Berdasarkan data tersebut diatas, adalah lahan garapan dari sektor ini masih sangat kondusif dan masih dibutuhkan dalam proses pembangunan
perekonomian nasional kedepan, atau dengan kata lain keberadaan sektor ini bisa merepresentasikan kapasitas negara Indonesia sebagai negara besar,
karena itulah posisi sektor tersebut sangat penting dan strategis. Oleh karena itulah, investor mempertimbangkan untuk menempatkan dananya kepada
perusahaan atau dalam saham perusahaan yang tepat, pihak investor akan menjelaskan dan mengidentifikasi karakteristik keuangan dari perusahaan-
perusahaan tersebut, dan secara tidak langsung bahwa ia telah melakukan evaluasi dan analisis terhadap imbal hasil yang dapat di berikan perusahaan
salah satunya dari dividen kas.
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian replikasi yang dilakukan oleh Sahlan
dengan menambah dua variabel yaitu ukuran perusahaan dan umur perusahaan dengan mengangkat judul “ Analisis pengaruh laba akuntansi,
laba tunai, ukuran perusahaan dan umur perusahaan terhadap dividen kas pada perusahaan infrastrukutre, utiliies,and transportation dan real estate
and property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Apakah laba akuntansi, laba
tunai, ukuran perusahaan dan umur perusahaan berpengaruh secara parsial
Universitas Sumatera Utara
maupun simultan terhadap dividen kas yang di bayarkan pada perusahaan infrastructure, utilities and transportation dan real estate and property yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia?
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1 Tujuan penelitian
Berdasarkan perumusan masalah di atas maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh laba akuntansi, laba tunai, ukuran
perusahaan, dan umur perusahaan secara parsial maupun secara simultan terhadap dividen kas pada perusahaan infrastruktur, utilities, and
transportation dan real estate and property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
1.3.2 Manfaat penelitian Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:
1. Bagi peneliti, penelitian ini bermafaat untuk menambah pengetahuan tentang dividen kas.
2. Bagi perusahaan, hasil penelitian ini diharapkan dapat memjadi bahan masukan tentang kebijakan dividen agar mampu
memaksimalkan nilai perusahaan. 3. Bagi investor, dapat menjadi bahan masukan dalam
mempertimbangkan rencana investasinya terkait tingkat pengembalian berupa dividen.
Universitas Sumatera Utara
4. Bagi peneliti selanjutnya, hasil penelitian ini dapat menjadi bahan referensi untuk penelitiannya terutama penelitian yang
berkaitan dengan judul yang sedang di teliti sekarang.
Universitas Sumatera Utara
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Teoritis
2.1.1 Dividen 2.1.1.1 Pengertian Dividen
Menurut Stice et.al. 2004 “Dividen adalah pembayaran kepada pemegang saham dari suatu perusahaan secara
proporsional sesuai dengan lembar saham yang dipegang oleh masing-masing pemilik”. Mengenai penentuan besarnya dividen
yang akan dibagikan itulah yang merupakan kebijakan dividen pimpinan perusahaan.
Menurut Hanafi 2004 menyatakan bahwa “Dividen merupakan kompensasi yang diterima oleh pemegang saham,
disamping capital gain. Dividen ini untuk dibagikan kepada para pemegang saham sebagai keuntungan dari laba perusahaan.
Dividen ditentukan berdasarkan dalam rapat umum anggota pemegang saham dan jenis pembayarannya tergantung kepada
kebijakan pimpinan”.
2.1.1.2 Jenis-Jenis Dividen
Menurut Skousen 2004 dividen dilihat dari alat
pembayarannya dibagi menjadi lima jenis yaitu:
1. Dividen tunai Cash Dividend
Universitas Sumatera Utara
Dividen jenis ini dibagikan dalam bentuk kas atau uang tunai. Dividen tunai paling umum dibagikan oleh
perusahaan kepada para pemegang saham.besar kecilnya pembagian dividen tergantung pada pembatasan-
pembatasan, undang-undang, kontrak-kontrak dan jumlah uang yang dimiliki atau tersedia dalam
perusahaan.
