Data time series adalah sekumpulan data dari suatu fenomena
tertentu yang didapat dalam beberapa interval waktu tertentu, misalnya dalam waktu mingguan, bulanan, atau tahunan. Sedangkan
cross section merupakan sekumpulan data untuk meneliti suatu fenomena tertentu dalam satu kurun waktu Umar, 2003. Adapun
time series yang digunakan adalah tiga tahun yaitu 2007 sampai 2009 dan cross section yang digunakan dalam perusahaan Infrastruktur,
Utilities and Transportation dan perusahaan Real Estate and Property sejumlah 64 perusahaan. Sampel sesuai kriteria berjumlah 11 x 3
tahun sehingga diperoleh data sebanyak 33 sampel pada perusahaan Infrastruktur, Utilities and Transportation dan Real Estate and
Property.
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi dokumentasi, yaitu dengan cara mengumpulkan data,
mencatat, dan mengkaji data sekunder berupa laporan keuangan perusahaan yang telah dipublikasikan maupun laporan auditor
independen dalam periode pengamatan. Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dengan mengunduh data dari
www.idx.co.id website Bursa Efek Indonesia dan ICMD Indonesian capital market
directory.
Universitas Sumatera Utara
3.5 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
Menurut Jogiyanto 2004,”variabel penelitian pada dasarnya adalah sesuatu hal yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya”.
Berikut variabel yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini
adalah menggunakan variabel independen dan variabel dependen.
3.5.1 Variabel Dependen terikat
Variabel dependen terikat adalah variabel yang dijelaskan atau dipengaruhi oleh variabel independen Umar, 2003. Variabel
dependen dalam penelitian ini adalah dividen kas.
3.5.1.1 Dividen Kas
Dividen Kas adalah sumber dari aliran kas untuk pemegang saham dan memberikan informasi tentang kinerja perusahaan saat
ini dan akan datang. Jumlah dividen kas dapat dilihat pada laporan keuangan tahunan yaitu pada bagian laporan perubahan ekuitas
tahun berikutnya. Misalnya untuk mengetahui jumlah dividen kas tahun 2007 maka kita dapat melihat nilai dividen kas di laporan
perubahan ekuitas yang disajikan pada tahun 2008. Data ini diperoleh langsung dari ww.idx.co.id.
Universitas Sumatera Utara
2.5.2 Variabel Independen bebas
Variabel independen bebas adalah variabel yang menjelaskan atau mempengaruhi variabel yang lain Umar, 2003.
Adapun variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini
yaitu: 2.5.2.1
Laba Akuntansi
Laba akuntansi didefenisikan sebagai perbedaan antara realized revenues yang berasal dari transaksi suatu periode dan
berhubungan dengan biaya historis. Dalam metode historycal cost biaya historis laba diukur berdasarkan selisih aktiva
bersih awal dan akhir periode yang masing-masing diukur dengan biaya historis, sehingga hasilnya akan sama dengan
laba yang dihitung sebagai selisih pendapatan dan biaya. Dalam menentukan besarnya laba akuntansi, investor melihat
dari perhitungan laba setelah pajak, karena laba setelah pajak merupakan bagian laba yang nantinya akan di tahan sebagai
laba ditahan atau dibagikan kepada investor sebagai dividen kas. Sehingga dalam penelitian ini, peneliti juga menggunakan
laba setelah pajak sebagai indikator laba akuntansi.
3.5.2.2 Laba Tunai
Laba tunai adalah laba akuntansi setelah disesuaikan dengan transaksi non kas, seperti beban penyusutan, beban
amortisasi, beban gaji, penjualan kredit, beban pajak, dan
Universitas Sumatera Utara
beban bunga yang belum dibayar serta pembelian kredit. Laba tunai yang dimaksud dalam penelitian ini adalah laba akuntansi
yang telah disesuaikan dengan transaksi non kas. Penyusutan merupakan pengalokasian biaya dari aktiva
berwujud, sedangkan amortisasi merupakan menyusutkan jumlah dari aktiva yang tidak berwujud. Penjualan dan
pembelian kredit juga disertakan karena belum melibatkan kas dalam transaksinya. Utang gaji, utang pajak, dan utang bunga,
sudah menjadi beban perusahaan, tetapi belum dibayarkan karena belum tepat tanggal pembayarannya. Hal tersebut
disebabkan karena perusahaan sudah tutup buku sementara pembayaran terhadap utang-utang tersebut diatas belum
dilaksanakan. Berdasarkan pertimbangan terhadap penjelasan-penjelasan
diatas, maka, peneliti menjadikan jumlah arus kas dari aktivitas operasi pada laporan arus kas, sebagai indikator variabel laba
tunai karena jumlah pada arus kas operasi merupakan total penerimaan dan pengeluaran kas perusahaan dalam satu
periode akuntansi.
