Faktor Potensi Daerah

3.4. Faktor Potensi Daerah

3.4.1. Lembaga Keuangan

Dalam penyelenggaraan pemerintahan suatu Negara, lembaga perbankan merupakan indikasi terpenting untuk menilai kemampuan suatu negara. Apabila kondisi lembaga perbankan sehat dan jumlahnya mencukupi, serta dapat menjalankan fungsinya dengan baik, maka sehat pula kondisi perekonomian dan keuangan negara yang bersangkutan. Hal ini tentunya juga berlaku terhadap suatu daerah, artinya kondisi lembaga perbankan suatu daerah juga dapat digunakan sebagai tolak ukur kemampuan perekonomian dan keuangan daerah tersebut. Secara klasik fungsi perbankan merupakan lembaga yang digunakan untuk menyimpan uang bagi masyarakat, pemerintah, maupun korporasi atau badan hukum. Oleh karena itu, lembaga perbankan sangat dibutuhkan kehadirannya dalam sebuah Negara, termasuk oleh suatu daerah.

Dalam kehidupan negara modern, fungsi bank sangat vital dan memegang peran penting, sebab fungsi bank tidak saja menjalankan akitivitas tradisionalnya, akan tetapi sudah berkembang pesat menjadi multi fungsi seperti kreditur, penjamin nasabah, bahkan sebagai badan yang mengcakup kegiatan asuransi. Oleh karena itu, tidak perlu diragukan lagi bahwa keberadaan bank sangat dibutuhkan kehadirannya bagi suatu daerah dalam rangka memenuhi berbagai kebutuhan masyara- kat, khususnya dalam menunjang perputaran perekono- mian masyarakat di daerah.

Sebagai salah satu persyaratan yang harus dipenuhi bagi pemekaran wilayah dalam rangka pembentukan deaerah otonom baru, di wilayah Kabupaten Bulungan sebagai kabupaten induk telah didirikan kantor-kantor perbankan yang operasional. Terdapat setidak-tidaknya

7 (tujuh) bank yang sudah ada, yaitu: Bank BRI dan Bank BPD Kaltim sebagai bank pemerintah, dan 1 (satu) bank swasta, yaitu Bank Danamon. Berdasarkan hasil pene- litian tim yang menyiapkan pembentukan Kabupaten Tana Tidung tersebut diperoleh rasio kecukupan jumlah bank per 10.000 penduduk sebesar 8,65%.

Di samping lembaga keuangan perbankan sebagaimana telah disebutkan di atas, di Kabupaten Bulungan juga sudah terdapat 2 (dua) jenis asuransi dan 104 koperasi yang tersebar di seluruh wilayah Kabupaten Bulungan. Secara keseluruhan jumlah lembaga keuangan baik bank maupun non bank yang terdapat di seluruh wilayah Kabupaten Bulungan sejumlah 106 buah, dengan rasio kecukupan mencapai 11,17%. Selengkapnya untuk mengetahui rasio kecukupan jumlah bank per 10.000 penduduk dapat dilihat pada Tabel 3 di bawah ini:

Tabel 3.

Rasio Jumlah Bank Per 10.000 Penduduk

Calon Kabupaten Indikator

Sub Indikator Kabupaten Tana Bulungan Tidung

Lembaga Rasio Bank

0,74 Keuangan Rasio Bukan Bank

11,17 Jumlah Bank

7 Jumlah

Bukan 8 106

Bank Jumlah

94.906 Penduduk

Memperhatikan tabel di atas bahwa rasio jumlah bank per 10.000 penduduk untuk Kabupaten Bulungan sebesar 0,74%, sehingga keberadaan 7 bank di Kabupaten Bulungan tersebut belum memenuhi kecukupan per 10.000 penduduk. Idealnya rasio kecukupun bank terhadap atau per 10.000 penduduk seharusnya untuk 1 (satu) bank melayani 10.000 penduduk. Sementara itu tidak ada rasio bank per 10.000 penduduk di calon Kabupaten Tana Tidung, sebab di wilayah ini belum terdapat satu bank pun. Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 129 Tahun 2000 untuk sub indikator ini, bagi calon Kabupaten Tana Tidung skornya adalah 1, sehingga tidak dihitung karena dianggap tidak atau belum memiliki lembaga perbankan sama sekali. Sementara itu rasio kecukupan lembaga keuangan bukan bank per 10.000 penduduk terdapat 8 buah lembaga keuangan bukan bank yang terletak di 3 (tiga) kecamatan, yaitu Kecamatan Sesayap, Kecamatan Sesayap Hilir, dan Kecamatan Tana Lia, dan semuanya berbentuk Koperasi. Sedangkan untuk lembaga bukan bank yang bukan koperasi di tiga wilayah kecamatan tersebut belum terbentuk. Nilai rasio lembaga keuangan untuk calon Kabupaten Tana Tidung adalah 8,65 sebagaimana telah dikemukakan dalam penjelasan terdahulu.

3.4.2. Sarana dan Prasarana Ekonomi

Mengacu Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 129 Tahun 2000 tentang Persyaratan Pembentu- kan dan Kriteria Pemekaran, Penghapusan, dan Penggabungan Daerah, adalah sarana dan prasarana yang dapat digunakan oleh masyarakat untuk men- jalankan kegiatan ekonominya. Kelengkapan sarana dan prasarana ekonomi bagi suatu daerah sangat penting, sebab merupakan sarana kegiatan ekonomi masyarakat. Bahkan sarana dan prasarana ekonomi dapat menjadi stimulus bagi para investor yang akan menanamkan modalnya di daerah. Tersedianya sarana dan prasarana, akan menunjangperekonomian suatu daerah menuju kemajuan daerah yang bersangkutan, berarti menunjuk- kan adanya peningkatan kesejahteraan bagi masyarakat daerah yang bersangkutan.

Tabel 4. Indikator Sarana Dan Prasarana Ekonomi

Indikator Sub Indikator Calon Kabupaten Kabupaten

Bulungan Tana Tidung

a. Rasio 1.08 1.46 Kelompok Pertokoan

b. Rasio Pasar 1,08 0,53 Jumlah

1 14 Kelompok Pertokoan

Jumlah Pasar 1 4 Jumlah

9252 94906 Penduduk

Mencermati tabel di atas, menunjukkan bahwa rasio sarana dan prasarana ekonomi dengan pertokoan sebanyak 14 buah yang terdapat di Kabupaten Bulungan sebagai kabupaten induk. Sedangkan rasio ketersediaan pertokoan dengan jumlah penduduk adalah 1,48, hal ini menunjukkan bahwa Kabupaten Bulungan masih layak untuk dimekarkan, karena kondisi sarana dan prasarana ekonomi tersebut dianggap masih ideal untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Pasar merupakan sarana prasarana pendukung kegiatan ekonomi masyarakat yang sangat penting, sebab pasar merupakan tempat transaksi kebutuhan masyarakat. Di samping itu, pasar juga merupakan salah satu sumber pendapatan asli daerah yang diperoleh melalui retribusi yang dikenakan bagi pedagang pasar. Dalam tabel 5 tersebut dapat dilihat bahwa jumlah pasar di Kabupaten Bulungan terdapat 4 buah pasar, sedangkan di calon Kabupaten Tana Tidung hanya terdapat 1 buah pasar. Rasio angka kecukupan jumlah pasar per 10.000 penduduk adalah 0,42%, dan angka ini menurut tim penilai dianggap belum cukup, dan idealnya harus terdapat 8-10 buah pasar di Kabupaten Bulungan. Dengan demikian dapat dikatakan belum memenuhi syarat untuk dibentuk sebagai daerah otonom baru.