2. Dividen saham Stock Dividend Pembayaran dividen dalam bentuk saham yaitu berupa
pemberian tambahan saham kepada para pemegang saham tanpa diminta pembayaran dan dalam jumlah
saham yang sebanding dengan saham yang dimiliki.
3. Sertifikat dividen Script Dividend Dividen dalam bentuk skrip maksudnya perusahaan tidak
membayar pada saat itu tetapi memilih membayar pada masa yang akan datang karena saldo kas yang ada di
tangan tidak mencukupi. Dividen ini dibagikan dengan tujuan agar perusahaan tetap dapat mempertahankan citra
dan nama baik perusahaan.
4. Dividen harta Aktiva yang dibagi dapat berupa surat berharga yang
diterbitkan oleh perusahaan lain,barang-barang persedian lain atau aktiva lain.
5. Dividen likuiditas Dividen likuiditas merupakan pembayaran kembali modal yang disetor atau ditanam.
Pembagian dividen dalam bentuk ini biasanya berasal dari selain laba ditahan.
2.1.1.3 Prosedur Pembayaran Dividen
Prosedur pembayaran dividen yang sebenarnya adalah
sebagai berikut Brigham Houston, 2001:
1 Tanggal pengumumandeclaration date, 2 Tanggal pencatatan pemegang sahamholder of record
date, 3 Tangal pemisahan dividen ex-dividen date,
4 Tanggal pembayaranpayment date.
Universitas Sumatera Utara
2.1.1.4 Kebijakan Dividen
2.1.1.4.1 Pengertian Kebijakan Dividen
Kebijakan dividen merupakan suatu keputusan untuk menginvestasikan kembali laba yang diperoleh dari hasil
operasi perusahaan atau untuk membagikannya kepada pemegang saham investor.
Menurut Martono dan Agus Harjito 2007, “Kebijakan dividen dividend policy merupakan keputusan apakah laba
yang diperoleh perusahaan pada akhir tahun akan dibagi kepada pemegang saham dalam bentuk dividen atau akan
ditahan untuk menambah modal guna pembiayaan investasi di masa yang akan datang.”
Dari pengertian dividen tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa kebijakan dividen adalah suatu keputusan untuk
menginvestasi kembali laba yang diperoleh dari suatu hasil operasi perusahaan atau untuk membagikannya kepada para
pememgang saham.
2.1.1.4.2 Teori Kebijakan Dividen
Bringham 2001 menyebutkan terdapat tiga teori dari preferensi investor mengenai kebijakan dividen dan dua isu
teoritis lainnya yang dapat mempengaruhi pandangan kita terhadap kebijakan dividen yaitu:
Universitas Sumatera Utara
1 Dividend irrelevance theory Dividend Irrelevance Theory adalah suatu teori yang
menyatakan bahwa kebijakan dividen perusahaan tidak mempunyai pengaruh baik terhadap nilai perusahaan
maupun biaya modalnya. Teori ini mengikuti pendapat Modigliani dan Miller M-M yang menyatakan bahwa
nilai suatu perusahaan tidak ditentukan oleh besar kecilnya dividend payout ratio, tetapi ditentukan laba bersih
sebelum pajak EBIT dan risiko bisnis. Dengan demikian kebijakan tidak relevan untuk dipersoalkan.
2 Bird in the hand-theory
Bird In The Hand-Theory di ungkapkan oleh Gordon dan Lintner menyatakan bahwa biaya modal sendiri akan
naik jika dividend payout ratio rendah. Hal ini dikarenakan investor lebih suka menerima dividen
daripada capital gain. 3 Teori preferensi pajak
Teori ini diajukan oleh lifzenberger dan ramaswamy. Mereka menyarankan bahwa karena adanya pajak
terhadap keuntungan dividen dari capital gain,para investor lebih menyukai capital gain karena dapat
menunda pembayaran pajak. 4 Hipotesis kandungan informasi atau pengisaratan
Hipotesis kandungan informasi atau pengisyaratan information content orsignaling hipothesis adalah teori
yang menyatakan bahwa investor menganggap perubahan dividen sebagai isyarat dari prakiraan manajemen atas
laba. 5 Pengaruh Klienclientele effect
Pengaruh Klien clientele effect adalah kecenderungan suatu perusahaan untuk menarik kelompok investor yang
menyukai kebijkan dividennya.
