Peran Orang Tua Terhadap Pembentukan Minat, Bakat dan Perilaku Anak

2.Berjumpa dengan seseorang yag sebelumnya belum pernah dijumpai. 3.Datang ke suatu tempat yang belum pernah dijumpai. Dengan hal-hal seperti tersebut diatas, menyebabkan anak perasaannya terlibat ke dalam pengalaman aktual.

I.5.4.6 Peran Orang Tua Terhadap Pembentukan Minat, Bakat dan Perilaku Anak

Anak akan tumbuh sesuai dengan kebiasaannya. Apabila anak dibimbing dan diajarkan tentang kebaikan, maka ia akan tumbuh menjadi orang yang berakhlak baik dan menjadi orang yang berguna bagi siapa saja yang ada di dekatnya. Namun sebaliknya, jika anak tumbuh tanpa ada orang yang membimbing pada kebaikan, tidak mendapatkan pendidikan dan pengajaran yang layak, maka ia besar kemungkinan akan tumbuh menjadi orang yang berakhlak buruk dan menjadi beban bagi keluarga dan masyarakat di sekitarnya. Oleh karena itu merupakan peranan orang tua dalam mengajarkan dan membimbing anak tentang apa saja yang termasuk perilaku baik dan mana saja yang buruk. Dengan demikian, anak akan memahami dan dapat membedakan antara yang baik dan buruk. Sehingga ia tidak akan tertarik melakukan tindakan buruk seperti mencuri, melakukan tindakan kriminal yang dapat merugikan dirinya dan juga lingkungannya. Salah satu tindakan baik orang tua ialah mendorong memotivasi bakat yang positif seperti dalam ajang pencarian bakat Idola Cilik di televisi. Menurut Wijaya 2002 : 45, secara teori minat memiliki ciri-ciri sebagai berikut : Universitas Sumatera Utara 1. Minat tidak bawa sejak lahir. 2. Dapat diubah-ubah situasional dan temporal. 3. Tidak berdiri sendiri, senantiasa mengandung reaksi dengan stimulus maupun objek. 4. Objek itu dapat merupakan suatu hal tertentu, tetapi dapat juga merupakan kumpulan dari hal tersebut. Fishbein dalam Ali, 2004 : 141 mendefinisikan sikap adalah predisposisi emosional yang dipelajari untuk merespons secara konsisten terhadap suatu objek. Sikap merupakan variabel laten yang mendasari, mengarahkan, dan memenuhi perilaku. Sikap tidak identik dengan respons dalam bentuk perilaku, tidak dapat diamati secara langsung tetapi dapat disimpulkan dari konsistensi perilaku yang dapat diamati. Secara operasional, sikap dapat diekspresikan dalam bentuk kata- kata atau tindakan yang merupakan respons reaksi dari sikapnya terhadap objek, baik berupa orang, peristiwa atau situasi. Sementara itu Chaplin dalam Dictionary of Psychology menyamakan sikap dengan pendirian. Lebih lanjut ia mendefinisikan sikap sebagai predisposisi atau kecenderungan yang relatif stabil dan berlangsung terus-menerus untuk bertingkah laku atau bereaksi dengan cara tertentu terhadap orang lain, objek, lembaga, atau persoalan tertentu. Dilihat dari sudut pandang yang agak berbeda, sikap merupakan kecenderungan untuk bereaksi terhadap orang, lembaga, atau peristiwa, baik secara positif maupun negatif. Sikap itu secara khas mencakup suatu kecenderungan untuk melakukan klasifikasi dan kategorisasi. Oleh karena itu, tidak mengherankan jika seorang remaja menyenangi suatu kelompok musik tertentu, F4 dari Taiwan atau Sheila On 7 misalnya, mereka cenderung akan Universitas Sumatera Utara bereaksi secara menguntungkan terhadap kelompok musik tersebut tanpa memandang karakteristik khas mereka selaku individu. Karena manusia makhluk sosial, dari proses sosial ia memperoleh beberapa karakteristik yang mempengaruhi perilakunya. Menurut Rakhmat 2004 : 37 komponen tersebut dibagi 3 yaitu : a. Komponen Kognitif Merupakan aspek intelektual, yang berkaitan dengan apa yang diketahui manusia. b. Komponen Afektif Merupakan aspek emosional dari faktor sosiopsikologis. c. Komponen Konatif Behavioral Merupakan aspek volisional yang berhubungan dengan kebiasaan dan kemauan bertindak.

I.6. Kerangka Konsep