3.5.2.3 Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan menggambarkan besar kecilnya suatu perusahaan yang ditujukkan oleh total aktiva, jumlah
penjualan, rata-rata total penjualan dan rata-rata aktiva Ira,
Universitas Sumatera Utara
2008. Dengan demikian dapat dipahami bahwa ukuran perusahaan diukur dari total penjualan, jumlah aktiva yang
dimiliki oleh suatu perusahaan. Dalam penelitian ini pengukuran yang digunakan adalah total aktiva.
3.5.2.4 Umur Perusahaan
Umur perusahaan menggambarkan idealnya umur perusahaan diukur berdasarkan tanggal pada saat berdirinya
perusahaan yang bersangkutan, namun umur perusahaan dalam penelitian yang dilakukan diukur berdasarkan tanggal first
issue listed perusahaan tersebut di pasar modal Owusu dan Ansah, 2000 dalam Catrinasari, 2006. Dalam penelitian ini
umur perusahaan diukur berdasarkan tanggal first issue listed.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 3.2 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
Jenis Variabel
Nama Variabel
Definisi Operasional Pengukuran
Skala
Dependen Dividen Kas
Dividen kas adalah adalah sumber dari
aliran kas untuk peegang saham dan
memberikan informasi tentang kinerja
perusahaan saat ini dan akan datang
Dividen Kas Rp Rasio
Independen Laba
Akuntansi Dalam metode
historycal cost biaya historis laba diukur
berdasarkan selisih aktiva bersih awal dan
akhir periode yang masing-masing diukur
dengan biaya historis, sehingga hasilnya akan
sama dengan laba yang dihitung sebagai selisih
pendapatan dan biaya Laba Setelah Pajak
Rp Rasio
Independen Laba Tunai
Laba tunai adalah laba akuntansi setelah
disesuaikan dengan transaksi non kas,
seperti beban penyusutan, beban
amortisasi, beban gaji, penjualan kredit, beban
pajak, dan beban bunga yang belum dibayar
serta pembelian kredit Arus Kas Operasi
Rp Rasio
Independen Ukuran
Perusahaan Ukuran perusahaan
menggambarkan besar kecilnya suatu
perusahaan yang ditujukkan oleh total
aktiva, jumlah penjualan, rata-rata
total penjualan dan rata- rata aktiva
Total Aktiva Rp Rasio
Independen Umur
idealnya umur Tanggal IPO tahun
Rasio
Universitas Sumatera Utara
Perusahaan perusahaan diukur
berdasarkan tanggal pada saat berdirinya
perusahaan yang bersangkutan
3.6 Metode Analisis Data
Dalam penelitian ini, metode analisis data yang digunakan adalah model analisis regresi berganda dan menggunakan software SPSS 17 Statistik
Product and Services Solution. Peneeliti terlebih dahulu melakukan uji asumsi klasik sebelum melakukan pengujian hipotesis.
3.6.1 Pengujian Asumsi Klasik 3.6.1.1 Uji Normalitas
Tujuan uji normalitas menurut Ghozali 2005 adalah untuk mengetahui apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau
residual memiliki distribusi normal. Kalau nilai residual tidak mengikuti distribusi normal, uji statistik menjadi tidak valid untuk
jumlah sampel kecil. Menurut Ghozali 2005,”cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak ada dua, yaitu analisis
grafik dan analisis statistik. Normalitas dapat dideteksi dengan melihat penyebaran data titik pada sumbu diagonal dan grafik dengan
melihat histogram dari residualnya”. Dasar pengambilan keputusan normalitas adalah:
Universitas Sumatera Utara
1 jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal maka model regresi memenuhi asumsi
normalitas, 2 jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan tidak
mengikuti arah garis diagonal maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.
