Faktor Eksternal

2. Faktor Eksternal

Faktor eksternal adalah faktor-faktor yang berasal dari luar masyarakat itu. Faktor eksternal yang dapat menyebabkan terjadinya perubahan sosial budaya adalah sebagai berikut.

a. Sebab-sebab yang berasal dari lingkungan alam fisik yang ada di

sekitar manusia.

Perubahan dapat disebabkan oleh lingkungan fisik, seperti terjadinya gempa bumi, taufan, banjir besar, dan lain-lain mungkin menyebabkan bahwa masyarakat yang mendiami daerah- daerah tersebut terpaksa harus meninggalkan tempat tinggalnya. Apabila

Gambar 5.3 Banjir Lumpur Panas LapindoBrantas masyarakat tersebut mendiami tempat Sidoarjo 2006

tinggalnya yang baru, maka mereka harus Sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/Bencana Alam

menyesuaikan diri dengan keadaan alam yang baru tersebut.

Sebagai contoh kegiatan-kegiatan penambangan dengan resiko tinggi yang dilakukan dengan pengeboran dalam, apalagi dilakukan di tengah- tengah pemukiman penduduk yang padat akan beresiko terjadinya kebocoran maupun polusi. Hal-hal tersebut dapat mengakibatkan masyarakat yang bersangkutan terpaksa meninggalkan tempat tinggalnya untuk menetap di wilayah yang lain.

b. Peperangan

Peperangan dengan negara lain dapat menyebabkan terjadinya perubahan-perubahan yang sangat besar baik pada lembaga kemasyarakatan maupun struktur masyarakat.

Negara yang menang perang biasanya akan memaksa negara yang

IPS Terpadu 9 untuk Kelas IX IPS Terpadu 9 untuk Kelas IX

Sebagai contoh negara Irak yang kalah perang menghadapi koalisi pimpinan Amerika Serikat harus menerima ketentuan yang diputuskan oleh Amerika yaitu memaksakan penerapan sistem demokrasi menggantikan sistem yang telah berlaku sebelumnya.

c. Pengaruh kebudayaan masyarakat lain

Adanya pengaruh kebudayaan masyarakat lain dapat menyebabkan terjadinya perubahan sosial dan budaya. Hubungan yang dilakukan secara fisik antara dua masyarakat, mempunyai kecenderungan untuk menimbulkan pengaruh timbal-balik, artinya masing-masing masyarakat mempengaruhi masyarakat lainnya, tetapi juga menerima pengaruh dari

masyarakat yang lain itu. Apabila pengaruh tersebut

Cakrawala

diterima tidak karena paksaan dari pihak yang mempengaruhi, maka

Banjir Lumpur Panas Sidoarjo 2006, hasilnya di dalam ilmu ekonomi merupakan kasus menyemburnya lumpur panas

dinamakan demonstration ef-

di lokasi pengeboran PT Lapindo Brantas di Desa fect . Proses penerimaan Renokenongo, Kecamatan Porong, Kabupaten

pengaruh kebudayaannya, di Sidoarjo, Jawa Timur, sejak tanggal 29 Mei 2006.

dalam antropologi budaya Semburan lumpur panas selama beberapa bulan

dinamakan akulturasi. ini menyebabkan tergenangnya kawasan

Di dalam proses pertemuan permukiman, pertanian, dan perindustrian di tiga

kebudayaan tersebut, tidak selalu kecamatan di sekitarnya, serta mempengaruhi

akan terjadi saling pengaruh- aktivitas perekonomian di Jawa Timur.

mempengaruhi kadangkala kedua kebudayaan tersebut yang

seimbang tarafnya saling menolak. Hal itu kemungkinan disebabkan karena dalam masa-masa yang lalu pernah terjadi pertentangan fisik yang kemudian dilanjutkan dengan pertentangan-pertentangan nonfisik antara kedua masyarakat tersebut. Keadaan semacam itu dinamakan cultural animosity .

Proses perubahan kebudayaan meliputi hal-hal sebagai berikut.

1) Difusi, yaitu penyebaran unsur-unsur kebudayaan dari suatu tempat ke tempat lain, dari orang ke orang lain, dan dari masyarakat ke masyarakat lain.

Contoh: Pada masyarakat tani tradisional pengolahan lahan pertanian masih menggunakan tenaga hewan dan tenaga manusia. Dengan adanya hubungan dengan masyarakat lain mereka mengenal mesin traktor yang ternyata lebih praktis dan lebih cepat dalam mengolah lahan. Pada akhirnya mereka menggunakan traktor dalam mengolah lahan pertanian menggantikan tenaga hewan dan tenaga manusia.

