Pergerakan Indonesia Pada Masa Pendudukan Jepang

2. Pergerakan Indonesia Pada Masa Pendudukan Jepang

Pemerintah pendudukan Jepang membubarkan semua organisasi pergerakan yang ada sejak zaman kolonial Belanda. Tokoh-tokoh pergerakan Indonesia selalu berada dalam pengawasan Jepang. Dalam kondisi demikian, tokoh-tokoh pergerakan Indonesia tidak kehilangan semangat. Mereka tetap berjuang untuk mewujudkan Indonesia merdeka.

Organisasi-organisasi yang dibentuk Jepang adalah sebagai berikut:

1) Gerakan 3 A Gerakan Tiga A didirikan pada bulan April 1942. Gerakan 3 A memiliki semboyan Nipon ‘Cahaya Asia, Nippon Pelindung Asia, Nippon Pemimpin Asia. Gerakan tersebut bertujuan menanamkan semangat untuk membela Jepang. Jepang menunjuk Mr. Syamsudin sebagai pemimpin Gerakan 3 A. Ia merupakan seorang nasionalis yang kurang dikenal. Pada bulan Juli 1942 dibentuk suatu sub seksi Islam dengan Persiapan Persatuan Umat Islam dalam Gerakan 3A. Sebagai ketuanya ialah Abikusno Cokrosuyoso.

Akan tetapi, ternyata Gerakan Tiga A tidak mendapat sambutan rakyat. Secara umum, Gerakan Tiga A ini juga dianggap kurang berguna dan gagal mencapai tujuan-tujuannya. Jepang kemudian menyadari agar dapat memobilisasi rakyat, maka mereka harus memanfaatkan tokoh-tokoh nasionalis terkemuka. Gerakan 3 A akhirnya dibubarkan. Sebagai gantinya, dibentuklah organisasi Putera.

Perang Dunia II dan pengaruhnya terhadap Indonesia

2) Putera Pada tanggal 9 Maret 1943 dibentuk organisasi baru bernama

Pusat Tenaga Rakyat (Putera) untuk menggantikan Gerakan 3A. Pada pembukaan Kantor Putera pada tanggal 26 April 1943, Somuboco (Kepala Departemen Urusan Umum) menegaskan, bahwa tugas Putera adalah menggerakkan tenaga dan kekuatan rakyat untuk memberi bantuan kepada usaha-usaha mencapai kemenangan akhir dalam Perang Asia Timur Raya.

Jepang menunjuk Empat Serangkai yang terdiri atas Ir. Sukarno, Drs. Moh. Hatta, Ki Hajar Dewantara, dan K.H. Mansur untuk memimpin Putera. Putera dibentuk sebenarnya untuk kepentingan Jepang, namun oleh para tokoh Putera kesempatan ini digunakan sebaik-baiknya untuk kepentingan perjuangan menuju Indonesia

Gambar 2.10 Tokoh-tokoh Putera merdeka. Pembentukan Putera itu Sumber : www.wikipedia.org

sendiri memang atas usul Ir. Sukarno.

Tokoh-tokoh nasional, seperti Ir. Sukarno, Moh. Hatta, Abikusno Cokrosuyoso, K.H. Mas Mansyur, Ki Hajar Dewantara, Prof. Hussein Joyodiningrat, dan Mr. Supomo bersedia bekerja sama dengan Jepang. Mereka beralasan, bahwa bangsa Indonesia tidak dapat begitu saja dapat mengusir Jepang. Oleh karena itu, jalan yang dapat ditempuh adalah dengan bekerja sama. Akan tetapi, kerja sama itu hanya alat untuk mempercepat proses kemerdekaan Indonesia yang telah lama diperjuangkan.

Dalam setiap kesempatan para pejuang bangsa Indonesia selalu menggembleng semangat cinta tanah air di dalam hati sanubari rakyat Indonesia. Lembaga-lembaga yang diciptakan oleh Jepang seperti Jawa Hokokai, Putera, Peta, Fujinkai, dan sebagainya justru menjadi sarana memupuk semangat kebangsaan. Hal itu tentu memudahkan jalan untuk mencapai kemerdekaan Indonesia.

3) Pemanfaatan Barisan Pelopor (Suisyintai) Barisan Pelopor merupakan organisasi pemuda pertama pada zaman Jepang yang didominasi oleh kaum nasionalis. Barisan Pelopor juga dimanfaatkan sebagai media untuk memperkokoh semangat nasionalisme Indonesia menuju ke arah cita-cita kemerdekaan.

