Data Penelitian Pembahasan Hasil Analisis Penelitian

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN

4.1 Data Penelitian

Penelitian ini dilakukan mengenai pembahasan data secara statistik harus terlebih dahulu memperhatikan deskripsi data Kabupaten yang ada di Propinsi Aceh yang telah ditentukan sebagai sampel. Populasi pada penelitian ini terdiri dari 23 KabupatenKota, dari 23 KabupatenKota tersebut yang memenuhi kriteria menjadi sampel dalam penelitian adalah 10 KabupatenKota yang terdiri dari 23 KabupatenKota. Sampel penelitian dapat dilihat di Tabel 3.1 pada bab sebelumnya. Data kuantitatif yang dipergunakan pada penelitian ini adalah Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah dan Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Pemerintah Daerah KabupatenKota di Provinsi Aceh yaitu tahun 2009 sd 2012 dan laporan realisasi anggaran tahun 2009 sd 2012. Dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah dan Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah tersebut yang menjadi objek penelitian adalah Realisasi Pendapatan Asli Daerah, Realisasi Dana Alokasi Umum, Reaslisasi Dana Alokasi Khusus dan Anggaran Belanja Daerah. Data diperoleh dari situs Sistem Informasi Keuangan Daerah . Departemen Keuangan Republik Indonesia diakses melalui situs: www.depkeu.djpk.go.id. Data mengenai populasi dan sampel dapat dilihat secara jelas pada lampiran i. Universitas Sumatera Utara

4.2 Analisis Hasil Penelitian

4.2.1 Analisis Statistik Deskriptif

Berikut ini merupakan deskripsi data statistik dari seluruh data yang digunakan secara umum dalam penelitian ini, dari data deskriptif statistik data penelitian diperoleh data hasil yang mencakup n banyaknya data yang diperoleh, rata – rata mean, nilai tengah median, standar deviasi, variance, range, nilai minimum dan nilai maksimun atas variabel-variabel penelitian. Tabel 4.1. Deskriptif Statistik Descriptive Statistics N Minimum Maximum Mean Std. Deviation PAD 40 4155.00 79924.00 18815.4250 14939.31782 DAU 40 184453.00 585406.00 297495.6000 83048.23572 DAK 40 16841.00 451486.00 47308.8500 66166.37036 BD 40 291178.00 1280245.00 489904.8250 2.26576E5 Valid N listwise 40 Berdasarkan hasil yang diperoleh dari Tabel 4.1 dapat dijelaskan beberapa hal. 1. Jumlah Sampel N adalah sebanyak 40. Universitas Sumatera Utara 2. Pendapatan Asli Daerah terendah adalah 4155, Pendapatan Asli Daerah tertinggi adalah 79924 dengan rata – rata 18815.4250 serta standar deviasi sebesar 14939.31782. 3. Dana Alokasi Umum terendah adalah 18445318, Dana Alokasi Umum tertinggi adalah 585406 dengan rata – rata 297495.6000 serta standar deviasi sebesar 83048.23572. 4. Dana Alokasi Khusus terendah adalah 16841, Dana Alokasi Khusus tertinggi adalah 451486 dengan rata – rata 47308.8500 serta standar deviasi sebesar 66166.37036. 5. Belanja Pemerintah Daerah terendah adalah 291178, Belanja Pemerintah Daerah tertinggi adalah 1280245 dengan rata – rata 489904.8250 serta standar deviasi sebesar 2.26575E5.

4.2.2 Uji Asumsi Klasik

Pengujian asumsi klasik diperlukan untuk mengetahui apakah hasil estimasi regresi yang diperlukan benar – benar bebas dari adanya genjala heterokedasitas, gejala multikolonieritas dan gejala autokorelasi. Model regresi akan dapat dijadikan alat estiminasi yang tidak bias jika telah memenuhi persyaratan BLUE Best Linear Unbiased Estimator yakni tidak terdapat heterokedasitas serta tidak terdapat multikolinieritas dan tidak terdapat autokorelasi yang dapat diuraikan di bawah ini.

