Kategori Ayat Pertama

a. Kategori Ayat Pertama

Ayat-ayat yang turun menjelaskan keutamaan, ketinggian, dan keagungan pribadi Imam Ali as. adalah sebagai berikut:

1 Târîkh Bagdad, jilid 6, hal. 221; Ash-Shawâ„iq Al-Muhriqah, hal. 76; Nûr Al-Abshâr, hal. 76.

1. Allah swt. berfirman: “Sesungguhnya engkau hanyalah seorang pemberi peringatan . Dan bagi setiap kaum ada orang yang memberi p etunjuk.” (QS. Ar-Ra‗d [13]:7)

Ath-Thabarî meriwayatkan sebuah hadis dengan sanad dari Ibn Abas. Ibn Abbâs berkata: ―Ketika ayat ini turun, nabi saw. meletakkan tangannya di atas dadanya seraya

bersabda, ‗Aku adalah pemberi peringatan. Dan bagi setiap kaum ada orang yang memberi petunjuk.‘ Lalunya memegang pundak Ali as. sembari bersabda: ‗Engkau adalah pemberi petunjuk itu. Dengan perantara tanganmu, banyak orang yang akan

mendapat petunjuk setelahku nanti.‘‖ 1

2. Allah swt. berfirman: .‖.. dan (peringatan itu) diperhatikan oleh telinga yang mendengar.” (QS. Al-Hâqqah [69]:12) Dalam menafsirkan ayat tersebut, Amirul Mukminin Ali as. berkata: ―Rasulullah saw. berkata kepadaku, ‗Hai Ali, aku memohon kepada Tuhanku agar menjadikan telingamu yang menerima peringa tan.‘ Lantaran itu, aku tidak pernah lupa apa saja yang

pernah kudengar dari Rasulullah saw. 2 ‖

3. Allah swt. berfirman: “Orang-orang yang menginfakkan hartanya pada malam dan siang hari, baik secara sembunyi-sembunyi maupun terang-terangan, mereka mendapat pahala di sisi Tuhan mereka. Tidak ada rasa takut bagi mereka dan mereka tidak pula bersedih hati.” (QS. Al-Baqarah [2]:274)

Pada saat itu, Imam Ali as. hanya memiliki empat dirham. Satu dirham ia infakkan di malam hari, satu dirham ia infakkan di siang hari, satu dirham ia infakkan secara rahasia, dan satu dirham sisanya ia infakkan secara terang-terangan. Rasulullah saw. bertanya kepadanya: ―Apakah yang menyebabkan kamu berbuat demikian?‖ Ali as. menjawab: ―Aku ingin memperoleh apa yang dijanjikan Allah kepadaku.‖ Kemudian ayat tersebut turun. 3

4. Allah swt. berfirman: “Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan berbuat kebajikan, mereka itu adalah sebaik- sebaik makhluk.” (QS. Al-Bayyinah [98]:7) Ibn ‗Asâkir meriwayatkan sebuah hadis dengan sanad dari Jâbir bin Abdillah. Jâbir bin Abdillah berkata: ―Ketika kami bersama nabi saw., tiba-tiba Ali as. datang. Seketika itu itu Rasulullah saw. bersabda, ‗Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, sesungguhnya Ali as. dan Syi‗ah (para pengikut)nya adalah orang-orang yang beruntung pada Hari Kiamat .‘ Kemudian turunlah ayat itu. Sejak saat itu, setiap kali Ali as. datang, para sahabat Nabi saw. 4 mengatakan, ‗Telah datang sebaik-baik makhluk.‘‖

5. Allah swt. berfirman: .‖.. maka bertanyalah kepada orang-orang yang mempunyai pengetahuan [Ahl Adz- Dzikr] jika kamu tidak mengetahui.” (QS. An-Nahl [16]:43)

Ath-Thabarî meriwayatkan sebuah hadis dengan sanad dari Jâbir Al- Ju‗fî. Jâbir Al- Ju‗fî berkata: ―Ketika ayat ini turun, Ali as. berkata: ―Kami adalah Ahl Adz-Dzikr.‖ 5

6.Allah swt. berfirman: “Wahai Rasul, sampaikanlah apa yang telah diturunkan kepadamu dari Tuhanmu. Jika hal itu tidak engkau lakukan, maka berarti engkau tidak menyampaikan risalahmu. Sesungguhnya Allah menjagamu dari kejahatan manusia. ” (QS. Al-M â‘idah [5]: 67)

Ayat ini turun kepada Rasulullah saw. Ketika ia berada di Ghadir Khum dalam perjalanan pulang dari haji Wadâ ‘. Rasulullah saw. diperintahkan oleh Allah untuk

1 Tafsir At-Thabarî, jilid 13, hal. 72; Kanz Al- „Ummâl, jilid 6, hal. 157; Tafsir Al-Haqâ‟iq, hal. 42; Mustadrak Al-Hâkim, jilid 3, hal. 129.

2 Kanz Al- „Ummâl, jilid 6, hal. 108; Asbâb An-Nuzûl, karya Al-Wâhidî, hal. 329; Tafsir At- Thabarî , jilid 4, hal. 600; Ad-Durr Al-Mantsûr, jilid 8, hal. 267.

