung Jawab Sosial Lingkungan (Corporate Social Responsibility) 2.2.3.1 Definisi Corporate Social Responsibility

Menurut Mulyati, (dalam Listyanti, 2011) “perusahaan merupakan lembaga yang secara sadar didirikan untuk melakukan kegiatan yang terus menerus untuk mendaya gunakan sumber daya alam dan sumber daya manusia sehingga menjadi barang dan jasa yang bermanfaat secara ekonomis”.

Menurut Hartono, (dalam Listyanti, 2011) “aktivitas menjalankan perusahaan adalah suatu kegiatan yang dilakukan secara terus menerus dalam pengertian yang tidak terputus-putus, kegiatan tersebut dilakukan secara terang-terangan dalam pengertian sah/legal, dan dalam rangka untuk memperoleh keuntungan, baik untuk diri sendiri maupun orang lain”.

Hadi (2011: 47-48), mengatakan bahwa tanggung jawab sosial perusahaan adalah :

The World Business Council for Sustainable Development (WBCSD) business to behave ethically and contributed to economic development while improving the quality of life of the workforce and their families as well as of the local community and society at large. Definisi tersebut menunjukkan tanggung jawab sosial perusahaan (Corporate Social Responsibility) merupakan suatu bentuk tindakan yang berangkat dari pertimbangan etis perusahaan yang diarahkan untuk meningkatkan ekonomi, yang disertai dengan peningkatan kualitas hidup bagi karyawan berikut


(31)

keluarganya, peningkatan kualitas hidup masyarakat sekitar dan masyarakat secara lebih luas”.

Perusahaan melaksanakan kewajibannya didasarkan atas keputusan untuk mengambil kebijakan dan tindakan dengan memperhatikan para aktivitas stakeholders yang berlandaskan pada ketentuan hukum yang berlaku (Wahyudi & Azheri dalam Listyanti, 2011).

Dari definisi CSR di atas, dapat disimpulkan bahwa CSR merupakan bentuk pertanggungjawaban sosial perusahaan atas dampak positif maupun negatif yang dapat ditimbulkan dari aktivitas operasional maupun mementingkan keuntungan dalam menjalankan bisnisnya, tetapi juga berhubungan baik dengan stakeholders agar perusahaan dapat menjaga kelangsungan hidupnya dikarenakan perusahaan/persero dan entitas yang hanya beroperasi untuk kepentingannya sendiri namun juga mempunyai tanggung jawab sosial dan lingkungan dalam arti perusahaan harus memberikan manfaat bagi komunitas setempat dan lingkungan stakeholdersnya.

Pengertian CSR dalam Pasal 1 angka 3 Undang-Undang nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (UUPT) menegaskan bahwa “tanggung jawab sosial dan lingkungan adalah komitmen perseroan untuk berperan serta dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan guna meningkatkan kualitas kehidupan dan lingkungan yang bermanfaat, baik bagi perseroan sendiri, komunitas setempat, maupun masyarakat pada umumnya”.


(32)

17

Menurut Tunggal (dalam Listyanti, 2011) mengemukakan bahwa “CSR adalah komitmen dan bisnis/perusahaan untuk berperilaku etis, dan berkontribusi terhadap pembangunan ekonomi yang berkelanjutan, serta meningkatkan kualitas hidup karyawan dan keluarganya, komunitas lokal dan masyarakat”.

Sedangkan, menurut ISO 26000 mengenai pedoman tanggung jawab sosial adalah tanggung jawab sebuah organisasi terhadap dampak-dampak dari keputusan-keputusan dan kegiatan-kegiatannya pada masyarakat dan lingkungan yang diwujudkan dalam bentuk perilaku transparan dan etis yang sejalan dengan pembangunan berkelanjutan dan kesejahteraan masyarakat; mempertimbangkan harapan pemangku kepentingan, sejalan dengan hukum yang ditetapkan dan norma-norma perilaku internasional; serta terintegrasi dengan organisasi secara menyeluruh (Cheng, 2011). Perusahaan selain berorientasi pada laba, perusahaan juga bertanggung jawab terhadap masalah sosial yang ditimbulkan oleh aktivitas operasional yang dilakukan perusahaan dengan manajemen lingkungan sehingga tidak hanya terbatas pada orientasi kinerja keuangan perusahaan. Banyak manfaat yang dapat diperoleh atas aktivitas CSR antara lain : (1) meningkatkan penjualan dan market share, (2) memperkuat brand positioning, (3) meningkatkan citra perusahaan, menurunkan biaya operasi, dan (4) meningkatkan daya tarik perusahaan di mata para investor dan analisa keuangan.


(33)

Tanggung jawab sosial perusahaan bersifat wajib (mandatory) bagi kriteria perusahaan tertentu seperti yang disebutkan dalam UU No.40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas pasal 74 menyatakan bahwa “perseroan yang menjalankan usahanya di bidang dan atau berkaitan dengan sumber daya alam wajib melaksanakan tanggung jawab sosial dan lingkungan. Dan tanggung jawab sosial tersebut merupakan kewajiban perseroan yang dianggarkan dan diperhitungkan sebagai biaya perseroan yang pelaksanaannya dilakukan dengan memperhatikan kepatuhan dan kewajaran. Jika perseroan yang tidak melaksanakan kewajiban tanggung jawab sosial akan dikenakan sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan”.

Selain perusahaan wajib melakukan kegiatan CSR, UU No.40 Tahun 2007 pasal 66 ayat (2) tentang perseroan terbatas juga mewajibkan perusahaan untuk mengungkapkan aktivitas tanggung jawab sosialnya dalam laporan tahunan. Namun demikian, item-item CSR yang diungkapkan perusahaan merupakan informasi yang masih bersifat sukarela (voluntary).

Berdasarkan rumusan dari berbagai lembaga formal tersebut, saat ini CSR adalah sebuah konsep yang berkembang dengan cepat, sehingga definisinya pun juga bisa (berubah-ubah) menyesuaikan dengan perkembangannya. Namun demikian konsep ini menawarkan sebuah kesamaan, yaitu keseimbangan antara perhatian terhadap aspek ekonomis dan perhatian terhadap aspek sosial serta lingkungan.


(34)

19

Dapat disimpulkan bahwa CSR merupakan bentuk pertanggungjawaban sosial perusahaan atas dampak positif maupun negatif yang dapat ditimbulkan dari aktivitas operasional yang dapat mempengaruhi masyarakat internal maupun eksternal seperti permasalahan buruh, karyawan, konsumen, limbah pabrik, keperdulian terhadap masalah sosial dan keselarasan dengan masyarakat.

2.2.3.2 Jenis – Jenis Program Corporate Social Responsibility

CSR merupakan tanggung jawab perusahaan yang tidak memiliki nilai ekonomis secara langsung tetapi memiliki pengaruh yang besar bagi going concern dan eksistensi perusahaan. Umpan balik yang didapat dari kegiatan CSR ini tidak langsung dapat dinikmati begitu kegiatan ini dilaksanakan. Tetapi memiliki efek jangka panjang yang sangat penting bagi keberadaan perusahaan, seperti misalnya dukungan dari masyarakat tempat kegiatan usaha atau loyalitas pelanggan terhadap produk yang ditawarkan.