4.2.2.1 Uji Normalitas

Universitas Sumatera Utara Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi variabel penggangu atau residual memiliki distribusi normal Erlina, 2008. Asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel yang lebih kecil. Data yang baik adalah data yang mempunyai pola seperti distribusi normal, yakni distribusi data tersebut tidak menceng ke kiri atau kanan. Setelah melakukan uji normalitas dengan menggunakan software SPSS diketahui bahwa model regresi penelitian ini berdistribusi normal hal dapat disimpulkan melalui analisis grafik.

4.2.2.2 Analisis Grafik

Analisis grafik dapat digunakan dengan dua alat yaitu dengan grafik histrogram dan garafik P-P Plot. Data yang baik adalah data yang memiliki pola distribusi normal. Pada grafik histogram data yang mengikuti atau mendekati distribusi normal adalah distribusi data dengan bentuk lonceng. Pada grafik P-P Plot sebuah data dikatakan berdistribusi normal apabila titik – titik datanya tidak menceng kiri atau ke kanan, melainkan menyebar disekitar garis diagonal. Universitas Sumatera Utara G ambar 4.1 Grafik Histrogram Grafik histogram pada gambar diatas menunjukkan distribusi normal karena grafik tidak menceng kekiri maupun kekanan, dengan demikian dapatdisimpulkan bahwa model regresi telah memenuhi asumsi normalitas. Universitas Sumatera Utara Gambar 4.2 Normal P-Plot of Regresion Standarized Residual Grafik normal P-Plot diatas terlihat bahwa titik-titik data tersebut menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, dengan demikian, model regresi memenuhi asumsi normalitas.

4.2.2.3 Analisis Statistik

Pengujian normalitas data dengan hanya melihat grafik dapat menyesatkan kalau tidak melihat secara seksama, sehingga kita perlu melakukan uji normalitas data dengan menggunakan statistik agar lebih meyakinkan, untuk memastikan apakah data di sepanjang garis diagonal berdistribusi normal, maka dilakukan uji Universitas Sumatera Utara Kolmogorov-Smirnov 1 sample KS dengan melihat data residualnya apakah berdistribusi normal atau tidak, jika nilai signifikansinya lebih besar dari 0,05 maka data tersebut terdistribusi normal, jika nilai signifikansinya lebih kecil dari 0,05 maka distribusi data adalah tidak normal. Hasil uji Kolmogorov-Smirnov dapat dilihat pada tabel 4.2, berdasarkan output SPSS di bawah ini terlihat bahwa nilai asymp sig 2- tailed adalah 0,394 dan di atas nilai signifikan 0,05 dengan kata lain variabel residual berdistribusi normal. Tabel 4.2 Hasil Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardize d Residual N 40 Normal Parameters a,,b Mean .0000000 Std. Deviation 9.01767292E4 Most Extreme Differences Absolute .142 Positive .142 Negative -.109 Kolmogorov-Smirnov Z .899 Asymp. Sig. 2-tailed .394 Universitas Sumatera Utara

4.2.3 Uji Heteroskedasitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan kepengamatan yang lain, jika variance dari residual satu pengamatan kepengamatan lain tetap maka disebut Homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Penelitian ini mendeteksi ada tidaknya gejala heteroskedastisitas adalah dengan melihat grafik scatterplot antara variabel dependen ZPRED dengan residualnya SRESID yang dihasilkan dari pengolahan data dengan menggunakan SPSS. Dasar pengambilan keputusannya adalah gambar 4.3. Gambar 4.3 Universitas Sumatera Utara Scatterplot Gambar scatterplot diatas, dapat dilihat bahwa titik-titik menyebar secara acak serta tidak membentuk pola tertentu atau tidak teratur serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, hal ini mengindikasi tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi.

4.2.4 Uji Multikolinieritas

“Uji multikolonieritas dilakukan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel independen” Ghozali, 2005: 91. Menurut Ghozali 2005:91 menyatakan bahwa adanya gejala multikolinearitas dapat dilihat dari nilai tolerance atau nilai Variance Inflation Factor VIF. Batas nilai tolerance adalah 0,1 dan batas VIF adalah 10, apabila nilai tolerance 0,1 atau VIF 10 maka terjadi multikolinearitas, apabila nilai tolerance 0,1 atau VIF 10 = maka tidak terjadi multikolinearitas. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.3 Hasil Uji Multikolinearitas Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig. Collinearity Statistics B Std. Error Beta Tolerance VIF 1 Constant 157808.0 63 57554.8 89 2.742 .009 PAD 12.958 1.176 .854 11.01 5 .000 .731 1.367 DAU .306 .212 .112 1.446 .157 .731 1.368 DAK -.059 .227 -.017 -.259 .797 .999 1.001 Hasil uji statistik pada tabel 4.3 nilai Tolerance menunjukkan tidak ada variabel independen yang memiliki nilai tolerance kurang dari 0,10 berarti tidak ada korelasi antara variabel independen yang nilainya lebih dari 95, demikian juga dengan hasil perhitungan Variance Inflation Factor VIF juga menunjukkan hal yang sama bahwa tidak ada satu variabel indepen yang memiliki nilai VIF lebih kecil dari 10, dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolinearitas antara variabel independen dalam model regresi dalam penelitian ini.