3.4.3. Sarana Pendidikan

Sarana pendidikan merupakan salah satu indikator yang tidak kalah penting dibandingkan dengan indikator lain sebagai syarat pemekaran wilayah. Sebagaimana Sarana pendidikan merupakan salah satu indikator yang tidak kalah penting dibandingkan dengan indikator lain sebagai syarat pemekaran wilayah. Sebagaimana

oleh karena itu pembangunan bidang pendidikan harus memperoleh prioritas utama. Keberhasilan pembangunan bidang pendidikan sangat tergantung pada ketersediaan sarana dan prasarana pendidikan yang memadai.

pembangunan

bangsa,

Mengingat pentingnya pendidikan bagi masyara- kat, maka pemekaran wilayah dalam hal ini pemben- tukan daerah otonom baru, bidang pendidikan merupa- kan salah satu indikator penting yang menjadi persyaratan. Demikian juga halnya dengan pembentukan calon Kabupaten Tana Tidung, sarana dan prasarana pendidikan yang tersedia juga merupakan bagian persyaratan yang harus dinilai dan dipertimbangkan. Selanjutnya mengenai rasio sarana dan prasarana pendidikan terdapat di wilayah yang akan dimekarkan tersebut dapat dilihat pada Tabel 5 di bawah ini, dan dengan tabel ini diharapkan dapat menjelaskan rasio antara sarana pendidikan yang tersedia untuk setiap 10.000 penduduk.

Tabel 5.

Indikator Sarana Pendidikan 67

Calon Indikator

Sub Indikator Kabupaten Kabupaten Tana Tidung

Bulungan

Rasio Jumlah

Penduduk SD

67 Diperoleh dari Dinas Pendidikan Nasional Kabupaten Bulu- ngan Sensus Nasional Biro Pusat Statistik Kabupaten Bulungan Tahun

Jumlah SD 19 117 Jumlah

1535 17. 083 Usia SD Rasio Jumlah SLTP

Penduduk

0,004 0,003 Jumlah SLTP

3 33 Jumlah

741 745 Usia SLTP Rasio Jumlah SLTA

Penduduk SLTA Jumlah SLTA

1 12 Jumlah

745 14.236 Usia SLTA

Penduduk

Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa rasio ketersediaan sarana pendidikan terhadap jumlah kebu- tuhan penduduk pada usia Sekolah Dasar di calon Kabu- paten Tana Tidung dan Kabupaten Bulungan termasuk kurang atau terlalu minim. Namun secara riil ketersediaan sarana sekolah untuk usia Sekolah Dasar tersebut dapat menampung semua kebutuhan masyara- kat. Sebaliknya apabila rasio sarana Sekolah Dasar tinggi terhadap jumlah penduduk, maka justru jumlah sekolah dasar yang ada akan berlebih. Mengenai rasio sarana sekolah usia SLTP terlihat sama dengan rasio sarana sekolah dasar, seharusnya rasio tersebut seimbang. Hal ini terlihat bahwa dengan penduduk 741 usia sekolah SLTP hanya tersedia 3 buah sekolah SLTP di calon Kabupaten Tana Tidung, dengan rasio kecukupan 0,004. Sedangkan pada Kabupaten Bulungan terdapat 33 buah dengan jumlah penduduk usia sekolah SLTP mencapai 11.398, dengan rasio kecukupan sebesar 0,003.

Mengenai rasio jumlah penduduk usia SLTA dengan sarana pendidikan di calon Kabupaten Tana Tidung hanya terdapat 1 sekolah SLTA untuk jumlah penduduk usia sekolah SLTA sebanyak 745 jiwa dengan rasio 0,0013. Maka dapat dikatakan bahwa rasio keter- sediaan sarana sekolah SLTA dengan jumlah penduduk usia SLTA tidak mencukupi. Sebagai akibatnya maka penduduk usia sekolah SLTA yang tidak tertampung harus sekolah ke luar wilayah kabupaten, dan sebagian tidak melanjutkan karena kendala biaya sekolah. Untuk rasio penduduk usia Perguruan Tinggi Usia 19 tahun keatas belum didukung oleh sarana sekolah yang ada, artinya penduduk usia sekolah Perguruan Tinggi tidak dapat melanjutkan sekolah di calon Kabupaten Tana Tidung maupun di Kabupaten Bulungan. Dengan demikian rasio sarana sekolah untuk usia Perguruan Tinggi sangat kecil. Selanjutnya untuk mengetahui rasio penduduk usia perguruan tinggi terhadap penduduk usia 19 tahun keatas dapat dilihat melalui data mengenai penduduk usia Perguruan Tinggi dengan ketersediaan sarana sekolah Perguruan Tinggi sebagaimana terlihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 6. Rasio Penduduk Usia Perguruan Tinggi Terhadap

Penduduk Usia 19 Tahun Keatas 68

Kabupaten Sub Indikator

Calon

Kabupaten Tana Bulungan

Tidung

68 Diperoleh dari Biro Statistik Kabupaten Bulungan Tahun 2003.

Rasio Penduduk

0,37 Perguruan Tinggi Terhadap Penduduk Usia 19 Tahun Keatas Jumlah Penduduk Usia 19-24

Usia

16.134 Tahun Jumlah Penduduk Usia 19

43.467 Tahun Keatas

Berdasarkan data dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa rasio penduduk usia perguruan tinggi pada Kabupaten Bulungan jauh lebih besar dibandingkan dengan calon Kabupaten Tana Tidung. Namun demikian setidak-tidaknya terdapat penduduk usia perguruan tinggi di calon Kabupaten Tana Tidung, artinya bahwa calon Kabupaten Tana Tidung nantinya harus menyediakan perguruan tinggi untuk menampung penduduk yang sudah mencapai usia perguruan tinggi, atau memberikan kesempatan pada penduduk untuk melanjutkan ke perguruan tinggi dengan dimediasi melalui beasiswa.