Kotler dan Lee dalam listyanti (2011) menyebutkan bahwa enam kategori aktivitas Corporate Social Responsibility (CSR) yaitu :

1. Promosi Kegiatan Sosial (Cause Promotions)

2. Pemasaran Terkait Kegiatan Sosial (Cause Related Marketing)

3. Pemasaran Kemasyarakatan Korporat (Corporate Societal Marketing) a. Isu-isu Kesehatan


(35)

c. Isu-isu Lingkungan (environmental issues)

d. Isu-isu Keterlibatan Masyarakat (community involvement issues)

4. Kegiatan Filatropi Perusahaan (Corporate Philanthropy)

5. Pekerja Sosial Kemasyarakatan secara Sukarela (community volunteering)

6. Praktik Bisnis yang memiliki tanggung jawab sosial (socially responsibility business practice)

2.2.3.3 Pengungkapan Corporate Social Responsibility

Menurut (Mathews dalam Listyanti, 2011) pengungkapan sosial dan lingkungan adalah sebagai berikut : voluntary disclosures of information, both qualitative and quantitative made by organizations to inform or influence a range of audiences, the quantitave disclosures may be in financial on no-financial terms. Berdasarkan definisi tersebut maka pengungkapan sosial dan lingkungan merupakan pengungkapan informasi sukarela, baik secara kuantitatif yang dibuat oleh organisasi untuk menginformasikan aktivitasnya, dimana pengungkapan kuantitatif berupa informasi keuangan maupun non keuangan.

Pengungkapan tanggung jawab sosial lingkungan dalam laporan tahunan merupakan salah satu cara perusahaan untuk membangun, mempertahankan, dan melegimitasi kontribusi perusahaan dari sisi ekonomi dan politik (Guthrie dan Parker dalam Listyanti, 2011).


(36)

21

Pengungkapan tanggung jawab sosial lingkungan merupakan proses yang digunakan oleh perusahaan untuk mengungkapkan informasi berkaitan dengan kegiatan perusahaan dan pengaruhnya terhadap kondisi sosial masyarakat dan lingkungan.

Salah satu media yang paling tepat untuk mengungkapkan aktivitas sosial lingkungan adalah dengan menerbitkan laporan keuangan, laporan keuangan dinilai paling tepat untuk mengkomunikasikan berbagai informasi yang relevan dari manajemen perusahaan untuk mengungkapkan masalah-masalah yang berhubungan dengan lingkungan sosial perusahaan. Beberapa pendapat yang muncul mengenai konsep pengungkapan sosial perusahaan, antara lain Darwin (dalam Cheng, 2011) mengatakan bahwa Corporate Sustainability Reporting dapat dibagi menjadi tiga kategori yaitu kinerja ekonomi, kinerja lingkungan dan kinerja sosial. Pengungkapan terhadap aspek ekonomi, lingkungan dan sosial sekarang ini menjadi cara bagi perusahaan untuk mengkomunikasikan bentuk akuntabilitasnya kepada stakeholders. Sedangkan menurut Zhegal dan Ahmed (dalam Listyanti, 2011) mengidentifikasi hal-hal yang berkaitan dengan pelaporan sosial perusahaan yaitu :

1. Lingkungan, meliputi pengendalian terhadap polusi, pencegahan atau perbaikan terhadap kerusakan lingkungan, konservasi alam, dan pengungkapan lain yang berkaitan dengan lingkungan.


(37)

3. Praktik bisnis yang wajar, meliputi pemberdayaan terhadap minoritas dan perempuan, dukungan terhadap usaha minoritas, tanggung jawab sosial.

4. Sumber daya manusia, meliputi aktivitas di dalam suatu komunitas, dalam kaitan dengan pelayanan kesehatan, pendidikan dan seni.

5. Produk, meliputi keamanan, pengurangan populasi dan lain-lain. Menurut Deegan (dalam Ghozali dan Chariri, 2007) berbagai alasan yang mendorong manajer secara sukarela mengungkapkan informasi sosial dan lingkungan sebagai berikut :

1. Keinginan untuk mematuhi persyaratan yang ada dalam undang-undang (Undang-Undang No. 40)

2. Pertimbangan rasionalisme ekonomi, dengan praktik pengungkapan sosial lingkungan akan memberikan keuntungan.

3. Keyakinan dalam proses akuntabilitas, dimana manajer berkeyakinan bahwa setiap orang memiliki hak untuk memperoleh informasi.

4. Keinginan untuk mematuhi persyaratan peminjaman, sebagai bagian dari kebijakan manajemen risiko yang cenderung menghendaki peminjaman untuk secara periodik memberikan berbagai item informasi tentang kinerja dan kebijakan sosial dan lingkungan.

5. Untuk mematuhi harapan masyarakat, hal ini terefleksi atas adanya

pandangan “kontraksosial”.

6. Sebagai konsekuensi dari ancaman legimitasi perusahaan. 7. Untuk menarik dana investasi.


(38)

23

8. Untuk mematuhi persyaratan industi. Adanya Undang-Undang No.40 tahun 2007 mewajibkan Perseroan Terbatas untuk melaksanakan tanggung jawab sosial lingkungan, jika tidak dilaksanakan akan dikenakan sanksi.

9. Untuk mendapatkan penghargaan.

Dewasa ini istilah CSR semakin terkenal di Indonesia, hal ini mulai muncul sejak terjadinya kasus Lumpur Lapindo dan Undang-Undang No.40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, yang mewajibkan perusahaan untuk melaksanakan tanggung jawab sosial lingkungan (www.google.com). Undang-Undang No.40 Tahun 2007 mendapatkan tanggapan yang beragam dari perusahaan, ada yang bersifat positif dan bersifat negatif. Tanggapan positif dari perusahaan diwujudkan dengan upaya perusahaan untuk meminimalkan dampak negatif dan memaksimalkan dampak positif operasi perusahaan untuk mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan, sedangkan tanggapan negatif dari perusahaan yang berupa janji atau kamuflase citra tidak akan menyelesaikan permasalahan yang ada. Secara tidak langsung kasus Lumpur Lapindo dan kasus kasus lain yang berakibat kerusakan alam dan ekosistemnya, menjadikan masyarakat lebih menyadari akan arti penting dari CSR. Hal ini menyadarkan perusahaan bahwa dengan masyarakat dan lingkungan tempat perusahaan beroperasi.

Berbagai alasan perusahaan melakukan pengungkapan informasi CSR secara sukarela telah diteliti dalam penelitian sebelumnya,


(39)

diantaranya adalah untuk mentaati peraturan yang ada, untuk memperoleh keunggulan kompetitif melalui penerapan CSR dan memenuhi ekspektasi masyarakat, untuk melegitimasi tindakan perusahaan dan untuk menarik investor (Sayekti dalam Listyanti, 2011). Mengacu pada penelitian yang dilakukan Listyanti (2011), maka pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan dapat diukur dengan menggunakan Corporate Social Responsibility Indeks (CSRI) dengan menggunakan content analysis yang mengukur variety dari CSRI. Digunakannya content analysis karena metode ini sudah banyak digunakan dalam penelitian-penelitian sebelumnya. Linderman (Sayekti dalam Listyanti, 2011) mendefinisikan content analysis sebagai berikut :

A means for taking messages that are conveyed as part of the communication process, coding and classifying them as precisely and objectively as possible and the summarizing and explaining them quantitatively”.

