Uji FT-IR DATA HASIL PENGAMATAN

puncak eksoterm pada suhu 380 O C dan 530 O C titik dekomposisi dinyatakan sebagai temperatur terbakar dari sampel sifat dari genteng bersifat eksoterm. Dan untuk sampel XL 31 dari hasil termogram adanya puncak endoterm pada temperatur 310 O C dan temperatur 380 O C sebagai temperatur titik leleh dan adanya puncak eksoterm pada suhu 510 O C titik Dekomposisi merupakan temperatur terbakar dari bahan. Dari data hasil termogram bahwa sampel XL 31 Adanya perubahan titik leleh dari kedua bahan dimungkinkan karena adanya hasil campuran yang lebih tinggi dari sampel XL bahan genteng polimer lebih bersifat menyerap panas endoterm. 21 dengan penggunaan poliuretan dan EPDM 80:20 dibanding sampel XL 31 penggunaan poliuretan dan EPDM 70:30. Namun dalam hal temperatur terdekomposisi sampel XL 21 menunjukkan kenaikan suhu dibandingkan sampel XL 31 diduga kuatnya interaksi antara percampuran bahan sehingga hasil yang diperoleh lebih sukar terbakar.

4.6. Uji FT-IR

Analisa dengan menggunakan spectrum infra merah ini dilakukan untuk menentukan gugus fungsi yang dialami oleh poliurtan dengan EPDM. Perubahan gugus fungsi yang dialami oleh poliuretan menandakan terjadinya interaksi dengan EPDM yang menyatakan terbentuknya ikatan silang, dalam hal ini analisa spektrum infra merah mengamati frekwensi-frekwensi yang khas dari gugus fungsi dari spektra FT-IR masing-masing sampel. Dari hasil spektra masing –masing FT-IR dapat dilihat data pada Lampiran 5. Hasil percampuran Difenil Metilen 4.4 Diisosianat MDI dengan Poli Etilen Glikol PEG diperoleh Poliuretan. Hasil Spektra FT-IR Poliuretan berdasarkan bilangan gelombang dan gugus fungsi dapat dilihat pada tabel berikut ini : Universitas Sumatera Utara Tabel 4.9. Interpretasi gugus fungsi spektrum FT-IR Poliuretan Sampel Bilangan Gelombang cm -1 Gugus Fungsi Poliuretan 951.77 1235.59 1542.47 1717.45 1958.119 2136.51 2278.41, 2344.99, 2357.12 2940.28 3032.44, 3121.51 3501.25, 3568.32 C-H bending C-O bending N-O stretching C=O bending R-N-C bending C=C stretching CH 2 CH stretching 3 N-H stretching bending O-H bending Reaksi pembuatan poliuretan adalah sebagai berikut: NCO C H 2 NCO NCO C H 2 NH C O O O C NH C H 2 NCO HO OH O 70-75 O C + PEG MDI POLIURETAN Gambar 4.5. Reaksi Pembentukan Poliuretan Universitas Sumatera Utara Hasil dari Spwktra FT-IR untuk campuran Poliuertan dengan EPDM pada beberapa sampel genteng polimer dapat dilihat pada Lampiran 5. Adapun bilangan gelombang dan gugus fungsi spectra FT-IR dari beberapa genteng polimer dapat dilihat pada table berikut : Tabel 4.10. Interpretasi gugus fungsi spektrum FT-IR untuk sampel genteng polimer XL 11 Sampel Bilangan Gelombang cm -1 Gugus Fungsi Poliuretan : EPDM 90 :10 dengan 10 gram cangkang sawit 843.53 949,49 1109.39 1234.41 1351.45, 1307.41 1470.42 1510.34 1600.39 1967.67 2137.71 2277.58 2923.29 3468.23 C-H Benzen C-H stretching C-CH 2 C-O streching isopropil CH 3 CH streching 2 C=C streching streching N-O streching C-C bending R-N-C streching C-N streching N-H bending O-H bending Universitas Sumatera Utara Tabel 4.11. Interpretasi gugus fungsi spektrum FT-IR untuk sampel genteng polimer XL 12 Sampel Bilangan Gelombang cm -1 Gugus Fungsi Poliuretan : EPDM 90:10 + 15 gram cangkang sawit 838.85,949.77 1110.46 1235.60 1308.62 1350.67 1458.66, 1412.69 1509.49, 1541,53. 1704.66 2277.75 2906.43, 3045.64 C-C stretching C-N stretching C-O stretching C-H stretching CH 3 CH stretching 2 C=C stretching stretching C=O stretching -C=N stretching N-H streching Tabel 4.12. Interpretasi gugus fungsi spektrum FT-IR untuk sampel genteng polimer XL 21 Sampel Bilangan gelombang cm -1 Gugus fungsi Poliuretan : EPDM 80 : 20 dengan 10 950.9 1103.7 C-H stretching C-N bending Universitas Sumatera Utara gram cangkang sawit 1232.8 1310.9, 1352.9 1458.9, 1413.10 1509.8, 1559.9 1722.9 2920.7 3446.6 CH 3 C-O stretching bending CH 2 C=C stretching bending C=O stretching C-H strecthing N-H bending Tabel 4.13. Interpretasi gugus fungsi spektrum FT-IR untuk sampel genteng polimer XL 31 Sampel Bilangan Gelombang cm -1 Gugus Fungsi Poliuretan : EPDM 70 : 30 dengan cangkang sawit 912.21 1033.16 1344.24 1458.23 1529.24 1625.24 2366.27 2923.19 C- H isopropyl C-O stretching CH 3 CH stretching 2 N-O bending stretching C=O bending O-H stretching C-H stretching Universitas Sumatera Utara 3446.19 N-H bending Tabel 4.14. Interpretasi gugus fungsi spektrum FT-IR untuk sampel genteng polimer XL 41 Sampel Bilangan Gelombang cm -1 Gugus Fungsi Poliuretan :EPDM 60:40 dengan 10 gram cangkang sawit 947.40 1235.35 1306.36 1350.36 1461.36 1509.31 1603.37 2343.45 2894.25 C-C stretching C-CH 3 CH streching 3 N-O streching streching CH 2 C=C streching streching C=O streching C-N bending N-H bending Hasil Bilangan Gelombang FTIR sampel yang telah terbiodegradasi dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.15. Interpretasi gugus fungsi spektrum FT-IR untuk sampel terbiodegradasi XL 11d Sampel Bilangan Gelombang cm -1 Gugus Fungsi Poliuretan : EPDM 951.28 C-H stretching Universitas Sumatera Utara 90:10 dengan cangkang sawit 10 gram Terbiodegradasi 1232.25 1307.25 1509.23 1.602.25 2925.24 C=O streching CH 2 C=C bending streching N-O streching N-H stretching Dari hasil diatas adanya kehilangan gugus CH 2 Tabel 4.16. Interpretasi gugus fungsi spektrum FT-IR untuk sampel genteng polimer XL , C-C,dan R-N-C dari sampel. 31d Sampel Bilangan Gelombang cm -1 Gugus fungsi Poliuretan : EPDM 70:30 =10 gram cangkang setelah terbiodegradasi 837.35 949.34 1107.20 1235.29,1307.30,1350.32 1508.24, 1599.30 1705.34 2373.42 3363.33 C-H disub benzene C-H isopropil C-O stretching CH 3 C=C stretching stretching C=O stretching -C=N stretching N-H stretching Hasil spektra FT-IR untuk sampel XL 31 setelah terbiodegradasi ternyata gugus fungsi yang terdapat pada sampel masih baik tidak terbiodegradasi. Universitas Sumatera Utara

