Ikat-Silang Crosslinking Jenis Jenis Atap

termoplastik, dengan memasukkan monomer ketiga yang memiliki ikatan rangkap, maka gabungan ketiganya menghasilkan produk yang rubbery pada suhu kamar. Pada gambar diatas diena monomernya adalah heksadiena, dimana pada gambar memperlihatkan bahwa ikatan rangkap tidak terletak pada rantai utama atau backbone, hal ini mengakibatkan ketahanan usang karet EPDM sangat tinggi. Demikian juga ketahanan terhadap ozon, karena ozon menyerang ikatan rangkap. Sifat-sifat yang dimiliki karet EPDM adalah : - Tidak mempunyai kemampuan berkristalisasi karena memiliki gugus samping yang besar bulky - Ketahanan terhadap oksidasi, ozone, dan cuaca yang sangat baik - Suhu transisi gelas lebih tinggi dari karet alam yaitu -50 OC. Polimer EPDM memiliki berat molekul yang tinggi dan merupakan elastromer padat. EPDM memiliki nilai viskositas larutan encer Dilute Solution ViscosityDSV 1,6 – 2,5, yang diukur dengan 0,2 g EPDM per desiliter toluena pada temperatur 25ºC. Karet EPDM memiliki nilai kekuatan tarik kira-kira 800-1800 psi sekitar 5,51-12,40 MPa dan kemuluran sebesar 600 Krishna Buana.

2.6. Ikat-Silang Crosslinking

Reaksi ikat-silang adalah suatu reaksi yang memicu pembentukan polimer tak larut dan terurai infusible dimana rantai dihubungkan bersama untuk membentuk suatu struktur jaringan tiga dimensi. Sebagai contoh reaksi dari ikat-silang adalah proses vulkanisasi. Proses vulkanisasi ini mampu membuat karet berguna dalam aplikasinya dengan kekuatan tarik yang sangat baik. Polimer yang melalui proses ikat-silang banyak dijumpai pada industri cat, tinta print, adhesif, serta komponen elektronik. Ikat-silang dapat dilakukan dengan penambahan zat pengikat-silang, suatu molekul yang memiliki dua atau lebih gugus reaktif yang dapat bereaksi dengan gugus fungsi pada rantai polimer. Polimer terikat-silang dapat disiapkan dengan polimerisasi dari monomer dengan rata-rata gugus fungsi lebih dari dua. Universitas Sumatera Utara Ikat-silang dapat mempengaruhi sifat fisik dari polimer yang diikat-silangkan. Umumnya, ikat silang ini meningkatkan sifat fisik dari polimer tersebut. Dengan compression set dan stress relaxation meningkat dengan adanya ikat-silang yang terjadi. Diantaranya, ekspansi panas dan kapasitas panas menurun,suhu distrosi panas, kekuatan tarik, dan indeks bias meningkat. Suhu transisi gelas meningkat seiring dengan bertambahnya densitas ikat-silang. Termoplastik polimer vinil berat molekul 40 x 103-106, seperti polipropilena, polietilena, polistirena, poliakrilat dan beberapa polivinilklorida meningkat sifat fisik dan kimianya dengan pembentukan ikat-silang Kroschwitz, 1990.

2.7. Aspal

Aspal didefinisikan sebagai material perekat cementitious, berwarna hitam atau coklat tua dengan unsur utama bitumen. Aspal dapat diperoleh di alam ataupun juga merupakan hasil residu dari pengilangan minyak bumi. Aspal merupakan material yang umum digunakan untuk bahan pengikat agregat, oleh karena itu seringkali bitumen disebut pula sebagai aspal. Pada suhu ruang, aspal adalah material yang berbentuk padat sampai agak padat, dan bersifat termoplastis. Jadi, aspal akan mencair jika dipanaskan sampai dengan temperatur tertentu, dan kembali membeku jika temperatur turun. Bersama dengan agregat, aspal merupakan material pembentuk campuran perkerasan jalan. Sukirman, 2003. Aspal dikenal sebagai bahan atau material yang bersifat viskos atau padat, berwarna hitam atau coklat, yang mempunyai daya lekat adhesif, mengandung bagian-bagian utama yaitu hidokarbon yang dihasilkan dari minyak bumi atau kejadian alami aspal alam dan terlarut dalam karbondisulfida. Aspal sendiri dihasilkan dari minyak mentah yang dipilih melalui proses destilasi minyak bumi. Proses penyulingan ini dilakukan dengan pemanasan hingga temperatur 350 O C dibawah tekanan atmosfir untuk memisahkan fraksi-fraksi ringan, seperti gasoline bensin, kerosene minyak tanah, dan gas oil Wignall, 2003.