Konsep pelaporan CSR yang digagas oleh GRI adalah konsep sustainability report yang muncul sebagai akibat adanya konsep sustainability development. Dalam sustainability report digunakan metode triple bottom line, yang tidak hanya melaporkan sesuatu yang diukur dari sudut pandang ekonomi saja, melainkan dari sudut pandang ekonomi, sosial dan lingkungan. Gagasan ini merupakan akibat dari adanya 3 dampak operasi perusahaan yaitu ekonomi, sosial dan lingkungan. GRI Guidelines Versi 3 menyebutkan bahwa, perusahaan harus menjelaskan dampak aktivitas perusahaan terhadap ekonomi, lingkungan dan sosial pada bagian standard disclosures. Dari ketiga dimensi tersebut diperluas


(40)

25

menjadi 6 dimensi, yaitu: ekonomi, lingkungan, praktek tenaga kerja, hak asasi manusia, masyarakat, dan tanggungjawab produk. Dari keenam dimensi terdapat 34 konstruk dan total seluruh item pengungkapan menurut GRI adalah 79 item.

Penelitian ini menggunakan konsep Global Reporting Initistive (GRI) sebagai indikator pengungkapan CSR (Cheng 2011). Jumlah item komponen CSR perusahaan didapatkan dengan memberikan nilai 1 pada perusahaan yang mengungkapkan komponen CSR yang telah ditetapkan,bila tidak diberi angka 0. Selanjutnya jumlah item komponen CSR yang diungkapkan perusahaan dibagi total komponen yang ditetapkan oleh GRI. Rumus perhitungan CSRI sebagai berikut :

� = �

� Keterangan :

� : Corporate Social Responsibility Disclosure Indeks Perusahaan j

� : criteria variable : 1 = jika item i diungkapkan : 0 = jika item i tidak

� : jumlah item untuk perusahaan j, � ≤ 79 Dengan demikian, 0 ≤� ≤ 1


(41)

2.2.4 Reaksi Investor

Pengujian terhadap reaksi pasar informasi yang dipublikasikan banyak dilakukan oleh para peneliti terdahulu, karena merupakan topik kajian yang cukup menarik dan kontroversial di bidang keuangan. (Beaver dalam Listyanti, 2011) menyatakan bahwa suatu laporan memiliki kandungan informasi, jika jumlah lembar saham yang diperdagangkan menjadi lebih besar ketika earning diumumkan, yang mengakibatkan adanya reaksi pasar terhadap informasi yang diberikan perusahaan baik itu informasi yang bersifat positif maupun negatif. Sedangkan Asquish dan Mullins (dalam Listyanti, 2011) menyatakan selain earning yang mengandung informasi, pengumuman pembayaran deviden merupakan sumber informasi yang dapat menyebabkan adanya reaksi pasar, dimana adanya kenaikan pengumuman deviden menyebabkan adanya reaksi yang positif dan signifikan atas harga saham perusahaan (Sharpe, dkk dalam Listyanti, 2011).

Selain menggunakan earning dan deviden, reaksi investor juga dapat diukur dengan menggunakan variable abnormal return dan volume perdagangan saham (Jogiyanto, 2009), dimana ketika informasi diumumkan diharapkan pasar akan bereaksi pada waktu pengumuman tersebut diterima oleh pasar yang ditunjukkan dengan adanya perubahan harga saham dari sekuritas yang bersangkutan. Perubahan harga saham dapat digambarkan dalam bentuk efisiensi pasar modal, yang dapat dilihat melalui abnormal return yang terjadi (Jogiyanto, 2009). Husna dkk (dalam


(42)

27

Listyanti, 2011) dalam penelitiannya tentang dampak pengumuman laporan keuangan terhadap volume perdagangan saham dan variabilitas return saham menunjukkan hasil bahwa volume perdagangan saham dapat digunakan untuk melihat reaksi investor atas publikasi laporan keuangan. Bukti empiris yang lain menemukan bahwa pengungkapan tanggung jawab sosial lingkungan, secara signifikan berdampak pada reaksi pasar atas harga saham, sehingga dapat diperoleh abnormal return (Dedman et al, 2007 ; Chan et al, 2001 ; Eberhart et al, 2004 ; Nelson, 2006 ; Xu et al, 2007) (dalam Listyanti, 2011). Selain menggunakan abnormal return perubahan harga juga dapat dilihat dengan cara mengamati penyesuaian return perusahaan atas return pasar pada waktu t (Bamber dan Cheon, dalam Listyanti, 2011).

Dari beberapa penelitian di atas maka dapat dikatakan bahwa informasi memiliki nilai apabila informasi tersebut memberikan suatu reaksi kepada investor untuk melakukan transaksi di pasar modal. Pasar modal adalah tempat bertemunya penjual dan pembeli dengan resiko untung dan rugi, untuk menarik pembeli dan penjual agar berpartisipasi di dalam pasar modal, maka pasar modal harus bersifat liquid dan efisien. Dikatakan liquid apabila penjual dan pembeli dapat membeli surat-surat berharga dengan cepat, sedangkan dikatakan efisien apabila harga-harga dari surat berharga yang diperdagangkan mencerminkan nilai perusahaan secara akurat (Jogiyanto, 2009).


(43)

2.2.4.1 Pasar Efisien

Pasar modal yang efisien didefinisikan sebagai pasar yang harga sekuritas-sekuritasnya telah mencerminkan semua informasi yang relevan. Semakin cepat informasi baru tercermin pada harga sekuritas, maka semakin efisien pasar modal tersebut (Husnan, 2003). Konsep pasar yang efisien dinyatakan bahwa investor selalu memasukkan faktor-faktor yang tersedia dalam keputusan mereka, sehingga terefleksi pada harga yang ditransaksikan (Tandelilin, 2001). Definisi pasar efisien menurut Fama (dalam Belkaoui, 1997) adalah suatu pasar sekuritas dikatakan efisien jika harga-harga sekuritas “mencerminkan sepenuhnya” informasi yang tersedia. Ada tiga faktor yang dapat mencerminkan harga yang terkandung pada suatu efek antara lain: (1) Informasi yang bersifat historis, (2) kejadian yang telah diumumkan tetapi belum dilaksanakan, dan (3) prediksi atas informasi yang akan datang (Ang, 1997). Menurut Jogiyanto (2009) bentuk pasar efisien dapat dibagi menjadi 2 aspek antara lain : (1) aspek informasi dan (2) aspek pengambilan keputusan. Aspek informasi meninjau efisiensi pasar dari ketersediaan informasi bagi para pelaku pasar, sedangkan aspek pengambilan keputusan meninjau efisiensi pasar dari kecanggihan pelaku pasar dalam mengambil keputusan dari informasi yang tersedia. Efisiensi pasar dari ketersediaan informasi biasa disebut sebagai efisiensi pasar secara informasi.

Pasar dikatakan efisien apabila reaksi pasar terhadap adanya informasi cepat dan dikatakan tidak efisien jika satu atau beberapa pelaku


(44)

29

pasar dapat menikmati return yang tidak normal (abnormal return) dalam jangka waktu yang cukup lama (Jogiyanto, 2009). Menurut Fama (dalam Jogiyanto, 2009) tiga bentuk utama dari efisiensi pasar berdasarkan informasinya yaitu informasi masa lalu, informasi sekarang yang sedang dipublikasikan dan informasi privat sebagai berikut :

1. Efisiensi pasar bentuk lemah (weak form)

Dikatakan efisiensi bentuk lemah jika harga-harga dari sekuritas mencerminkan secara penuh (full reflect) informasi masa lalu. Bentuk efisiensi pasar secara lemah berkaitan dengan teori langkah acak (random walk theory) yang menyatakan bahwa data masa lalu tidak berhubungan dengan nilai sekarang. Jika perubahan harga saham mengikuti random walk, maka dapat disimpulkan pasar efisien secara bentuk lemah, yang berarti nilai-nilai masa lalu tidak dapat digunakan untuk memprediksi harga sekarang. Ini berarti investor tidak dapat menggunakan informasi masa lalu untuk mendapatkan keuntungan tidak normal. Menurut Fama (dalam Jogiyanto, 2005) pengujian efiensi pasar bentuk lemah dapat dilakukan dengan cara seberapa kuat informasi masa lalu dapat memprediksi return masa depan.