3.4.4. Sarana Kesehatan

Rasio sarana kesehatan per 10.000 orang penduduk, dapat dilihat pada fasilitas kesehatan sangat diperlukan terutama dalam rangka memberikan jaminan pelayanan kesehatan dalam rangka menuju masyarakat sehat, sebab kesehatan akan sangat berpengaruh terhadap produkti- vitas masyarakat dalam meningkatkan kesejahteraannya. Ketersediaan sarana kesehatan harus meliputi Rumah Sakit, Puskesmas, Pusat Kesehatan Pembantu (Pustu),

Klinik Bersalin, Poliklinik atau tempat pemeriksaan dan perawatan kesehatan, yang berada di bawah pengawasan dokter/tenaga medis yang dilengkapi dengan fasilitas rawat inap.

Untuk mengetahui tentang rasio kecukupan sa- rana prasarana kesehatan yang menggambarkan per- bandingan antara kebutuhan riil masyarakat dalam suatu daerah otonom dapat dilihat pada ilustrasi data yang terdapat pada Tabel 7 di bawah ini.

Tabel 7.

Sarana Kesehatan 69

Calon Indikator

Sub Indikator Kabupaten Kabupaten Tana Tidung

Bulungan

5,40 2,21 Kesehatan

Sarana Rasio

Fasilitas

Kesehatan per 10.000 penduduk Jumlah Penduduk

9525 94.906 Jumlah Fasilitas

5 21 Kesehatan Rasio Tenaga Medis

16,21 25,71 per 10.000 penduduk Jumlah Penduduk

Berdasarkan tabel di atas dapat dikemukakan bahwa rasio sarana kesehatan terhadap 10.000 orang penduduk yang terdapat di calon Kabupaten Tana Tidung adalah sebesar 5,04, yang berarti bahwa fasilitas kesehatan yang tersedia, menurut tim peneliti sudah cukup ideal untuk

69 Biro Pusat Statistik Kabupaten Bulungan 2002.

melayani kebutuhan kesehatan masyarakat. Sarana kesehatan tersebut dengan rincian 2 buah Puskesmas, 2 buah Puskesmas Pembantu, dan 1 buah Poliklinik. Sedangkan untuk fasilitas kesehatan di Kabupaten Bulungan terdapat rasio 2,21, artinya berdasarkan tim peneliti jumlahnya masih mencukupi untuk memenuhi kebutuhan layanan kesehatan masyarakat. Selanjutnya mengenai rincian sarana kesehatan di Kabupaten Bulungan tersebut adalah 2 buah Rumah Sakit Umum Daerah dan Rumah Sakit Swasta, dan sarana kesehatan yang lain dalam jumlah keseluruhannya mencapai 21 buah, sehingga cukup mewmadahi untuk melayani kebutuhan masyarakat. Mengenai rasio ketersediaan tenaga medis per 10.000 orang penduduk, untuk calon Kabupaten Tana Tidung berjumlah 15 orang dengan nilai rasio sebesar 16,21 dan jika dikaitkan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 129 Tahun 2000 yang mengharuskan bahwa setiap 10.000 penduduk harus tersedia satu orang tenaga medis. Dengan demkian rasio kecukupanya kurang, sebab untuk 1 orang tenaga medis harus melayani 10.000 orang penduduk, tentunya hal ini tidak dapat maksimal. Untuk Kabupaten Bulungan memiliki 244 tenaga medis, sehingga rasio yang diperoleh mencapai 25,71 dengan asumsi bahwa semakin tinggi rasio ketersediaan tenaga medis maka semakin maksimal pelayanan kesehatan, maka di Kabupaten Bulungan pelayanan kesehatannya lebih memadai dan maksimal.

3.4.5. Sarana Transportasi dan Komunikasi

Rasio sarana transportasi didasarkan atas kepe- milikan penduduk terhadap kendaraan roda dua, roda tiga, dan perahu motor dengan kualifikasi kepemilikan pada sasaran rumah tangga. Jumlah rumah tangga di calon Kabupaten Tana Tidung mencapai 1973 dengan kendaraan bermotor sebanyak 718 dengan persentase sebesar 36,3% dengan dominasi perahu motor. Sedangkan jumlah rumah tangga di Kabupaten Bulungan mencapai 20.292 dengan jumlah kepemilikan kendaraan bermotor sebanyak 3.949 dengan persentase sebesar 19,46. Mengenai rasio kecukupan sarana transportasi ini selanjutnya dapat dilihat pada Tabel 8 di bawah ini:

Tabel 8.

Rasio Sarana Transportasi 70

Calon Kabupaten Indikator

Sub Indikator Kabupaten Tana Tidung

Bulungan

Sarana Persentasi Rumah 36,39 19,46 Transporatsi

TanggaPemilik Kendaraan Bermotor Jumlah

1973 32,671 Tangga Jumlah kendaraan

Rumah

718 3,949 bermotor Persentase Rumah

14,6 12,93 Tangga yang memiliki Kendaraan Bermotor

70 Sumber Biro Pusat Statistik Kabupaten Bulungan 2003.

Jumlah Kendaraan 288 2.629 Bermotor

Mengenai prosentase pelanggan telepon untuk di wilayah calon Kabupaten Tana Tidung belum terdapat saluran telekomunikasi, namun dengan mempertimbang- kan wilayah yang sebagian besar terdiri atas hutan dan sungai, maka alat komnikasi yang digunakan adalah Handy Talky (HT), namun menurut tim peneliti dan tim penilai alat ini tidak dapat digunakan sebagai alat ukur, sehingga skornya 1. Namun di Kabupaten Bulungan sebagai kabupaten induk telah tersedia sambungan telekomunikasi dari Telkomsel, maupun perusahaan provider telekomunikasi lainnya, seperti Satelindo dan Indosat. Mengingat yang digunakan tolak ukur oleh tim penilai adalah pelanggan telkomsel yang disediakan oleh P.T. Telkom, ditemukan belum banyak yang menggunakan tekomunikasi

ini. Dari beberapa kecamatan yang ada di Wilayah Kabupaten Bulungan, baru kecamatan Tanjung Selor dan Kecamatan Bunyu yang telah menggunakan sarana telekomunikasi dari P.T. Telkom. Dengan demikian ketersediaan sarana telekomu- nikasi menjadi sangat penting bagi calon Kabupaten Tana Tidung, khususnya, dan Kabupaten Bulungan pada umumnya, sebab wilayahnya sebagian besar terdiri atas hutan dan pulau yang dipisahkan dengan sungai yang dapat dijangkau dengan kendaraan air, seperti perahu. Kondisi demikian tentunya akan menghambat komuni- kasi antar warga masyarakat dengan pemerintah dalam ini. Dari beberapa kecamatan yang ada di Wilayah Kabupaten Bulungan, baru kecamatan Tanjung Selor dan Kecamatan Bunyu yang telah menggunakan sarana telekomunikasi dari P.T. Telkom. Dengan demikian ketersediaan sarana telekomu- nikasi menjadi sangat penting bagi calon Kabupaten Tana Tidung, khususnya, dan Kabupaten Bulungan pada umumnya, sebab wilayahnya sebagian besar terdiri atas hutan dan pulau yang dipisahkan dengan sungai yang dapat dijangkau dengan kendaraan air, seperti perahu. Kondisi demikian tentunya akan menghambat komuni- kasi antar warga masyarakat dengan pemerintah dalam