2.7.1. Sifat Kimiawi Aspal

Universitas Sumatera Utara Aspal dipandang sebagai sebuah sistem koloidal yang terdiri dari komponen molekul berat yang disebut asphaltene, dispersihamburan di dalam minyak perantara disebut maltene. Bagian dari maltene terdiri dari molekul perantara disebut resin yang menjadi instrumen di dalam menjaga dispersi asphaltene Koninklijke, 1987. Aspal merupakan senyawa hidrogen H dan karbon C yang terdiri dari bebebrapa senyawa seperti: paraffin, siklo paraffin. naften dan aromatis. Fungsi kandungan aspal dalam campuran juga berperan sebagai selimut agregat dalam bentuk film, dimana aspal yang berperan menahan gaya gesek permukaan dan mengurangi kandungan pori udara yang juga berarti mengurangi penetrasi air masuk ke dalam campuran Rianung, 2007. Struktur aspal dapat dilihat pada gambar 2.4. berikut ini : Gambar 2.5. Struktur Aspal Sumber: blog.umy.ac.id Aspal seperti pada Gambar 2.5, merupakan senyawa yang kompleks, bahan utamanya disusun oleh hidrokarbon dan atom-atom Nitrogen N, Sulfur S, dan Oksigen O dalam jumlah yang kecil. Dimana unsur-unsur yang terkandung dalam aspal atau bitumen adalah Karbon 82-88, Hidrogen 8-11, Sulfur 0-6, Oksigen 0-1,5, dan Nitrogen 0-1. Kandungan aspal terdiri dari senyawa asphaltenes dan maltene. Asphaltenes merupakan campuran kompleks dari hidrokarbon, yang terdiri dari cincin aromatik kental dan senyawa heteroaromatik yang mengandung belerang, serta amina, amida, Universitas Sumatera Utara senyawa oksigen keton, fenol atau asam karboksilat, nikel dan vanadium http:145- bitumi html. Adapun struktur aspaltenes dapat dilihat pada gambar 2.6 berikut : Gambar 2.6. Struktur Asphaltenes. Di dalam maltene terdapat tiga komponen penyusun yaitu saturate, aromatis, dan resin. Dimana masing-masing komponen memiliki struktur dan komposisi kimia yang berbeda, dan sangat menentukan dalam sifat rheologi bitumen. Resin merupakan senyawa yang berwarna coklat tua, dan berbentuk solid atau semi solid dan sangat polar, dimana tersusun oleh atom karbon dan hidrogen, dan sedikit atom oksigen, Sulfur, dan Nitrogen, untuk perbandingan hidrogen dengan karbon HC yaitu 1.3 – 1.4, memiliki berat molekul antara 500 – 50000, serta larut dalam n-heptan. Aromatis merupakan senyawa yang berwarna coklat tua, berbentuk cairan kental, bersifat non polar, dan di dominasi oleh cincin tidak jenuh, dengan berat molekul antara 300 – 2000, terdiri dari senyawa naften aromatis, dengan komposisinya antara 40 - 65 dari total bitumen. Saturate merupakan senyawa berbentuk cairan kental, bersifat non polar, dan memiliki berat molekul hampir sama dengan aromatis., serta tersusun dari campuran hidrokarbon berantai lurus, bercabang, alkil naften, dan aromatis, dengan komposisinya berjumlah antara 5-20 dari total bitumen. Gambar 2.7 merupakan struktur kimia dari senyawa saturate dengan bentuk susunan rantai yang berbeda. Universitas Sumatera Utara Gambar 2.7. Struktur Saturate Dengan demikian maka aspal atau bitumen adalah suatu campuran cairan kental senyawa organik, berwarna hitam, lengket, larut dalam karbon disulfida CS 2 Aspal terdiri dari bahan hidrokarbon yang bersifat melekat adhesive, berwarna hitam kecoklatan, tahan terhadap air, dan visoelastis. Aspal sering juga disebut bitumen merupakan bahan pengikat pada campuran beraspal yang dimanfaatkan sebagai bahan pelapis permukaan lapisan perkerasan lentur. Aspal berasal dari aspal alam aspal buton} atau aspal minyak aspal yang berasal dari minyak bumi. Berdasarkan konsistensinya, aspal dapat diklasifikasikan menjadi aspal padat, dan aspal cair. Aspal atau bitumen adalah suatu cairan kental yang merupakan senyawa hidrokarbon dengan sedikit mengandung sulfur, oksigen, dan klor. Aspal sebagai bahan pengikat dalam perkerasan lentur mempunyai sifat viskoelastis. Aspal akan bersifat padat pada suhu ruang dan bersifat cair bila dipanaskan. Aspal merupakan bahan yang sangat kompleks dan secara kimia belum dikarakterisasi dengan baik. Kandungan utama aspal adalah senyawa karbon jenuh dan tak jenuh, alifatik dan aromatic yang mempunyai atom karbon sampai 150 per molekul. Atom-atom selain hidrogen dan karbon yang juga menyusun aspal adalah nitrogen, oksigen, belerang, dan beberapa atom lain. Secara kuantitatif, biasanya 80 massa aspal adalah karbon, 10 hydrogen, 6 belerang, dan sisanya oksigen dan nitrogen, serta sejumlah renik besi, nikel, dan vanadium. Senyawa- , dan struktur utamanya merupakan ”polisiklik aromatis hidrokarbon” yang sangat kompak Nuryanto, 2008. Universitas Sumatera Utara senyawa ini sering dikelaskan atas aspalten yang massa molekulnya kecil dan malten yang massa molekulnya besar. Biasanya aspal mengandung 5 sampai 25 aspalten wikipedia.Org.