4.2.5 Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan penggangu pada periode t-1 sebelumnya, jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada probelm Universitas Sumatera Utara autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya. Masalah ini timbul karena residual kesalahan pengganggu tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya. Hal ini sering ditemukan pada runtut waktu time series karena gangguan pada seseorang individukelompok yang sama pada periode berikutnya. Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. Berdasarkan hasil uji autokorelasi pada Tabel 4.4 diketahui bahwa nilai Durbin-Watson sebesar 1,804 sehingga dapat dikatakan tidak terjadi autokorelasi. Hal ini berdasarkan pada pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi menurut Ghozali 2005:218 dengan cara melihat besaran Durbin –Watson D-W sebagai berikut: 1. angka D-W dibawah -2 berarti ada autokorelasi positif, 2. angka D-W diantara -2 sampai +2 berarti tidak ada autokorelasi, 3. angka D-W diatas +2, berarti ada autokorelasi negatif. Tabel 4.4 Hasil Uji Autokorelasi Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of t Estimate Durbin- Watson 1 .917 a .842 .828 93858.91557 1.390 a. Predictors: Constant, DAK, PAD, DAU b. Dependent Variable: BD Universitas Sumatera Utara

4.2.6 Uji Hipotesis

Untuk menguji apakah hipotesis yang diajukan diterima atau ditolak, maka dilakukan pengujian terhadap variabel-variabel penelitian secara simultan Uji statistik – f dan parsial Uji statistik – t.

4.2.6.1 Koefisien Determinasi Uji Goodeness of Fit

Uji statistik koefisien determinasi pada penelitian bertujuan untuk mengetahui seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Tabel 4.5 Koefisien Determinasi Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 .917 a .842 .828 93858.91557 a. Predictors: Constant, DAK, PAD, DAU b. Dependent Variable: BD Berdasarkan Tabel 4.7 diatas diperoleh nilai R Square sebesar 0,842 dan nilai Adjusted R Square sebesar 0,828. Hal ini menunjukkan bahwa 0,828 atau 82,8 variasi variabel Belanja Daerah dapat dijelaskan oleh variasi variabel independen Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum dan Dana Alokasi Khusus, sedangkan sisanya 17,2 dijelaskan oleh faktor lain yang tidak disertakan pada model penelitian ini. Universitas Sumatera Utara

4.2.6.2 Uji Signifikan Simultan Uji-F

Uji f pada penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah semua variabel independen Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum dan Dana Alokasi Khusus yang dimaksud dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen Belanja Daerah. Hipotesis : 1 Ho : d 1 = d 2 = d 3 = 0 Artinya Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum dan Dana Alokasi Khusu secara simultan tidak berpengaruh terhadap Belanja Daerah. 2 Ha : d 1 ≠ d 2 ≠ d 3 ≠ 0 Hal ini artinya Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum dan Dana Alokasi Khusus secara simultan berpengaruh terhadap Belanja Daerah. Kriteria pengambilan keputusan terhadap Uji F adalah Sebagai berikut : 1 jika nilai probabilitas 0,05, maka Ha diterima, 2 jika nilai probabilitas 0,05, maka Ha ditolak. Tabel 4.6 Uji Statisitk – F ANOVA b Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig. 1 Regression 1.685E12 3 5.617E11 63.757 .000 a Residual 3.171E11 36 8.809E9 Total 2.002E12 39 Universitas Sumatera Utara a. Predictors: Constant, DAK, PAD, DAU b. Dependent Variable: BD Dari hasil uji ANOVA Analysis Of Variance pada Tabel 4.6 diatas diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,000 yaitu lebih kecil dari 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum dan Dana Alokasi Khusus berpangaruh positif dan signifikan secara bersama-sama terhadap Belanja Daerah, maka H a diterima.