Tabel 9. Sarana Telekomunikasi

Calon Kabupaten Kabupaten

Indikator Sub Indikator Tana Bulungan Tidung

Sarana Persentase Pelanggan - 9,67 Telekomunikasi

Telkom

terhadap

Rumah Tangga Jumlah Rumah Tangga

1.973 20.292 Jumlah

- 1.963 Telpon Persentase Pelanggan

Jumlah Rumah Tangga Jumlah

632 5.872 Listrik Rasio

penduduk Jumlah Penduduk

9.252 94.906 Jumlah Kantor Pos

Persentase pelanggan listrik terhadap jumlah rumah tangga pada calon Kabupaten Tana Tidung baru 2 kecamatan yang sudah berlangganan PLN, yaitu Kecamatan Sesayap dan Kecamatan Tana Lia. Namun demikian mengingat terbatasnya pasokan listrik dari PT. Perusahaan Listrik Negara (PLN), maka pengoperasianya terbatas antara jam 18.00 hingga jam 06.00. Berdasarkan

informasi dalam tabel di atas, maka skornya 32,03. Sedangkan untuk Kabupaten Bulungan, listrik sudah cukup memadai dan hampir seluruh kecamatan yang ada sudah teraliri listrik, untuk itu maka rasio skornya 29,94, yang berarti memiliki kelayakan. Mengenai rasio Kantor Pos yang terdapat di calon Kabupaten Tana Tidung hanya sebesar 1,08, sebab hanya terdapat 1 buah Kantor Pos, artinya untuk 1 buah Kantor Pos harus melayani 10.000 penduduk. Hal ini menurut tim peneliti dan tim penilai dianggap sudah cukup memadai dalam pelayanan jasa pos masyarakat. Sedangkan di Kabupaten Bulungan, jumlah Kantor Pos yang ada sejumlah 6 buah, dengan rasio 0,63. Jumlah ini dinilai masih kurang, karena semakin banyaknya jumlah penduduk dan lokasinya saling berjauhan. Mengenai rasio ketersediaan jalan, bahwa jalan yang ada di calon Kabupaten Tana Tidung sepanjang 237,9 km, sedangkan di Kabupaten Bulungan mencapai 708.257 km. Rasio panjang jalan di calon Kabupaten Tana Tidung sebesar 0,45 dan Kabu- paten Bulungan 0,11. Dengan demikian di calon Kabu- paten Tana Tidung tingkat kepadatan lalu lintasnya sangat rendah, yang berarti lebih rendah kepadatan lalu lintasnya dibandingkan dengan Kabupaten Bulungan.

Tabel 10. Rasio Panjang Jalan Terhadap Kendaraan Bermotor Calon

Sub Indikator Kabupaten Tana Kabupaten

Tidung

Bulungan

Rasio Panjang Jalan Terhadap 0,45 0,11 Kendaraan Bermotor Jumlah Kendaraan Bermotor

Jumlah Panjang Jalan 237.9 km 708.257 km

Berdasarkan informasi tabel tersebut dapat dinyatakan bahwa panjang jalan yang terdapat di calon Kabupaten Tana Tidung, Rasio Panjang Jalan Terhadap Kendaraan Bermotor dan Kabupaten Bulungan sangat jauh berbeda, artinya untuk ukuran wilayah kabupaten ruas panjang jalan dirasakan kurang memadai.

3.4.6. Sarana Pariwisata

Pariwisata merupakan salah satu aspek yang cukup penting bagi suatu daerah sebagai sumber pendapatan asli daerah, oleh karena itu tidak sedikit daerah yang memiliki potensi pariwisata dan dikembangkan sebagai objek wisata untuk dijadikan sebagai sumber pendapatan daerahnya. Sebagai contoh Provinsi Bali yang perekono- miannya sangat ditunjang oleh pendapatan daerah yang berasal dari sektor pariwisata. Pentingnya sektor pari- wisata ini juga diikuti dengan pendapatan lainya, seperti rumah makan, hotel, dan arena hiburan, parkir, dan sebagainya, yang tentunya akan menambah pendapatan asli daerah dari sektor ini. Oleh karena itu, pengem- bangan sektor pariwisata ini secara sinergi harus diikuti dengan pengembangan rumah makan, hotel, dan tempat- tempat hiburan dalam rangka mempercepat pertum- buhan perekonomian daerah. Jumlah sarana pariwisata tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 11.

Sarana Wisata 71

Calon Kabupaten Indikator

Sub Indikator Kabupaten Bulungan Tana Tidung

Sarana a. Jumlah 5 15 Pariwisata

Hotel/Akomodasi b. Jumlah

13 55 Restoran/Rumah Makan c. Jumlah Objek Wisata

Jumlah hotel tersebut masih dalam kategori penginapan belum dalam klasifikasi hotel sebagaimana halnya hotel yang terdapat di kota-kota besar, namun potensi tersebut terbuka untuk dikembangkan, dalam pengertian sangat memungkinkan dibangun hotel berkelas, mengingat lahannya masih luas, dan objek wisatanya dapat dikembangkan, serta potensi sumber daya alamya juga sangat besar, sehingga dapat dikembangkan menjadi daerah yang maju.

3.4.7. Faktor Ketenagakerjaan

Ketenagakerjaan didasarkan pada rasio pekerja yang berpendidikan minimal SMA pada usia 18 tahun ke atas. Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik Kabupaten Bulungan Tahun 2003 dalam survey ekonomi nasional diperoleh data bahwa tenaga kerja yang terdapat di calon Kabupaten Tana Tidung sebanyak 5.453 orang, sedangkan untuk

71 BPS Kabupaten Bulungan.

Kabupaten Bulungan sebanyak 43.467 orang. Untuk pekerja yang berpendidikan SLTA yang terdapat di calon Kabupaten Tana Tidung sebanyak 1.235 orang, sedang- kan untuk Kabupaten Bulungan sebanyak 14.767 orang.

Berdasarkan data dalam tabel tersebut diperoleh prosentase jumlah pekerja berpendidikan SLTA terhadap penduduk usia 18 tahun yang terdapat di calon Kabu- paten Tana Tidung sebanyak 22,6%, sedangkan untuk Kabupaten Bulungan sebanyak 33,97%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sumber daya manusia yang berpendidikan SLTA yang terdapat di calon Kabupaten Tana Tidung lebih sedikit dibandingkan dengan yang terdapat di Kabupaten Bulungan. Peta sumber daya manusia tentunya akan sangat menentukan dan berpengaruh bagi pembangunan daerah yang bersang- kutan. Selanjutnya mengenai informasi ketenagakerjaan tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 12.