2.7.2. Jenis – Jenis Aspal

Secara umum, jenis aspal dapat diklasifikasikan berdasarkan asal dan proses pembentukannya adalah sebagai berikut: a. Aspal Alam Aspal alam ada yang diperoleh di gunung-gunung seperti aspal di pulau buton, dan ada yang diperoleh di pulau Trinidad berupa aspal danau. Aspal alam terbesar di dunia terdapat di Trinidad, berupa aspal danau. Indonesia memiliki aspal alam yaitu di Pulau Buton, yang terkenal dengan nama Asbuton Aspal Pulau Buton. Penggunaan asbuton sebagai salah satu material perkerasan jalan telah dimulai sejak tahun 1920, walaupun masih bersifat konvensional. Asbuton merupakan batu yang mengandung aspal. Asbuton merupakan material yang ditemukan begitu saja di alam, maka kadar bitumen yang dikandungnya sangat bervariasi dari rendah sampai tinggi. b. Aspal Minyak Aspal minyak bumi adalah aspal yang merupakan residu destilasi minyak bumi. Setiap minyak bumi dapat menghasilkan residu jenis asphaltic base crude oil yang mengandung banyak aspal, parafin base crude oil yang mengandung banyak parafin, atau mixed base crude oil yang mengandung campuran aspal dengan parafin. Untuk perkerasan jalan umumnya digunakan asphaltic base crude oil. Hasil destilasi minyak bumi menghasilkan bensin, minyak tanah, dan solar yang diperoleh pada temperatur berbeda-beda, sedangkan aspal merupakan residunya. Residu aspal berbentuk padat, tetapi dapat pula berbentuk cair atau emulsi pada temperatur ruang. Jadi, jika dilihat bentuknya pada temperatur ruang, maka aspal dibedakan atas beberapa bagian, yaitu: 1. Aspal padat adalah aspal yang berbentuk padat atau semi padat pada suhu ruang dan mencair jika dipanaskan. Aspal padat dikenal dengan nama semen aspal asphalt Universitas Sumatera Utara cement. Oleh karena itu, semen aspal harus dipanaskan terlebih dahulu sebelum digunakan sebagai bahan pengikat agregat. 2. Aspal cair asphalt cut-back yaitu aspal yang berbentuk cair pada suhu ruang. Aspal cair merupakan semen aspal yang dicairkan dengan bahan pencair dari hasil penyulingan minyak bumi seperti minyak tanah, bensin, atau solar. 3. Aspal emulsi, yaitu campuran aspal 55-65 dengan air 35-45 dan bahan pengemulsi 1 sampai 2 yang dilakukan di pabrik pencampur. Aspal emulsi ini lebih cair daripada aspal cair. Dimana dalam aspal emulsi, butir-butir aspal larut dalam air. Untuk menghindari butiran aspal saling menarik membentuk butir-butir yang lebih besar, maka butiran tersebut diberi muatan listrik. Aspal beton banyak digunakan untuk trotoar, dek jembatan, jalan pada bandara serta aplikasi struktur terkait. Untuk mengatasi masalah degradasi yang disebabkan oleh bahan pengisi yang berlebih maka diselidiki pengisi yang memiliki keunggulan dari bahan pengisi tunggal. Adanya peningkatan kinerja mekanik dan properties listrik yang pesat dengan modifikasi grafit dan serat karbon Liu Xiaoming, 2010. Aspal yang digunakan untuk perkerasan jalan yang dicampurkan dengan agregat dengan atau tanpa bahan tambahan disebut dengan aspal beton. Dan yang paling umum digunakan yaitu aspal beton campuran