2.1.1.4.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Kebijakan Deviden
Kebijakan dividen yang diambil perusahaan, sangat bergantung pada berbagai faktor yang terjadi, baik itu yang
terjadi di dalam perusahaan maupun yang terjadi di luar perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Agus Sartono 2001, faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen ada lima yaitu:
1. Kebutuhan dana perusahaan Kebutuhan dana perusahaan merupakan faktor yang
mempengaruhi yang harus dipertimbangkan dalam menentukan kebijakan dividen karena posisi kas
perusahaan harus diperhatikan.
2. Likuiditas Perusahaan Likuiditas perusahaan merupakan pertimbangan
utama dalam banyak kebijakan dividen karena dividen merupakan kas keluar bagi perusahaan,
maka semakin besar posisi kas dan likuiditas perusahaan secara keseluruhan akan semakin besar
kemampuan perusahaan untuk membayar dividen.
3. Kemampuan Meminjam Perusahaan yang memiliki kemampuan meminjam
lebih besar akan memiliki kemampuan untuk membayar dividen yang lebih besar pula.
3 Keadaan Pemegang Saham Jika keadaan pemegang saham lebih besar
berorientasi pada capital gain, maka dividend payout akan rendah, sehingga memungkinkan perusahaan
untuk Menahan laba untuk investasi yang profitable.
4. Stabilitas Dividen Bagi para investor faktor stabilitas dividen akan
lebih menarik daripada dividend payout ratio yang tinggi.
2.1.1.2. Dividen Kas
Dividen kas ialah dividen yang diberikan oleh perusahaan kepada para pemegang sahamnya dalam bentuk uang tunai cash. Menurut
Sandjaja dan Barlian 2002 :” Deviden kas adalah sumber dari aliran kas untuk pemegang saham dan memberiikan informasi tentang kinerja
perusahaan saat ini dan akan datang.” biasanya sebuah korporasi harus memnuhi tiga kondisi tarlebih dahulu agar dapat membayar deviden
Universitas Sumatera Utara
tunai yaitu laba ditahan yang mencukupi, kas memadai dan tindakan formil dari Dewan Komisaris.
Pembayaran dividen tunai kepada pemegang saham perusahaan diputuskan leh dewan Direksi Perusahaan. Direksi umumnya
mengadakan pertemuan yang membahas tentang deviden setiap kuartal atau setengah tahun dimana mereka, mengevaluasi posisi keuangan
periode lalu dan menentukan posisi yang akan datang dalam pembagian. Menentukan jumlah deviden yang harus dibayar.
Menentukan tanggal-tanggal yang berkaitan dengan pembayaran deviden. Baiasanya investor lebih tertarik dengan deviden yang berupa
tunai daripada deviden saham. Hal ini dikarenakan para investor beranggapan deviden yang diterima dalam bentuk kas lebih
menggambarkan seberapa besar return dari modal yang mereka tanamkan dan memberikan kepuasan tersendiri.
Pengumuman dividen merupakan salah satu informasi yang akan ditanggapi oleh pasar. Pengumuman dividen dan pengumuman laba
pada periode sebelumnya merupakan dua jenis pengumuman dividen yang paling sering digunakan manajer untuk menginformasikan
prestasi prospek perusahaan. Bagu para investor, dividen merupakan hasil yang diperolah dari saham yang dimiliki, selain capital gain yang
didapat apbila harga jual saham lebih tinggi dibandingkan harag belinya. Dividen tersebut didapat dari perusahaan sebagai diatribusi
yang dihasilkan dari operasi perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
2.1.1.2.1Bentuk Pembayaran Dividen kas
Menurut abdul Halim 2005, ada tiga bentuk pembayaran dividen, yaitu dividen dalam jumlah rupiah stabil, dividen dengan
rasio pembayaran konstan, dan dividen tetap yang rendah ditambah
dividen ekstra.
1. Dividen dalam jumlah rupiah stabil Banyak perusahaan yang menjalankan kebijakan
pembayaran dividen yang stabil, artinya dividen per lembar yang dibayarkan setiap tahunnya relatif tetap
selama jangka waktu tertentu meskipun pendapatan per lembar saham per tahunnya berfluktuasi.