Indikator Ketenagakerjaan 72

Calon Kabupaten

Kabupaten Indikator

Sub Indikator Tana Bulungan Tidung

Ketenagakerjaan Persentase 22.65 33.97 pekerja

yang

berpendidikan minimal

SLTA

terhadap penduduk

usia 18 tahun ke atas

72 Sumber dari Kabupaten Dalam Angka 2003 dan Suspenas Kabupaten Bulungan 2003.

Jumlah 5.453 43.467 Penduduk Usia

18 Tahun ke atas Jumlah

1.235 14.767 Yang berpendidikan SLTA ke atas

Pekerja

Tingkat 64,37 75,16 Partisipasi Angkatan Kerja

Jumlah 3.510 32.671 Penduduk yang bekerja

dan

mencari pekerjaan

Persentasi jumlah 87,95 75,33 penduduk yang bekerja

Jumlah 3.510 32.671 Angkatan Kerja Jumlah

3.087 24.611 Penduduk Yang Bekerja

Rasio PNS per 206.44 304.93 10.000 penduduk Jumlah PNS

191 2894 Jumlah

9.252 94.906 Penduduk

Data sebagaimana tersaji dalam tabel di atas menunjukkan bahwa jumlah sumber daya manusia sebagai tenaga kerja yang terdapat di calon Kabupaten Tana Tidung sangat minim sekali, sehingga dapat disimpulkan bahwa dukungan sumber daya manusia terhadap pembangunan daerah sangat kurang. Terlebih untuk PNS yang hanya berjumlah 191 orang dan harus Data sebagaimana tersaji dalam tabel di atas menunjukkan bahwa jumlah sumber daya manusia sebagai tenaga kerja yang terdapat di calon Kabupaten Tana Tidung sangat minim sekali, sehingga dapat disimpulkan bahwa dukungan sumber daya manusia terhadap pembangunan daerah sangat kurang. Terlebih untuk PNS yang hanya berjumlah 191 orang dan harus

3.4.8. Faktor Sosial Budaya

Indikator sosial budaya dimaksudkan sebagai sarana penyelenggaraan kegiatan sosial keagamaan masyarakat, dan hal ini tentunya sangat penting dalam mendukung keselarasan dan keharmonisan kehidupan bermasyarakat dan berbangsa. Faktor sosial budaya ini meliputi indikator-indikator, yaitu tempat peribadatan, tempat kegiatan sosial, dan sarana olah raga. Selanjutnya mengenai kondisi sarana sosial budaya tersebut dapat dilihat pada data yang tertera dalam tabel di bawah ini.

Tabel 13.

Indikator Sarana Peribadatan 73

Calon Kabupaten Indikator

Sub Indikator Kabupaten Bulungan Tana Tidung

Tempat Rasio

41,07 28,45 Peribadatan

Tempat

Peribadatan per 10.000 Penduduk Jumlah

9.252 94.906 Penduduk Jumlah

38 270 Ibadah

Tempat

Selanjutnya mengenai sarana sosial yang lain adalah tempat pertunjukan seni dan budaya, dan juga sarana olah raga yang diharapkan mampu menampung kegiatan masyarakat umum. Tempat pertunjukan seni dimak-

73 Ibid .

sudkan sebagai sarana menuangkan ide-ide kreatif masyarakat di bidang seni sebagai warisan budaya bangsa. Di samping itu, juga terdapat tempat panti sosial yang diharapkan mampu menampung orang tua yang sudah jompo atau tidak lagi mampu melakukan aktifitas keseharian. Untuk itu keberadaan panti sosial ini sangat diperlukan terutama dalam membantu masyarakat, khususnya yang tidak mampu. Selanjutnya mengenai data keberadaan sarana sosial ini dapat dilihat pada tabel berikut di bawah ini.

Tabel 14.

Indikator Tempat/Institusi Sosial 74

Calon Indikator

Sub Indikator Kabupaten Kabupaten Tana Tidung

Bulungan

Tempat/Institusi Rasio tempat 4.32 1,60 Kegiatan Sosial

pertunjukan seni per 10.000 penduduk

Jumlah 9.252 94.906 Penduduk Jumlah Tempat

4 16 Pertunjukan Seni

Jumlah Rasio - 0,11 Panti Sosial per 10.000 penduduk Jumlah Tempat

- 1 Panti Sosial

Data yang tertera pada tabel tersebut menunjukkan bahwa rasio keberadaan sarana sosial untuk melaksa-

74 Ibid .

nakan aktivitas masyarakat dirasakan masih kurang, khususnya tempat pertunjukan seni dan budaya sebagai ajang kreativitas masyarakat. Selanjutnya mengenai sarana sosial yang berkaitan dengan sarana olah raga masyarakat rasio terhadap 10.000 orang penduduk dirasakan juga masih minim, mengingat olah raga merupakan kegiatan untuk menyehatkan masyarakat. Untuk mengetahui rasio sarana olah raga terhadap per 10.000 orang penduduk dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 15.

Indikator Sarana Olah Raga 75

Calon Indikator

Sub Indikator Kabupaten Kabupaten Tana Tidung

Bulungan

Sarana Olah Rasio Fasilitas 73,50 16,54 Raga

Lapangan Olah Raga per 10.000 Orang Penduduk Jumlah

9.252 94.906 Penduduk Jumlah Sarana

68 157 Olah Raga

Berdasarkan data pada tabel di atas dapat diinformasikan bahwa sarana lapangan olah raga yang terdapat di calon Kabupaten Tana Tidung sejumlah 68 tersebut terdiri atas lapangan sepak bola, lapangan bola voli, dan lapangan bulu tangkis, dan apabila diskor maka memperoleh nilai 73,50. Sedangkan lapangan olah raga

75 Ibid .

sejumlah 157 buah yang terdapat di Kabupaten Bulungan tersebut terdiri atas lapangan sepak bola, lapangan bola voli, dan lapangan bulu tangkis, dan lain sebagainya tersebar di seluruh kecamatan di Kabupaten Bulungan.

3.4.9. Faktor Sosial Politik

Sementara itu kondisi sosial politik yang ada terdiri atas Partisipasi Masyarakat Dalam Berpolitik, dan organisasi kemasyarakatan. Indikator politik diperguna- kan untuk menjajaki pemahaman dan kesadaran masya- rakat dalam berpolitik sebagai manifestasi hak berde- mokrasi dan pencerminan hak asasi. Mengenai data tentang kondisi sarana sosial politik tersebut tersaji da- lam tabel di bawah ini.

Tabel 16.