2. Efisiensi pasar bentuk setengah kuat (semistrong form)

Dikatakan efisiensi bentuk setengah kuat jika harga-harga sekuritas secara penuh mencerminkan (full reflect) semua informasi yang dipublikasikan termasuk informasi-informasi yang berada di laporan keuangan perusahaan emiten. Dimana harga-harga bukan hanya


(45)

mencerminkan harga-harga di masa lampau, tetapi semua informasi yang dipublikasikan. Menurut Fama (dalam Jogiyanto, 2005) pengujian efisiensi pasar bentuk setengah kuat yaitu seberapa cepat harga sekuritas merefleksikan informasi yang dipublikasikan, efisiensi pasar setengah kuat dapat diuji dengan melihat abnormal return yang terjadi.

3. Efisiensi pasar bentuk kuat (strong form)

Dikatakan efisiensi pasar bentuk kuat apabila harga-harga sekuritas secara penuh mencerminkan (full reflect) semua informasi yang tersedia termasuk yang privat. Harga yang tercermin tidak hanya mencerminkan semua informasi yang dipublikasikan, tetapi juga informasi yang bisa diperoleh dari analisa fundamental tentang perusahaan dan perekonomian (Husnan, 2001). Menurut Fama (dalam Jogiyanto, 2005) pengujian efisiensi pasar bentuk kuat yaitu menjawab pertanyaan apakah investor mempunyai informasi privat yang tidak terefleksi pada harga sekuritas.


(46)

31

Gambar 2.1

Efisiensi Pasar Secara Informasi

Peristiwa Kandungan informasi Kecepatan Reaksi Efisiensi Pasar secara Informasi

Sumber: Jogiyanto, 2009

Menurut Setiawan dan Hartono (dalam Listyanti, 2011) bentuk pasar modal di Indonesia adalah bentuk pasar efisien setengah kuat (semistrong form) secara informasi, yang tercermin dari cepatnya investor bereaksi terhadap masuknya informasi baru. Pasar efisien setengah kuat (semistrong form) dapat diuji dengan melihat abnormal return yang terjadi melalui perubahan harga saham dan aktivitas volume perdagangan saham (Fama dalam Jogiyanto, 2005). Dimana pasar yang efisien tercermin dari cepatnya investor bereaksi terhadap masuknya informasi baru, jika pelaku pasar (investor) menganggap informasi tersebut sebagai informasi yang baik (good-news) maka akan ada reaksi investor yang tercermin melalui peningkatan harga saham maupun volume perdagangan saham,

cepat

Lama dan Berkepanjangan Ada abnormal

return

Tidak terjawab

Tidak efisien efisien

Pengumuman peristiwa

Tidak ada

abnormal return


(47)

peningkatan harga saham dapat dilihat dari abnormal return (Bandi dan Hartono dalam Listyanti, 2011).

Pada kondisi pasar yang efisien adanya abnormal return yang positif akan memicu kenaikan volume perdagangan saham, begitu pula sebaliknya adanya abnormal return yang negatif dapat memicu penurunan volume perdagangan saham (Subekti dalam Listyanti, 2011). Tetapi perlu diingat bahwa tidak selalu abnormal return berhubungan dependen dengan volume perdagangan saham, perubahan harga merefleksikan perubahan dalam pengharapan secara keseluruhan sedangkan volume merefleksikan perubahan dalam pengharapan secara individu (Beaver 1968; Baron 1995) (dalam Listyanti, 2011). Sehingga suatu informasi, misalnya abnormal return mungkin netral dalam arti tidak mengubah perharapan individual, yang berarti tidak ada investor secara keseluruhan terhadap abnormal return tetapi mungkin ada penggantian dalam posisi portofolio yang merefleksikan reaksi volume.

2.2.4.2 Abnormal Return

Abnormal return merupakan selisih antara return sesungguhnya terjadi (return realisasi) dengan return ekspektasi (expected return), return normal merupakan return ekspektasi (return yang diharapkan oleh investor). Selain itu untuk suatu studi tentang harga, return pasar bisa juga dianggap sebagai return normal, sehingga merupakan pengurangan bagi return aktual untuk menghasilkan abnormal return (Jogiyanto, 2009).


(48)

33

Besarnya selisih juga dapat digunakan untuk menguji kandungan informasi (informasi content) dari suatu pengumuman. Jika suatu pengumuman mengandung informasi, maka diharapkan pasar akan bereaksi pada waktu pengumuman diterima oleh pasar, dimana reaksi tersebut ditunjukkan dengan abnormal return (Jogianto 2009).

Perhitungan abnormal return dapat diukur dengan rumus sebagai berikut :

�.� = .�− �( .�)

Keterangan :

�.� : abnormal return sekuritas ke i pada periode peristiwa t

.� : return sesungguhnya yang terjadi untuk sekuritas ke i

pada periode peristiwa ke t

�( .�) : expected return sekuritas ke i untuk periode peristiwa ke t

Return ekspektasi dapat dihitung menggunakan 3 model estimasi tanpa sesuaian resiko (Jogiyanto, 2010) yaitu :

1. Mean-adjusted model

Model ini menganggap bahwa expected return bernilai konstan yang sama dengan rata-rata return realisasi sebelumnya selama periode estimasi (estimation period)

2. Market model

Perhitungan expected return model ini dilakukan dengan dua tahap, yaitu: (1) membentuk model ekspektasi dengan menggunakan data realisasi selama periode estimasi dan (2) menggunakan model


(49)

ekspektasi ini umtuk mengestimasi expected return di periode jendela, model ekspektasi dapat dibentuk menggunakan metode beta.

3. Market-adjusted model

Model ini menganggap bahwa praduga yang terbaik untuk mengestimasi return suatu sekuritas adalah return indeks pasar pada saat tersebut. Dengan menggunakan model ini, maka tidak perlu periode estimasi untuk membentuk model estimasi, karena return sekuritas yang diestimasi adalah sama dengan return indeks pasar.

2.2.4.3 Volume Perdagangan Saham

Volume perdagangan saham merupakan perbandingan antara jumlah volume saham yang ditransaksikan dengan jumlah saham yang beredar (Cristian dalam Listyanti, 2011). Adanya perdagangan saham yang terjadi akan menghasilkan volume perdagangan saham, yang dapat menyebabkan jumlah volume saham yang diperjual belikan berubah setiap harinya (Fitria dalam Listyanti, 2011).

Beaver (dalam Listyanti, 2011) mengatakan bahwa harga saham menjadi sangat penting bagi para investor, karena mempunyai konsekuensi ekonomi. Perubahan dalam volume perdagangan saham ini dapat menunjukkan aktivitas perdagangan saham dan mencerminkan keputusan investasi investor (Iskandar dalam Listyanti, 2011). Jumlah (volume) perdagangan yang tinggi menunjukkan minat partisipasi yang besar dari


(50)

35

para pelaku pasar. Sedangkan jumlah (volume) perdagangan yang minim menunjukkan minat yang kurang dari pelaku pasar.

