BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Cangkang Sawit
Produk samping kelapa sawit dari pengolahan minyak sawit adalah cangkang kelapa sawit Palm Kernel Shell yang merupakan bagian terkeras dari buah kelapa sawit.
Pada saat ini pemanfaatan cangkang sawit dari berbagai pengolahan kelapa ssawit masih belum banyak digunakan sepenuhnya sehingga menghasilkan residu, yang
akhirnya dijual mentah ke pasaran. Pada umumnya cangkang sawit tersebut banyak digunakan sebagai bahan bakar, karbon aktif, asap cair, fenol, tepung tempurung, serta
briket arang. Cangkang Kelapa Sawit merupakan limbah padat pertanian yang berasal dari industri kelapa sawit yang banyak di Indonesia.
Cangkang sawit Palm Kernel Shell pada umumnya tidak digunakan dalam industri konstruksi namun untuk mengurangi biaya bahan bangunan konvensional
dapat digunakan untuk masa ke depan dimana cangkang sawit merupakan produk limbah pertanian yang jumlahnya besar pada daerah tropis. Untuk mengurangi biaya,
cangkang sawit dapat digunakan dalam pembuatan produksi beton ringan bermutu tinggi. Dari hasil penelitian terhadap densitas, workability, kuat tekan, serta
pengukuran daya serap air pada kondisi kuat tekan selama 28 hari, tanpa penambahan bubuk kapur dengan menggantikan cangkang sawit dalam bentuk nano partikel
menghasilkan kekuatan tekan 43-48 MPa dan kepadatan kering sekitar 1870-1990 kgm
3
, serta penyerapan air dari beton merupakan kisaran beton yang baik Payam Shafigh, 2010.
Universitas Sumatera Utara
2.2. Isosianat
Isosianat adalah golongan fungsional atom-atom – N=C=O 1 nitrogen, 1 karbon, 1 oksigen, untuk golongan fungsional sianat diatur sebagai – O–C
≡N, senyawa organik yang berisi satu kelompok isosianat boleh juga disebut sebagai satu isosianat. Satu
isosianat yang mempunyai dua isosianat dikenal sebagai diisocyanate. Diisocyanates dihasilkan untuk reaksi dengan poliol-poliol di dalam produksi poliuretan-poliuretan.
Gambar 2.1. Struktur Molekul Isosianat
Isosianat adalah perekat yang memiliki kekuatan yang lebih tinggi daripada perekat lainnya Wikipedia, 2012. Isosianat bereaksi bukan hanya dengan aquarous tetapi juga
dengan kayu yang menghasilkan ikatan kimia yang kuat sekali chemical bonding. Isosianat juga memiliki gugus kimia yang sangat reaktif, yaitu R-N=C=O. Keunikan
perekat isosianat adalah dapat digunakan pada variasi suhu yang luas, tahan air, panas, cepat kering, pH netral dan kedap terhadap solvent pelarut organik. Perekat ini juga
memiliki daya guna yang luas untuk merekatkan berbagai macam material alam. Isosianat mempunyai keunggulan mengental yang lama Ruhendi dan Hadi 1997.
Isosianat-isosianat dengan tiga atau lebih kelompok isosianat bereaksi dengan suatu poliol, polimer yang hasilnya adalah crosslinked. Jumlah dari crosslinking
mempengaruhi kekakuan dari polimer. Bertentangan dengan polimer linear, polimer crosslinked berlawanan dengan polimer linier, polimer crosslinked tidak mengalir
ketika dipanaskan. Semua lem struktural bersifat crosslink karena crosslinked ini mengeliminasi deformasi cross section beban konstan. Kekuatan yang tinggi, daya
tahan yang tinggi merupakan perekat yang tidak berbasis formaldehyde Kawai et al 1998.
Universitas Sumatera Utara
2.3. Polyetilen Glikol PEG