4.2.6.3 Uji Parsial T test

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah setiap variabel bebas secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat. Bentuk pengujiannya adalah: 1. H o : d 1 = 0; H o : d 2 = 0; H o : d 3 = 0 Artinya Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum dan Dana Alokasi Khusus secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap Belanja Daerah. 2. H a : d 1 ≠ 0; H o : d 2 ≠ 0; H o : d 3 ≠ 0 Artinya Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum dan Dana Alokasi Khusus secara parsial berpengaruh signifikan terhadap Belanja Daerah. Kriteria pengambilan keputusan terhadap uji – t adalah sebagai berikut: 1. Jika probabilitas 0,05 maka H a diterima Universitas Sumatera Utara 2. Jika probabilitas 0,05 maka H a ditolak Tabel 4.7 Uji Statistik - t Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig. B Std. Error Beta 1 Constant 157808.063 57554.889 2.742 .009 PAD 12.958 1.176 .854 11.015 .000 DAU .306 .212 .112 1.446 .157 DAK -.059 .227 -.017 -.259 .797 a. Dependent Variable: BD Dari hasil pengujian akan dijelaskan pengaruh variabel independen secara satu persatu parsial dengan membandingkan nilai signifikansi t hitung yang terdapat pada tabel 4.7 uji statistik – t diperoleh informasi data yang dijelaskan di bawah ini. 1. Variabel Pendapatan Asli Daerah memiliki Nilai signifikansi untuk uji t yang diperoleh sebesar 0,000 lebih kecil dari tingkat signifikansi alpha yang telah ditetapkan 5 0,05, sehingga H a diterima dengan pengertian bahwa variabel pendapatan asli daerah berpengaruh positif dan signifikan terhadap belanja daerah. 2. Variabel Dana Alokasi Umum memiliki nilai signifikansi untuk uji t yang diperoleh sebesar 0,157 lebih besar dari tingkat signifikansi alpha yang telah di tetapkan 5 0,05, sehingga H a ditolak dengan pengertian bahwa variabel Universitas Sumatera Utara dana alokasi umum berpengaruh positif namun tidak signifikan terhadap belanja daerah. 3. Variabel Dana Aloaksi Khusus memiliki nilai signifikansi untuk uji t yang dipeoleh sebesar 0,797 lebih besar dari tingkat sifnifikansi alpha yang telah ditetapkan 5 0,05, sehingga H a ditolak dengan pengertian bahwa variable dana alokasi khusus berpengaruh negatif dan signifikan terhadap belanja daerah. BD = 157808.063 + 12.958 PAD + 0.306DAU - 0,059DAK Model persamaan regresi berganda tersebut bermakna. 1. Nilai konstanta sebesar 157808.063 menyatakan bahwa apapila tidak ada variabel bebas maka Belanja Daerah adalah sebesar 157808.063. 2. Variabel Pendapatan Asli Daerah memiliki arah hubungan yang positif sejauh 12,958, dengan asumsi setiap kenaikan Pendapatan Asli Daerah sebesar 1 maka akan menyebabkan peningkatan pada Belanja Daerah sebesar 12,958, sebaliknya penurunan Pendapatan Asli Daerah sebesar 1 akan menyebakan penurunan Belanja Daerah sebesar 12,958. 3. Variabel Dana Alokasi Umum memiliki arah hubungan yang positif sejauh 0,306, dengan asumsi setiap kenaikan Dana Alokasi Umum sebesar 1 akan menyebabkan peningkatan pada Belanja Daerah sebesar 0,306, sebaliknya penurunan Dana Alokasi Umum sebesar 1 akan menyebakan penurunan Belanja Daerah sebesar 0,306. Universitas Sumatera Utara 4. Variabel Dana Alokasi Khusus memiliki arah hubungan yang negatif sejauh 0,059, dengan asumsi setiap kenaikan Dana Alokasi khusus sebesar 1 akan menyebabkan penurunan pada Belanja Daerah sebesar 0,059 sebaliknya penurunan Dana Alokasi Khusus memiliki sebesar 1 akan menyebakan kenaikan Belanja Daerah sebesar 0,059.