Menurut Ghozali 2005,”Uji statistik yang dapat digunakan untuk menguji normalitas residual adalah uji statistik Kolmogorov-
Smirnov K-S”. Pedoman pengambilan keputusan tentang data tersebut mendekati atau merupakan distribusi normal berdasarkan uji
Kolmogorov-Smirnov dapat dilihat dari: a. Nilai Sig.atau signifikan atau probabilitas 0,05 maka
distribusi data tidak normal, b. Nilai Sig. atau signifikan atau probabilitas 0,05 berarti
distribusi data normal.
3.6.1.2 Uji Multikolenieritas
Menurut Ghozali 2005, uji multikolenieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi
antara variabel independen. Suatu model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara independennya. Untuk mendeteksi ada
atau tidaknya multikolineritas dapat dilihat dari nilai tolerance dan lawannya variance inflation factor VIF. Jika nilai tolerance tidak
Universitas Sumatera Utara
kurang dari 0,1 dan nilai variance inflation factor VIF tidak lebih
dari 10, maka model dikatakan terbebas dari multikolineritas.
3.6.1.3 Uji Heterokedastisitas
Uji ini bertujuan untuk melihat apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residul satu pengamatan ke
pengamatan yang lain. Suatu model regresi yang baik adalah homokedastisitas atau tidak terjadi heterokedastisitas. Cara yang
dipakai dalam penelitian ini untuk mendeteksi ada atau tidaknya heterokedastisitas pada suatu model adalah dengan melihat grafik
Scatterplot antara nilai prediksi variabel dependen yaitu ZPRED dengan nilai residualnya SRESID. Dasar analisis menurut Ghozali
2005: 1. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk
pola tertentu yang teratur bergelombang, melebar, kemudian menyempit, maka mengidentifikasikan telah terjadi
heterokedastisitas,
2. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi
heterokedastisitas atau terjadi homokedastisitas.
3.6.1.4 Uji Autokorelasi
Uji Autokorelasi bertujuan untuk melihat apakah dalam suatu model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu
pada periode t saat ini dengan kesalahan pengganggu pada periode t- 1sebelumnnya. Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas
dari autokorelasi. Autokorelasi sering terjadi pada sampel dengan data time series. Untuk menentukan ada atau tidaknya autokorelasi dalam
Universitas Sumatera Utara
penelitian ini digunakan uji Durbin–Watson Ghozali, 2006 :100.. Kriteria untuk penilaian terjadinya autokorelasi yaitu:
Tabel 3.3 Kriteria Penilaian Uji Autokorelasi Durbin-Watson
Hipotesis Nol Keputusan
Jika
Tidak ada autokorelasi positif Tolak
0 d dl Tidak ada autokorelasi positif
No desicion Dl
≤ d ≤ du Tidak ada korelasi negatif
tolak 4-dl d 4
Tidak ada korelasi negatif No desicion
4-du ≤ d ≤ 4-dl
Tidak ada autokorelasi negatif atau positif
Tidak ditolak du d 4-du
3.6.2 Pengujian Hipotesis
Model yang digunakan dalam menganalisis pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen adalah model regresi berganda.
Model regresi linear berganda adalah model regresi yang memiliki lebih dari satu variabel independen, persamaan regresi linear berganda yang
digunakan sebagai berikut :
Y = a + Keterangan:
Y = Dividen Kas
a = Konstanta
= Koefisien regresi dari variabel independen = Laba akuntansi
= Laba tunai = Ukuran perusahaan
Universitas Sumatera Utara
= Umur Perusahaan e
= error penggangu
3.6.2.1 Koefision Determinasi
Koefisien determinasi R
2
pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen
Ghozali, 2006 : 87. Nilai koefisien determinasi adalah anatara nol dan satu. Karena variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini
lebih dari dua, ,aka nilai koefisien determinasinya di lihat pada Adjusted R Square. Nilai Adjusted R Square yang kecil berarti variabel-variabel
independen dalam menjelaskan variasi varibel dependen amat terbatas. Nilai Adjusted R Square yang mendekati satu berarti variabel-variabel
independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variabel dependen.
Kelemahan mendasar menggunakan koefisien determinasi adalah bias terhadap jumlah variabel indenpenden yang dimasukkan ke
dalam model. Setiap tambahan satu variabel indenpenden, maka R
2
pasti akan meningkat tidak peduli apakah variabel tersebut berpengaruh secara
signifikan terhadap variabel dependen. Oleh karena itu, banyak peneliti menganjurkan untuk menggunakan nilai Adjusted R Square pada saat
mengevaluasi mana model regresi terbaik. Tidak seperti R
2
, nilai Adjusted R Square dapat naik atau turun apabila satu variabel ditamabah
ke dalam model.