panas yang dikenal dengan Hot Mix sedangkan jenis lainnya seperti aspal beton campuran hangat, aspal beton campuran dingin, dan aspal mastis Asiyanto, 2008. Aspal padat Iran merupakan salah satu jenis aspal minyak bumi yang diimpor dari Iran-Teheran. Aspal jenis ini sangat sesuai dan direkomendasikan untuk negara beriklim tropis seperti Indonesia, karena di desain untuk bisa elastis menyesuaikan suhu yang naik dan turun, contohnya aspal yang dipergunakan sebagai bahan utama dalam penelitian ini yaitu aspal dengan angka penetrasi 6070. Data pengujian untuk Aspal Grade 6070 Anonim 2010 dapat dilihat pada tabel 2.1 berikut ini : Universitas Sumatera Utara Tabel 2.1 Data Jenis Pengujian dan Persyaratan Aspal Grade 6070 Sifat Ukuran Spesifikasi Standart Pengujian Densitas pada T 25 o Km C 1010 - 1060 3 ASTM-D713289 Penetrasi pada T 25 o 0,1 mm C 6070 ASTM-D5 Titik leleh o 4956 C ASTM-D36 Daktilitas pada T 25 o Cm C Min. 100 ASTM-D113 Kerugian pemanasan wt Max. 0,2 ASTM-D6 Penurunan pada penetrasi setelah pemanasan Max. 20 ASTM-D6D5 Titik nyala o Min. 250 C ASTM-D92 Kelarutan dalam CS wt 2 Min. 99,5 ASTM-D4 Spot Test Negatif AASHO T102 Aspal adalah suatu unsur dari minyak bumi paling kasar yang bukan hasil proses dalam distilasi minyak bumi. Tetapi merupakan residu dari minyak mentah. Residu minyak bumi ini memiliki komponen yang bervariasi mulai dari 1 persen hingga 58 persen berat. Beberapa sifat aspal antara lain sebagai berikut : 1. Aspal mempunyai sifat mekanis Rheologic , yaitu hubungan antara tegangan stress dan regangan strain dipengaruhi oleh waktu. Apabila mengalami pembebanan dengan jangka waktu pembebanan yang sangat cepat, maka aspal akan bersifat elastis, tetapi jika pembebanannya terjadi dalam jangka waktu yang lambat maka sifat aspal menjadi plastis viscous . 2. Aspal adalah bahan yang Thermoplastis, yaitu konsistensinya atau viskositasnya akan berubah sesuai dengan perubahan temperatur yang terjadi. Semakin tinggi temperature aspal, maka viskositasnya akan semakin rendah atau semakin encer demikian pula sebaliknya. Dari segi pelaksanaan lapis keras, aspal dengan viskositas yang rendah akan menguntungkan karena aspal akan menyelimuti batuan dengan lebih Universitas Sumatera Utara baik dan merata.Akan tetapi dengan pemanasan yang berlebihan maka akan merusak molekul-molekul dari aspal, aspal menjadi getas dan rapuh. 3. Aspal mempunyai sifat Thixotropy, yaitu jika dibiarkan tanpa mengalami tegangan regangan akan berakibat aspal menjadi mengeras sesuai dengan jalannya waktu. Meskipun aspal hanya merupakan bagian yang kecil dari komponen campuran awettahan lama durable dan menjaga campuran tetap dalam kondisi kental yang elastis HttpAhmadhafizullaritonga. Untuk mengubah sifat fisik dari karet dilakukan proses vulkanisasi. Vulkanisasi adalah proses pembentukan ikatan silang kimia dari rantai molekul yang berdiri sendiri, meningkatkan elastisitas dan menurunkan plastisitas. Suhu adalah faktor yang cukup penting dalam proses vulkanisasi, namun tanpa adanya panas pun karet tetap dapat