Kemampuan Verbal TINJAUAN PUSTAKA

2. Kontak sekunder : kontak yang memerlukan perantara atau media Soekanto, 2001. b. Kerja sama Kerja sama merupakan salah satu bentuk interaksi sosial yang utama dan suatu usaha bersama antara orang perorang atau kelompok manusia untuk mencapai satu atau beberapa tujan bersama. Bentuk- bentuk kerjasama, antara lain : 1. Kerjasama spontan yaitu kerja sama yang timbulnya secara serta merta atau spontan. 2. Kerjasama langsung yaitu kerja sama atas dasar perintah atasan atau penguasa. 3. Kerjasama kontrak yaitu kerja sama karena adanya kepentingan tertentu. 4. Kerjasama tradisional yaitu kerja sama sebagai unsur sistem sosial. c. Persaingan competition Persaingan merupakan suatu proses sosial di mana individu atau kelompok manusia yang bersaing, mencari keuntungan melalui bidang kehidupan yang pada suatu masa tertentu menjadi pusat perhatian umum dengan cara menarik perhatian public atau mempertajam prasangka yang telah ada. Fungsi persaingan : 1. Menyalurkan keinginan individu atau kelompok yang bersifat kompetitif. 2. Sebagai jalan agar keinginan, kepentingan, dan nilai-nilai tersalurkan dengan baik. 3. Untuk mengadakan seleksi atas dasar seks dan sosial. 4. Untuk menyaring golongan fungsional. d. Pertentangan atau pertikaian Pertentangan atau pertikaian adalah suatu proses sosial dimana individu atau kelompok berusaha untuk memenuhi tujuannya dengan jalan menantang pihak lawan yang disertai dengan ancaman atau kekerasan. Penyebab terjadinya perbedaan antar individu, kebudayaan, kepentingan, dan perubahan sosial. e. Akomodasi atau penyesuaian diri Akomodasi merupakan sebagai suatu proses, yang merujuk pada usaha-usaha manusia untuk meredakan suatu pertentangan, yaitu usaha- usaha untuk mencapai suatu kestabilan dan merupakan suatu cara untuk menyelesaikan pertentangan tanpa menghancurkan pihak lawan sehingga pihak lawan tidak kehilangan keperibadiannya. Tujuan akomodasi : 1. Untuk mengurangi pertentangan. 2. Mencegah meledaknnya pertentangan secara temporer. 3. Untuk memungkinkan terjadinya kerja sama. 4. Mengusahakan peleburan antara kelompok sosial. Menurut Gilin dalam Soekanto 2000 ada dua proses sosial yang timbul sebagai akibat adanya interaksi sosial, yaitu : 1. Proses asosiatif Yaitu proses dimana interaksi tersebut membuat pihak yang berhubungan semakin dekat terdiri dari kerjasama, dan akomodasi. 2. Proses Disosiatif Proses disosiatif merupakan interaksi membuat pihak yang berhubungan semakin jauh, terdiri dari persaingan, kontravensi. f. Pertentanganpertikaian Pertikaian merupakan suatu proses sosial dimana individu atau kelompok berusaha untuk memenuhi tujuannya dengan jalan menentang pihak lawan disertai ancaman dan atau kekerasan Badrujaman, 2010. g. Komunikasi Komunikasi merupakan seseorang memberikan tafsiran pada perilaku orang lain yang berwujud pembicaraan verbal dan gerak- gerak badaniah atau nonverbal, perasaan-perasaan apa yan disampaikan oleh orang tersebut. Orang yang bersangkutan kemudian memberikan reaksi terhadap perasaan yang ingin disampaikan oleh orang tersebut. Dengan adanya komunikasi, sikap dan perasaan suatu kelompok manusia atau orang perorang dapat diketahui oleh kelompok-kelompok lain atau orang lainnya Badrujaman, 2010. Komunikasi adalah sebagai pemindahan informasi dan pengertian dari satu orang ke orang lain. Dalam komunikasi, dituntut adanya pemahaman makna dari pesan yang disampaikan oleh komunikator. Komunikasi hampir sama dengan kontak, tetapi adanya kontak belum tentu terjadi komunikasi. Kontak tanpa komunikasi tidak memiliki arti dan kontak lebih ditekankan pada orang atau kelompok yang berinteraksi, sedangkan pada komunikasi yang dipentingkan adalah pemprosesan pesan. Komunikasi merupakan media untuk saling dan menerima antar perawat dengan klien. Komunikasi berlangsung secara verbal dan nonverbal. Tujuan Komunikasi Tujuan komunikasi adalah untuk perkembangan klien 1.Kesadaran diri, penerimaan diri, penghargaan diri yang meningkat. 2. Identitas diri jelas, peningkatan integritas diri 3. Membina hubungan interpersonal yang intim, interdependen, memberi dan menerima dengan kasih sayang. 4 Peningkatan fungsi dan kemampuan untuk mencapai tujuan yang realistic Soekanto, 2001.

