BAB IV ANALISIS OPTIMASI POLA DAN TINGKAT PELAYANAN
SARANA DASAR KOTA KECAMATAN JALANCAGAK
4.1 Analisis Pola Wilayah
Analisis pola wilayah digunakan untuk mengetahui bagaimana perwilayahan dan karakteristik Kota Kecamatan Jalancagak. Sehingga dalam
penelitian ini dibutuhkan beberapa variabel yang berkaitan dengan pola perwilayahan yaitu Kondisi geografi
,
penggunaan lahan
,
homogenitas, tipologi desa dan pola pemukiman. Dengan menggunakan metode nearest neighbour
statistic untuk melihat keruangan desa di dalam kesatuan wilayah.
4.1.1 Perwilayahan Kecamatan Jalancagak
Kota Kecamatan Jalancagak berada di selatan Kabupaten Subang merupakan wilayah pinggiran pedesaan yang berjarak 17 kilometer dari Kota
Subang yang terletak di bawah kaki pegunungan Tangkuban Perahu. Hal ini berkaitan dengan teori Russwurn 1987 yang menyatakan wilayah inner fringe
mencakup daerah perluasan antara 10-15 kilometer. Kota Kecamatan Jalancagak merupakan pusat pelayanan sosial dan
ekonomi di Kecamatan Jalancagak yang berfungsi melayani skala besar untuk wilayah, kecamatan, kota dan desa. Dengan dijadikan pusat pelayanan sosial dan
ekonomi maka hal ini terkait dengan teori Blair bahwa wilayah administratif dibentuk oleh kepentingan pemerintah maupun pihak lain sebgai perumusan
kebijakan perkembangan wilayah homogenitas dan atau fungsional. Kota
74
{{{
Kecamatan yang berada di desa Jalancagak merupakan pusat pertumbuhan bagi wilayah kecamatan.
Ciri-ciri yang dapat dilihat dari hasil observasi wilayah Kota Kecamatan Jalancagak merupakan wilayah homogenitas berdasarkan dominasi penggunaan
lahan sebagai perkebunan dan pertanian sebesar 67.93 dapat dilihat pada Tabel III.5, homogenitas ini juga dapat dilihat dari dominasi etnis penduduk suku
Sunda dan mata pencaharian terbanyak sebagai petani sebesar 73,3 dapat dilihat pada Tabel III.11. Wilayah Homogenitas Kota Kecamatan Jalancagak
dapat dilihat pada gambar 4.1. Kota Kecamatan Jalancagak memiliki kondisi fisik yang berbukit dan
bergelombang hingga curam berdampak pada keterbatasan dalam menempatkan sarana pemukiman dan pelayanan sarana dasar. Hal ini terlihat adanya
pengelompokan desa dan komponen-komponen didalamnya yang lebih banyak penduduk tersebar pada kemiringan yang landai seperti di desa Jalancagak, desa
Curugrendeng dan desa Bunihayu dapat dilihat pada Tabel III.4 dan III.6. Keterbatasan ini juga diakibatkan karena wilayah homogenitas sebagai
perkebunan dan pertanian. Perkembangan pada wilayah Kota Kecamatan Jalancagak pada saat ini
dapat dikatakan cukup baik diakibatkan wilayah ini sebagai jalur transit Kota Bandung ke Kota Jakarta via Kota Subang sehingga wilayah homogenitas di
Kecamatan Jalancagak menjadi suatu aset pariwisata, yang dapat memberikan pengembangan untuk wilayah ini dan perkembagan bagi penduduk Kota
Kecamatan Jalancagak
Gambar 4.1 Gambar wilayah homogenitas
76
4.1.2 Pola Perwilayahan Desa