divulkanisasi. Sejak Goodyear melakukan percobaan memanaskan karet dengan sejumlah kecil sulfur, proses ini menjadi metode terbaik dan paling praktis untuk merubah sifat fisik dari karet, proses ini disebut vulkanisasi. Fenomena ini tidak hanya terjadi pada karet alam, namun juga pada karet sintetis. Telah diketahui pula bahwa baik panas maupun sulfur tidak menjadi faktor utama dari proses vulkanisasi. Banyak pula bahan yang tidak mengandung sulfur tapi dapat memvulkanisasi karet. Bahan ini terbagi dua yaitu oxidizing agents seperti selenium, telurium dan peroksida organik. Serta sumber radikal bebas seperti akselerator, senyawa azo dan peroksida organik. Banyak reaksi kimia yang berhubungan dengan vulkanisasi divariasikan, tetapi hanya melibatkan sedikit atom dari setiap molekul polimer. Definisi dari vulkanisasi dalam kaitannya dengan sifat fisik karet adalah setiap perlakuan yang menurunkan laju alir elastomer, meningkatkan tensile strength dan modulus serta preserve its extensibility. Keberadaan oksida logam atau garam dari kalsium, seng atau magnesium diperlukan untuk mencapai efek penuh dari hampir semua jenis akselerator. Kelarutan dari bahan sangat penting. Oleh karena itu, oksida-oksida logam banyak digunakan bersama asam organik seperti asam stearat atau sabun dari logam yang digunakan stearat, laurat. Disamping kebutuhan akan aktivator, dengan akselerator seperti Universitas Sumatera Utara merkaptobenzotiazol, adanya oksida logam menjadi sangat penting dalam menentukan jenis reaksi ikatan silang yang terjadi. Ikatan yang terbentuk adalah jembatan ion yang kuat yang terbentuk ketika vulkanisasi. Vulkanisat dengan komposisi karet, sulfur, akselerator, aktivator dan asam organik relatif bersifat lembut. Nilainya dalam industri modern pun relatif rendah. Untuk memperbaiki nilai di industri perlu ditambahkan bahan pengisi. Penambahan ini meningkatkan sifat-sifat mekanik seperti tensile strength, stiffness, tear resistance, dan abrasion resistance. Bahan yang ditambahkan disebut reinforcing fillers dan perbaikan yang ditimbulkan disebut reinforcement. Hanya sedikit bahan pengisi yang bersifat memperbaiki satu atau dua sifat karet alam. Sementara yang lainnya melemahkan vulkanisat pada satu atau dua sifat. Bahan tersebut dikenal sebagai inert fillers. Kemampuan filler untuk memperbaiki sifat vulkanisat dipengaruhi oleh sifat alami filler, tipe elastomer dan jumlah filler yang digunakan. Komposisi kimia dari filler menentukan kemampuan kerja dari filler. Karbon hitam adalah filler yang paling efisien meskipun ukuran partikel, kondisi permukaan dan sifat lain dapat dikombinasikan secara luas. Sifat elastomer juga turut menentukan daya kerja dari filler. Bahan yang baik untuk memperbaiki sifat karet tertentu, belum tentu bekerja sama baiknya untuk jenis karet lain. Peningkatan jumlah filler menyebabkan perbaikan sifat vulkanisat. Karbon hitam adalah satu-satunya bahan murah yang dapat memperbaiki ketiga sifat penting vulkanisat yaitu tensile strength, tear resistance dan abrasion resistance.

