dl sebesar 1.193 dan nilai batas atas du sebesar 1.730. Nilai D-W 2.260 berada di antara du 1.730 dan 4-du 2.270 atau 1.730 2.260
2.270. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa model regresi tidak mengalami gejala autokorelasi.
4.2.3 Analisis Regresi
Berdasarkan hasil pengujian asumsi kalsik disimpulkan bahwa model regresi dipakai dalam penelitian ini telah memenuhi model estimasi yang Best
Linear Unbiased Estimator BLUE dan layak dilakukan analisis regresi. Untuk menguji hipotesis, peneliti menggunakan analisis regresi berganda. Berdasarkan
hasil pengolahan data dengan program SPSS 17, maka diperoleh hasil sebagai berikut:
a Persamaan Regresi
Dalam pengolahan data dengan menggunakan regresi linear, dilakukan beberapa tahapan untuk mencari hubungan antara variabel independen dengan
varibel dependen, melalui pengaruh laba akuntansi, laba tunai, ukuran perusahaan, dan umur perusahaan terhadap dividen tunai. Berdasarkan hasil pengolahan data
dengan SPSS Versi 17, maka diperoleh hasil sebagai berikut
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.6 Analisis Hasil Regresi
Coefficients
a
Model Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error
Beta 1 Constant
-3.740 2.348
-1.593 .122
LN_Laba_Akuntansi .867
.197 .711
4.409 .000
LN_Laba_Tunai .265
.135 .246
1.969 .059
LN_Ukuran_Perusahaan .022
.206 .011
.108 .915
LN_Umur_Perusahaan .088
.590 .012
.150 .882
a. Dependen Variabel: Dividen Berdasarkan hasil pengolahan data di atas, di peroleh perolehan regresi
sebagai : Dividen = -3.740 + 0.867 Laba_Akuntansi + 0.265 Laba_Tunai + 0.22
Ukuran_Perusahaan + 0.88 Umur_Perusahaan + e Keterangan:
1 Konstanta sebesar -0.889 menunjukkan bahwa jika laba akuntansi, laba tunai, ukuran perusahaan, dan umur perusahaan di abaikan variabel
independen = 0, maka tingkat dividen kas menurun sebesar -3.740. 2 ß1 sebesar 0.867 menunjukkan bahwa setiap kenaikan laba akuntansi
sebesar 1 akan di ikuti oleh kenaikan dividen kas sebesar 0.867 dengan asumsi variabel alin tetap.
3 ß2 sebesar 0.265 menunjukkan bahwa setiap kenaikan laba tunai sebesar 1 akan dikuti oleh kenaikan dividen kas sebesar 0.265 dengan asumsi
variabel lain tetap.
Universitas Sumatera Utara
4 ß3 sebesar 0.22 menunjukkan bahwa setiap kenaikan ukuran perusahaan sebesar 1 akan dikuti oleh kenaikan dividen kas sebesar 0.22 dengan
asumsi variabel lain tetap. 5 ß4 sebesar 0.88 menunjukkan bahwa setiap kenaikan umur perusahaan
sebesar 1 akan dikuti oleh kenaikan dividen kas sebesar 0.88 dengan asumsi variabel lain tetap.
b Pengujian Hipotesis
Untuk mengetahui apakah variabel independen dalam model regresi berpengaruh terhadap variabel dependen, maka dilakukan beberapa pengujian
signifikansi, yaitu uji koefisien determinasi R
2
, uji parsial uji t, dan uji simultan uji F.