Indikator Sosial Budaya 76

Calon Indikator

Sub Indikator Kabupaten Kabupaten Tana

Bulungan Tidung

Partisipasi Rasio Penduduk 0,82 0,88 Masyarakat Dalam yang Ikut Pemilu Berpolitik

terhadap Penduduk yang mempunyai hak pilih Jumlah

7050 66533 Penduduk Yang Mempunyai Hak Pilih Jumlah

76 Sumber KPUD Kabupaten Bulungan 2004 dan Kasbanglin- mas Kabupaten Bulungan.

Penduduk Yang Ikut Pemilu

Organisasi Jumlah 13 60 Kemasyarakatan

Organisasi Kemasyarakatan

Berdasarkan data yang tercantum dalam tabel tersebut dapat disimpulkan bahwa masyarakat secara mayoritas menggunakan hak politiknya dengan mengikuti pemili- han umum sebagai perwujudan demokrasi. Hal ini terdapat di Kabupaten Bulungan yang mencapai 88% yang menggunakan hak pilih, dan hanya 12% yang tidak menggunakan hak pilihnya. Sedangkan di calon Kabupaten Tana Tidung yang menggunakan hak pilih- nya mencapai 82%, dan yang tidak menggunakan hak pilihnya hanya mencapai 18%, artinya partisipasi politik masyarakat sangat tinggi. Hal ini sekaligus menunjukkan tingginya kesadaran politik masyarakat Kabupaten Bulu- ngan pada umumnya, termasuk masyarakat calon Kabu- paten Tana Tidung.

3.4.10. Faktor Jumlah Penduduk

Penduduk merupakan unsur penting karena merupakan syarat utama dalam membentuk pemerinta- han, karena penduduk merupakan pendukung terse- lenggaranya pemerintahan di daerah. Jumlah penduduk sangat mempengaruhi kebijakan pemerintah daerah dalam hal ketersediaan pangan, papan, kesehatan, pen- didikan, transportasi dan lain sebagainya. Kondisi demi- kian sangat dipengaruhi oleh pertumbuhan penduduk, Penduduk merupakan unsur penting karena merupakan syarat utama dalam membentuk pemerinta- han, karena penduduk merupakan pendukung terse- lenggaranya pemerintahan di daerah. Jumlah penduduk sangat mempengaruhi kebijakan pemerintah daerah dalam hal ketersediaan pangan, papan, kesehatan, pen- didikan, transportasi dan lain sebagainya. Kondisi demi- kian sangat dipengaruhi oleh pertumbuhan penduduk,

Tabel 17.

Indikator Jumlah Penduduk 77

Calon Kabupaten Indikator

Sub Indikator Kabupaten Bulungan Tana Tidung

Jumlah Jumlah 9.252 94.906 Penduduk

Penduduk Rasio Jumlah

0,55 0,47 Penduduk Urban Terhadap Penduduk Jumlah

5.116 45.076 Penduduk Perkotaan

Berdasarkan data kependudukan sebagaimana tertera dalam tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa jumlah penduduk calon Kabupaten Tana Tidung tergolong kecil dan belum memenuhi persyaratan yang diatur di dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 129 Tahun 2000. Di samping itu dapat dikemukakan pula bahwa perpindahan penduduk dari desa ke kota (urbanisasi) di calon Kabupaten Tana Tidung lebih tinggi dibandingkan perpindahan penduduk yang sama di Kabupaten Bulungan. Memperhatikan informasi kepen- dudukan sebagaimana terurai dalam tabel tersebut dapat

77 Sumber Badan Pusat Statistik Kabupaten Bulungan 2003.

dikatakan bahwa pemekaran Kabupaten Tana Tidung belum memenuhi syarat kependudukan sebagaimana telah dipersyaratkan di dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 129 Tahun 2000 tersebut.

3.4.11. Faktor Luas Daerah

Faktor luas daerah merupakan unsur wilayah yang menjadi wewenang calon Kabupaten Tana Tidung dan wilayah yang menjadi kewenangan Kabupaten Bulungan. Faktor wilayah sekaligus sebagai unsur pendukung penyelenggaraan pemerintahan yang dengan faktor ini memungkinkan pemerintah melakukan pelayanan terhadap masyarakat. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh tim dapat diperoleh data bahwa luas keseluruhan wilayah calon Kabaupaten Tana Tidung

mencapai 4.828,58 Km 2 , yang terdiri atas 3 (tiga) kecamatan, yaitu Kecamatan Sesayap, Kecamatan Sesa- yap Hilir, dan Kecamatan Tana Lia. Sedangkan untuk Kabupaten Bulungan luas wilayah keseluruhan mencapai 18.010,50 Km 2, yang terdiri atas 13 Kecamatan. Selanjutnya mengenai data luas daerah tersebut tercan- tum dalam tabel berikut di bawah ini.

Tabel 18.

Indikator Luas Wilayah/Daerah 78

Calon Indikator

Sub Indikator Kabupaten Kabupaten Tana Tidung

Bulungan

Luas Daerah Luas Wilayah 4.828,52 Km 2 18.010,50 Km 2 Keseluruhan

78 Sumber BPS Kabupaten Bulungan 2003.

Calon Kabupaten Indikator

Sub Indikator Kabupaten Bulungan Tana Tidung

Luas Wilayah 1.448,56 Km 2 7.024,20 Km 2 Efektif

Memperhatikan luas wilayah sebagaimana dapat dilihat dalam tabel tersebut dapat disimpulkan bahwa luas wilayah Kabupaten Bulungan jauh lebih luas diban- dingkan dengan luas wilayah calon Kabupaten Tana Tidung. Hal ini berarti bahwa potensi sumber daya alam yang dimiliki oleh Kabupaten Bulungan sangat besar guna mendukung penyelenggaraan pemerintahan, teru- tama potensi sumber mineral dan batu baranya.

3.4.12. Faktor Pertimbangan Lain

Pertimbangan lain sebagai persyaratan pembentu- kan daerah otonom baru menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 129 Tahun 2000, sebagaimana ditentukan dalam Pasal 3 huruf g adalah pertimbangan- pertimbangan bagi terselenggaranya otonomi daerah, seperti keamanan dan ketertiban, ketersediaan sarana dan prasarana pemerintahan, dan rentang kendali.