Volume perdagangan saham dapat diukur dengan menggunakan unexpected trading volume (volume perdagangan saham abnormal) yaitu selisih antara volume sesungguhnya terjadi dengan volume perdagangan normal (Nurdin dan Cahyandito dalam Listyanti, 2011). Digunakan unexpected trading volume (volume perdagangan saham abnormal) karena volume perdagangan saham abnormal merupakan volume penyesuaian pasar untuk melihat reaksi pasar, yang merupakan bukti perubahan probabilitas investor atas distribusi return masa depan (Bandi dan Hartono dalam Listyanti, 2011).

Penelitian Bandi dan Hartono (dalam Listyanti, 2011) menyimpulkan bahwa reaksi harga dan reaksi volume perdagangan secara statistik terjadi secara dependen, reaksi volume perdagangan saham dependen terhadap reaksi harga saham, dan hubungan antara reaksi harga saham volume perdagangan lebih dekat pada dependensi daripada keeratan keduanya. Perhitungan volume perdagangan saham (Total Volume Activity) dilakukan dengan membandingkan jumlah saham perusahaan yang diperdagangkan dalam suatu periode tertentu dengan keseluruhan jumlah saham beredar perusahaan pada kurun waktu yang sama. Perhitungan TVA ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

��,� =

volume saham perusahaan i yang diperdagangkan pada waktu t volume saham perusahaan i yang beredar pada waktu t


(51)

Keterangan :

��,� = Trading volume activity i pada waktu t i = nama perusahaan

t = periode waktu tertentu

2.2.4.4 Hubungan Pengungkapan Corporate Social Responsibility Terhadap Reaksi Investor Dengan Variabel Pengukur Abnormal Return

Pengungkapan corporate social responsibility merupakan proses yang digunakan untuk mengungkapkan informasi yang berkaitan dengan kegiatan perusahaan serta pengaruhnya terhadap kondisi sosial masyarakat dan lingkungan. Pengungkapan informasi CSR merupakan salah satu cara perusahaan untuk membangun, mempertahankan, dan melegitimasi kontribusi perusahaan dari sisi ekonomi dan politik (Guthrie dan Parker dalam Listyanti, 2011).

Teori yang mengamati pengaruh informasi terhadap perubahan perilaku pemakai, yang perhatiannya pada pengaruh informasi terhadap perubahan perilaku pemakai informasi adalah signaling theory (Suwardjono, 2005). Suatu informasi dapat dikatakan bermanfaat apabila dapat menyebabkan perubahan keyakinan penerima dan memicu tindakan tertentu yang terefleksi dalam perubahan harga. Jika pelaku pasar (investor) menganggap informasi tersebut sebagai informasi yang baik (good-news) maka akan ada reaksi investor yang tercermin melalui perubahan harga saham.


(52)

37

Penelitian yang dilakukan Cheng (2011) yang menyimpulkan pengungkapan corporate social responsibility dalam laporan keuangan berpengaruh positif terhadap abnormal return. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian Maristi (2013) menyimpulkan bahwa pelaksanaan CSR memiliki dampak positif dan signifikan terhadap reaksi pasar. Sedangkan menurut Suranta (2010) yang menguji pengaruh pengungkapan tema-tema sosial dan lingkungan (CSR disclosure) terhadap reaksi investor, hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa variabel dalam pengungkapan tema-tema sosial dan lingkungan tidak mempengaruhi abnormal return.

2.2.4.5 Hubungan Pengungkapan Corporate Social Responsibility Terhadap Reaksi Investor dengan Variabel Pengukur Volume Perdagangan Saham

Pengungkapan corporate social responsibility dapat dijelaskan melalui stakeholders theory dan signaling theory. Stakeholders theory mengatakan bahwa perusahaan bukanlah entitas yang berdiri sendiri, tetapi juga harus memberikan manfaat bagi stakeholders (yang terdiri dari investor, konsumen, pemasok, pegawai, badan regulator, masyarakat serta lingkungan sekitar) (Ghozali dan Chariri, 2007). Sinyal-sinyal positif bagi investor dalam mempertimbangkan dan menentukan investasinya selalu memasukkan informasi-informasi yang dinilai bermanfaat.


(53)

Pada kondisi pasar yang efisien adanya abnormal return yang positif akan memicu kenaikan volume perdagangan saham, begitu pula sebaliknya adanya abnormal return yang negatif dapat memicu penurunan volume perdagangan saham (Subekti dalam Listyanti, 2011). Volume perdagangan saham dapat diukur dengan menggunakan unexpected trading volume (volume perdagangan saham abnormal), yang merupakan volume penyesuaian pasar untuk melihat reaksi pasar. Volume perdagangan saham dapat berubah mengikuti perubahan pengharapan investor (Bandi dan Hartono dalam Listyanti, 2011).

Penelitian Prameswari (2011) menunjukkan pengungkapan CSR berpengaruh terhadap aktivitas volume perdagangan saham. Konsisten dengan Maristi (2013) yang menyimpulkan dengan pengungkapan Corporate social responsibility berpengaruh positif terhadap volume perdagangan saham. Sedangkan menurut Suranta (2010) yang menguji pengaruh pengungkapan tema-tema sosial dan lingkungan (CSR disclosure) terhadap reaksi investor, hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa variabel dalam pengungkapan tema-tema sosial dan lingkungan tidak mempengaruhi volume perdagangan saham.

2.3 Kerangka Pemikiran

CSR dianggap sebagai investasi di masa depan bagi perusahaan. Karena CSR merupakan tabungan masa depan bagi perusahaan untuk mendapatkan keuntungan, keuntungan yang diperoleh bukan sekedar


(54)

39

Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial (Corporate

Social Resonsibility)

keuntungan ekonomi tetapi lebih dari itu yaitu keuntungan secara sosial dan lingkungan bagi keberlanjutan perusahaan.

Untuk menarik minat investor agar berpartisipasi dalam pasar modal, maka pasar modal harus bersifat likuid dan efisien. Pasar modal dikatakan likuid apabila penjual dapat menjual dan pembeli dapat membeli surat-surat berharga dengan cepat, dan dikatakan efisien jika harga-harga dari surat berharga yang diperdagangkan mencerminkan nilai perusahaan secara akurat (Jogiyanto, 2009). Efisiensi pasar dapat diuji dengan melihat return tidak normal (abnormal return) yang terjadi melalui perubahan harga saham dan aktivitas volume perdagangan saham (Jogiyanto, 2009).

Penelitian ini mencoba menguji hubungan antara tanggung jawab sosial perusahaan terhadap reaksi investor, apakah pengungkapan tersebut mempengaruhi investor dalam mengambil keputusan atau tidak. Dari uraian tersebut, maka kerangka pemikiran dari penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut :

Gambar 2.2

Kerangka Pemikiran

Variabel Independen Variabel Dependen

ܪ1 ܪ2

Reaksi Investor - Abnormal Return


(55)

2.4 Hipotesis

1 : Pengungkapan corporate social responsibility berpengaruh positif terhadap reaksi investor yang diukur melalui abnormal return. 2 ∶ Pengungkapan corporate social responsibility berpengaruh positif

terhadap reaksi investor yang diukur melalui volume perdagangan saham.


(56)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian

Peneliti memilih objek penelitian Corporate Social Responsibility. Menurut Undang-Undang No.40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (pasal 74 ayat 1a) mewajibkan perusahaan yang usahanya dibidang dan/atau berkaitan dengan sumber daya alam untuk melakukan corporate social responsibility.