1. Koefisien Determinasi R
2
Koefisien determinasi bertujuan untuk mengukur sejauh mana
kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependennya. Nilai koefisien determinasi berkisar antara 0 dan 1. Semakin kecil nilai koefisien
determinasi semakin mendekati nol berarti semakin terbatas kemampuan variabel independen menjelaskan variasi variabel dependennya. Koefisien
determinasi dikatakan kuat jika nilainya lebih besar dari 0.5.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.7 Hasil Uji Durbin Waston
Model Summary
b
Model R
R Square Adjusted R
Square Std. Error of
the Estimate Durbin-
Watson 1
.940
a
.884 .867
1.02899 2.260
a. Predictors: Constant, LN_Umur_Perusahaan, LN_Laba_Tunai, LN_Ukuran_Perusahaan, LN_Laba_Akuntansi
b.Dependent Variable: LN_Dividen Dilihat dari tabel 4.7 diatas bahwa nilai koefisien korelasi R sebesar
0.940 yang berarti hubungan dividen kas dengan variabel independen yakni laba akuntansi, laba tunai, ukuran perusahaan, umur perusahaan adalah kuat karena di
atas 0.5. Angka Adjusted R Square atau nilai koefisien determinasi adalah 86.7 yang berarti bahwa perubahan dalam divien kas dapat diterangkan oleh variabel
laba akuntansi, laba tunai, ukuran peruasahaan, dan umur perusahaan sedangkan 13.3 100 - 86.7 diterangkan oleh sebab-sebab lain. Standard Error of the
Estimate SEE adalah 1.02899 . Semakin tinggi nilai SEE, semakin tinggi pula ketidakpastian model regresi memprediksi variabel dependennya.
2. Uji Parsial Uji –t
Uji-t digunakan untuk menguji pengaruh masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen secara parsial. Hasil pengolahan SPSS
menunjukkan hasil sebagai berikut.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.8 Hasil Uji Parsial Uji t
Coefficients
a
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients t
Sig. B
Std. Error
Beta 1
Constant -3.740
2.348 -1.593
.122 LN_Laba_Akuntansi
.867 .197
.711 4.409
.000 LN_Laba_Tunai
.265 .135
.246 1.969
.059 LN_Ukuran_Perusahaa
n .022
.206 .011
.108 .915
LN_Umur_Perusahaan .088
.590 .012
.150 .882
a. Dependen Variabel: Dividen Hasil uji parsial uji t dalam tabel di atas menunjukkan bahwa variabel
yang berpengaruh positif dan signifikan terhadap dividen kas hanya laba akuntansi dapat dilihat dari perbandingan antara t-tabel dan t-hitung, yakni t-tabel
t-hitung. Untuk variabel laba akuntansi dengan nilai t-tabel 2.048407115 dan t- hitung 4.409 serta tingkat signifikansi yang berada di bawah 0.05 yakni 0.000.
Sementara laba tunai, ukuran perusahaan, dan umur perusahaan berpengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap dividen kas. Hal ini dapat dilihat dari nilai
signifikansinya yang berada di atas 0.05. Untuk laba tunai nilai signifikansinya adalah 0.59 lebih besar dari 0.05, untuk ukuran perusahaan nilai signifikansinya
adalah 0.915 juga lebih besar dari 0.05, dan untuk umur perusahaan nilai signifikansinya adalah 0.882 nilainya lebih besar dari 0.05. Pengujian masing-
masing variabel bebas secara parsial terhadap variabel terikat akan dijelaskan sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
1 Pengaruh laba akuntansi terhadap dividen kas diuji dengan hipotesis sebagai
berikut: H
1
: bX
1
≠ 0, artinya laba akuntansi mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap dividen kas.
Dengan kriteria sebagai berikut: H
1
diterima jika t hitung t tabel untuk α = 5 atau signifikansi 0.05
a Nilai t-hitung 4.409 menunjukkan bahwa peningkatan laba akuntansi akan menaikkan dividen kas secara umum.
b Nilai t-tabel diperoleh dengan menggunakan Microsoft Excel, yakni dengan rumus TINV 0.05, 28, yaitu 2.048407115.
c Nilai t-hitung t-tabel 4.409 2.048407115 artinya H
1
diterima yakni laba akutansi mempunyai pengaruh positif terhadap dividen
kas pada perusahaan infrastructure, utility, and transportation dan real estate and property yang terdaftar di BEI.
d Nilai signifikansi 0.000 menunjukkan bahwa pengaruh yang diberikan laba akuntansi terhadap dividen kas adalah signifikan
karena 0.05. jadi dapat disimpulkan bahwa laba akuntansi berpengaruh terhadap dividen kas.