2.8. Jenis Jenis Atap

Atap merupakan suatu elemen dari sebuah interior yang berfungsi sebagai pelindung dari berbagai cuaca sehingga konstruksi dan bentuknya haruslah menunjang untuk menghadapi bunyi, panas, dingin serta hujan. Dalam pemilihan material atap juga harus benar-benar diperhatikan, dimana kwalitas atap dapat dinilai baik jika mempunyai struktur yang kuat serta tahan lama oleh sebab itu bahan pendukung pembuatan atap haruslah dirancang sedemikian rupa sehingga atap dapat tetap kuat dan awet. Berbagai material yang sering dibuat dalam pembuatan atap seperti alang-alang, Universitas Sumatera Utara sirap, beton, kaca, asbes, genteng dimana material tersebut mempunyai karakteristik tersendiri. Genteng merupakan elemen sebagai pelindung bangunan dari panas dan hujan. Pada saat ini bentuk dan dan warnanya mengikuti tren desain arsitektur yang fungsinya tidak hanya sebagai penutup atap namun merupakan elemen mempercantik suatu bangunan. Pada saat ini perlu diperhatikan selain untuk mendapatkan nilain produk yang baik, pemanfaatan teknologi juga harus menuju produk bahan bangunan yang ramah lingkungan sejak adanya isu pemanasan global yang mencuat kepermukaan akhir-akhir ini. Beberapa jenis-jenis atap yang beredar dipasaran antara lain : 1. Atap Sirap Penutup atap yang terbuat dari kepingan kayu ulin eusideroxylon zwageri ketahanannya tergantung keadaan lingkunga, kualitas kayu yang digunakan serta besarnya sudut atap. Penutup atap jenis ini dapat bertahan hingga umur 25 tahun. 2. Atap Genteng Tanah Liat Tradisional Material ini banyak digunakan untuk rumah, yang terbuat dari tanah liat yang dibakar, kekuatannya cukup baik. Untuk pemasangannya dibutuhkan rangka, genteng dipasang pada atap miring, Sistem pemasangannya inter locking saling mengunci dan mengikat. Dalam kurun waktu yang lama warna akan memudar dan permukaannya biasanya dapat ditumbuhi jamur. 3. Atap Genteng Keramik Material dari genteng ini berbahan dasar tanah liat namun telah mengalami proses polishing, permukaannya sudah diglasur serta diberi warna yang beragam untuk melindungi genteng dari lumut.Ketahanannya dari 20-50 tahun, aplikasinya pada hunian diperkotaan. 4. Atap Genteng Beton Universitas Sumatera Utara Bahan dasarnya terdiri dari campuran semen PC dan pasir kasar diberi lapisan tipis yang befungsi sebagai pewarna dan kedap air. Daya tahannya cukup lama, karena bobotnya yang berat maka genteng beton disandingkan dengan penampang kuat seperti rangka baja ringan. Dipasaran tersedia beraneka warna, terdapat dua jenis genting beton yaitu bentuk flat rata dan bergelombang.Genteng Flat digunakan untuk rumah bergaya minimalis. 5. Atap Seng Atap yang terbuat dari lembaran baja tipis yang diberikan lapisan seng dari proses elektrolisis yang bertujuan untuk anti karat. Namun jenis atap ini akan bertahan selama lapisan seng belum hilang, jika sudah lewat masa maka atap akan mulai berkarat dan bocor. 6. Atap Dak Beton Atap ini merupakan atap datar yang terbuat dari kombinasi besi dan beton, penerapannya digunakan pada rumah-rumah modern minimalis dan kontemporer. Konstruksinya kuat, atap tersebut digunakan sebagai tempat beraktivitas seperti : menjemur pakaian, bercocok tanam dengan pot. Kebocoran pada atap ini sering terjadi sehingga perlu dilakukan pengawasan pada bagian cornya saat memasang lapisan waterproof pada bagian atasnya. 7. Atap Genteng Metal Atap ini terbuat dari logam dengan bobot ringan, bahan pelapis yang digunakan ada dua jenis yaitu baja ringan dan galvanis. Dua jenis genteng metal yang beredar di pasaran jenis genting metal yang berlapis pasir atau tidak. Lapisan pasir berfungsi untuk menahan panas harganya juga lebih mahal Rp 100 ribuan perkeping dibanding yang tidak berpasir. Dalam pemasangannya digunakan peralatan khusus, jika menggunakan rangka atap baja ringan digunakan paku galvanis dan sekrup baja. Ukuran dari atap tersebut 60-120 cm dengan ketebalan 0,3 mm. 8. Atap Genteng Aspal Universitas Sumatera Utara Material dari genteng ini bersipat transparan terbuat dari campuran lembaran bitumen turunan aspal dan bahan kimia lain. Ada 2 model dipasaran yaitu model datar bertumpu pada multipleks yang menempel pada rangka dan model bergelombang yang pemasangannya cukup disekrup pada balok gording. Atap ini biasanya dipilih dan dipasang untuk member penerangan alami pada siang hari. Biasanya digunakan untuk bagian rumah yang tidak mendapat cahaya langsung dari jendela atau digunakan sebagai aksen desain dari sebuah rumah. Bentuknya ada berupa lembaran kaca atau genteng kaca sesuai kebutuhan. 9. Atap Polikarbonat Atap ini berupa lembaran yang dipasang tanpa sambungan yang digunakan sebagai kanopi atau atap tambahan. Keunggulan dari atap polikarbonat adalah kwalitas materialnya dan ketahanannya terhadap radiasi matahari. Atap polikarbonat pemasangannya mudah dan cepat namun harganya mahal dari atap lainnya Repository usu.ac.id.