4.7. Uji SEM Scanning Elektron Microscopy

Dokumen yang terkait

Studi Pencampuran Karet Sir-20 Dan Poliester Dengan Aspal Dalam Pembuatan Genteng Polimer

12 149 70

Pemanfaatan Limbah LDPE dan serat pendek sabut kelapa dengan campuran aspal dan pasir dalam pembuatan genteng komposit polimer

7 85 86

Pembuatan Dan Karakterisasi Genteng Polimer Yang Terbuat Dari Campuran Aspal – Poliester Dan Agregat Pasir Yang Diperkuat Dengan Serat Gelas

5 57 60

Pemanfaatan Serat Waru (Hibiscus Tiliaceus) Sebagai Bahan Pengisi Pembuatan Komposit Interpenetrasi Jaringan Polimer antara Karet Sintesis Etilene Prophilene Diene Monomer (EPDM)-Poliuretan(PU)

4 35 103

Pembuatan dan Karakterisasi Genteng Polimer Berbasis Ampas Tebu dan Batu Apung Sebagai Agregat dengan Poliester dan Karet Sir 20 Sebagai Matriks

0 0 16

Pembuatan dan Karakterisasi Genteng Polimer Berbasis Ampas Tebu dan Batu Apung Sebagai Agregat dengan Poliester dan Karet Sir 20 Sebagai Matriks

2 7 4

Pembuatan dan Karakterisasi Genteng Polimer Berbasis Ampas Tebu dan Batu Apung Sebagai Agregat dengan Poliester dan Karet Sir 20 Sebagai Matriks

0 5 33

Pembuatan dan Karakterisasi Genteng Polimer Berbasis Ampas Tebu dan Batu Apung Sebagai Agregat dengan Poliester dan Karet Sir 20 Sebagai Matriks

2 5 2

Pembuatan dan Karakterisasi Genteng Polimer Berbasis Ampas Tebu dan Batu Apung Sebagai Agregat dengan Poliester dan Karet Sir 20 Sebagai Matriks

0 0 7

Pemanfaatan Limbah LDPE dan serat pendek sabut kelapa dengan campuran aspal dan pasir dalam pembuatan genteng komposit polimer

0 0 18