Suatu informasi dapat dikatakan mempunyai nilai guna bagi investor apabila informasi tersebut memberikan reaksi untuk melakukan transaksi di pasar modal. Hal ini dapat dilihat dari abnormal return yang merupakan salah satu indikator yang dapat dipakai guna melihat keadaan pasar yang sedang terjadi (Jogianto, 2009). Abnormal return yang positif akan memicu kenaikkan volume perdagangan saham, begitu pula sebaliknya adanya abnormal return yang negatif dapat memicu penurunan volume perdagangan saham (Subekti dalam Listyanti, 2011).

3.2 Definisi Operasionalisasi dan Pengukuran Variabel

Definisi operasional dan pengukuran variabel berisi pernyataan tentang pengoperasian atau pendefinisian konsep – konsep penilaian menjadi variabel – variabel penelitian termasuk penetapan cara dan satuan pengukuran variabelnya.


(57)

3.2.1 Variabel Independen

X = Corporate Social Responsibility

Corporate Social Responsibility adalah tanggung jawab sebuah organisasi terhadap dampak-dampak dari keputusan-keputusan dan kegiatan-kegiatannya pada masyarakat dan lingkungan yang diwujudkan dalam bentuk perilaku transparan dan etis yang sejalan dengan pembangunan berkelanjutan dan kesejahteraan masyarakat; mempertimbangkan harapan pemangku kepentingan, sejalan dengan hukum yang ditetapkan dan norma-norma perilaku internasional; serta terintegrasi dengan organisasi secara menyeluruh (ISO 26000).

Penelitian ini menggunakan konsep Global Reporting Initistive (GRI) sebagai indikator pengungkapan CSR (Cheng 2011). Jumlah item komponen CSR perusahaan didapatkan dengan memberikan nilai 1 pada perusahaan yang mengungkapkan komponen CSR yang telah ditetapkan,bila tidak diberi angka 0. Selanjutnya jumlah item komponen CSR yang diungkapkan perusahaan dibagi total komponen yang ditetapkan oleh GRI. Rumus perhitungan CSRI sebagai berikut :

� = �

Keterangan :

� : Corporate Social Responsibility Disclosure Indeks Perusahaan j


(58)

43

� : kriteria variable : 1 = jika item i diungkapkan : 0 = jika item i tidak diungkapkan

: jumlah item untuk perusahaan j, ≤ 79 Dengan demikian, 0 ≤� ≤ 1

3.2.2 Variabel Dependen Reaksi Investor

Y1 = Abnormal Return

Abnormal return merupakan selisih antara return sesungguhnya terjadi (return realisasi) dengan return ekspektasi (expected return), return normal merupakan return ekspektasi (return yang diharapkan oleh investor). Selain itu untuk suatu studi tentang harga, return pasar bisa juga dianggap sebagai return normal, sehingga merupakan pengurangan bagi return aktual untuk menghasilkan abnormal return (Jogiyanto, 2009).

Jogiyanto (2009) memformulasikan rumus untuk menghitung abnormal return sebagai berikut:

a) Abnormal Return

�.� = .�− �( .�)

Keterangan :

�.� : abnormal return sekuritas ke i pada periode peristiwa t

.� : return sesungguhnya yang terjadi untuk sekuritas ke i

pada periode peristiwa ke t


(59)

b) Actual Return ( )

Return aktual saham merupakan return yang sudah terjadi. Return aktual dapat dihitung dari harga saham harian dengan membandingkan antara harga hari ini dikurangi harga kemarin dibandingkan dengan harga kemarin (Jogiyanto, 2009:558).

� = ��− ��−1 �−1

Keterangan :

: return sesungguhnya saham i hari ke t �� : harga saham i hari ke t

��−1 : harga saham i hari ke t

c) Expected Return (� ).

Model disesuaikan pasar (Market-adjusted Model) menganggap bahwa penduga yang terbaik untuk mengestimasi return suatu sekuritas adalah return indeks pasar pada saat tersebut. Dengan menggunakan model ini maka tidak perlu menggunakan metode periode estimasi untuk membentuk model estimasi karena return sekuritas yang diestimasi adalah sama dengan return indeks pasar.

� � = �

dimana

� = �− �−1 �−1

Keterangan :


(60)

45

� : Indeks Harga Saham Gabungan ke t �−1 : Indeks Harga Saham Gabungan ke t-1

Y2 = Volume Perdagangan Saham

Volume perdagangan saham merupakan perbandingan antara jumlah volume saham yang ditransaksikan dengan jumlah saham yang beredar (Cristian dalam Listyanti, 2011). Adanya perdagangan saham yang terjadi akan menghasilkan volume perdagangan saham, yang dapat menyebabkan jumlah volume saham yang diperjual belikan berubah setiap harinya (Fitria dalam Listyanti, 2011).

Penelitian Bandi dan Hartono (dalam Listyanti, 2011) menyimpulkan bahwa reaksi harga dan reaksi volume perdagangan secara statistik terjadi secara dependen, reaksi volume perdagangan saham dependen terhadap reaksi harga saham, dan hubungan antara reaksi harga saham volume perdagangan lebih dekat pada dependensi daripada keeratan keduanya. Perhitungan volume perdagangan saham (Total Volume Activity) dilakukan dengan membandingkan jumlah saham perusahaan yang diperdagangkan dalam suatu periode tertentu dengan keseluruhan jumlah saham beredar perusahaan pada kurun waktu yang sama. Perhitungan TVA ini dapat dirumuskan sebagai berikut:


(61)

Keterangan :

��,� = Trading volume activity i pada waktu t i = nama perusahaan

t = periode waktu tertentu

3.3 Teknik Penarikan Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah semua perusahaan industri food and beverage yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Peneliti memilih melakukan penelitian di BEI dikarenakan laporan keuangan perusahaan publik di BEI dapat diakses dan terbuka untuk umum.

Tabel 3.1 populasi penelitian

No. Perusahaan

1. PT. Akasha Wira Internasional, Tbk 2. PT. Tiga Pilar Sejahtera Food, Tbk 3. PT. Tri Banyan Tirta, Tbk

4. PT. Cahaya Kalbar, Tbk 5. PT. Davomas Abadi, Tbk 6. PT. Delta Djakarta, Tbk

7. PT. Indofood CBP Sukses Makmur, Tbk 8. PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk 9. PT. Multi Bintang Indonesia, Tbk 10. PT. Mayora Indah, Tbk

11. PT. Prashidu Aneka Niaga, Tbk 12. PT. Nippon Indosari Corporindo, Tbk 13. PT. Sekar Bumi, Tbk

14. PT. Sekar Laut, Tbk 15. PT. Siantar Top, Tbk


(62)

47

3.3.2 Sampel

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini dengan menggunakan teknik purposive sampling dengan tujuan mendapat sampel dengan kriteria-kriteria yang telah ditetapkan.

Adapun prosedur pemilihan sampelnya berdasarkan kriteria-kriteria yang ditetapkan sebagai berikut :

1. Perusahaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan yang masuk kategori industri perusahaan food and Beverage.

2. Perusahaan terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan mempublikasikan laporan tahunannya.

3. Perusahaan yang berhubungan dengan variabel penelitian.

Dari beberapa pemilihan yang ditentukan, maka diperoleh 11 hingga 12 perusahaan, dikarenakan pada tahun 2012 terdapat tambahan perusahaan. Sampel sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan pada perusahaan Food and Beverage yang terdaftar di BEI.

Tabel 3.2 Sampel Penelitian

No. Tahun Perusahaan

1.

