Manfaat Ekonomi Kesehatan dalam Sektor Pelayanan Kesehatan Peran Ekonomi Kesehatan Dalam Perencanaan Kesehatan

2.4. Ekonomi Kesehatan 2.4.1. Definisi Ekonomi Kesehatan Menurut PPEKI 1989, menyatakan bahwa ilmu ekonomi kesehatan adalah penerapan ilmu ekonomi dalam upaya kesehatan dan faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal. Perubahan yang mendasar terjadi pada sektor kesehatan, ketika sektor kesehatan menghadapi kenyataan bahwa sumber daya yang tersedia khususnya dana semakin hari semakin jauh dari mencukupi. Keterbatasan tersebut mendorong masuknya disiplin ilmu ekonomi dalam perencanaan manjemen dan evaluasi sektor kesehatan. Pembahasan dalam ilmu ekonomi kesehatan mencakup : a Customer dalam hal ini adalah pasien atau pengguna pelayanan kesehatan. b Provider yang merupakan profesional investor, yang terdiri dari publik maupun privat. c Goverment pemerintah Ilmu ekonomi berperan dalam rasionalisasi pemilihan dan pelaksanaan kegiatan yang berkaitan dengan pelayanan kesehatan, terutama yang menyangkut penggunaan sumber daya yang terbatas. Dengan diterapkannya ilmu ekonomi dalam bidang kesehatan, maka kegiatan yang akan dilaksanakan harus memenuhi kriteria efisiensi, atau apakah kegiatan tersebut bersifat cost effective.

2.4.2. Manfaat Ekonomi Kesehatan dalam Sektor Pelayanan Kesehatan

Perawatan kesehatan sangat menyerap biaya pemerintah maupun anggaran negara. Selain itu banyak juga peralatan kesehatan yang harus dibeli dengan menggunakan valuta asing sehingga akan menghabiskan banyak devisa, hal tersebut merupakan keterbatasan bagi negara miskin. Untuk dapat lebih menghemat, dan meningkatkan efisiensi, banyak negara berusaha untuk mencari sumber daya tambahan. Dalam hal ini ekonomi kesehatan akan sangat bermanfaat karena dapat membantu pengalokasian dana secara lebih baik, meningkatkan efisiensi, memilih teknologi yang lebih murah tapi tetap efektif dan mengevaluasi sumber dana lainnya.

2.4.3. Peran Ekonomi Kesehatan Dalam Perencanaan Kesehatan

Perencanaan kesehatan pada dasarnya berhubungan erat dengan pemilihan, yaitu memilih satu cara atau memilih beberapa cara diantara pilihan untuk mencapai tujuan di masa yang akan datang. Di lain pihak, ekonomi kesehatan juga berkaitan dengan pemilihan sehingga antara perencanaan dan ekonomi kesehatan terdapat kesamaan dan keterkaitan. Pertumbuhan dan pembangunan ekonomi di sebuah negara akan sangat mempengaruhi derajat kesehatan penduduknya dan berkaitan erat pula dengan kemampuan negara tersebut untuk mengembangkan pelayanan kesehatan maupun kegiatan lain di sektor kesehatan. Oleh karena itu kebijaksanaan di bidang kesehatan dan pelaksanaannya juga sangat dipengaruhi oleh pertimbangan ekonomi secara makro. Menurut Schultz 1960 dan Denison 1962 berpendapat bahwa kesehatan dapat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi melalui beberapa cara : a. Perbaikan kesehatan seseorang akan menyebabkan pertambahan dalam partisipasi tenaga kerja. b. Perbaikan kesehatan dapat pula membawa perbaikan dalam tingkat pendidikan yang kemudian menyumbang terhadap pertumbuhan ekonomi ataupun perbaikan kesehatan menyebabkan bertambahnya penduduk yang akan membawa tingkat partisipasi angkatan kerja. Program-program kesehatan hendaknya dipandang sebagai suatu strategi menyeluruh untuk meningkatkan kesejahteraan sosial dan ekonomi dari suatu penduduk. Strategi tersebut membutuhkan pilihan program-program yang dapat meningkatkan derajat kesehatan efisien. Misalnya, pengembangan jaringan pelayanan kesehatan, pembangunan infrastruktur air bersih, peningkatan gizi masyarakat, imunisasi dan sebagainya. Dalam hal ini dibutuhkan kajian terhadap strategi dan skala prioritas yang perlu ditetapkan sebagai kebijaksanaan dalam beberapa bentuk pelayanan yang ada. Bagi negara miskin atau sedang berkembang, untuk menentukan prioritas tersebut adalah tidak mudah dan sulit. Oleh karena itu segala usaha untuk memperluas pilihan dalam hal meningkatkan pelayanan kesehatan dan penyuluhan kesehatan akan dipandang sebagai sesuatu yang bermanfaat. Hal tersebut sangat relevan bagi konteks ekonomi di negara yang berpendapatan rendah. 2.5. Ilmu-ilmu Ekonomi yang Berkaitan dengan Pelayanan Kesehatan 2.5.1. Permintaan Demand bagi Pelayanan Kesehatan Menurut Viceant Gaspersz 1996:13, permintaan didefenisikan sebagai kuantitas barang atau jasa yang rela dan mampu dibeli oleh konsumen selama periode waktu tertentu berdasarkan kondisi tertentu. Faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan adalah : a. Harga barang itu sendiri b. Harga barang yang terkait subsitusi atau komplemen c. Tingkat pendapatan perkapita d. Selera atau kebiasaan e. Jumlah penduduk f. Estimasi harga dimasa yang akan datang g. Distribusi pendapatan h. Usaha-usaha produsen untuk meningkatkan penjualan seperti promosi Dimana hukum permintaan adalah hukum yang menjelaskan tentang adanya hubungan yang bersifat negatif antara tingkat harga dengan jumlah barang yang diminta. Apabila harga naik jumlah barang yang diminta sedikit dan apabila harga rendah jumlah barang yang diminta meningkat. Grossman 1972 mengemukakan bahwa konsumen sebenarnya mempunyai cukup informasi yang memungkinkan melakukan pemilihan kondisi kesehatan secara rasional, baik masa sekarang maupun masa yang akan datang. Permintaan seseorang atas pelayanan kesehatan diderivasikan dari persepsinya akan level kesehatannya sendiri yang optimal. Dengan demikian permintaan akan pelayanan kesehatan muncul karena orang tersebut ingin menjembatani gap saat ini dengan status kesehatan yang lebih tinggi sesuai dengan yang ia inginkan. Di dalam fungsi permintaan diasumsikan bahwa orang akan memberikan nilai kepada barang dan jasa yang membawa manfaat saja. Fungsi permintaan menunjukkan hubungan antara harga dan jumlah barang yang diminta dengan menganggap pendapat, harga barang lain dan selera adalah spontan. Pada umumnya fungsi permintaan itu tercermin dari kurvanya menurun dari kiri atas ke kanan bawah. Dengan demikian bila harga menurun maka jumlah barang yang diminta akan meningkat. Gambar 2.1 Kurva permintaan Keterangan Gambar : P priceharga Q Quantitykualitas D Demandpermintaan

2.5.2. Penawaran Supply bagi Pelayanan Kesehatan