Karakteristik Wilayah KAJIAN LITERATUR OPTIMASI POLA DAN TINGKAT

BAB II KAJIAN LITERATUR OPTIMASI POLA DAN TINGKAT

PELAYANAN SARANA DASAR

2.1 Karakteristik Wilayah

Wilayah adalah suatu batasan ruang geografis tanpa tapal batas spasial yang akurat baik secara administratif maupun fungsional. Sedangkan menurut Dahuri 2004 wilayah adalah suatu area geografis yang memiliki ciri tertentu dan merupakan media bagi segala sesuatu untuk berlokasi dan berinteraksi. Hartson dalam Hanafiah 1982 mengatakan bahwa wilayah adalah suatu area dengan lokasi spesifik dan dalam aspek tertentu berbeda dengan erea lain. Menurut Glasson 1974 ada dua cara pandang yang berbeda tentang wilayah yaitu subjektif dan objektif. Cara pandang subjektif adalah cara untuk mengidentifikasi suatu lokasi yang didasarkan atas kriteria tertentu atau tujuan tertentu. Pandangan objektif menyatakan wilayah itu benar-benar ada dan dapat dibedakan dari ciri- cirigejala alam disetiap wilayah berdasarkan iklim atau konfigurasi lahan, jenis tumbuh-tumbuhan, atau kepadatan penduduk . Glasson 1974 mengatakan wilayah dapat dibedakan berdasarkan kondisi dan fungsinya. Kondisi wilayah berdasarkan kelompok atas isinya homogenety misalnya wilayah perkebunan, wilayah perternakan, wilayah industri dan lain sebagainya. Fungsi wilayah dibedakan dengan kota dan wilayah belakangnya, lokasi produksi dengan wilayah pemasarannya, susunan perkotaan hierarki jalur transportasi dan lain-lain. 30 Blair dalam Tarigan 2004 yang membagi wilayah atas tiga tipe yaitu: 1. Wilayah Homogen dicirikan oleh adanya kemiripan relatif dalam wilayah . Kriteria tersebut dapat dilihat dari aspek sumber daya alam iklim, tanah danvegetasi, sosial, dan ekonomi. Sebagai contoh Kawasan Puncak adalah wilayah homogen berdasarkan iklim yang sejuk, wilayah kumuh dan perkotaan homogen dengan penduduk miskin, wilayah miskin adalah homogen sebagai wilayah yang tertinggal dan terbelakang karena tidak tersentuh oleh manfaat pembangunan, wilayah jasa adalah homogen wilayah perdagangan dan jasa-jasa lainnya dan wilayah Pantura homogen yang berkonotasi sebagai sebagai produksi padi.

2. Wilayah Fungsional, dicirikan oleh adanya derajat integrasi antara

komponen-komponen di dalamnya yang berinteraksi ke wilayah luar. Terbentuknya wilayah fungsional dikarenakan adanya pelaku ekonomi yang saling berinteraksi antara mereka dengan luar wilayah. Wujud dari wilayah fungsional adalah wilayah nodal. 3. Wilayah Admistratif, dibentuk untuk kepentingan pengelolaan atau organisasi oleh pemerintah maupun pihak-pihak lain. Batas geografis dilandasi oleh keputusan politik dan hukum. Wilayah admistratif lebih dianggap penting karena sering digunakan sebagai dasar perumusan kebijakan pembagian wilayah berdasarkan propinsi, kota, kabupaten, kecamatan dan pedesaan. Wilayah administratif sering menjadi penentu perkembangan wilayah homogen dan atau wilayah fungsional. 31

2.2 Kategori Pola Desa