Kemuliaan Akhlak

7. Kemuliaan Akhlak

Islam datang dengan membawa kemuliaan akhlak dan menganggap akhlak sebagai kaidah fundamental dalam risalah mulianya. Rasulullah saw. bersabda: ―Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak. ‖ Akhlak Rasulullah saw. adalah jelmaan dari kemuliaan manusiawi tertinggi. Setalahnya, para imam maksum as. mengikuti jejak beliau dalam membina akhlak yang mulia dan amal yang baik. Semua itu dapat

1 Târîkh Baghdad, jilid 13, hal. 28-29; Kasyf Al-Ghummah, hal. 247. 2 Hayâh Al-Imam Mûsâ bin Ja „far as., jilid 1, hal. 157. 3 Al-Fushûl Al-Muhimmah, hal. 22.

dibuktikan dengan melihat perbuatan dan seluruh nasihat dan bimbingan yang telah mereka berikan kepada para sahabat mereka.

Imam Mûsâ Al-Kâzhim as. sangat memperhatikan masalah ini. Ia selalu berwasiat kepada para sahabatnya untuk menghiasi diri mereka dengan akhlak yang mulia supaya perilaku dan tindakan mereka menjadi suri teladan yang saleh bagi masyarakat. Berikut ini kami paparkan sebagian manifestasi kemuliaan akhlak yang pernah diriwayatkan tentang imam yang satu ini:

a. Kedermawanan dan Keluhuran Perilaku Imam Mûsâ Al-Kâzhim as. selalu menekankan kepada para sahabatnya untuk selalu dermawan dan berperilaku yang luhur. Ia berkata: ―Orang yang dermawan dan berakhlak yang mulia berada di bawah pengawasan Allah. Dia tidak akan membiarkanya sehingga Dia akan memasukannya ke dalam surga. Allah tidak mengutus seorang nabi, kecuali ia adalah seorang yang dermawan. Ayahku selalu mewasiatkan kepadaku untuk selalu dermawan dan berperilaku yang luhur sampai ia wafat.‖

b. Ketabahan Imam Mûsâ Al-Kâzhim as. juga selalu berwasiat kepada para sahabatnya untuk selalu tabah, walaupun bencana atau kesulitan menimpa mereka. Karena kegelisahan dan tindakan mengeluh dapat menghilangkan pahala yang telah Allah swt. janjikan kepada orang yang sabar.

Imam Al-Kâzhim as. berkata: ―Satu musibah itu tidak dapat mendatangkan pahala bagi seseorang, kecuali bila ia menghadapinya dengan tabah dan mengembalikan semua itu kepada Allah swt. ‖

Dan ia juga berpesan: ―Sesungguhnya kesabaran atas bencana lebih baik daripada kesehatan ketika senang .‖

c. Diam Imam Mûsâ Al-Kâzhim as. senantiasa mewasiatkan kepada sahabatnya untuk lebih banyak diam dan menjelaskan kepada mereka manfaat diam. Ia pernah berkata: ―Sesungguhnya diam adalah satu pintu dari sekian pintu hikmah. Sesungguhnya diam dapat menimbulkan rasa cinta, dan diam adalah bukti untuk semua kebaikan .‖

d. Memberikan Maaf dan Mendamaikan Orang Lain Imam Mûsâ Al-Kâzhim as. selalu menganjurkan para sahabatnya untuk selalu memaafkan dan berbuat baik pada orang yang berlaku buruk terhadap mereka, sebagaimana ia juga menganjurkan kepada mereka untuk mendamaikan orang lain. Ia juga menjelaskan akibat orang-orang berbuat baik dan beramal saleh serta pahala yang besar di sisi Allah swt. Ia pernah berkata: ―Seorang penyeru akan berseru pada hari kiamat akan berseru, ‗Barang siapa yang memiliki pahala di sisi Allah swt., hendaknya ia berdiri .‘ Tak seorang pun yang berani berdiri kecuali orang yang suka memaafkan dan yang suka mendamaikan antara manusia .‖

e. Berucap yang Baik Imam Mûsâ Al-Kâzhim as. juga selalu berwasiat kepada para sahabatnya untuk berkata dan berperilaku baik kepada manusia. Ia pernah berkata kepada Fadhl bin Yunus: ―Berperilakulah yang baik dan berkatalah yang baik. Janganlah kamu memiliki sikap imma „ah!‖

Fadhl bertanya: ―Apakah imma„ah itu?‖ Imam Al-Kâzhim as. menjawab: ―Janganlah kamu selalu berkata, ‗Aku selalu

mengikuti orang lain dan aku seperti salah seorang dari mereka. ‘ Sesungguhnya Rasulullah saw. pernah bersabda, ‗Wahai manusia, sesungguhnya di sini ada dua jalan: jalan kebaikan dan jalan keburukan. Jangan sampai jalan keburukan itu lebih kalian sukai daripada jalan kebaikan .‘‖ mengikuti orang lain dan aku seperti salah seorang dari mereka. ‘ Sesungguhnya Rasulullah saw. pernah bersabda, ‗Wahai manusia, sesungguhnya di sini ada dua jalan: jalan kebaikan dan jalan keburukan. Jangan sampai jalan keburukan itu lebih kalian sukai daripada jalan kebaikan .‘‖