Munculnya Negara-Negara Fasis

1. Munculnya Negara-Negara Fasis

a. Fasisme Italia di bawah Mussolini

Fasisme adalah paham yang meletakkan kepentingan negara di atas segalanya. Ajaran fasis semula diajarkan oleh Gentille. Fasisme juga mengajarkan bahwa pikiran manusia sanggup menciptakan apa saja yang nyata. Hanya perbuatan nyatalah yang akan mampu memperbaiki keadaan, termasuk keadaan suatu negara. Oleh karena itu, Italia akan mencapai kejayaan jika diupayakan melalui perbuatan nyata.

Perang Dunia II dan pengaruhnya terhadap Indonesia

Faktor-faktor pendorong berkembangnya fasisme di Italia adalah sebagai berikut :

1) Kenangan kejayaan masa lalu, yaitu zaman Romawi.

2) Ketidakpuasan masyarakat terhadap keadaan yang ada.

3) Sistem pemerintahan yang dianggap tidak sesuai, kaum fasis

menghendaki sistem terpimpin. Dalam Perang Dunia I, Italia sebenarnya termasuk negara

pemenang. Akan tetapi, keadaan ekonomi Italia setelah perang sangat buruk. Kemiskinan merajalela. Dalam kondisi demikian meletus pemberontakan komunis, sehingga makin memperburuk keadaan.

Di tengah-tengah kesulitan tersebut, tampillah tokoh berpaham fasis yang bernama Benito Mussolini. la bercita- cita memperbaiki kehidupan bangsa Italia dengan perbuatan nyata. Pada tahun 1919 Mussolini mendirikan Partai Fasci Italiani yang kemudian disebut Partai Fasis. Untuk mengatasi pemberontakan komunis, Mussolini menghimpun fasci (pasukan sukarela). Pada tahun 1921 dengan dibantu orang-orang bermodal, Mussolini berhasil memadamkan gerakan buruh di Italia Utara. Pada pemilu tahun 1923, Partai Fasis memperoleh kemenangan. Berawal dari kemenangan tersebut, maka Mussolini berkesempatan tampil sebagai penguasa tunggal di Italia dan menerapkan fasisme dalam pemerintahan.

Gambar 2.2 Mussolini Pada tahun 1925 Benito Mussolini berhasil Sumber : http://pub.tv2.no

menggulingkan kekuasaan Raja Vector Emanuel. Pada tahun itu pula Mussolini membubarkan Partai Komunis dan

Partai Sosialis. Dengan demikian Mussolini dapat berkuasa penuh di Italia, dengan sebutan Il Duce (Sang pemimpin)

Untuk mewujudkan cita-cita Italia La Prima, Mussolini segera mengambil tindakan-tindakan penting, antara lain, sebagai berikut:

1) Merebut Abessinia pada tahun1934.

2) Menguasai daerah-daerah Italia, seperti Savoya, Nizza, dan Corsic, serta membebaskan Tunisia dari kekuasaan Perancis,

3) Berupaya menguasai Laut Tengah.

b. Naziisme Jerman di bawah Adolf Hitler

Paham NAZI Jerman didasarkan pada buku karya Hitler yang berjudul Mein Kampf (Perjuangan Saya). Buku karya Hitler tersebut memuat ajaran-ajaran sebagai berikut.

36 IPS Terpadu 9 untuk Kelas IX

1) Nasionalisme yang bersumber pada kebangsaan.

2) Kepentingan umum berada di atas kepentingan pribadi dan kepentingan negara berada di atas segala-galanya.

3) Bangsa Jerman merupakan bangsa terhormat, tertinggi derajatnya dan harus memerintah semua bangsa.

Pada tahun 1919 Adolf Hitler mendirikan Partai Buruh Jerman (Deutsche Arbeiter Partij) yang kemudian berubah menjadi National Sozialische Deutsche Arbeiter Partij (NSDAP) atau yang lebih dikenal sebagai Partai NAZI. Paham NAZI juga mendudukkan kepentingan negara di atas segalanya (fasis). NAZI juga membanggakan ras Nordic sebagai ras yang paling unggul. Dalam buku Mein Kampf juga disebutkan, bahwa Hitler bermaksud menghancurkan republik, melenyapkan demokrasi, dan menyapu bersih serikat-serikat kerja komunis dengan menempatkan diri sebagai fuhrer (diktator tertinggi di Jerman).

Sebab-sebab lahirnya NAZI Jerman adalah sebagai berikut : ♦ Kenangan kejayaan masa lalu. ♦ Kesulitan ekonomi yang melanda Jerman. ♦ Sistem pemerintahan yang dianggap lemah.

Untuk melebarkan kekuasaannya sebagai fuhrer, Hitler segera melaksanakan politik ekspansi (perluasan wilayah) sebagai berikut :

1) Pada tahun 1934, ia mengirimkan pasukannya ke Aus- tria dan berhasil membunuh Raja Austria. Akan tetapi, usaha untuk menguasai Austria menemui kegagalan karena Austria mendapat bantuan Mussolini dari Italia.

Gambar 2.3 Adolf Hitler

2) Pada tahun 1936, ia mengirim tentara ke Spanyol dan Sumber: http://pub.tv2.no/

berhasil menduduki Lembah Rhein. multimedia

3) Pada tahun 1938, ia berhasil menaklukkan Austria setelah mengadakan perjanjian damai dengan Mussolini.

4) Pada tahun 1938, ia berhasil menduduki Cekoslowakia.

c. Militerisme Jepang di bawah Kaisar Hirohito

Fasisme Jepang bercorak militer. Fasisme militer itu dikembangkan Jepang setelah tampilnya Jenderal Hideki Tojo sebagai perdana menteri. Jenderal Hideki Tojo menjalankan pemerintahan diktator militer. Di bawah pemerintahan Jenderal Hideki Tojo, Jepang menjadi sangat ekspansif dan tampil sebagai negara imperialis.

Perang Dunia II dan pengaruhnya terhadap Indonesia

Setelah Perang Dunia I berakhir, negara-negara pemenang perang seperti Inggris, Perancis, dan Amerika Serikat, menguasai sebagian besar wilayah jajahan. Wilayah jajahan mereka meliputi di Asia dan Afrika. Jepang akhirnya memutuskan untuk merebut wilayah-wilayah di Asia yang telah dikuasai Sekutu tersebut.

Untuk mewujudkan ambisi tersebut, Jepang harus memiliki militer yang kuat dan tangguh. Pembangunan militer secara besar-besaran pun segera dilakukan. Setiap pemuda dikenai wajib militer untuk kepentingan negara. Setelah merasa memiliki kekuatan militer yang tangguh, Jepang segera melaksanakan niatnya. Wilayah-wilayah yang menjadi korban imperialisme Jepang, yaitu Manchuria (1935), Cina (1937), dan Asia Tenggara (1942). Untuk melancarkan politik ekspansinya, Jepang menempuh upaya sebagai berikut:

1) Mempropagandakan Jepang pembebas bangsa-bangsa Asia dari cengkeraman bangsa Barat.

2) Melakukan modernisasi angkatan perang dengan mengagungkan semangat Bushido (berkorban demi negara).

3) Mempropagandakan ajaran Hakko Ichiu (dunia sebagai satu keluarga) dengan Jepang sebagai pemimpinnya.