3 Usud Al-Ghâbah, jilid 4, hal. 25; Ash- Shawâ„iq Al-Muhriqah, hal. 78; Asbâb An-Nuzûl, karya Al-Wâhidî, hal. 64.

4 Ad-Durr Al-Mantsûr, jilid 8, hal. 589; Tafsir At-Thabarî, jilid 30, hal. 17; Ash- Shawâ„iq Al- Muhriqah , hal. 96.

5 Tafsir At-Thabarî, jilid 8, hal. 145.

mengangkat Ali as. sebagai khalifah sepeninggalnya. Nabi saw. melaksanakan perintah tersebut. Ia menobatkan Ali as. sebagai khalifah dan pemimpin bagi umat sepeninggalnya. Rasulullah saw. mengumandangkan sabda yang masyhur di hadapan khalayak: ―Barang siapa yang aku adalah pemimpinnya, maka Ali as. adalah pemimpinnya. Ya Allah, cintailah orang yang mencintainya, musuhilah orang yang memusuhinya, tolonglah orang yang menolongnya, dan hinakanlah orang yang menghinakannya. ‖

Setelah itu, Umar bangkit dan berkata kepada Ali as.: ―Selamat, hai Ali bin Abi Thalib, engkau telah menjadi pemimpinku dan pemimpin setiap mukmin dan

mukminah. 1 ‖

7. Allah swt. berfirman: “Pada hari ini telah Aku sempurnakan agamamu dan telah Aku lengkapi nikmat-Ku atasmu dan Aku pun rela Islam sebagai agamamu. ” (QS. Al-M â‘idah [5]: 3)

Ayat yang mulia ini turun pada tanggal 18 Dzulhijjah setelah nabi saw. mengangkat Ali as. sebagai khalifah sepeninggalnya. 2 Setelah ayat tersebut turun, nabi

saw. bersabda: ―Allah Maha Besar lantaran penyempurnaan agama, pelengkapan nikmat, dan keridaan Tuhan dengan risalahku dan wilâyah Ali bin Abi Thalib as. 3 ‖

8. Allah swt. berfirman: “Sesungguhnya pemimpinmu hanyalah Allah, Rasul-Nya, dan orang-orang yang beriman yang mendirikan salat dan mengeluarkan zakat ketika sedang rukuk. ” (QS. Al-Mâ‘idah [5]: 55)

Seorang sahabat nabi terkemuka, Abu Dzar berkat a: ―Aku mengerjakan salat Zhuhur bersama Rasulullah saw. Tiba-tiba datang seorang pengemis ke masjid, dan tak seorang pun yang memberikan sedekah kepadanya. Pengemis tersebut mengangkat kedua tangannya ke langit seraya ber doa, ‗Ya Allah, saksikanlah bahwa aku meminta di masjid Rasul saw., tetapi tak seorang pun yang memberikan sesuatu kepadaku.‘ Pada saat itu Ali as. sedang mengerjakan rukuk. Kemudian ia memberikan Isya‘rat kepadanya dengan kelingking kanan yang sedang memakai cincin. Pengemis itu datang menghampirinya dan segera mengambil cincin tersebut di hadapan Nabi saw. Lalunya saw. berdoa, ‗Ya Allah, sesungguhnya saudaraku, Mûsâ as. memohon kepadamu sembari berkata, „Wahai Tuhanku, lapangkanlah untukku hatiku, mudahkanlah urusanku, dan bukalah ikatan lisanku agar mereka dapat memahami ucapanku. Dan jadikanlah untukku seorang wazîr dari keluargaku; yaitu saudaraku, Hârûn. Kokohkanlah aku dengannya dan sertakanlah dia dalam urusanku .‟ (QS. Thaha [20]:25 –32) Ketika itu Engkau turunkan ayat yang berbunyi, „Kami akan kokohkan kekuatanmu dengan saudaramu dan Kami jadikan engkau berdua sebagai pemimpin .‟ (QS. Al-Qashash [28]:35) Ya Allah, aku ini adalah Muhammad nabi dan pilihan-Mu. Maka lapangkanlah hatiku, mudahkanlah urusanku, dan jadikanlah untukku seorang wazîr dari keluargaku, yaitu Ali. Dan kokohkanlah punggungku dengannya .‘‖

Abu Dzar melanjutkan: ―Demi Allah, Jibril turun kepadanya sebelumnya sempat menyelesaikan doanya itu. Jibril berkata , ‗Hai Muhammad, bacalah, „Sesungguhnya walimu adalah Allah, Rasul-Nya dan 4 ....‟‖

Ayat ini membatasi wilâyah universal (Al-Wilâyah Al- „Âmmah) hanya untuk Allah swt., Rasul-Nya yang mulia, dan Ali as. Ayat ini menggunakan bentuk jamak lantaran untuk mengagungkan kemuliaan Imam Ali as. dan menghormati kedudukannya. Di samping itu, ayat ini berbentuk jumlah ismiyyah dan menggunakan kata pembatas (hashr) „innamâ‟ (yang berarti hanya). Dengan demikian, ayat ini telah mengukuhkan wilâyah tersebut untuk Imam Ali as.

1 Asbâb An-Nuzûl, hal. 150. 2 Târîkh Baghdad, jilid 8, hal. 19; Ad-Durr Al-Mantsûr, jilid 6, hal. 19.

3 Dalâ‟il Ash-Shidq, jilid 2, hal. 152. 4 Tafsir Ar-Râzî, jilid 12, hal. 26; Nûr Al-Abshâr, hal. 170; Tafsir Ath-Thabarî, jilid 6, hal. 186.

Seorang penyair tersohor, Hassân bin Tsâbit, telah menyusun sebuah bait syair sehubungan dengan turunnya ayat tersebut. Ia berkata: Siapakah gerangan yang ketika rukuk menyedekahkan cincin,

sementara ia merahasiakannya untuk dirinya sendiri. 1