2 Pengaruh laba tunai terhadap dividen kas diuji dengan menggunakan
hipotesis berikut: H
2
: bX
2
≠ 0, artinya laba tunai mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap dividen kas.
Universitas Sumatera Utara
Dengan kriteria sebagai berikut: H
diterima jika t hitung t tabel untuk α = 5 atau signifikansi 0.05
H
2
diterima jika t hitung t tabel untuk α = 5 atau signifikansi 0.05
a Nilai t-hitung 1.969 menunjukkan bahwa peningkatan laba tunai akan meningkatkan dividen tunai secara umum.
b Nilai t-tabel diperoleh dengan menggunakan Microsoft Excel, yakni dengan rumus TINV 0.05, 28, yaitu 2.048407115.
c Nilai t-hitung t-tabel 1.969 2.048407115 artinya H diterima
yakni laba tunai tidak mempunyai pengaruh terhadap dividen kas pada perusahaan infrastructure, utility, and transportation dan real
estate and property yang terdaftar di BEI. d Nilai signifikansi 0.059 menunjukkan bahwa pengaruh yang
diberikan laba tunai terhadap dividen kas adalah tidak signifikan karena 0.05. jadi dapat disimpulkan bahwa laba tunai tidak
berpengaruh terhadap dividen kas. 3
Pengaruh ukuran perusahaan terhadap dividen kas diuji dengan hipotesis sebagai berikut:
H : bX
3
= 0, artinya ukuran perusahaan tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap dividen kas.
H
3
: bX
3
≠ 0, artinya ukuran perusahaan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap dividen kas.
Dengan kriteria sebagai berikut: H
diterima jika t hitung t tabel untuk α = 5 atau signifikansi 0.05
Universitas Sumatera Utara
H
3
diterima jika t hitung t tabel untuk α = 5 atau signifikansi 0.05
a Nilai t-hitung 0.108 menunjukkan bahwa peningkatan laba tunai akan meningkatkan dividen tunai secara umum.
b Nilai t-tabel diperoleh dengan menggunakan Microsoft Excel, yakni dengan rumus TINV 0.05, 28, yaitu 2.048407115.
c Nilai t-hitung t-tabel 0.108 2.048407115 artinya H diterima
yakni ukuran perusahaan tidak mempunyai pengaruh terhadap dividen kas pada perusahaan infrastructure, utility, and
transportation dan real estate and property yang terdaftar di BEI. d Nilai signifikansi 0.059 menunjukkan bahwa pengaruh yang
diberikan ukuran perusahaan terhadap dividen kas adalah tidak signifikan karena 0.05. jadi dapat disimpulkan bahwa ukuran
perusahaan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap dividen kas.
4 Pengaruh umur perusahaan terhadap kebijakan hutang diuji dengan
menggunakan hipotesis berikut: H
: bX
3
= 0, artinya ukuran perusahaan tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap dividen kas.
H
4
: bX
3
≠ 0, artinya ukuran perusahaan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap dividen kas.
Dengan kriteria sebagai berikut: H
diterima jika t hitung t tabel untuk α = 5 atau signifikansi 0.05
H
4
diterima jika t hitung t tabel untuk α = 5 atau signifikansi 0.05
Universitas Sumatera Utara
a Nilai t-hitung 0.150 menunjukkan bahwa peningkatan laba tunai akan meningkatkan dividen tunai secara umum.
b Nilai t-tabel diperoleh dengan menggunakan Microsoft Excel, yakni dengan rumus TINV 0.05, 28, yaitu 2.048407115.
c Nilai t-hitung t-tabel 0.150 2.048407115 artinya H diterima
yakni umur perusahaan tidak mempunyai pengaruh terhadap dividen kas pada perusahaan infrastructure, utility, and
transportation dan real estate and property yang terdaftar di BEI. d Nilai signifikansi 0.059 menunjukkan bahwa pengaruh yang
diberikan umur perusahaan terhadap dividen kas adalah tidak signifikan karena 0.05. jadi dapat disimpulkan bahwa umur
perusahaan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap dividen kas.