2.9. Jenis - Jenis Agregat

Dokumen yang terkait

Studi Pencampuran Karet Sir-20 Dan Poliester Dengan Aspal Dalam Pembuatan Genteng Polimer

12 149 70

Pemanfaatan Limbah LDPE dan serat pendek sabut kelapa dengan campuran aspal dan pasir dalam pembuatan genteng komposit polimer

7 85 86

Pembuatan Dan Karakterisasi Genteng Polimer Yang Terbuat Dari Campuran Aspal – Poliester Dan Agregat Pasir Yang Diperkuat Dengan Serat Gelas

5 57 60

Pemanfaatan Serat Waru (Hibiscus Tiliaceus) Sebagai Bahan Pengisi Pembuatan Komposit Interpenetrasi Jaringan Polimer antara Karet Sintesis Etilene Prophilene Diene Monomer (EPDM)-Poliuretan(PU)

4 35 103

Pembuatan dan Karakterisasi Genteng Polimer Berbasis Ampas Tebu dan Batu Apung Sebagai Agregat dengan Poliester dan Karet Sir 20 Sebagai Matriks

0 0 16

Pembuatan dan Karakterisasi Genteng Polimer Berbasis Ampas Tebu dan Batu Apung Sebagai Agregat dengan Poliester dan Karet Sir 20 Sebagai Matriks

2 7 4

Pembuatan dan Karakterisasi Genteng Polimer Berbasis Ampas Tebu dan Batu Apung Sebagai Agregat dengan Poliester dan Karet Sir 20 Sebagai Matriks

0 5 33

Pembuatan dan Karakterisasi Genteng Polimer Berbasis Ampas Tebu dan Batu Apung Sebagai Agregat dengan Poliester dan Karet Sir 20 Sebagai Matriks

2 5 2

Pembuatan dan Karakterisasi Genteng Polimer Berbasis Ampas Tebu dan Batu Apung Sebagai Agregat dengan Poliester dan Karet Sir 20 Sebagai Matriks

0 0 7

Pemanfaatan Limbah LDPE dan serat pendek sabut kelapa dengan campuran aspal dan pasir dalam pembuatan genteng komposit polimer

0 0 18