4.3 Pembahasan Hasil Analisis Penelitian

Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa secara parsial Pendapatan Asli Daerah memilki nilai signifikansi sebesar 0,000, yang lebih kecil dari tingkat signifikansi alpha yang telah ditetapkan 5 0,05, sehingga variabel pendapatan asli daerah berpengaruh positif dan signifikan terhadap belanja daerah. Variabel Dana Alokasi Umum memilik nilai signifikansi sebesar 0,157, yang lebih besar dari tingakat signifikansi alpha yang ditetapkan 5 0,05, sehingga variabel dana alokasi umum berpengaruh positif namun tidak signifikan terhadap belanja daerah. Variabel Dana Alokasi Khusus memiliki nilai signifikansi sebesar 0,797, yang lebih besar dari tingakat signifikansi alpha yang ditetapkan 5 0,05, sehingga variabel dana alokasi khusus berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap belanja daerah. Berdasarkan uji F dapat dilihat bahwa semua variabel independen Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum dan Dana Alokasi Khusus berpengeruh signifikan terhadap Belanja Daerah. Hasil penelitian ini secara statistik membuktikan bahwa informasi Pendapatan Asli Daerah, Dana Aloksi Umum dan Dana Aloksi Khusus Universitas Sumatera Utara merupakan informasi yang dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan Belanja Daerah. Realisasi Pendapatan Asli Daerah berpengaruh positif dan signifikan terhadap Belanja Daerah. Hal ini disebabkan Pendapatan Asli Daerah adalah penerimaan yang diperoleh dari sumber-sumber dalam wilayahnya sendiri yang dipungut berdasarkan daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Semakin besar nilai Pendapatan Asli Daerah maka semakin besar juga stimulus untuk meningkatkan belanja pemerintah daerah. Kemandirian Daerah dalam Anggaran Pendapatan Belanja Daerah sangat tergantung dengan kemandirian pemerintah daerah dalam menggali potensi Pendapatan Asli Daerah yang merupakan pendapatan yang berasal dari potensi daerah. Realisasi Dana Alokasi Umum berpengaruh positif tapi tidak signifikan terhadap anggaran Belanja Pemerintah Daerah. Realisasi Dana Alokasi Umum yang dialokasikan oleh pemerintah pusat kepada daerah di Provinsi Aceh adalah dana yang berasal dari Anggran Pendapatan Belanja Negara yang dialokasikan dengan tujuan pemeretaan keuangan antar pemerintah daerah untuk membiayai kebutuhan pengeluaran dalam rangka pelaksanaan desentralisasi pada pada pemerintah daerah. Walaupun setiap tahunnya Pendapatan Asli Daerah mengalami pertumbuhan namun hal ini masih belum dapat menutupi kekurangan belanja pemerintah daerah. Sehingga sampai saat ini Dana Alokasi Umum merupakan salah satu penyanggah utama pendanaan Anggran Pendapatan Belanja Daerah. Realisasi Dana Alokasi khusus berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap anggaran Belanja Daerah. Dana Alokasi khusus dapat dialokasikan dari Anggaran Pendapatan Universitas Sumatera Utara Belanja Negara kepada daerah tertentu untuk membantu membiayai kebutuhan khusus dengan memperhatikan tersedianya dana dalam Anggaran Pendapatan Belanja Negara. Maksudnya adalah besaran Dana Alokasi Khusus dalam Anggaran Pendapatan Belanja Daerah pemerintah daerah tidak dapat dipastikan untuk setiap tahunnya. Hasil penelitian terdahulu, Akbar 2011 meneliti pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Jumlah Penduduk dan Pertumbuhan Ekonomi terhadap Belanja Daerah pada Pemerintah Daerah di Sumatera Utara. Penelitian ini menunjukkan bahwa secara simultan Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Jumlah Penduduk dan Pertumbuhan Ekonomi berpengaruh secara signifikan terhadap anggaran Belanja Daerah pada Pemerintah Daerah di Sumatera Utara, sedangkan secara parsial variabel Pertumbuhan Ekonomi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap anggaran Belanja Daerah pada Pemerintah Daerah di Sumatera Utara. Penelitian yang dilakukan oleh Gufron 2013 yang meneliti tentang Pengaruh Pendaptan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum dan Dana Alokasi Khusus Terhadap Belanja Pemerintah Daerah Studi Kasus KabupatenKota di Sumatera Utara. Hasil Penelitiannya adalah Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum dan Dana Alokasi Khusus secara simultan berpengaruh positif terhadap Belanja Pemerintah Daerah Studi Kasus KabupatenKota di Sumatera Utara. Universitas Sumatera Utara