Pembayaran dividen yang stabil ini dapat memberikan kesan kepada investor bahwa
perusahaan tersebut mempunyai prospek yang baik di masa mendatang.
2. Dividen dengan rasio pembayaran konstan. Beberapa perusahaan melakukan pembayaran
dividen berdasarkan persentase tertentu dari laba. Karena laba berfluktuasi, maka menjalankan
kebijakan ini akan berakibat jumlah dividen dalam rupiah akan berfluktuasi
3. Dividen tetap yang rendah ditambah dividen ekstra Pembayaran dividen ini hannyalah merupakan
modifikasi dari cara 1 dan 2 di atas. Kebijakan ini memberi fleksibilitas pada perusahaan tetapi
mengakibatkan investor sedikit ragu-ragu tentang berapa besarnya dividen mereka. Apabila
perusahaan sangat berfluktuasi, kebijakan ini akan merupakan pilihan terbaik.
2.1.1.3 Konsep Laba
Penghasilan income adalah kenaikan manfaat ekonomi selama satu periode akuntansi dalam bentuk pemasukan atau
penambahan aktiva atau penurunan kewajiban yang mengakibatkan
Universitas Sumatera Utara
kenaikan ekuitas yang idak berasal dari kontribusi penanaman modal. Menurut moqodim 2005 laba dalam teori akuntansi lebih
menunjuk pada konsep FASB disebut dengan laba komprehensif. Laba komprehensif dimaknai sebagai kenaikan aset bersih selain
yang berasal dari transaksi dengan pemilik. Sedangkan earning adalah laba yang diakumulasikan selama beberapa periode atau
kenaikan ekuitas atau aktiva neto suatu perusahaan yang disebabkan karena aktivitas operasi maupun aktivitas di luar usaha
selama periode tertentu. Earning merupakan konsep yang paling sempit sedangkan pendapatan merupakan konsep paling luas.
Menurut Suwardjono 2005 makna income dalam konteks perpajakan dapat berbeda atau bahkan berbeda dengan makna
income dalam akuntansi atau pelaporan keuangan. Dalam perpajakan, pendapatan dimaknai sebagai jumlah kotor sehingga
diterjemahkan sebagai penghasilan sebagaimana digunakan dalam Standar Akuntansi Keuangan.
Konsep laba yang dinyatakan dalam IAI 2007 adalah sebagai berikut,
Pendapatan dan beban sehubungan dengan suatu transaksi atau kejadian tertentu diakui secara
bersamaan, proses ini biasanya mengacu pengaitan pendapatan dan beban matching revenue and
expense. Beban termasuk jaminan beban dan biaya lain yang terjadi setelah pengiriman barang,
biasanya dapat diukur dengan andal bila kondisi lain
Universitas Sumatera Utara
untuk pengakuan pendapatan yang berkaitan dapat dipenuhi. Tetapi tidak dapat diakui bila beban yang
berkaitan tidak dapat diukur dengan andal. Dalam keadaan demikian setiap imbalan yang telah
diterima untuk penjualan barang tersebut diakui sebagai kewajiban.
Muqodim 2005 menyatakan bahwa banyak literatur akuntansi sebagian penulis mengutip pendapat tentang tujuan penghitungan
laba dan pengertian laba sebagaimana dikemukakan oleh ekonom John Hiks 1949 yang dapat dikemukakan bahwa laba pribadi
merupakan nilai maksimum yang dapat dikonsumsi selama periode misalnya satu minggu atau satu bulan dengan harapan
keadaannya pada akhir periode tetap sama as well off seperti keadaan awal periode.