4) Memanfaatkan Cuo Sangi-in (Badan Penasihat Pusat) Cuo Sangi-in (Badan Penasihat Pusat) dibentuk pada tanggal 5 Desember 1943, dengan ketuanya Ir. Soekarno. Ia didampingi oleh

54 IPS Terpadu 9 untuk Kelas IX

R.M. Kusumoutoyo dan dr. Buntaran Martoatmojo sebagai Fuku Gico (wakil ketua). Badan ini beranggotakan 43 orang, serta bertugas memberi nasihat dan mengajukan usul-usul kepada Seiko Sikika (penguasa tertinggi militer Jepang di Indonesia). Akan tetapi oleh para tokoh nasionalis, badan ini dipergunakan untuk menggerakkan masa dan melatih disiplin mereka agar taat pada pimpinan.

Cakrawala

Pembentukan Cuo Sangi In oleh Jepang dilatarbelakangi oleh kecemasan Jepang terhadap serangan balasan Sekutu yang semakin gencar dalam Perang Pasifik. Bahkan, Sekutu mulai mengarahkan serangannya terhadap beberapa pangkalan Jepang di Jawa. Salah satunya, yaitu pangkalan Jepang di Surabaya yang telah dijatuhi bom oleh Sekutu.

Menghadapi situasi buruk ini, maka Jepang cepat-cepat memberikan kemerdekaan kepada Burma (1 Agustus 1943) dan Philipina (14 Oktober 1943). Sedangkan kepada bangsa Indonesia diberikan kesempatan untuk bersuara dan mengajukan usul-usul melalui badan Cuo Sangi In. Semua dilakukan Jepang dengan maksud bangsa Indonesia tetap memberikan dukungan terhadap Jepang dalam Perang Asia Pasifik.

Cakap Ilmu

Setelah berkuasa, pemerintahan Jepang melarang organisasi pergerakan nasional di Indonesia dan mendirikan berbagai organisasi seperti gerakan 3 A, MIAI, dan Putera untuk menarik simpati rakyat Indonesia guna mendukung Jepang pada Perang Pasifik. Namun, organisasi tersebut dibubarkan karena dianggap mengobarkan rasa nasionalisme Indonesia. Para pemimpin seperti Soekarno dan Hatta memanfaatkan organisasi tersebut untuk mempersiapkan rakyat Indonesia mencapai kemerdekaan. Nilai-nilai positif apa yang terkandung dari sikap para pemimpin tersebut? Renungkanlah dan tulis pendapat Anda dalam buku kerja untuk dikumpulkan pada guru.

55

Perang Dunia II dan pengaruhnya terhadap Indonesia

Rangkuman

♦ Sebab-sebab umum terjadinya Perang Dunia II, antara lain (a) terjadinya pertentangan antar negara, (b) adanya politik mencari kawan, (c) terjadinya perlombaan senjata dan (d) adanya politik balas dendam yang dijalankan oleh Jerman. Adapun sebab khususnya, di Eropa ditandai dengan adanya serangan Jerman ke Polandia, sedangkan di Asia ditandai dengan adanya serangan Jepang ke Pangkalan Angkatan Laut Amerika di Pearl Harbor pada tanggal 7 Desember 1941.

♦ Perang Dunia II berakhir dengan kemenangan di pihak Sekutu dan kehancuran di pihak negara-negara fasis. Perang Dunia II membawa dampak baik di bidang politik, ekonomi maupun sosial. Di bidang sosial lahirnya Organisasi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

♦ Dengan Restorasi Meiji, Jepang tampil menjadi negara industri maju dan modern dan bahkan kemudian muncul menjadi negara imperialis. Ketika Baron Tanaka menjadi Perdana Menteri Jepang tahun 1927-1929, ia mengajukan dokumen rahasia (Tanaka Memorial) kepada kaisar yang berisi doktrin bahwa bangsa Jepang mempunyai tugas suci untuk memimpin bangsa-bangsa di Asia Timur.

Refleksi

Setelah mempelajari bab ini, siswa diharapkan sudah memahami dan menguasai materi tentang:

1. Faktor-faktor penyebab terjadinya Perang Dunia II

2. Kronologi Perang Dunia II

3. Kaitan Perang Dunia II dengan pendudukan Jepang di Indonesia

4. Pendudukan Jepang dan dampaknya terhadap kehidupan sosial, ekonomi dan politik di Indonesia.

Jika para siswa belum memahami benar materi ini, ulangilah dengan membaca sekali lagi atau mendiskusikan sesama teman kelompok atau menanyakan langsung kepada guru kalian sehingga kalian benar-benar paham sebelum mempelajari bab berikutnya.

Perang Dunia II dan pengaruhnya terhadap Indonesia

Uji Kompetensi