Perubahan Sosial Budaya

Manusia dapat menghimpun pengetahuan baru dari hasil penemuan-penemuan. Tipe difusi:

a) Difusi intra masyarakat D

(1) Pengakuan bahwa penemuan baru bermanfaat bagi

masyarakat (2) Ada tidaknya unsur kebudayaan yang mempengaruhi

(untuk diterima/ditolak) (3) Unsur berlawanan dengan fungsi unsur lama, akan ditolak (4) Kedudukan penemu unsur baru ikut menentukan

penerimaan (5) Ada tidaknya batasan dari pemerintah

2) Akulturasi (cultural contact), yaitu suatu kebudayaan tertentu yang dihadapkan dengan unsur-unsur kebudayaan asing, yang lambat laun unsur kebudayaan asing tersebut melebur atau menyatu ke dalam kebudayaan sendiri (asli), tetapi tidak menghilangkan ciri kebudayaan lama. Hal yang terjadi dalam akulturasi adalah:

a) Substitusi, unsur kebudayaan yang ada sebelumnya diganti, melibatkan perubahan struktural yang kecil sekali.

b) Sinkretisme, unsur-unsur lama bercampur dengan yang baru dan

membentuk sebuah sistem baru.

c) Adisi, unsur-unsur baru ditambahkan pada unsur yang lama.

d) Dekulturasi, hilangnya bagian substansial sebuah kebudayaan.

e) Orijinasi, tumbuhnya unsur-unsur baru untuk memenuhi

kebutuhan situasi yang berubah.

f) Rejection (penolakan), perubahan yang sangat cepat sehingga sejumlah besar orang tidak dapat menerimanya, menyebabkan penolakan, pemberontakan, gerakan kebangkitan.

3) Asimilasi , yaitu proses penyesuaian (seseorang/kelompok orang asing) terhadap kebudayaan setempat. Dengan asimilasi kedua kelompok baik asli maupun pendatang lebur dalam satu kesatuan kebudayaan. Penyebab asimilasi antara lain: toleransi, rasa simpati, kesamaan

4) Penetrasi , yaitu masuknya unsur-unsur kebudayaan asing secara paksa, sehingga merusak kebudayaan lama yang di datangi. Apabila kebudayaan baru seimbang dengan kebudayaan setempat, masing-masing kebudayaan hampir tidak mengalami perubahan atau tidak saling mempengaruhi, disebut hubungan sym- biotic.

5) Invasi , yaitu masuknya unsur-unsur kebudayaan asing ke dalam kebudayaan setempat dengan peperangan (penaklukan) bangsa asing terhadap bangsa lain. Masuknya Belanda ke Indonesia pada masa perjanjian dahulu membawa serta unsur-unsur budaya yang sebagian

IPS Terpadu 9 untuk Kelas IX IPS Terpadu 9 untuk Kelas IX

6) Hibridisasi, yaitu perubahan kebudayaan yang disebabkan oleh perkawinan campuran antara orang asing dengan penduduk setempat. Orang asing yang kawin dengan penduduk pribumi akan membawa pengaruh budaya aslinya dalam kehidupan rumah tangganya yang lambat laun akan mempengaruhi budaya masyarakat yang ada di sekitarnya.

7) Milenarisme , yaitu salah satu bentuk kebangkitan, yang berusaha mengangkat golongan masyarakat bawah yang tertindas dan telah lama menderita dalam kedudukan sosial yang rendah. Masyarakat pedalaman yang memiliki sumber daya alam yang melimpah namun selama ini tidak bisa mengolah sumber daya alam itu karena telah dieksploitasi orang asing, sekarang ini berusaha untuk bisa mengolah kekayaan alam mereka sendiri, seperti masyarakat Papua termasuk contoh Milenarisme

8) Adaptasi , yaitu proses interaksi antara perubahan yang ditimbulkan oleh organisme pada lingkungannya dan perubahan yang ditimbulkan oleh lingkungan pada organisme (penyesuaian dua arah). Masyarakat yang tinggal di daerah pantai dan sepanjang hidup mereka bekerja sebagai nelayan, mereka harus menyesuaikan diri dengan kondisi pegunungan ketika terjadi tsunami yang melanda daerah pantai mereka. Mereka tidak lagi mencari ikan, namun menjadi petani atau berkebun dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.

9) Imitasi , yaitu proses peniruan kebudayaan lain tanpa mengubah kebudayaan yang ditiru. Imitasi ini sering dijumpai pada sebagian besar anak remaja di negara kita. Jika ada tokoh yang mereka idolakan, segala hal yang melekat dari tokoh tersebut mereka tiru, seperti mode pakaian, gaya rambut, bahkan perilaku.