2.1.1.4 Laba Akuntansi
Laba akuntansi dilaporkan di dalam laporan laba rugi perusahaan dan menggunakan konsep akrual. Belkaoui 2000
menyatakan bahwa laba akuntansi secara operasional didefenisikan sebagai perbedaan antara realized revenues yang berasal dari
transaksi suatu periode dan berhubungan dengan biaya historis. Dalam metode historycal cost biaya historis laba diukur
berdasarkan selisih aktiva bersih awal dan akhir periode yang masing-masing diukur dengan biaya historis, sehingga hasilnya
akan sama dengan laba yang dihitung sebagai selisih pendapatan dan biaya.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Chadwik 2002 “ operating profit is the sama as the net profit before interest and tax. The net profit befoer tax is
shared between the tax authorities, shareholders, transfers to reserves, and retained earning. Menurut Harahap 2001
“Accounting income adalah perbedaan antara realisasi penghasilan yang berasal dari transaksi perusahaan pada periode tertentu
dikurangi dengan biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan penghasilan itu”.
Tujuan utama dari akuntansi akrual adalah untuk pengukuran laba. Dua proses utama dalam pengukuran laba adalah pengakuan
pendapatan dan pengaitan beban. Pengakuan pendapatan adalah titik awal pengakuan laba. Menurut Wild et. all. 2005, dua
kondisi wajib agar dapat diakuai sebagai pendapatan harus :
1 Telah atau dapat direalisasi relized or realizable. Untuk dapat diakui, suatu perusahaan harus telah mendapatkan
kas atau komitmen untuk mendapatkan kas, seperti piutang yang sah.
2 Telah dihasilkan earned. Perusahaan harus menyelesaikan seluruh kewajibannya kepada pembeli, yaitu proses
perolehan laba harus telah selesai.
Belkaoui 2001 juga mengemukakan 5 karakteristik laba
akuntansi yaitu :
1 Income akuntansi didasarkan pada transaksi aktual yang diadakan oleh perusahaan terutama revenue yang berasal
dari penjualan barang dan jasa dikurangi cost yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan tersebut. Secara
konvensional, profesi akuntansi telah menggunakan pendekatan transaksi untuk pengukuran income. Transaksi
Universitas Sumatera Utara
mungkin internal atau eksternal. Transaksi eksternal adalah eksplisit karena mereka di dasarkan pada bukti
yang objektif; trnasaksi inernal adalah implisit karena mereka didasarkan pada bukti yang kurang objektif.
2 Income akuntansi merujuk pada periode putulat dan merujuk pada kinerja keuangan selama satu periode dan
berjalannya waktu. 3 Income akuntansi didasarkan pada prinsip revenue
memerlukan defenisi pengukuran, dan pengukuran revenue. Secara umum, prinsip realisasi merupakan penguji bagi
pengukuran revenue, pada gilirannya untuk pengakuan income.
4 Income akuntansi meminta pengukuran biaya expenses dalam hal cost histories bagi prusahaan, merupakan
kegiatan yang kuat pada prinsip cost. Aset dicatat pada harga perolehannya hingga penjualan terealisir, pada saat
perubahan nilai diakui, jadi biaya merupakan aset yang telah digunakan expired aquisition cost
5 Income akuntansi meminta bahwa revenue realization pada suatu periode dikaitkan dengan cost relevan yang layak atau
sesuai. Oleh karena itu, income akuntansi didasarkan oleh prinsip penandingan. Secara mendasar cost tertentu atau
cost periode dialokasikan atau ditandingkan dengan revenue dan cost lain dilaporkan dan dipindahkan sebagai
aset.Cost yang telah dialokasikan atau ditandingkan dengan revenues dianggap telah digunakan jasa potensialnya.
Akuntansi akrual mengkonversi arus kas menjadi pengukuran yang secara prinsip mendekati konsep laba ekonomi.
Akuntansi akrual berusaha untuk memperoleh pengukuran laba yang mempertimbangkan baik arus kas kini maupun implikasi
terhadap arus kas masa depan. Misalnya, akuntansi akrual mengakui arus kas masa depan yang berasal dari penjualan kredit
dengan mengakui pendapatan saat terjadi penjualan sebelum kas diterima.
Universitas Sumatera Utara
Akuntansi akrual bertujuan untuk memberikan informasi kepada para pemakai mengenai konsekuensi aktivitas usaha
terhadap arus kas perusahaan di masa depan secepat mungkin dengan tingkat kepastian yang layak. Hal ini dapat dicapai dengan
mengakuai pendapatan dan beban saat terjadi, tanpa memperhatikan apakah terdapat arus kasa pada saat bersamaan.
