Kesabaran dan Menahan Amarah

6. Kesabaran dan Menahan Amarah

Di antara karakter dan jati diri Imam Mûsâ Al-Kâzhim as. yang paling menonjol adalah kesabaran dan mengekang amarah. Ia selalu memaafkan orang yang berbuat jahat kepadanya dan lapang dada terhadap orang yang menyakitinya. Bahkan ia selalu berbuat baik kepada orang yang berbuat tidak baik kepada dirinya. Reaksi semacam ini membuat sifat egoisme dan keburukan seseorang menjadi hilang.

Para ahli sejarah banyak menceritakan manifestasi kemurahan hati Imam Mûsâ Al-Kâzhim as. Menurut sebuah riwayat, seseorang dari keturunan Umar bin Khaththab pernah berbuat buruk terhadap Imam Al-Kâzhim as. dan mencaci-maki nenek moyangnya. Sebagian sahabat geram dan hendak memberi pelajaran kepada orang tersebut. Imam Al-Kâzhim as. melarang sahabat itu untuk melakukan hal itu, karena ia ingin menyelesaikanya dengan jalan yang lain.

Imam Al-Kâzhim as. menanyakan tempat tinggal orang itu. Sahabat yang ditanya menjawab bahwa ia tinggal di sebuah sawah di sekitar kota Madinah. Imam Al-Kâzhim

1 Târîkh Abil Fidâ ‟, jilid 2, hal. 12 2 Al-Anwâr Al-Bahiyyah, hal. 93.

as. langsung menunggangi keledainya dan pergi menemuinya dengan menyamar. Imam Al-Kâzhim menemukan keturunan Umar itu. Ketika Imam Al-Kâzhim tiba di sisinya, orang itu mengenali Imam Al-Kâzhim. Orang itu langsung marah karena melihat tunggangan keledai Imam Al-Kâzhim as. telah merusak tanamannya. Imam Al-Kâzhim as. menghadapinya dengan lemah lembut seraya bertanya: ―Berapakah ganti rugi yang kamu inginkan untuk kebun ini? ‖

―Seratus dinar‖, jawabnya pendek. Imam Al-Kâzhim as. kembali bertanya: ―Berapakah keuntungan yang dapat kamu

peroleh dari hasil sa wah ini?‖ ―Aku tidak mengetahui ilmu gaib‖, jawab orang itu pendek.

Imam Al-Kâzhim as. bertanya lagi: ―Yang kumaksud, berapakah keuntungan yang kamu harapkan dari hasil sawah ini? ‖ Ia menjawab: ―Aku berharap keuntungan sebanyak dua ratus dinar.‖ Imam Mûsâ Al-Kâzhim as. memberikan tiga ratus dinar kepadanya seraya

berkata: ―Ini untukmu, tanamanmu juga tetap menjadi milikmu.‖ Keturunan Khalifah Umar itu merasa malu atas kekurangajaran yang telah diperbuatnya terhadap Imam Al-Kâzhim as. Ia pun bergegas pergi ke masjid Nabawi. Ketika Imam Al-Kâzhim as. menyambutnya, orang itu pun berdiri dan menghampiri Imam Al-Kâzhim as. seraya berkata dengan suara yang keras: ―Allah adalah lebih tahu di mana Dia harus meletakkan risalah-Nya. ‖

Para sahabat orang itu berdatangan menghampirinya seraya menanyakan tentang perubahan menakjubkan itu. Ia menjawab dengan menjelaskan kemurahan Imam Al- Kâzhim as. Imam Al-Kâzhim as. menoleh kepada para sahabat seraya mengajukan pertanyaan: ―Manakah yang lebih baik, cara yang kalian inginkan itu ataukah cara yang kugunakan untuk memperbaiki sikapya itu? 1 ‖

Salah satu manifestasi kesabaran Imam Mûsâ Al-Kâzhim as. yang lain adalah kisah berikut ini: Imam Kâzhim as. melewati sekelompok musuhnya. Di antara mereka terdapat Ibn Hayyâj. Ibn Hayyâj mengisyaratkan kepada salah seorang temannya untuk memegang kendali keledai Imam Al-Kâzhim as. Ibn Hayyâj mengklaim bahwa keledai itu miliknya. Temannya itu segera memegang tali kendali keledai Imam Al-Kâzhim as. seraya mengklaim bahwa keledai itu adalah milik Ibn Hayyâj. Imam Al-Kâzhim as. pun

segera turun dan memberikan keledai itu kepadanya. 2 Imam Mûsâ Al-Kâzhim as. selalu berwasiat kepada putra putrinya agar selalu

bersabar dan bermurah hati. Ia berkata kepada mereka: ―Hai anak-anakku, aku nasihati kalian dengan sebuah nasihat. Barang siapa yang menjaganya, maka ia akan memperoleh manfaat darinya. Jika seseorang datang kepada kalian dan mengucapkan kata-kata yang buruk di telinga kanan kalian, lalu pindah ke telinga yang kiri, kemudian ia meminta maaf kepada kalian seraya berkata, ‗Aku tidak pernah mengatakan apa-apa‘, maka terimalah permohonan maafnya. 3 ‖

Nasihat ini menandakan betapa besar kesabaran Imam Mûsâ Al-Kâzhim as., dan menunjukkan keluasan akhlak dan ketinggian jati dirinya.