Indikator keamanan dan ketertiban merupakan pendudukung utama bagi terselenggaranya pemerinta- han, untuk itu keamanan dan ketertiban harus mempe- roleh perhatian secara sungguh-sungguh. Secara teoritis, rendahnya tingkat keamanan dan ketertiban masyarakat dapat diindikasikan dari banyaknya kriminalitas di da- erah itu, seperti pencurian, pembunuhan, perkosaan, Indikator keamanan dan ketertiban merupakan pendudukung utama bagi terselenggaranya pemerinta- han, untuk itu keamanan dan ketertiban harus mempe- roleh perhatian secara sungguh-sungguh. Secara teoritis, rendahnya tingkat keamanan dan ketertiban masyarakat dapat diindikasikan dari banyaknya kriminalitas di da- erah itu, seperti pencurian, pembunuhan, perkosaan,

Tabel 19. Indikator Keamanan Dan Ketertiban

Sub Indikator Calon Kabupaten Tana Kabupaten

Tidung

Bulungan

Rasio Angka

18,23 Kriminalitas Per 10.000 Penduduk Jumlah Penduduk

Angka 3 173 Kriminalitas

Memperhatikan data informasi angka kriminalitas dalam tabel di atas, dapat dinyatakan bahwa angka kriminalitas di Kabupaten Bulungan sangat tinggi, sedangkan di calon Kabupaten Tana Tidung rendah, hal ini tentunya sebanding dengan tingkat jumlah penduduk di masing- masing daerah tersebut. Namun yang pasti bahwa tingkat kriminalitas di calon Kabupaten Tana Tidung sangat rendah, dengan demikian tingkat keamanan dan ketertibanya lebih terjamin. Mengenai ketersediaan sarana dan prasarana pemerintahan dimaksud-kan sebagai pendukung terselenggaranya pemerintahan di masing-masing kabupaten, diharapkan dengan sarana pemerintahan yang memadai, maka penyelenggaraan Memperhatikan data informasi angka kriminalitas dalam tabel di atas, dapat dinyatakan bahwa angka kriminalitas di Kabupaten Bulungan sangat tinggi, sedangkan di calon Kabupaten Tana Tidung rendah, hal ini tentunya sebanding dengan tingkat jumlah penduduk di masing- masing daerah tersebut. Namun yang pasti bahwa tingkat kriminalitas di calon Kabupaten Tana Tidung sangat rendah, dengan demikian tingkat keamanan dan ketertibanya lebih terjamin. Mengenai ketersediaan sarana dan prasarana pemerintahan dimaksud-kan sebagai pendukung terselenggaranya pemerintahan di masing-masing kabupaten, diharapkan dengan sarana pemerintahan yang memadai, maka penyelenggaraan

Tabel 20.

Indikator Sarana Dan Prasana Pemerintahan 79

Calon Kabupaten Sub Indikator

Kabupaten Bulungan Tana Tidung

Rasio gedung yang ada terhadap 0,74 0,95 kebutuhan minimal gedung Jumlah Gedung Yang Ada

31 258 Kebutuhan Gedung

42 270 Rasio Lahan yang ada Terhadap

1,20 1,32 Kebutuhan Lahan Jumlah Lahan Yang Ada (Ha)

20,4 281,16 Kebutuhan Lahan Untuk Sarana

17 213 Prasarana Pemerintahan

Berdasarkan data yang terdapat dalam tabel terkait dengan rasio kebutuhan gedung dan ketersediaan gedung, serta kebutuhan lahan dan ketersediaan lahan sebagai sarana prasarana penyelenggaraaan pemerin- tahan dapat disimpulkan lahan yang tersedia sangat mencukupi

untuk pembangunan gedung guna meningkatkan sarana prasarana penyelenggaraan peme- rintahan.

79 Sumber BAPEDA dan BPS Kabupaten Bulungan 2004.

Aspek lain terkait dengan faktor pertimbangan lain sebagai persyaratan pembentukan daerah otonom baru adalah “rentang kendali”, yang dimaksudkan adalah jarak tempuh dan waktu tempuh. Faktor ini merupakan salah satu faktor penting yang menjadi pertimbangan daerah otonom baru, semakin jauh jarak tempuh antara daerah kecamatan ke pusat pemerintahan kabupaten akan semakin menimbulkan kesenjangan terhadap pembangunan dan pelayanan terhadap masyarakat, di samping itu kontrol terhadap daerah yang bersangkutan juga dirasakan semakin sulit.

Sebaliknya semakin dekat jarak tempuh dan semakin pendek jarak tempuh dari kecamatan ke kabupaten akan menyebabkan perhatian atau kontrol pemerintah, dan pemerataan pembangunan serta pelayanan terhadap masyarakat semakin mudah. Faktor pertimbangan lain yang diperlukan bagi pembentukan daerah otonom baru tersebut terdiri atas indikator rentang kendali dan faktor keamanan dan ketertiban. Rentang kendali menyangkut kemampuan pemerintah dalam

masyarakat dan pengendalian pemerintahannya yang diprioritaskan pada faktor jarak tempuh dan waktu tempuh. Selanjutnya untuk memahami lebih jauh mengenai faktor lain dalam bentuk rentang kendali yang menjadi salah satu pertimbangan dalam pembentukan Kabupaten Tana Tidung dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

memberikan

layanan

Tabel 21.

Indikator Rentang Kendali 80

Sub Indikator Calon Kabupaten Kabupaten Tana Tidung

Bulungan

Rata-rata Jarak Dari

212,4 Kecamatan ke Pusat Pemerintahan Kabupaten Induk (Km) Rata-rata Waktu Tempuh

3 3,54 Dari Kecamatan ke Pusat Pemerintahan Kabupaten/Kota (Jam)

Berdasarkan data yang terdapat dalam tabel di atas, maka dapat dikemukakan bahwa rata-rata waktu tempuh dan jarak tempuh dari masing-masing kecamatan ke kota calon Kabupaten Tana Tidung adalah 180 Km dengan waktu tempuh rata-rata 3 Jam dengan asumsi kecepatan rata-rata 60 km/jam, sedangkan jarak tempuh dari masing-masing kecamatan ke kota Kabupaten Bulungan adalah 212,4 km dengan lamanya waktu tempuh rata-rata sekitar 3,54 jam.

Persyaratan skor yang ditentukan bagi pendirian daerah otonom baru atau syarat kelulusan pendirian daerah otonom baru menurut Peraturan Pemerintah Nomor 129 Tahun 2000 adalah 2.995. Berdasarkan analisis tim peneliti dan penilai persyaratan administratif bagi pembentukan calon Kabupaten Tana Tidung disimpul- kan hanya mencapai skor 1.915, sedangkan total skor untuk Kabupaten Bulungan adalah 3.060. Dengan demi-

80 Ibid .

kian mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 129 Tahun 2000, skor yang dicapai calon Kabupaten Tana Tidung belum mencapai syarat kelulusan untuk dibentuk

sebagai daerah otonom baru. 81

Untuk memahami gambaran lengkap mengenai hasil penilaian tim terkait persiapan pembentukan Kabupauten Tana Tidung yang diwujudkan dalam skor yang diperoleh dari semua penilaian indikator persyaratan pembentukan daerah otonom baru yang dicapai oleh calon Kabupaten Tana Tidung dan Kabupaten Bulungan dapat dilihat pada Rekapitulasi Perhitungan Skor Calon Kabupaten Tana Tidung dan Kabupaten Bulungan, sebagai berikut.

81 Kelengkapan Administrasi Pemekaran Kabupaten Tana Ti- dung, Presidium Daerah Pembentukan Kabupaten Tana Tidung Pro-

vinsi Kalimantan Timur.

Tabel 22.