Universitas Sumatera Utara
3.6.2.2 Uji Signifikasi Parsial Uji-t
Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh Uji-t digunakan untuk melihat pengaruh variabel independen secara
individual dalam menerangkan variabel dependen. Uji t digunakan untuk menguji signifikansi pengaruh varabel independen secara parsial
terhadap variabel dependen. Signifikan atau tidaknya pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen dilihat dari nilai probabilitas
nilai sig. dari masing- masing variabel independen pada taraf uji α = 5
0.05 Kesimpulan dapat diterima atau tidaknya Ha sebagai pembuktian yaitu:
1 Jika probabilitas 0,05 maka Ha dapat diterima, 2 Jika probabilitas 0,05 maka Ha tidak dapat diterima.
Signifikansi juga dapat dilihat dengan membandingkan , dengan
ketentuan: 1 Jika
α = 5 maka Ha dapat diterima, 2 Jika
α = 5 maka Ha tidak dapat diterima.
3.6.2.3 Uji Signifikansi Simultan Uji-F
Uji-F digunakan untuk melihat pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen secara bersama-sama simultan. Hipotesis
yang digunakan adalah: H
4
: bX
1
= bX
2
= bX
3
= bX
4
≠ 0 artinya terdapat pengaruh yang signifikan secara bersama-sama simultan dari seluruh variabel
independen terhadap variabel dependen.
Universitas Sumatera Utara
Signifikan atau tidaknya pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen dapat dilihat dari nilai probabilitas nilai Sig. dari F
rasio seluruh variabel independen pada taraf uji α = 5 0,05. Kesimpulan dapat diterima atau tidaknya Ha dapat diketahui
dengan pembuktian adalah: 1 Jika probabilitas 0,05 maka Ha dapat diterima,
2 Jika Probabilitas 0,05 maka Ha tidak dapat diterima. Signifikansi juga dapat dilihat dengan membandingkan
dengan ketentuan yaitu: 1 Jika
α = 5 maka Ha dapat diterima, 2 Jika
α = 5 maka Ha tidak dapat diterima.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Data Penelitian
Data dalam penelitian ini dianalisis dengan menggunakan metode analisis statistik dengan menggunakan analisis persamaan regresi berganda, yakni studi
mengenai ketergantungan variabel dependen terikat dengan satu atau lebih variabel dependen bebas, yang bertujuan untuk mengestimasi danatau
memprediksi rata-rata variabel dependen berdasarkan nilai variabel independenden yang di ketahui Gujrati,2003 dalam Ghozali,2006. Analisis
data dimulai dengan mengolah data mentahyang diperoleh dari www.idx.co.id
dengan menggunakan Microsoft Exel. Selanjutnya dilakukan pengujian asumsi klasik dan uji hipotesis dengan mengguanakan regresi berganda. Pengujiaan
asumsi klasik dan regresi berganda dilakukan dengan menggnakan software SPSS versi 17. Prosedur pengujian dimulai dengan memasukkan data yang
akan di uji ke dalam program SPSS, yang kemudian menghasilkan output- output sesuai metode analisis yang telah ditetapkan sebelumnya. Adapun
jumlah perusahaan infrastrukture, utilities and transportation dan real estate and property yang dijadikan sampel dalam penelitian ini, yang dipilih
berdasarkan metode purposive sampling berdasarkan kriteria tertentu, berjumlah 11 perusahaan untuk setiap tahunnya, atau 33 perusahaan selama
tiga tahun berturut-turut, yakni tahun 2007 sampai tahun 2009.
Universitas Sumatera Utara
4.2 Analisis Hasil Penelitian
4.2.1 Analisis Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai minimum, nilai maksimum, nilai rata-rata mean,
dan nilai standart deviasi dari variabel-variabel independen dan variabel dependen.