Pemisahan pengakuan pendapatan dan beban dengan arus kas masuk dan keluar untuk memperoleh pendapatan dan beban.
Penyesuan akrual dicatat setalah membuat asumsi dan estimasi yang layak, tanpa mengorbankan keandalan informasi akuntansi
secara material. Menurut Muqodim 2005, “Didalam laba akuntansi terdapat
berbagai komponen yaitu kombinasi beberapa komponen pokok sperti laba kotor, laba usaha, laba sebelum pajak dan laba sesudah
pajak”. Sehingga dalam menetukan basarnya laba akuntansi investor dapat melihat dari perhitungan setelah pajak. Laba
akuntansi dengan berbagai inetrpretasinya diharapkan dapat digunakan antara lain sebagai Suwardjono, 2005
1. Indikator efisiensi penggunaan dana yang tertanam dalam perusahaan yang diwujudkan dalam tingkat kembalian atas
investasi rate of retun on invested capital. 2. Pengukur prestasi atau kinerja badan usaha dan manajemen.
3. Dasar penentuan besarnya pengenaan pajak. 4. Alat pengendalian alokasi sumber daya ekonomik suatu negara.
5. Dasar penentuan dan penilaian kelayakan tarif dalam perusahaan
public. 6. Alat pengendalian terhadap debitor dalam kontrak utang.
Universitas Sumatera Utara
7. Dasar kompensasi dan pembagian bonus. 8. Alat motivasi manajemen dalam pengendalian perusahaan.
9. Dasar pembagian dividen.
Beberapa keunggulan laba akuntansi yang dikemukakan oleh Muqodim 2005 adalah:
1. Terbukti teruji sepanjang sejarah bahwa laba akuntansi bermanfaat bagi para pemakainya dalam pengambilan keputusan
ekonomi. 2. Laba akuntansi telah diukur dan dilaporkan secara obyektif
dapat diuji kebenarannya sebab didasarkan pada transaksi nyata yang didukung oleh bukti.
3. Berdasarkan prinsip realisasi dalam mengakui pendapatan laba akuntansi memenuhi dasar konservatisme.
4. Laba akuntansi bermanfaat untuk tujuan pengendalian terutama berkaitan dengan pertanggungjawaban manajemen.
2.1.1.5 Laba Tunai
Laba tunai merupakan arus kas dari aktivitas operasi perusahaan. Menurut Evan 2003 “Cash income is struktly
objective, it is besed on cash inflow and outflows. Cash realization is the only trigger for recocnition of income.” Laba tunai adalah
laba akuntansi setelah disesuaikan dengan transaksi non kas, seperti beban penyusutan, beban amortisasi, beban gaji, penjualan
kredit, beban pajak, dan beban bunga yang belum dibayar serta pembelian kredit. Laba tunai yang dimaksud dalam penelitian ini
adalah laba akuntansi yang telah disesuaikan dengan transaksi non kas.
Menurut Dycman,et.al 2001 “Arus kas operasi adalah semua arus kas yang tidak didefinisikan sebagai kegiatan investasi atau
Universitas Sumatera Utara
pendanaan.” Arus kas operasi ditentukan dengan kegiatan memproduksi dan menyerahkan barang, menyediakan jasa, serta
transaksi lainnya yang diperhitungkan dalam penetuan laba. Arus kas operasi yang mencakup arus kas dari kegiatan mengadakan,
menyediakan, dan menagih pokok pinjaman yang dicatat sebesar nilai pasar dan dimiliki hanya untuk beberapa waktu dengan tujuan
akan dijual kembali. Walaupun laba bersih perusahaan adalah hal yang penting,
tetapi arus kas masih dipandang lebih penting karena untuk melanjutkan operasi perusahaan kas diperlukan dalam membeli
aktiva, begitu juga dalam hal pembayaran deviden yang juga harus dibayarkan dengan kas.