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum dan Dana Alokasi Khusus terhadap Belanja Daerah baik secara parsial maupun simultan di Kabupaten Provinsi Aceh. Berdasarkan hasil analisa dan uji hipotesis yang dilakukan, maka dapat diambil empat kesimpulan dari penelitian ini. 1. Pendapatan Asli Daerah berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap Belanja Daerah di Propinsi Aceh. 2. Dana Alokasi Umum berpengaruh berpengaruh positif namun tidak signifikan terhadap Belanja Daerah di Propinsi Aceh. 3. Dana Alokasi Khusus berpengaruh berpengaruh negativ dan tidak signifikan terhadap Belanja Daerah di Propinsi Aceh. 4. Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum dan Dana Alokasi Khusus secara simultan atau bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap Belanja Daerah di Provinsi Aceh. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa dalam menentukan Belanja Daerah lebih menekankan pada Pendapatan Asli Daerah. Pendapatan Asli Daerah dapat dilihat bahwa variabel ini berpengaruh signifikan terhadap Belanja Daerah. Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Alokasi Umum (DAU), dan Dana Alokasi Khusus (DAK) terhadap Belanja Modal pada Kota di Pulau Sumatera

3 155 93

Pengaruh Dana Alokasi Umum (DAU), Dana Alokasi Khusus (DAK), Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Bagi Hasil (DBH) Dan Bantuan Keuangan Provinsi (BKP) Terhadap Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Dengan Belanja Pelayanan Dasar Sebagai Moderating Variabel (Stud

5 68 181

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Alokasi Umum (DAU), Dana Alokasi Khusus (DAK) Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Dengan Belanja Modal Sebagai Variabel Intervening Di Kabupaten Dan Kota Provinsi Aceh

5 75 107

Pendapatan Asli Daerah (PAD), Pengaruh Dana Alokasi Umum (DAU), Dana Alokasi Khusus (DAK), dan Lain-lain Pendapatan terhadap Belanja Daerah (Studi Kasus Kabupaten/ Kota di Propinsi Sumatera Utara)

1 39 84

The influence of original local government revenues, general allocation funds and special allocation funds to local government expenditures

0 12 99

PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH, DANA ALOKASI UMUM DAN DANA ALOKASI KHUSUS TERHADAP TINGKAT Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum dan Dana Alokasi Khusus Terhadap Tingkat Kemandirian Keuangan Daerah dan Dampaknya Terhadap Alokasi Belanja Mod

4 22 14

PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH, DANA ALOKASI UMUM DAN DANA ALOKASI KHUSUS TERHADAP Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum dan Dana Alokasi Khusus Terhadap Tingkat Kemandirian Keuangan Daerah dan Dampaknya Terhadap Alokasi Belanja Modal (Stud

0 2 16

PENGARUH BELANJA DAERAH, DANA ALOKASI UMUM, DANA ALOKASI KHUSUS DAN PENDAPATAN ASLI DAERAH TERHADAP Pengaruh Belanja Daerah, Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus Dan Pendapatan Asli Daerah Terhadap Indeks Pembangunan Manusia(Studi Empiris Pada Pemerint

2 6 19

PENGARUH BELANJA DAERAH, DANA ALOKASI UMUM, DANA ALOKASI KHUSUS DAN PENDAPATAN ASLI DAERAH TERHADAP Pengaruh Belanja Daerah, Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus Dan Pendapatan Asli Daerah Terhadap Indeks Pembangunan Manusia(Studi Empiris Pada Pemerint

0 2 19

PENGARUH DANA ALOKASI UMUM, DANA ALOKASI KHUSUS, DAN PENDAPATAN ASLI DAERAH TERHADAP BELANJA DAERAH Pengaruh Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus, Dan Pendapatan Asli Daerah Terhadap Belanja Daerah (Studi Empiris Pada Kabupaten/Kota Wilayah Jawa Tenga

0 5 18