sulfur sebanyak 1 gram dan jumlah cangkang sawit sebanyak 5 gram X
10
kekuatan tarik 0,088 Nm
2
dengan kemuluran sebesar = 15.78 , sedangkan untuk sampel X
21
Poli Uretan + EPDM dan 10 gram cangkang dengan kekuatan tarik 0.232 Nm
2
dengan kemuluran = 11.72 . Dengan persentase konsentrasi sampel tersebut didapatkan
kombinasi optimum bahan pada genteng polimer yang terbentuk padat, permukaannya licin dan elastis. Persentase kemuluran dari genteng polimer terbesar pada sampel
XL
31
dengan kekuatan tarik = 0.173 Nm
2
4.4. Uji Biodegradable
dan kemuluran sebesar 15.54 .
Hasil pengamatan uji biodegradable dapat dilihat pada tabel 4.6 berikut ini: Tabel 4.6. Hasil Uji Biodegradable sampel genteng polimer
No. Sampel Berat Sampel
Awal Gram Berat Sampel
Akhir Gram Perubahan
Berat gram Keterangan
XL XL
10
XL
11
XL
12
XL
20
XL
21
XL
22
XL
30
XL
31
XL
32
XL
40
1.3456
41
1.4512 1.5674
1.5880 1.6507
1.6780 1.1289
1.1302 1.2481
1.3432 1.5283
1.4023 1.5124
1.6020 1.8870
1.8705 1.8830
1.2054 1.3305
1.2508 1.3678
1.5276 0.0567
0.0912 0.0346
0.2990 0.2198
0.2050 0.0765
0.2005 0.0027
0.0246 0.0007
++ ++
++ ++
++ ++
++ ++
++ ++
--
Universitas Sumatera Utara
XL XL
42
XL
50
XL
51
1.6543
52
1.6330 1.5678
1,6557 1.6512
1.5815 1.4812
1.5265 0.0031
0.0515 0.0866
0,1292 --
-- --
--
Sampel mulai ditanam pada polibag pada tanggal 3 Desember 2012 dan ditarik pada tanggal 4 Maret 2013.
Dari tabel diatas bahwa terjadi perubahan berat yaitu : ++ : menandakan terjadi pertambahan berat
-- : menandakan terjadi pengurangan berat
Tabel 4.7. Hasil Uji Biodegradable sampel genteng polimer di udara bebas
No. Sampel
Sampel Awal
gram Berat
setelah 7 hari
gram Berat
setelah 14 hari
gram Berat
setelah 21 hari
gram Berat
setelah 30 hari
gram Keterangan
XL XL
10
XL
11
XL
12
XL
20
XL
21
XL
22
XL
30
XL
31
1.6538
32
1.8898 2.0129
1.6880 1.8013
2.0129 1.8605
2.0080 1.8862
1.8739 2.0717
2.1724 2,0543
2.4312 1.7134
2.1090 2.1720
2.0610 0.6622
1.9004 2.0590
1.6987 1.8324
1.5582 1.8943
2.0289 1.9912
1.6594 1.6875
2.0593 1.6810
1.7297 1.5490
1.8780 2.0194
1.9823 1.6545
1.6698 2.0490
1.6789 1.7243
1.5489 1.8520
2.0190 1.9820
Terdegradasi Terdegradasi
Baik Terdegradasi
Terdegradasi Terdegradasi
Terdegradasi Baik
Baik
Universitas Sumatera Utara
XL XL
40
XL
41
XL
42
2.1040
31P
2.3783 2.5089
2.4532 2.1748
2.1724 2.9508
2.6324 2.1670
2.3506 2.4506
2.2246 1.9890
1.9992 2.1290
2.2240 1.9689
1.9945 2.1070
2.2103 Terdegradasi
Terdegradasi Terdegradasi
Terdegradasi
Sampel dibiarkan dalam keadaan bebas diudara terkena panas, terkena hujan mulai tanggal 16 Mei 2013.
4.5. Uji Diffrensial Thermal Analisis DTA
Dalam hal ini untuk Analisa DTA digunakan Sampel Genteng XL
11
, XL
21
XL
31,
XL
41
dan Sampel Genteng XL
31P
, data pembentukan genteng yang yang dihasilkan untuk analisa mewakili dari sampel lainnya. Adapun Termogram dapat
dilihat pada Lampiran 4.
Tabel 4.8. Sifat termal Sampel Genteng Polimer berdasarkan analisis dengan DTA
No. Sampel Titik Leleh
O
Titik Dekomposisi C
O
C XL
XL
11
XL
21
XL
31
XL
41
390
31P
150 310;380
320 310
550 380;530
510 520
510
Dari hasil data termogram dapat dilihat bahwa untuk sampel XL
21
memperlihatkan puncak endoterm pada temperature 150
O
C sebagai temperature titik leleh dan adanya
Universitas Sumatera Utara
puncak eksoterm pada suhu 380
O
C dan 530
O
C titik dekomposisi dinyatakan sebagai temperatur terbakar dari sampel sifat dari genteng bersifat eksoterm. Dan untuk sampel
XL
31
dari hasil termogram adanya puncak endoterm pada temperatur 310
O
C dan temperatur 380
O
C sebagai temperatur titik leleh dan adanya puncak eksoterm pada suhu 510
O
C titik Dekomposisi merupakan temperatur terbakar dari bahan. Dari data hasil termogram bahwa sampel XL
31
Adanya perubahan titik leleh dari kedua bahan dimungkinkan karena adanya hasil campuran yang lebih tinggi dari sampel XL
bahan genteng polimer lebih bersifat menyerap panas endoterm.
21
dengan penggunaan poliuretan dan EPDM 80:20 dibanding sampel XL
31
penggunaan poliuretan dan EPDM 70:30. Namun dalam hal temperatur terdekomposisi sampel XL
21
menunjukkan kenaikan suhu dibandingkan sampel XL
31
diduga kuatnya interaksi antara percampuran bahan sehingga hasil yang diperoleh lebih sukar terbakar.
4.6. Uji FT-IR