Pada umumnya arus kas bersih perusahaan berbeda dengan laba akuntansi, karena adanya beberapa pendapatan dan beban
yang tercantum dalam laporan laba rugi tidak dibayar secara tunai. Untuk mengetahui bagaimana hubungan antara arus kas bersih
dengan laba bersih dapat diilustrasikan pada formulasi berikut ini:
Metode langsung mengurangkan arus kas operasi menghasilkan arus kas bersih. Metode tidak langsung menentukan arus kas
Arus Kas Bersih = Laba Bersih – Pendapatan Non Kas + Beban Non Kas
Universitas Sumatera Utara
operasi bersih secara tidak langsung, tetapi metode ini mengurutkan masing-masing arus kas operasi.
Dalam PSAK paragraf 12 IAI:2007 dinyatakan bahwa jumlah arus kas yang berasal dari aktivitas operasi merupakan
indikasi yang menentukan apakah dari operasi perusahaan dapat menghasilkan arus kas yang cukup untuk melunasi pinjaman,
memelihara kemampuan operasi perusahaan membayar deviden dan melakukan investasi baru tanpa mengandalkan pada sumber
pendapatan dari luar. Penyusutan merupakan pengalokasian biaya dari aktiva
berwujud, sedangkan amortisasi yang merupakan akun beban non kas. Amortisasi untuk menyesuaikan jumlah aktiva tak berwujud
atau dengan kata lain untuk menyusutkan jumlah dari aktiva tak berwujud. Utang gaji adalah utang yang sudah menjadi beban tapi
belum dibayarkan karena belum tepat tanggal pembayarannya. Hal ini dikarenakan perusahaan tutup buku tetapi pembayaran belum
dilakukan, demikian juga dengan utung bunga belum dilakukan tetapi sudah menjadi beban dan dicatat sebagai kewajiban
perusahaan. Depresiasi sebagai biaya tidak berbeda dengan jenis biaya
operasi lainnya. Depresiasi merupakan biaya yang benar-benar terjadi dan dikeluarkan seperti biaya lainnya. Memang benar biaya
depresiasi untuk periode tertentu tidak menunjukan pengeluaran
Universitas Sumatera Utara
pada periode tersebut. Biaya depresiasi mengukur bagian pengeluaran masa lalu yang dipandang layak dibebankan terhadap
kegiatan atau pendapatan periode berjalan. Jadi dapat dikatakan bahwa biaya fasilitas fisis merupakan suatu bentuk ekstrem biaya
dibayar di muka. Akuntansi depresiasi merupakan sarana untuk membebankan biaya dibayar di muka tersebut ke produksi atau
periode berjalan Suwardjono, 2005.
2.1.1.6 Ukuran Perusahaan
Menurut Brigham dan Houston 2001 ukuran perusahaan sebagai rata-rata total penjualan bersih untuk tahun yang
bersangkutan sampai beberapa tahun. Ukuran perusahaan menggambarkan besar kecilnya suatu perusahaan yang ditujukkan
oleh total aktiva, jumlah penjualan, rata-rata total penjualan dan rata-rata aktiva Ira 2008. Dengan demikian dapat dipahami
bahwa ukuran perusahaan diukur dari total penjualan, jumlah aktiva yang dimiliki oleh suatu perusahaan.
Berdasarkan Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan Standar Akuntansi paragraf tujuh belas,
menyatakan bahwa “aset adalah sumber daya yang dikuasai oleh perusahaan sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dari mana
Universitas Sumatera Utara
manfaat ekonomi di masa depan diharapkan akan diperoleh perusahaan” Ikatan Akuntan Indonesia, 2007
Semakin besar ukuran perusahaan tersebut maka modal yang dimiliki untuk operasi perusahaan juga akan semakin besar,
termasuk modal sahamnya. Dengan demikian akan mengakibatkan bahwa perusahaan akan membayarkan jumlah dividen kas yang
semakin besar untukk setiap periode pembayaran dividen. Periode pembayaran ini telah ditentukan oleh perusahaan dalam Rapat
Umum Pemegang saham RUPS. Perusahaan akan berusaha untuk memberikan pembayaran dividen yang besar demi kepuasan
pemegang saham, agar untuk periode berikutnya mereka tetap tertarik untuk berinvestasi dalam perusahaan tersebut.
