Tingkat Pelayanan Sarana Dasar

40 Tipe masyarakat desa pertanian, sebagian besar masyarakat yang tinggal di desa memiliki sumber mata pencaharian pokok di bidang pertanian baik sebagai petani pemilikmaupun buruh tani.pada hakekatnya suatu keluarga petani dapat memenuhi kebutuhannya sendiri sepenuhnya dalam melengkapi keperluan hidup pokoknya, mereka memproduksi pangannya sendiri, sekaligus mencakupi kebutuhan esensil lainnya seperti sandang, dan peralatan Test Plan Pola Tata Desa 19781979 Desa dan masyarakatnya terbentuk dengan sejarah dan kondisi lingkungan yang sangat bervariasi, sebagai ciri khas masyarakat desa tradisonal yaitu kuatnya ikatan dengan alam, eratnya ikatan kelompok, gotong royong.

2.3 Tingkat Pelayanan Sarana Dasar

Pelayanan dasar yaitu fasilitas pelayanan dasar, yang berfungsi untuk penyelenggaraan dan pengembangan kehidupan ekonomi, sosial dan budaya UU No. 4 1992 Tentang Perumahan dan Permukiman. Fasilitas pelayanan dasar meliputi fasilitas sarana pendidikan SD, SLTP, SLTA, sarana kesehatan rumah sakit, puskesmas, posyandu, balai kesehatan, dan prasarana jaringan jalan untuk menghubungkan dari ke setiap lokasi. Menurut Van Dusseldrorp 1971 mengenai Pusat pertumbuhan dan Pelayanan Kecil di Pedesaan lebih mengutamakan fungsi –fungsi a pelayanan; b pemukiman; dan c ekonomi. Menurut beberapa literatur, pengertian dan jenis fasilitas sosial adalah sebagai berikut : ƒ Gedung, tanah, dan jasa yang melayani publik. Contoh fasilitas sosial adalah rumah sakit, sekolah, taman, kantor polisi dan pemadam kebakaran Daniels. 1988. 41 ƒ Komponen-komponen kota yang fungsi utamanya adalah penyediaan pelayanan yang sepenuhnya adalah tanggung jawab pemerintah atau bersama- sama dengan pihak swasta Tjahjaty,1990. Fasilitas sosial meliputi fasilitas kesehatan, fasilitas pendidikan, fasilitas perdagangan. Salah satu teori lokasi yang mendasari pendistribusian fasilitas lokasi adalah teori kedudukan pusat central place theory dari Walter Christaller 1966 dalam Daldjoeni, 1987. Teori ini menyatakan bahwa setiap kegiatan yang akan menghasilkan barang dan jasa mempunyai pertimbangan ambang penduduk dan jangkauan pasar. Teori lokasi mempertimbangkan ambang penduduk threshold population yaitu jumlah penduduk minimum yang dibutuhkan untuk kelancaran dan kesinambungan penawaran barang. Sedangkan jangkauan pasar range adalah jarak yang perlu ditempuh seseorang untuk mendapatkan jasa yang bersangkutan. Pendistribusian fasilitas juga terkait dengan faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan penduduk dalam mengkonsumsi. Menurut Doxiadis 1968, dalam De Chiara kepuasan yang dapat diberikan oleh suatu pusat pelayanan bergantung pada jarak-waktu time-distance dan jarak-biaya cost- distance. Berdasarkan karakteristik fasilitas maka, dalam penentuan dan pendistribusian fasilitas sosial harus dipertimbangkan berbagai faktor yang mungkin mempengaruhi. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam penentuan dan pendistribusian fasilitas sosial atau disebut juga pusat pelayanan, menurut Sujarto 1977, yaitu: 42 1. Faktor manusia yang akan mempergunakan pusat-pusat pelayanan. Faktor manusia terutama menyangkut pertimbangan-pertimbangan mengenai jumlah penduduk yang akan mempergunakan pelayanan tersebut, kepadatan penduduk, perkembangan penduduk, status sosial ekonomi masyarakat, nilai- nilai, potensi masyarakat, pola kebudayaan dan antropologi. 