2. Kemampuan Nonverbal

Kemampuan nonverbal adalah suatu kemampuan berkomunikasi yang pesannya dikemas dalam bentuk nonverbal, tanpa kata-kata. Dalam hidup nyata komunikasi nonverbal jauh lebih banyak dipakai daripada komuniasi verbal. Dalam berkomunikasi hampir secara otomatis komunikasi nonverbal ikut terpakai. Karena itu, komunikasi nonverbal bersifat tetap dan selalu ada dan komunikasi nonverbal dianggap lebih jujur mengungkapkan hal yang mau diungkapkan karena spontan. Komunikasi non verbal dapat berupa bahasa tubuh, tindakanperbuatan action atau objek object. Bahasa tubuh yang berupa raut wajah, gerak kepala, gerak tangan, gerak-gerik tubuh mengungkapkan berbagai perasaan, isi hati, isi pikiran, kehendak, dan sikap orang. Tindakanperbuatan sebenarnya tidak khusus dimaksudkan mengganti kata-kata, tetapi dapat menghantarkan makna. Objek sebagai bentuk komunikasi nonverbal juga tidak mengganti kata, tetapi dapat menyampaikan arti tertentu Wibowo, 2013. Kemampuan nonverbal dapat berupa : 1. Kontak Mata Kontak mata merupakan alat komunikasi nonverbal yang paling penting. Kontak mata memberikan informasi sosial terhadap orang yang diajak berbicara dan mendengarkan. Mempertahankan kontak mata tidaklah mudah bagi sejumlah orang. D alam proses komunikasi umum yang baik, kontak mata menjadi satu bagian yang vital dan tidak dapat diabaikan. Hal ini karena bentuk komunikasi nonverbal yang pertama dilakukan adalah kontak mata. Dengan kontak mata yang baik, seseorang akan mendapat banyak keuntungan karena kontak mata memiliki fungsi sebagai alat untuk mengawali hubungan komunikasi. Selain itu, kontak mata juga menunjukkan minat dan perhatian kita pada orang lain. Ketika merasa diperhatikan, tentu orang lain akan berusaha untuk memberi perhatian. 2. Volume Suara Dalam berkomunikasi dengan orang lain, kita tidak hanya berkata-kata dan berbicara, tetapi juga bersamaan dengan nada suara yang berubah-ubah. Volume suara yang melengking, tergesa-gesa, dan sebaiknya dihindari karena suara dan gaya bicara yang berkesan ramah, tenang, meyakinkan, tidak menyinggung perasaan akan memberikan kesan bahwa seseorang tersebut penuh wibawa. 3. Nada suara Nada suara pada dasarnya didefenisikan sebagai kualitas suara seseorang. Kualitas ini terbentuk dari bantuan volume suara dan cara kata-kata yang disampaikan juga membentuk nada. Nada suara memiliki peran penting dalam mendapatkan pesan. Hal ini sangat berguna dalam mengekspresikan emosi atau pendapat, sebagai contoh nada keras bisa menggambarkan kemarahan, dan nada lembut dapat mengekspresikan kesenangan atau kebahagiaan. Dan jika nada seseorang jelas, kuat dan penuh kegembiraaan orang lain mungkin berpikir bahwa individu tersebut percaya diri. Sebaliknya individu yang berbicara terbata-bata atau pada volume rendah dianggap lemah atau takut. Nada suara terbaik adalah nada suara ketika seseorang berbicara seperti biasa kepada orang lain, tidak terlalu tinggi dan juga tidak terlalu rendah. 4. Respon Respon merupakan sebagai suatu tanggapan, reaksi dan jawaban seseorang terhadap stimulus yang dihadapinya setelah diberi persepsi terhadapnya. Persepsi menunjukkan adanya aktivitas merasakan, menginterpretasikan dan memahami objek-objek baik fisik maupun sosial. 5. Tempo Berbicara

Dokumen yang terkait

Kepatuhan Pasien Skizofrenia Paranoid Rawat Jalan Dalam Penggunaan Obat Antipsikotik Di Rumah Sakit Jiwa (Rsj)Daerah Provinsi Sumatera Utara

5 79 83

Peran Perawat Dalam Meningkatkan Kemampuan Bersosialisasi Pada Penderita Skizofrenia Di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara

3 132 64

Gambaran Peran Keluarga Dalam Pemulihan Pasien Skizofrenia Di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara

11 71 87

Gambaran Karakteristik Pasien Skizofrenia Di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara Medan

28 144 68

Peran Perawat Dalam Meningkatkan Kemampuan Bersosialisasi Pada Penderita Skizofrenia Di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara Tahun 2011

0 36 64

Pengaruh Terapi Aktivitas Kelompok: Sosialisasi terhadap Kemampuan Sosialisasi Pasien Isolasi Sosial di Ruang Kamboja Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara Medan

1 42 107

GAMBARAN STATUS MENTAL PASIEN SKIZOFRENIA DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH Gambaran Status Mental Pasien Skizofrenia Di Rumah Sakit Jiwa Daerah Soedjarwadi Klaten.

0 3 19

GAMBARAN STATUS MENTAL PASIEN SKIZOFRENIA DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH Gambaran Status Mental Pasien Skizofrenia Di Rumah Sakit Jiwa Daerah Soedjarwadi Klaten.

0 1 14

Kepatuhan Pasien Skizofrenia Paranoid Rawat Jalan Dalam Penggunaan Obat Antipsikotik Di Rumah Sakit Jiwa (Rsj)Daerah Provinsi Sumatera Utara

0 0 15

Kepatuhan Pasien Skizofrenia Paranoid Rawat Jalan Dalam Penggunaan Obat Antipsikotik Di Rumah Sakit Jiwa (Rsj)Daerah Provinsi Sumatera Utara

0 0 22