Data Demografi Hasil Penelitian
2. Pembahasan 2.1 Kemampuan Sosialisasi
Kemampuan sosialisasi merupakan suatu kemampuan atau cara-cara berhubungan yang dilihat apabila individu-individu dan kelompok-kelompok
sosial saling bertemu dan menentukan sistem serta bentuk hubungan tersebut, dengan kata lain sosialisasi diartikan sebagai pengaruh timbal balik berbagai segi
kehidupan bersama Badrujaman, 2010. Hasil yang diperoleh dari penelitian menunjukkan bahwa kemampuan
sosialisasi pasien skizofrenia di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara sebesar 67,7 mampu dalam bersosialisasi. Hal ini sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Bams 2011, mendapatkan hasil responden yang kemampuan sosialisasinya baik sebanyak 51 orang 72,9, sedangkan sebanyak
19 orang 27,1 yang kurang mampu dalam bersosialisasi. Penelitian yang dilakukan oleh Dewi 2011, menemukan 6 85,7 responden yang memiliki
kemampuan sosialisasi yang baik dan 1 14,3 resonden yang kurang baik. Penelitian yang dilakukan oleh Direktorat Kesehatan Jiwa menemukan 29,21
fungsi sosialnya baik, 59,98 sedang dan 8,35 kurang. Pasien skizofrenia dikatakan mampu bersosialisasi dapat dilihat dari item
observasi pasien, dikarenakan pasien tersebut mampu dalam bertemu dengan orang lain maupun di lingkungan rumah sakit jiwa sebanyak 74 79,6
responden, mampu bekerjasama dalam aktivitas sehari-hari sebanyak 64 68,8 responden, mampu bersaing secara sehat dengan pasien lain tanpa adanya
kekerasan sebanyak 87 93,5 responden, mampu beradaptasi atau menyesuaikan diri dengan lingkungan sebanyak 85 91,4 responden. Secara
fisik, pasien skizofrenia dikatakan mampu dikarenakan pasien mampu dalam mempertahankan kontak mata saat berbicara dengan orang lain sebanyak 75
80,6 responden, mampu dalam mengontrol volume suara sebanyak 56 60,2 responden, mampu dalam mengontrol nada suara sebanyak 54 58,1 responden,
mampu dalam tempo berbicara yang normal sebanyak 64 68,8 responden, mampu dalam mengatur jarak saat berbicara sebanyak 78 83,9 responden, dan
mampu dalam bersikap rileks sebanyak 76 81,7 responden. Perbedaan kemampuan sosialisasi pasien skizofrenia berpengaruh dalam
fungsi sosial, dapat dilihat dari epidemiologi responden seperti umur, pendidikan, jenis kelamin. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di RSJD Provsu
Medan mayoritas pasien antara umur 31-40 tahun yaitu sebanyak 54 58,1 responden. Hasil penelitian ini sesuai dengan pendapat Surtiningrum 2011 yang
menunjukkan antara usia dan kemampuan sosial, afektif, psikomotor, dan kognitif setelah kelompok intervensi mendapat terapi suportif menunjukkan lemah dan
berpola positif, yang mempunyai arti semakin bertambah usia klien, maka kemampuan sosialisasi semakin tinggi.
Stuart 2005 menyatakan bahwa usia berhubungan dengan pengalaman seseorang dalam menghadapi berbagai macam stressor, kemampuan
memanfaatkan sumber dukungan dan keterampilan dalam mekanisme koping. Hasil penelitian ini sesuai dengan pendapat dari Prawirohadikusumo 2003 yaitu
pada klien skizofrenia sebagian besar pada rentang usia 21-35 tahun dan termasuk