Rekapitulasi Keseluruhan Perhitungan Skor Calon Kabupaten Tana Tidung Dan Kabupaten Bulungan 82

Jumah No

Skor

Sub Indikator

Bobot

Calon KTT

Kab.

Calon Kab.

Bulungan

KTT Bulungan

Kriteria Kemampuan Ekonomi PDRB

1 PDRB Per kapita 25 2 6 50 150 2 Pertumbuhan Ekonomi

25 1 6 25 150 3 Kontribusi PDRB

25 1 6 25 150 Terhadap PDRB Total Penerimaan Daerah Sendiri 4 Rasio Penerimaan

25 1 6 25 150 Daerah Sendiri Terhadap Pengekaran Rutin 5 Rasio Penerimaan

25 1 6 25 150 Daerah Sendiri Terhadap PDRB

Sub Total Kemampuan Ekonomi 150 750 Potensi Daerah Lembaga Keuangan

6 Rasio Bank per 10.000 20 1 4 20 80

82 Ibid.

Jumah No

Skor

Sub Indikator

Bobot

Calon KTT

Kab.

Calon Kab.

Bulungan

KTT Bulungan

Penduduk 7 Rasio Bukan Bank per

20 3 4 60 80 10.000 Penduduk Sarana dan Prasarana Ekonomi 8 Rasio Kelompok

20 3 4 60 80 Pertokoan Per 10.000 Penduduk 9 Rasio Pasar Per 10.000

20 4 3 80 60 Penduduk Sarana Pendidikan 10 Rasio Sekolah Dasar Per

20 4 3 80 60 Usia SD 11 Rasio SLTP Per Usia

20 4 3 80 60 SLTP 12 Rasio SLTA Per Usia

20 4 3 80 60 SLTA 13 Rasio Penduduk Usia PT

20 1 5 20 100 Per Usia 19 Th ke atas Sarana Kesehatan 14 Rasio Fasilitas Kesehatan

20 5 1 100 20 per 10.000 Penduduk

Jumah No

Skor

Sub Indikator

Bobot

Calon KTT

Kab.

Calon Kab.

Bulungan

KTT Bulungan

15 Rasio Tenaga Medis per 20 3 4 60 80 10.000 Penduduk Sarana Transportasi dan Komunikasi 16 Persentase Rumah

20 4 3 80 60 Tangga yang Mempunyai Kendaraan Bermotor Roda 2/3 17 Persentase Rumah

20 4 3 80 60 Tangga yang Mempunyai Kendaraan Bermotor Roda 4 atau lebih atau Perahu Motor 18 Persentase Pelanggan

20 1 4 20 60 Telepon Terhadap Jumlah Rumah Tangga 19 Persentase Pelanggan

20 4 3 80 60 Lisrik Terhadap Jumlah Rumah Tangga 20 Persentase Kantor Pos

20 4 3 80 60 Terhadap per 10.000 Penduduk

Jumah No

Skor

Sub Indikator

Bobot

Calon KTT

Kab.

Calon Kab.

Bulungan

KTT Bulungan

21 Rasio Panjang Jalan 20 2 6 40 120 terhadap Jumlah Kendaraan bermotor

Sarana Pariwisata 22 Jumlah

20 1 5 20 100 Hotel/Akomodasi 23 Jumlah Restoran/Rumah

20 1 6 20 120 Makan 24 Jumlah Objek Wisata

20 2 5 40 100 Ketenagakerjaan 25 Persentase Pekerja yang

20 3 4 60 80 Minimal SLTA 26 Tingat Partisipasi

20 3 4 60 80 Angkatan Kerja 27 Persentase Penduduk

20 4 80 60 Yang Bekerja 28 Rasio PNS terhadap

20 3 4 60 80 Jumlah Penduduk Sub Total

1360 1740 Sosial Budaya Tempat Peribadatan

Jumah No

Skor

Sub Indikator

Bobot

Calon KTT

Kab.

Calon Kab.

Bulungan

KTT Bulungan

29 Rasio Sarana 10 4 3 40 30 Peribadatan Per 10.000 Penduduk

Tempat Kegiatan Institusi Sosial 30 Rasio Tempat

10 4 1 40 10 Pertunjukan Seni per 10.000 Penduduk 31 Rasio Panti Sosial per

10 1 4 10 40 10.000 Penduduk Sarana Olah Raga 32 Rasio Fasilitas Lapangan

10 6 1 60 10 Olah Raga per 10.000 Penduduk

Sub Total Indikator Sosial Budaya 150 90 Sosial Politik 33 Rasio Penduduk Yang

10 3 4 30 40 Ikut Pemilu terhadap Yang Memiliki Hak Pilih

Organisasi Kemsyarakatan 34 Jumlah Organisasi

10 1 6 10 60 Kemsyarakatan

Jumah No

Skor

Sub Indikator

Bobot

Calon KTT

Kab.

Calon Kab.

Bulungan

KTT Bulungan

Sub Total Indikator Sosial Politik 40 100 Jumlah Penduduk 35 Jumlah Penduduk

15 1 6 15 90 36 Rasio Jumlah Penduduk

15 4 3 60 45 Urban terhadap Jumkah Penduduk

Sub Total Indikator Jumlah Penduduk 75 135 Luas Daerah 37 Luas Wilayah

15 1 6 15 90 Keseluruhan 38 Luas Wilayah Yang

15 1 6 15 90 Dimanfaatkan Luas Sub Total Indokator Luas Wilayah

30 180 Keamanan dan Ketertiban 39 Angka Kriminalitas Per

5 6 1 30 5 10.000 Penduduk Pertimbangan Lain Ketersediaan Sarana Prasarana Pemerintahan

40 Rasio Gedung Terhadap 5 3 4 15 20 Kebutuhan Minimal Gedung Pemerintah

Jumah No

Skor

Sub Indikator

Bobot

Calon KTT

Kab.

Calon Kab.

Bulungan

KTT Bulungan

41 Rasio Lahan terhadap 5 3 4 15 20 Kebutuhan Minimal Lahan Sarpras

Rentang Kkendali 42 Rata-rata Jarak Tempuh

5 4 3 20 15 Ke Pusat Pemerintahan 43 Rata-rata Waktu

5 6 1 30 5 Perjalanan dari Kecamatan Ke Pusat Pemerintahan

Sub Total Pertimbangan Lain 110 65 TOTAL

Berdasarkan tabel rekapitulasi tersebut dapat diketahui bahwa skor total persyaratan administratif calon Kabupaten Tana Tidung adalah 1915 dan untuk Kabupaten Bulungan adalah 3.060. Sedangkan dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 129 Tahun 2000 tentang Persyaratan Pembentukan dan Kriteria Pemekaran, Penghapusan, dan Penggabu- ngan Daerah, bahwa minimal skor yang harus dicapai adalah 2.995, namun calon Kabupaten Tana Tidung hanya mencapai skor 1.915, yang berarti skornya jauh dari mencukupi syarat dibentuknya daerah otonom baru.