Ukuran perusahaan dapat dikelompokkan kedalam empat jenis yaitu perusahaan mikro, perusahaan kecil, perusahaan menegah
dan perusahaan besar. Berdasarkan Undang-Undang No.20 tahun 2008 , ukuran perusahaan dapat dikelompokkan atas :
1 Perusahaan mikro yaitu perusahaan yang memiliki aset tidak lebih dari Rp. 50.000.000 di luar tanah dan bngunan,
2 Perusahaan kecil yaitu perusahaan yang memiliki aset lebih dari RP. 50.000.000 dan paling banyak Rp. 500.000.000 di
luar tanah dan bangunan,
Universitas Sumatera Utara
3 Perusahaan menengah yaitu perusahaan yang memiliki aset lebih dari Rp. 500.000.000 dan Rp.10.000.000.000 di luar
tanah dan bangunan. 4 Perusahaan besar yaitu perusahaan yang memiliki aset lebih
dari Rp. 10.000.000.000.
2.1.1.7 Umur Perusahaan
Idealnya umur perusahaan diukur berdasarkan tanggal pada saat berdirinya perusahaan yang bersangkutan, namun umur
perusahaan dalam penelitian yang dilakukan diukur berdasarkan tanggal first issue listed perusahaan tersebut di pasar modal
Owusu dan Ansah, 2000 dalam Catrinasari, 2006. Umur perusahaan juga merupakan hal yang dipertimbangkan oleh
investor sebelum menanamkan modalnya.
Umur perusahaan mencerminkan perusahaan tetap survive dan menjadi bukti bahwa perusahaan tersebut mampu bersaing dan
dapat mengambil kesempatan bisnis yang ada dalam perekonomian. Dengan umur perusahaan yang lebih lama
menandakan bahwa perusahaan mampu menghasilkan laba dari tahun ke tahun dan mampu meminimalisasikan kerugian
perusahaan sehingga perusahaan mampu membayarkan divieden kas kepada stakeholders dalam perusahaan mereka, demi
kesejahteraan para pemegang saham.
Universitas Sumatera Utara
2.2 Tinjauan Peneliti Terdahulu
Beberapa peneliti terdahulu yang dapat ditelaah dijelaskan di dalam tabel berikut:
Tabel 2.1 Tinjauan Peneliti Terdahulu
Nama Peneliti
Judul Penelitian Variabel
Penelitian Hasil Penelitian
Sahlan Habibi Siregar 2010
Analisis pengaruh laba akuntansi laba
tunai terhadap dividen kas pada
perusahaan perbankan yang
terdaftar di BEI Laba
akuntansi, laba tunai,
deviden kas. Laba akuntansi dan
laba tunai berpengaruh secara positif dan
signifikan terhadap dividen kas
Fitri Anita Br Sitepu 2010
Analisis hubungan laba akuntansi dan
laba tunai denagan dividen kas pada
perusahaan konsumsi yang go
public di BEI Laba
akuntansi dan laba
tunai, dividen kas.
Laba akuntansi dan laba tunai mempunyai
hubungan yang positif terhadap dividen kas
tetapi tidak signifikan
Nur Hidayati 2006
Analisis faktor- faktor yang
mempengaruhi dividen kas di
bursa efek Jakarta CR, EPS,
ROI, CR, DTA, SIZE,
dividen kas Current ratio dan EPS
berpengaruh positif dan signifikan
terhadap dividen kas, sedangkan ROI, cash
ratio, DTA, dan size brepengaruh negatif
dan tidak signifikan
Edward Marfo- Yiadom 2011
Edward Marfo- Yiadom 2011
ROA, TDA, DVO,
FATA, Risk, Age,
Growth, Own,
Devidend Policy
ROA profitability
,TDA leverage, DVO changes in devidend
payment, FATA
collateral capacity berpengaruh positif
dan signifikan terhadap dividen kas.
Business risk dan age of a firm berpengaruh
Universitas Sumatera Utara
negatif dan signifikan. Growth dan cash to
total asset liquidity berpengaruh negatif
tetapi tidak signifikan teerhadap deviden kas.
Sementara
firm ownership
memiliki pengaruh yang positif
tetapi tidak signifikan
2.2 Kerangka Konseptual