Tabel 4.1 Statistik Deskriptif Variabel-varibel Selama Tahun 2007 sampai Tahun
2009
N Range
Minimum Maximum
Mean Std. Deviation
Laba_Akuntansi 33
12854340 2678
12857018 1608728.15
3437421.651 Laba_Tunai
33 29714619
955 29715574
4064179.85 7996669.980
Ukuran_Perusahaan 33
90977707 278543
91256250 19343921.73
26430000.007 Umur_Perusahaan
33 22
7 29
17.55 5.729
Dividen 33
8034496 19
8034515 761810.21
1857056.130 Valid N listwise
33
Tabel 4.1 diatas menunjukkan bahwa sampel yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 33, yang dapat dilihat dari nilai N. Berikut
ini dijelaskan perincian deskriptif statistik yang telah diolah: a. Jumlah minimum laba akuntansi pada perusahaan ini sebesar
Rp.2.678.000.000 dan nilai maksimum Rp.12.857.018.000.000 dengan rata-rata nilai laba akuntansi sebesar Rp.1.608.728.150.000
dan dengan luas simpangan nilai dari nilai rata-rata laba akuntansi sebesar Rp.3.437.421.651.000.
b. Jumlah minimum laba tunai pada perusahaan ini Rp.955.000.000 dan nilai maksimumnya Rp.29.715.574.000.000 dengan nilai rata-rata laba
Universitas Sumatera Utara
tunai 4.064.179.850.000 dan dengan luas simpangan nilai dari nilai rata-rata laba tunai sebesar Rp.7.996.669.980.000.
c. Variabel ukuran perusahaan diukur dengan menggunakan total aktiva perusahaan. Total aset memiliki nilai minumum Rp.278.543.000.000
dan nilai maksimum Rp.91.256.250.000.000 dengan nilai rata-rata total aktiva Rp.19.343.921.730.000 juta rupiah dan dengan luas
simpangan nilai dari nilai rata-rata total aktiva sebesar Rp.26.430.000.007.000.
d. Umur perusahaan yang paling muda dalam penelitian ini adalah 7 tahun dan umur perusahaan yang paling lama yaitu 29 tahun dengan
rata-rata umur perusahaan 17.55 tahun dengan simpangan nilai dari nilai rata-rata umur perusahaan 5,729 tahun.
e. Nilai minimum dari dividen kas pada perusahaan yang di teliti adalah sebesar Rp.19.000.000 dan nilai maksimum Rp.8.034.515.000.000
dengan nilai rata-rata dividen kas Rp.761.810.210.000 dan dengan simpangan nilai dari nilai rata-rata dividen kas sebesar
Rp1.857.056.130.000.
4.2.2 Uji Asumsi Klasik
Syarat yang mendasari penggunaan model regresi berganda dengan metode estimasi Ordinary Least Squares pangkat kuadrat terkecil biasa
adalah dipenuhinya semua asumsi klasik, agar hasil pengujian bersifat
Universitas Sumatera Utara
tidak bias Best Linear Unbiased EstimatorBLUE Ghozali, 2006. Pengujian asumsi klasik yang telah dilakukan adalah sebagai berikut.
4.2.2.1 Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal.
Penelitian ini menggunakan dua cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak, yakni dengan menggunakan grafik dan
anlisis statistik. Berikut ini adalah hasil grafik variabel pengganggu atau residual dalam model regresi berganda yang digunakan.
Hasil uji Histogram dan Normal P Plot sebelum transformasi
Gambar 4.1 Grafik Histogram
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.2 Grafik Normal Plot
Grafik histogram dan grafik plot di atas menunjukkan bahwa variabel pengganggu atau residualnya berdistribusi tidak normal,
dengan melihat gambar histogram diatas dapat disimpulakn bahwa pola distribusi menceng ke kanan maupun ke kiri. Pada grafik normal plot
terlihat bahwa titik-titik tidak menyebar disekitarmengikuti garis diagonal, yang menunjukkan bahwa data berdistribusi tidak normal.
Kedua grafik menunjukkan bahwa model regresi tidak layak digunakan karena tidak memenuhi normalitas data.
Uji t dan uji F mensyaratkan distribusi residual harus normal, karena residual dalam penelitian ini tidak berdistribusi normal perlu
dilakukan tindakan penormalan data. Ghozali 2006 menyatakan bahwa jika asumsi normalitas data residual tidak terpenuhi maka
Universitas Sumatera Utara
variabel independen dan dependen dapat di transformasi ke dalam betuk fungsi logaritma natural.