3. Uji Simultan Uji-F
Untuk melihat pengaruh laba akuntansi, laba tunai, ukuran perusahaan, dan umur perusahaan terhadap dividen kas secara simultan dapat dihitung
dengan menggunakan uji F F test. Berdasarkan hasil pengolahan data dengan program SPSS 17, maka diperoleh hasil sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.9 Hasil Uji Simultan Uji-F
ANOVA
b
Model Sum of
Squares Df
Mean Square F
Sig. 1 Regression
225.981 4
56.495 53.357
.000
a
Residual 29.647
28 1.059
Total 255.628
32 a. Predictors: Constant, LN_Umur_Perusahaan, LN_Laba_Tunai,
LN_Ukuran_Perusahaan, LN_Laba_Akuntansi b. Dependent Variable: LN_Dividen
Hasil pengujian simultan di atas dapat dijelaskan dengan menggunakan hipotesis berikut:
H
5
: bX
1
= bX
2
= bX
3
= bX
4
≠ 0, artinya variabel laba akuntansi, laba tunai, ukuran peerusahaan, dan umur perusahaan secara simultan mempunyai pengaruh terhadap
dividen kas. Kriteria yang digunakan:
H diterima jika F
hitung
F
tabel
untuk α = 5 H
5
diterima jika F
hitung
F
tabel
untuk α = 5 Dari hasil uji ANOVA Analysis of Variance atau F test, di atas maka
F
hitung
yang didapat sebesar 53.357 dengan tingkat signifikansi 0.000. Dengan demikian diketahui bahwa probabilitas = 0.000 atau P 0.05 0.000 0.05
berarti koefisien regresi signifikan. Nilai F
tabel
yang diperoleh dari Microsoft Excel dengan rumus FINV 0.05,4,28 yaitu 2.714075804 menunjukkan bahwa F
hitung
F
tabel
53.357 2.714075804, artinya bahwa secara simultan laba akuntansi, laba tunai, ukuran perusahaan, dan umur perusahaan berpengaruh signifikan terhadap
Universitas Sumatera Utara
dividen kas pada perusahaan infrastructure, utility, and transportation dan real estate and property yang terdaftar di BEI.
4.3 Pembahasan Hasil Penelitian
Angka Adjusted R Square atau nilai koefisien determinasi adalah 0.867 atau 86.7 yang berarti bahwa perubahan dalam divien kas dapat diterangkan
oleh variabel laba akuntansi, laba tunai, ukuran peruasahaan, dan umur perusahaan sedangkan 13.3 diterangkan oleh sebab-sebab lain yang tidak
termasuk dalam penelitian ini. Secara parsial, hasil pengujian laba akuntansi memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap dividen kas yang dibayarkan perusahaan. Laba akuntansu berpengaruh positif dan signifikan terhadap dividen kas, yang dapat dilihat dari t-
hitung lebih besar dari t-tabel 4.409 2.048407115 dan nilai signifikansi 0.000 di bawah 0.05, artinya H
1
diterima yakni laba akutansi mempunyai pengaruh signifikan terhadap dividen kas. Berdasarkan persamaan regresi menunjukkan
bahwa laba akuntansi mempunyai arah koefisien regresi positif sebesar 0.867. Artinya semakin banyak laba akuntansi yang mampu di hasilkan oleh perusahaan
maka semkin tinggi juga dividen kas yang di bayarkan, mungkin karena jumlah laba yang semakin besar maka akan mendorong dewan direksi membayarkan
dividen dalam jumlah yang lebih besar dibanding jika laba akuntansi perusahaan kecil. Hasil penelitian ini memdukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Sahlan
2010. Hal ini tidak mendukung penelitian yang dilakukan oleh Fitri 2010 dimana laba akuntansi mempunyai hubungan terhadap dividen kas tetapi tidak
signifikan.
Universitas Sumatera Utara