2010

PT. Akasha Wira Internasional, Tbk 2. PT. Tiga Pilar Sejahtera Food, Tbk

3. PT. Davomas Abadi, Tbk

4. PT. Delta Djakarta, Tbk

5. PT. Indofood CBP Sukses Makmur, Tbk 6. PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk 7. PT. Multi Bintang Indonesia, Tbk

8. PT. Mayora Indah, Tbk

9. PT. Prashidu Aneka Niaga, Tbk 10. PT. Nippon Indosari Corporindo, Tbk


(63)

11. PT. Ultrajaya Milk Industry and Trading Company, Tbk 12.

2011

PT. Akasha Wira Internasional, Tbk 13. PT. Tiga Pilar Sejahtera Food, Tbk

14. PT. Davomas Abadi, Tbk

15. PT. Delta Djakarta, Tbk

16. PT. Indofood CBP Sukses Makmur, Tbk 17. PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk 18. PT. Multi Bintang Indonesia, Tbk

19. PT. Mayora Indah, Tbk

20. PT. Prashidu Aneka Niaga, Tbk 21. PT. Nippon Indosari Corporindo, Tbk

22. PT. Ultrajaya Milk Industry and Trading Company, Tbk 23.

2012

PT. Akasha Wira Internasional, Tbk 24. PT. Tiga Pilar Sejahtera Food, Tbk

25. PT. Davomas Abadi, Tbk

26. PT. Delta Djakarta, Tbk

27. PT. Indofood CBP Sukses Makmur, Tbk 28. PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk 29. PT. Multi Bintang Indonesia, Tbk

30. PT. Mayora Indah, Tbk

31. PT. Prashidu Aneka Niaga, Tbk 32. PT. Nippon Indosari Corporindo, Tbk

33. PT. Sekar Laut, Tbk

34. PT. Ultrajaya Milk Industry and Trading Company, Tbk

3.4 Teknik Pengumpulan Data 3.4.1 Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Menurut Sugiyono (2010:193) sumber sekunder adalah:

“Sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau dokumen”. Data sekunder dapat diperoleh dengan cara membaca, mempelajari dan memahami melalui media lain


(64)

49

yang bersumber pada literatur dan buku-buku perpustakaan atau data-data dari perusahaan yang berkaitan dengan masalah yang diteliti.

3.4.2 Sumber Data

Adapun sumber data dalam penelitian ini yaitu data sekunder yang diperoleh adalah data-data berkaitan dengan penelitian selama periode pengamatan tahun 2010-2012, yaitu :

1. Data laporan tahunan perusahaan selama periode penelitian tahun 2010-2012, yang diperoleh dari Pusat Informasi Pasar Modal (PIPM) di Surabaya.

2. Data ICMD 2010-2011 perusahaan yang diperoleh di Pojok BEI UPN Veteran Jatim.

3. Data ringkasan kinerja perusahaan yang diperoleh melalui www.idx.co.id

4. Data IHSG yang diperoleh melalui www.finance.yahoo.com

3.4.3 Metode Pengumpulan Data

Metode Pengumpulan Data yang dipakai oleh peneliti yaitu:

1. Dokumentasi yaitu cara pengumpulan data dengan melihat catatan/dokumen yang ada kaitannya mengenai corporate social responsibility, abnormal return dan volume perdagangan saham diperlukan dalam penelitian ini.


(65)

2. Penelitian Kepustakaan (library research)

Penelitian dengan cara mempelajari literatur seperti buku-buku jurnal, skripsi, dan berbagai macam sumber tertulis lainnya yang berkaitan 3. Penelitian Lapangan (field research)

Untuk memperoleh data, penulis mengadakan penelitian di Pusat Informasi Pasar Modal (PIPM) di Surabaya dan juga di Pojok BEI UPN Veteran Jatim guna mencari data dan informasi harga volume perdagangan saham perusahaan.

3.5 Teknik Analisis dan Uji Hipotesis 3.5.1 Teknik Analisis

Analisis data merupakan salah satu cara yang digunakan untuk mengetahui sejauh mana variabel yang mempengaruhi variabel yang lain agar data yang dikumpulkan tersebut dapat bermanfaat maka harus diolah atau dianalisis terlebih dahulu sehingga dapat dijadikan dalam mengambil keputusan. Teknik yang digunakan dalam penelitian ini yaitu :

- Uji Persamaan Regresi Sederhana

Dalam menganalisis penelitian tentang analisis pengaruh pengungkapan tanggung jawab sosial (Corporate Social Responsibility), reaksi investor perusahaan food and beverage di BEI diperlukan model analisis yaitu menggunakan analisis regresi sederhana yang pada dasarnya merupakan ekstensi dari metode regresi dalam analisis bivariate yang umumnya digunakan untuk menguji pengaruh satu variabel independen


(66)

51

terhadap variabel dependen dengan skala pengukuran interval atau rasio dalam suatu persamaan linier (Ghozali, 2006). Persamaan analisis regresi sederhana sebagai berikut:

Y1 = a + bX + e ... (1) Y2 = a + bX + e ... …...(2) Keterangan:

Y1 = Abnormal Return

Y2 = Volume Perdagangan Saham X = Corporate Social Responsibility a + b = Koefisien regresi

e = Standar Error

3.5.2 Uji Normalitas

Dalam penelitian ini uji asumsi klasik tidak digunakan, karena berdasarkan uji multikolonieritas yang bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya kolerasi antar variabel bebas, dimana model regresi yang baik tidak terjadi korelasi diantara variabel independen, serta berdasarkan uji autokorelasi yang mensyaratkan adanya intercept (konstanta) dalam model regresi dan tidak ada variabel lagi diantara variabel independen (Ghozali, 2006). Dari uji multikolonieritas dan uji autokolerasi menunjukkan bahwa uji asumsi klasik digunakan untuk dua variabel dependen atau lebih. Karena penelitian ini hanya menggunakan satu variabel bebas maka digunakan uji normalitas. Dimana


(1)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis regresi linier sederhana dapat disimpulkan bahwa:

1. Pengungkapan Corporate Social Responsibility tidak berpengaruh positif terhadap reaksi investor melalui indikator abnormal return , sehingga hipotesis ke-1 penelitian ini yang menyatakan bahwa ada pengaruh positif antara pengungkapan Corporate Social Responsibility terhadap reaksi investor, yang diukur melalui abnormal return tidak teruji kebenarannya.

2. Pengungkapan Corporate Social Responsibility tidak berpengaruh positif terhadap reaksi investor melalui indikator Volume Perdagangan Saham, sehingga hipotesis ke-2 penelitian ini yang menyatakan bahwa ada pengaruh positif antara pengungkapan Corporate Social Responsibility terhadap reaksi investor, yang diukur melalui Volume Perdagangan Saham tidak teruji kebenarannya.


(2)

71

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan dan pembahasan pada penelitian ini, maka saran yang dapat diajukan adalah :

1. Bagi perusahaan hendaknya meningkatkan kesadaran untuk melakukan aktivitas CSR dan pengungkapannya.

2. Untuk penelitian selanjutnya disarankan:

a. Dapat menggunakan variabel lain sebagai variabel moderating hubungan CSR dengan reaksi investor, misalnya : leverage, size perusahaan, dll.

b. Diharapkan menggunakan sampel yang lebih banyak dengan tahun pengamatan yang lebih lama.

c. Diharapkan dapat menggunakan periode jendela (windows period) sehingga dapat diketahui kejadian sebelum dan sesudah terjadinya peristiwa pengungkapan tanggung jawab sosial.

5.3 Keterbatasan dan Implikasi Penelitian 5.3.1 Keterbatasan Penelitian

Keterbatasan – keterbatasan pada penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Penelitian ini hanya menggunakan Corporate Social Responsibility (CSR) sebagai variabel bebas dalam pengaruhnya terhadap reaksi investor.