Setelah dilakukan transformasi maka hasil yang didapatkan dari pengujian adalah sebagai berikut:
Gambar 4.3 Grafik Histogram Setelah Transformasi
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.4 Gfarik Normal Plot Setelah Transformasi
Grafik histogram dan grafik plot di atas menunjukkan bahwa variabel pengganggu atau residualnya berdistribusi normal, dengan
melihat gambar histogram diatas dapat disimpulkan bahwa pola distribusi tidak menceng ke kanan maupun ke kiri. Sedangkan pada
grafik normal plot terlihat bahwa titik-titik menyebar disekitarmengikuti garis diagonal, yang menunjukkan bahwa data
berdistribusi normal. Kedua grafik menunjukkan bahwa model regresi layak digunakan karena memenuhi normalitas data.
Analisis statistik yang digunakan untuk melihat apakah residual berdistribusi normal adalah uji Kolmogorov Smirnov dengan pedoman
sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
1 data dikatakan terdistribusi normal jika nilai signifikan atau Sig. atau probabilitas 0.05, dan
2 data dikatakan tidak terdistribusi normal jika nilai signifikan atau Sig. atau probabilitas 0.05.
Berikut adalah hasil pengujian menggunakan analisis Kolmogorov Smirnov.
Tabel 4.2 Nonparametric-test Kolmogorof Smirnov
Dari hasil pengolahan data tersebut diatas, besarnya nilai Kolmogorov
Smirnov adalah 0.803 dan signifikansinya pada 0.539 dimana lebih besar dari 0.05 p = 0.539 0.05, maka dapat disimpulkan data terdistribusi
secara normal.
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardize d Residual
N 33
Normal Parameters
a,,b
Mean .0000000
Std. Deviation .96252763
Most Extreme Differences
Absolute .140
Positive .075
Negative -.140
Kolmogorov-Smirnov Z .803
Asymp. Sig. 2-tailed .539
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Universitas Sumatera Utara
4.2.2.2 Uji Multikolonieritas
Multikolinerietas adalah keadaan dimana variabel-varieabel independen dalam persamaan regresi mempunyai korelasi hubungan
yang erat satu sama lain Prastiso, 2009. Pengujian multikolinearitas dapat dilakukan dengan melihat Variance Inflation Factor VIF dan
korelasi di antara variabel independen. Jika nilai VIF 10 atau tolerance 0,10 maka terjadi multikolinearitas sedangkan apabiila nilai VIF 10
atau nilai tolerance 0,10 maka tidak terjadi multikolinerietas. Dismaping itu, suatu model dikatakan terdapat gejala multikolinearitas,
jika korelasi di antara variabel independen lebih besar dari 0,9 Ghozali, 2006. Hasil dari uji multikolinearitas dapat kita lihat pada tabel dibawah
ini:
D a
r T
a
Tabel 4.3 Coefficient Correlations
a
Model LN_Umur_
Perusahaan LN_Laba_
Tunai LN_Ukuran_
Perusahaan LN_Laba_
Akuntansi 1Correlations
LN_Umur_Perusahaan 1.000
.159 -.279
-.188 LN_Laba_Tunai
.159 1.000
.210 -.790
LN_Ukuran_Perusahaan -.279
.210 1.000
-.572 LN_Laba_Akuntansi
-.188 -.790
-.572 1.000
Covariances LN_Umur_Perusahaan
.348 .013
-.034 -.022
LN_Laba_Tunai .013
.018 .006
-.021 LN_Ukuran_Perusahaan
-.034 .006
.042 -.023
LN_Laba_Akuntansi -.022
-.021 -.023
.039
a. Dependent Variable: LN_Dividen
Universitas Sumatera Utara
bel 4.3 di atas menunjukkan bahwa tidak terdapat korelsi yang cukup tinggi diantara variabel independennya. Hal ini berarti tidak terdapat
gejala multikolinearitas dalam model regresi yang digunakan. Tabel berikut akan memperkuat bahwa tidak terdapat gejala multikolinearitas
dalam model regresi ini.
