2.1.1.2.1Bentuk Pembayaran Dividen kas
Menurut abdul Halim 2005, ada tiga bentuk pembayaran dividen, yaitu dividen dalam jumlah rupiah stabil, dividen dengan
rasio pembayaran konstan, dan dividen tetap yang rendah ditambah
dividen ekstra.
1. Dividen dalam jumlah rupiah stabil Banyak perusahaan yang menjalankan kebijakan
pembayaran dividen yang stabil, artinya dividen per lembar yang dibayarkan setiap tahunnya relatif tetap
selama jangka waktu tertentu meskipun pendapatan per lembar saham per tahunnya berfluktuasi.
Pembayaran dividen yang stabil ini dapat memberikan kesan kepada investor bahwa
perusahaan tersebut mempunyai prospek yang baik di masa mendatang.
2. Dividen dengan rasio pembayaran konstan. Beberapa perusahaan melakukan pembayaran
dividen berdasarkan persentase tertentu dari laba. Karena laba berfluktuasi, maka menjalankan
kebijakan ini akan berakibat jumlah dividen dalam rupiah akan berfluktuasi
3. Dividen tetap yang rendah ditambah dividen ekstra Pembayaran dividen ini hannyalah merupakan
modifikasi dari cara 1 dan 2 di atas. Kebijakan ini memberi fleksibilitas pada perusahaan tetapi
mengakibatkan investor sedikit ragu-ragu tentang berapa besarnya dividen mereka. Apabila
perusahaan sangat berfluktuasi, kebijakan ini akan merupakan pilihan terbaik.
2.1.1.3 Konsep Laba
Penghasilan income adalah kenaikan manfaat ekonomi selama satu periode akuntansi dalam bentuk pemasukan atau
penambahan aktiva atau penurunan kewajiban yang mengakibatkan
Universitas Sumatera Utara
kenaikan ekuitas yang idak berasal dari kontribusi penanaman modal. Menurut moqodim 2005 laba dalam teori akuntansi lebih
menunjuk pada konsep FASB disebut dengan laba komprehensif. Laba komprehensif dimaknai sebagai kenaikan aset bersih selain
yang berasal dari transaksi dengan pemilik. Sedangkan earning adalah laba yang diakumulasikan selama beberapa periode atau
kenaikan ekuitas atau aktiva neto suatu perusahaan yang disebabkan karena aktivitas operasi maupun aktivitas di luar usaha
selama periode tertentu. Earning merupakan konsep yang paling sempit sedangkan pendapatan merupakan konsep paling luas.
Menurut Suwardjono 2005 makna income dalam konteks perpajakan dapat berbeda atau bahkan berbeda dengan makna
income dalam akuntansi atau pelaporan keuangan. Dalam perpajakan, pendapatan dimaknai sebagai jumlah kotor sehingga
diterjemahkan sebagai penghasilan sebagaimana digunakan dalam Standar Akuntansi Keuangan.
Konsep laba yang dinyatakan dalam IAI 2007 adalah sebagai berikut,
Pendapatan dan beban sehubungan dengan suatu transaksi atau kejadian tertentu diakui secara
bersamaan, proses ini biasanya mengacu pengaitan pendapatan dan beban matching revenue and
expense. Beban termasuk jaminan beban dan biaya lain yang terjadi setelah pengiriman barang,
biasanya dapat diukur dengan andal bila kondisi lain
Universitas Sumatera Utara
untuk pengakuan pendapatan yang berkaitan dapat dipenuhi. Tetapi tidak dapat diakui bila beban yang
berkaitan tidak dapat diukur dengan andal. Dalam keadaan demikian setiap imbalan yang telah
diterima untuk penjualan barang tersebut diakui sebagai kewajiban.
Muqodim 2005 menyatakan bahwa banyak literatur akuntansi sebagian penulis mengutip pendapat tentang tujuan penghitungan
laba dan pengertian laba sebagaimana dikemukakan oleh ekonom John Hiks 1949 yang dapat dikemukakan bahwa laba pribadi
merupakan nilai maksimum yang dapat dikonsumsi selama periode misalnya satu minggu atau satu bulan dengan harapan
keadaannya pada akhir periode tetap sama as well off seperti keadaan awal periode.
2.1.1.4 Laba Akuntansi