(3)

72

2. Penelitian ini hanya menggunakan sampel perusahaan food and beverage yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang berjumlah 11 hingga 12 perusahaan dengan tahun pengamatan pada periode tahun 2010 – 2012.

3. Reaksi investor dalam penelitian ini dihitung berdasarkan abnormal return yang mengesampingkan periode jendela (windows period), sehingga mengakibatkan tidak diketahui sebelum dan sesudah terjadinya peristiwa pengungkapan tanggung jawab sosial.

5.3.2 Implikasi Penelitian

Peningkatan pengungkapan Corporate Social Responsibility dapat meningkatkan akuntabilitas perusahaan, meminimalisir risiko, melindungi image baik perusahaan, dan sebagai alat analisis bagi investor dan kreditor. Untuk diharapkan hasil penelitian ini dapat meningkatkan kesadaran perusahaan untuk melakukan aktivitas Corporate Social Responsibility dan pengungkapannya.

Selain itu, investor juga diharapkan lebih menyadari pentingnya isu Corporate Social Responsibility di masa depan, sehingga bagi perusahaan yang ingin melakukan aktivitas Corporate Social Responsibility secara nyata dengan cara memaksimalkan dampak positif dan meminimalkan dampak negatif dari suatu kegiatan bisnis tertentu. Dalam jangka panjang, perusahaan dapat menikmati kinerja yang baik dan pada gilirannya akan dinikmati oleh masyarakat secara umum.


(4)

DAFTAR PUSTAKA BUKU TEXT

Ang, Robert, 1997, Buku Pintar Pasar Modal Indonesia, Penerbit Mediasoft Indonesia, Jakarta.

Belkaoui, Ahmed Riahi, 2007, Accounting Theory, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Ghozali, Imam dan Chariri, Anis, 2007, Teori Akuntansi, Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.

Husnan, Sunan, 2001, Dasar-Dasar Portofolio dan Analisis Sekuritas Edisi kedua. Penerbit AMP YKPN, Yogyakarta.

Jogiyanto, 2005, Pasar Efisien Secara Keputusan, Penerbit Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Jogiyanto, 2009. Teori Portofolio dan Analisis Investasi Edisi 6. Penerbit BPFE, Yogyakarta.

Scott, William, 2003, Financial Accounting Theory(4th edition), Penerbit Prentice Hall, Toronto.

Sekarang, Umar, 2006, Research Methods for Business Edisi keempat, Penerbit Salemba Empat, Jakarta

Suwardjono, 2005, Teori Akuntansi : Perekayasaan Pelaporan Keuangan, Penerbit BPEE, Yogyakarta.

Tandelilin, Eduardus, 2001, Analisis Investasi Manajemen Portofolio Edisi Pertama, Penerbit BPFE, Yogyakarta.

Undang-Undang Republik Indonesia No.40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, Google Search, Diakses tanggal 25 November 2013.

SKRIPSI

Haosana, cincin, 2012, “Pengaruh Return on Asset dan Tobin’s Q terhadap Volume Perdagangan Saham pada Perusahaan Retail yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia”, skripsi Universitas Hasanuddin.

Listyanti, Annavianti, 2011, “Pengaruh Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Terhadap Reaksi Investor (Studi pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI)”, skripsi Universitas Diponegoro


(5)

Wira, Ayu, 2012, Pengaruh Pengungkapan Corporate Social Responsibility Terhadap Nilai Perusahaan dan Volume Perdagangan saham¸skripsi Universitas Hasanuddin.

JURNAL

Andayani, Tri Juniarti, 2009, “Corporate Social Responsibility Disclosure Alternatif Pengambilan Keputusan Bagi Investor”, Google search, Diakses tanggal 25 November 2013.

Anggraini, Fr. Reni Retno, 2006, “Pengungkapan Informasi Sosial dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengungkapan Informasi Sosial Dalam Laporan Tahunan (StudiEmpiris Pada Perusahaan-Perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta)”. Simposium Nasional Akuntansi IX, Padang.

Cheng, Megawati dan Jogi, Yulius, 2011, “Pengaruh Pengungkapan Corporate Social Responsibility Terhadap Abnormal Return”, Universitas Kristen Petra Surabaya.

Dahlia, Lely dan Siregar, Veronica, 2008, “Pengaruh Corporate Social Responsibility Terhadap Kinerja Perusahaan (Studi Empiris pada Perusahaan-Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2005 dan 2006)”. Simposium Nasional Akuntansi IX, Pontianak. Jiliandro, Niko, 2012, “Pengaruh Penghargaan Indonesia Sustainability Reporting Award (ISRA) terhadap Abnormal Return dan Volume Perdagangan Saham”, Google Search, Diakses tanggal 2 Desember 2013.

Maristi, Annisa, 2013, “Pengaruh Corporate Social Responsibility Disclosure dan Kebijakan Deviden Terhadap Reaksi Investor”, Universitas Negeri Padang.

Prameswari, Diota, 2011, “Pengaruh Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Terhadap Volume Perdagangan dan Harga Saham (studi pada Perusahaan yang Terdaftar di BEI) Universitas Pendidikan Ganesha.

Sayekti, Yosefa, dan Ludovicus, 2007, :Pengaruh Corporate Social Responsibility Disclosure Terhadap Earning Response Coefficient”. Symposium Nasional Akuntansi X, Makassar.

Suranta, Eddy, 2010, Analisis CSR Disclosure Terhadap Reaksi Investor (Studi Empiris Pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia), Fakultas Ekonomi Universitas Bengkulu.


(6)

www.idx.co.id www.sahamok.com www.finance.yahoo.com


Dokumen yang terkait

Pengaruh Corporate Social Responsibility, kepemilikan institusional, dan kepemilkan asing terhadap nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2011 dan 2013

0 89 119

Pengaruh Corporate Social Responsibility dan Kinerja Keuangan Pada Nilai Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

1 73 108

Pengaruh Corporate Social Responsibility Disclosure Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Kebijakan Struktur Modal Sebagai Variabel Pemoderasi Pada Perusahaan Pertambangan Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 38 84

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengungkapan Informasi Corporate Social Responsibility (CSR) Dalam Laporan Tahunan Dan Pengaruhnya Terhadap Harga Saham (Studi Empiris Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia)

0 38 122

Pengaruh Mekanisme Good Corporate Governace dan profitabilitas Terhadap Harga Saham Dengan corporate Social Responsibility Sebagai Variabel Moderating Pada Perusahaan Sektor Industri Barang Industri yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

1 46 93

Pengaruh Corporate Social Responsibility Terhadap Nilai Perusahaan dengan Profitabilitas sebagai Variabel Moderasi Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

4 68 88

Pengaruh Corporate Social Responsibility Disclosure Terhadap Nilai Perusahaan dengan Kebijakan Struktur Modal Sebagai Variabel Pemoderasi pada Perusahaan Properti yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

1 42 103

Pengaruh Corporate Social Responsibility Terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

3 71 72

Pengaruh Corporate Social Responsibility terhadap Nilai Perusahaan Dengan Profitabilitas Sebagai Variabel Moderating Pada Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Pada Tahun 2012-2014

2 82 70

PENGARUH PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY DALAM LAPORAN TAHUNAN PERUSAHAAN TERHADAP REAKSI INVESTOR : STUDI PADA PERUSAHAAN FOOD AND BEVERAGE YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA SKRIPSI

0 1 23