2. Faktor lingkungan manusia melaksanakan kegiatan kehidupannya. Faktor lingkungan menyangkut pertimbangan mengenai skala lingkungan dalam arti fungsi dan peranan sosial ekonominya, jaringan pergerakan, letak geografis lingkungan dan sifat keterpusatan lingkungan. Menurut Daniels 1988, kebutuhan fasilitas sosial tergantung pada banyak faktor, yaitu: 1 ukuran daerah perencanaan; 2 jumlah populasi penduduk, kepadatan, dan tingkat pertumbuhannya; 3 pendapatan lokal; 4 kapasitas dari fasilitas yang telah ada. Tingkat pelayanan diukur berdasarkan 1 Pemenuhi kebutuhan layanan sarana dasar bagi wilayah yang memerlukan dilihat dan sisi supply dan demand; dan 2 Arah perkembangan wilayah. Ukuran pertama menunjuk seberapa area yang ada sudah terlanjur berkembang tetapi belum dilengkapi dengan layanan sarana dasar yang memadai. Sementara ukuran yang kedua adalah dalam kerangka area yang belum berkembang menjadi daya tarik. Tingkat pelayanan dapat ditinjau dari lokasi untuk fasilitas sarana sosial yang merupakan pertimbangan efisiensi biaya. Lokasi penempatan fasilitas sosial mempertimbangkan kuantitas dan kualitas masyarakat penggunanya. Disebut kualitas karena menyangkut sosio-kultural masyarakatnya sebagai contoh bila mata pencaharian masyarakatnya lebih banyak memiliki anak usia sekolah dasar 43 maka lebih banyak fasilitas pendidikan SD, sedangkan kuantitasnya adalah jumlah layanan yang sudah terlayani. Untuk itu, Jim Amos juga menekankan kepada manajer kota untuk mengetahui jumlah penduduk, perubahan ekonomi dan struktur sosial serta distribusi dan intensitas dan kegiatan utama kota Devas and Rakodi, 1993. Tingkat pelayanan dapat ditinjau dari jangkauan pelayanan masing-masing layanan kotadesa yang memiliki karakteristik yang berbeda-beda tergantung pada masing-masing komponen atau aspeknya. Jangkauan pelayanan untuk fasilitas sosial dapat diukur berdasarkan jarak capai dan area yang dilayani. Area yang dilayani tergantung pada penduduk yang akan dilayani sehingga model pelayanannya berjenjang. Sebagai ilustrasi pengadaan sarana fasilitas pendidikan dengan karakteristik fasilitas SLTP dan SLTA yang mampu menampung lebih banyak murid dibandingkan fasilitas SD dengan persyaratan penduduk ambang rasio 1:3 artinya 1 sekolah lanjutan 4.800 penduduk ambang setara dengan 3 sekolah dasar 1.600 penduduk ambang. Dengan pertimbangan ini maka jangkauan pelayanan pendidikan hanya dibatasi hanya dengan kapasitas dan jarak tempuh. Dalam perencanaan layanan kotadesa yang menjadi pertimbangan utama adalah memenuhi kebutuhannva. Sehingga kata kunci. apa yang dilayani, dimana yang dilayani, seberapa besar harus dipenuhi, bagaimana cara memenuhi merupakan hal yang juga perlu dipahami. Berdasarkan skenario pengembangan kota Dillinger. W, 1994, maka beberapa langkah untuk perencanaan layanan 44 kota yang dilakukan adalah: a. memperkirakan kebutuhan dernand b. bagaimana penyediaan supply dengan mempertimbangkan daya layan, standard dan pola pelayanan saat ini c. strategi implementasinya yang berupa pambangunan utuh piece-meal atau sepotong-sepotong incremental. Menurut para ahli psikologi; Louis Thurstone, Rensis Likert sikap dan perilaku didefinisikan sebagai suatu bentuk evaluasi atau reaksi perasaan Azwar, 1995. Bahwa sikap mempengaruhi perilaku melalui proses pengambilan keputusan yang teliti dan beralasan, yang dampaknya terbatas pada tiga hal yaitu 1 perilaku lebih banyak ditentukan oleh sikap spesifik; 2 perilaku tidak hanya dipengaruhi oleh sikap, tetapi juga norma-norma subjective norms; 3 sikap terhadap perilaku bersama norma subyektif membentuk intensi atau niat untuk berperilaku tertentu.

2.4 Teknik Optimasi