Kepadatan Penduduk Struktur Penduduk Menurut Komposisi Usia

63

a. Kepadatan Penduduk

Dilihat dari kepadatan penduduknya, Desa Jalancagak mempunyai kepadatan paling tinggi dibandingkan dengan desa lainnya yaitu 28 jiwaha dengan kondisi fisik wilayah yang landai dan sebagai pusat pertumbuhan dan pusat pelayanan sosial dan ekonomi sehingga kecenderungan penduduk untuk tinggal di desa yang memiliki sarana yang lebih lengkap. Desa Sedangkan Desa Bunihayu mempunyai kepadatan yang paling rendah yaitu 6 jiwaha, sesuai dengan kondisi fisik wilayah yang memiliki tingkat kemiringan 40 curam dan peruntukan lahan di dominsi sebagai perkebunan. Kepadatan penduduk per desa dapat dilihat pada Tabel III.6. TABEL III.6 KEPADATAN PENDUDUK PER DESA DI KOTA KECAMATAN JALANCAGAK TAHUN 2004 No Desa Jumlah Penduduk Jiwa Luas Ha Persentase Kepadatan JiwaHa 1 Jalancagak 7.249 263,00 27,60 28 2 Bunihayu 4.917 808,00 18,72 6 3 Tambakan 5.490 462,00 20,90 12 4 Sarireja 2.830 209,00 10,77 13 5 Curugrendeng 5.783 742,00 22,01 8 J u m l a h 26.269 2.484,00 100,00 67 Sumber : Kecamatan Dalam Angka Tahun 2004

b. Struktur Penduduk Menurut Komposisi Usia

Jumlah penduduk pada komposisi usia 0-19 tahun lebih dominan di Kota Kecamatan Jalancagak seperti tampak pada Tabel III.7 hal ini disebabkan karena pertumbuhan penduduk alami dengan angka kelahiran yang meningkat sebesar 3,12 pertahun diatas angka pertumbuhan penduduk alami secara nasional yakni 2-2,5 jumlah pertumbuhan penduduk dapat dilihat pada Tabel III.8. 64 TABEL III.7 JUMLAH PENDUDUK MENURUT K ELOMPOK UMUR DI KOTA KECAMATAN JALANCAGAK TAHUN 2004 No Kelompok Umur Nama Desa Jumlah Bunihayu Curugrendeg Jalancagak Sarireja Tambakan 1 0-5 319 365 1.006 299 305 2.294 2 5-9 381 520 926 417 546 2.790 3 10-14 415 588 758 279 591 2.631 4 15-19 387 659 892 274 599 2.811 5 20-24 384 632 464 155 446 2081 6 25-29 380 501 375 141 339 1736 7 30-34 393 469 353 128 310 1653 8 35-39 401 320 311 92 317 1449 9 40-44 388 262 307 87 315 1359 10 45-49 401 333 482 145 540 1901 11 50-54 259 322 307 106 327 1321 12 55+ 809 804 1.068 707 855 4243 Jumlah 4.917 5.783 7.249 2.830 5.490 26.269 Sumber: Monografi KantorKecamatan Jalancagak 2004 TABEL III.8 PERSENTASE PERTUMBUHAN PENDUDUK DI KOTA KECAMATAN JALANCAGAK TAHUN 2000 – 2004 Sumber: Monografi KantorKecamatan Jalancagak 2004 Sedangkan pada komposisi usia 19-54 jumlah penduduk kecamatan Jalancagak menurun yang berarti akan meningkatkan beban ketergantungan penduduk usia tidak produktif kepada penduduk usia produktif tersebut, seperti tampak pada Table III.9. No Desa Jumlah Penduduk Rate Pertumbuhan Tahun 2000 Tahun 2004 1 Bunihayu 4145 4917 4.66 2 Curugrendeng 4954 5783 4.18 3 Jalancagak 6396 7249 3.33 4 Sarireja 2825 2830 0.04 5 Tambakan 4832 5490 3.41 Jumlah total 23152 26269 3.12 65 TABEL III.9 ANGKA KETERGANTUNGAN MENURUT KELOMPOK UMUR PRODUKTIF DI KOTA KECAMATAN JALANCAGAK TAHUN 2004 Kelompok umur Tahun 2004 Jumlah Jiwa 0-14 7.715 29, 37 15 -54 12.990 49, 45 55 5.564 21, 18 Angka ketergantungan 102, 22 Sumber: Monografi KantorKecamatan Jalancagak 2004 Bila melihat angka ketergantungan yang sangat besar 102,22 maka jumlah angkatan kerja non produktif jauh lebih banyak dari produktif. Kondisi ini berpengaruh kepada tingkat kesejahteraan yang cukup rendah. Hal ini terkait dengan masyarakat yang umumnya adalah tamatan SD dan masyarakat yang sulit melanjutkan ke jenjang pendidikan selanjutnya, serta usia penduduk sekolah yang tidak sekolah. Sehingga kemungkinan besar terdapat indikasi pengangguran kelompok usia sekolah dan meningkatnya tenaga kerja pada sektor pertanian yang merupakan mata pencaharian dominan masyarakat kecamatan Jalancagak. Dilain pihak dominannya kelompok usia sekolah 5-19 tahun yang tidak sekolah dapat menyebabkan bertambahnya pengangguran, hal ini dikarenakan aspek sarana dan prasarana, kelengkapan jumlah sekolah tingkatan selanjutnya jumlah sarana pendidikan sangat terbatas di kecamatan Jalancagak, sehingga mereka melanjutkan pendidikan di sekolah kemampuan kapasitas yang masih kurang, sehingga penduduk kecamatan Jalancagak pada kelompok usia ini diasumsikan masuk pasar kerja dan kemungkinan dapat berakibat terjadinya surplus tenaga kerja pada mata pencaharian pertanian maupun perkebunan. 66

c. Struktur Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan