Keluasan Ilmu Pengetahuan

a. Keluasan Ilmu Pengetahuan

Sebuah realita yang pasti adalah, bahwa Imam Mahdî as. adalah figur manusia yang memiliki penguasaan yang paling sempurna dan luas atas seluruh janis dan bidang ilmu pengetahuan, baik ilmu pengetahuan yang baru maupun yang kuno. Tidak ada satu bidang ilmu pun di dunia ini kecualinya telah menguasainya secara sempurna. Nenek moyangnya telah mengungkapkan ketinggian kedudukan ilmiahnya ini sebelumnya diciptakan. Marilah kita simak ungkapan-ungkapan mereka dalam hal ini:

a. Imam Amirul Mukminin as. berkata : ―Dia adalah figur yang memiliki tempat perlindungan yang paling lapang, yang memiliki ilmu pengetahuan yang paling luas,

dan yang lebih menyambung tali silaturahmi.‖ 1

b. Hârits bin Mughîrah bercerita : ―Aku pernah bertanya kepada Abu Abdillah Husain bin Ali as., ‗Dengan tanda apakah Al-Mahdî bisa diketahui?‘ Ia menjawab,

‗Dengan pengetahuannya terhadap halal dan haram dan dengan kebutuhan masyarakat kepadanya, sedangkan ia sendiri t 2 idak membutuhkan siapa pun.‘‖

c. Imam Abu Ja‗far Al-Bâqir as. berkata: ―Urusan—yakni imâmah—ini akan dipegang oleh seorang keturunan kami yang paling muda dan paling bagus nama

baiknya. Allah mewariskan ilmu pengetahuan kepadanya dan Dia tidak akan pernah menyerahkan (urusan)nya kepada dirinya sendiri.‖ 3

Dalam sebuah riwayat disebutkan bahwa ketika muncul kembali, ia akan mengadakan perdebatan dengan orang-orang Yahudi dengan bersandarkan kepada kitab

Taurat, dan mayoritas mereka akan memeluk agama Islam. 4 Pada masa periode Ghaibah Shughra, Imam Mahdî as. menjadi tempat rujukan

tertinggi bagi dunia Islam dalam masalah-masalah Fiqih dan lain sebagainya. Empat wakil khususnya senantiasa menghaturkan masalah-masalah yang ditanyakan oleh muslimin kepadanya dan ia menjawab seluruh pertanyaan tersebut. Buku-buku referensi Fiqih mazhab Imamiah penuh dengan jawabannya itu. Para fuqaha menjadikan jawaban itu sebagai sandaran dalam mengeluarkan fatwa berkenaan dengan sebuah hukum syariat. Syaikh Shadûq as. telah menulis dengan tangannya sendiri fatwa-fatwa Imam

Mahdî itu dalam jumlah yang sangat banyak. 5 Suatu realita yang pasti adalah, bahwa ketika Imam Mahdî as. telah muncul

kembali, seluruh ilmuwan dunia, baik dalam bidang Medis, Fisika, dan bidang-bidang ilmu pengetahuan yang lain akan berjumpa dengannya untuk menguji tingkat keilmuannya, dan ia pasti akan menjawab mereka dengan jawaban yang paling jitu. Dengan demikian, mereka akan memeluk agama Islam dan tak seorang pun tersisa kecuali meyakini kepemimpinannya.

b. Kezuhudan Seluruh sejarah kehidupan para imam pembawa petunjuk as. ini memiliki keserupaan dalam segala bidang pemikiran dan ilmiah. Di antara titik-titik kesamaan itu juga adalah kezuhudan terhadap dunia dan kepenolakan terhadap seluruh kelezatan dan kegemerlapannya. Anda tidak membaca sejarah hidup seorang imam dari mereka kecuali Anda pasti menemukan bahwa karakternya yang paling menonjol adalah kezuhudan terhadap harta dunia. Mereka semua mengikuti jejak junjungan mereka, junjungan ‗Itrah yang suci, yaitu Imam Amirul Mukminin as. yang telah menceraikan

(1) Al-Ghaibah, karya An-

Nu‗mani, hal. 214.

„Iqd Ad-Durar, hal. 69. (3) Ibid., hal. 109.

(4) Hayâh Al-Imam Muhammad Al-Mahdî as., hal. 39. (5) Ibid.

dunia sebanyak tiga kali sehingga tidak ada istilah rujuk setelah itu. Di atas jalan benderang inilah, keturunannya menjalani kehidupan ini.

Telah banyak hadis yang diriwayatkan dari para imam maksum as. yang menegaskan kezuhudan Imam Al-Muntazhar as. sebelumnya sendiri dilahirkan. Di antara hadis-hadis itu adalah sebagai barikut ini:

a. Mu‗ammar bin Khallad meriwayatkan dari Imam Abul Hasan Ar-Ridha as. bahwa ia berkata : ―Al-Qâ‘im tidak memiliki pakaian kecuali pakaian yang kasar dan tidak memiliki makanan kecuali makanan yang kasar pula.‖ (1)

b. Ali bin Hamzah dan Wuhaib, masing-masing meriwayatkan dari Imam Ash- Shadiq as. bahwa ia berkata : ―Alangkah tergesa-gesanya kamu sekalian menunggu kemunculan Al- Qâ‘im. Demi Allah, ia tidak memiliki pakaian kecuali pakaian yang kasar dan tidak memiliki makanan kecuali gandum yang kasar pula.‖ (2)

c. Abu Bashir meriwayatkan dari Imam Ash-Shadiq as. bahwa ia berkata : ―Ia tidak memiliki pakaian kecuali pakaian yang kasar dan tidak memiliki makanan kecuali

(gandum) yang kasar pula.‖ (3) Seandainya sirah kehidupannya tidak sejalan dengan kezuhudan semacam ini,

niscaya Allah swt. tidak akan memilihnya untuk melaksanakan tugas reformasi (atas kondisi umat manusia) dari sejak Dia menciptakan bumi ini. Beliaulah figur yang akan memenuhi bumi ini dengan keadilan setelah dienuhi oleh kezaliman dan kelaliman, menyelamatkan umat manusia yang terlalimi dari kezaliman orang-orang zalim dan kesombongan para penguasa, dan menebarkan karunia dan rahmat Allah di kalangan orang-orang tertindas. Dengan itu semua, tidak akan tersisa bayangan kefakiran dan kemiskinan.