Tabel 4.4 Koefisien Korelasi
Model Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1Constant LN_Laba_Akuntansi
.159 6.276
LN_Laba_Tunai .266
3.759 LN_Ukuran_Perusahaan
.367 2.724
LN_Umur_Perusahaan .685
1.459 a. Dependent Variabel: LN_Dividen
Dari tabel 4.4 diatas terlihat bahwa nilai tolerance untuk laba akuntansi adalah 0.159, nilai tolerance untuk laba tunai 0.266, nilai
tolerance untuk ukuran perusahaan 0.367 dan untuk umur perusahaan adalah 0.685. Nilai VIF untuk laba akuntansi 6.276, nilai VIF untuk laba
tunai 3.7759, nilai VIF untuk ukuran perusahaan adalah 2.724 dan nilai VIF untuk umur perusahaan adalah 1.459. Maka dapat disimpulkan
bahwa tidak terjadi gejala multikolinearitas antara variabel independen, dengan dasar nilai tolerance tidak ada yang kurang dari 0.10 dan nilai
VIF untuk setiap variabel tidak ada yang melebihi 10, maka dapat di lakukan analisis lebih lanjut menggunakan model regresi linear berganda.
Universitas Sumatera Utara
4.2.2.3 Uji heterokedastisitas
Uji heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu
pengamatan ke pengamatan yang lain, Ghozali, 2006. Jika variance dari satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka di sebut
homokedastisitas dan jika berbeda disebut heterokedastisitas. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heterokedastisitas.
Dalam penelitian ini, untuk mendeteksi ada tidaknya gejala heteroskedastisitas adalah dengan melihat plot grafik yang dihasilkan dari
pengolahan data dengan menggunakan program SPSS. Dasar pengambilan keputusannya adalah:
1. jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola
tertentu yang terartur bergelombang, melebar kemudian menyempit, maka mengindikasikan telah terjadi
heteroskedastisitas, 2.
jika tidak ada pola yang jelas, seperti titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi
heteroskedastisitas atau terjadi homoskedastisitas.
Berikut ini dilampirkan grafik scatterplot untuk menganalisis apakah terjadi heteroskedastisitas atau terjadi homoskedastisitas dengan
mengamati penyebaran titik-titik pada gambar.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.3 Grafik Scatterplot
Dari grafik scatterplot terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak dan tidak membentuk suatu pola tertentu serta tersebar baik di atas
maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi, sehingga model
regresi layak dipakai untuk memprediksi dividen kas berdasarkan masukan variabel independen laba akuntansi, laba tunai, ukuran perusahaan, dan
juga umur perusahaan. Adanya titik-titik yang menyebar menjauh dari titik-titik yang lain dikarenakan adanya data observasi yang sangat berbeda
dengan data observasi yang lain .
Universitas Sumatera Utara
4.2.2.4 Uji Autokorelasi
Uji ini bertujuan untuk melihat apakah dalam suatu model regresi linear ada korelasi antar kesalahan pengganggu pada periode t dengan
kesalahan penggangu pada periode t-1 sebelumnya. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang tahun yang berkaitan satu
dengan yang lainnya. Hal ini sering ditemukan pada data time series. Cara yang dapat digunakan untuk mendeteksi ada tidaknya dalam penelitian ini
adalah uji Durbin-Waston DW Test. Hasil pengolahan data adalah sebagai berikut:
Tabel 4.5 Hasil Uji Durbin Waston
Model Summary
b
Model R
R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate Durbin-Watson
1 .940
a
.884 .867
1.02899 2.260
a. Predictors: Constant, LN_Umur_Perusahaan, LN_Laba_Tunai, LN_Ukuran_Perusahaan, LN_Laba_Akuntansi
b. Dependent Variable: LN_Dividen Hasil pengujian di atas menunjukkan bahwa nilai Durbin-Watson
adalah 2.260. Nilai ini akan diuji dengan ketentuan ada tidaknya gejala auto korelasi, yaitu jika nilai Durbin-Watson D-W ada pada batas du
atas dan 4-du du D-W 4-du , model regresi tidak mengalami gejala autokorelasi. Nilai signifikansi yang digunakan adalah 5 dengan jumlah
sampel 33 n = 33 dan jumlah variabel independen sebanyak 4 k = 4, mka dari tabel data statistik Durbin-Watson di peroleh nilai batas bawah
Universitas Sumatera Utara
dl sebesar 1.193 dan nilai batas atas du sebesar 1.730. Nilai D-W 2.260 berada di antara du 1.730 dan 4-du 2.270 atau 1.730 2.260
2.270. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa model regresi tidak mengalami gejala autokorelasi.
4.2.3 Analisis Regresi
Berdasarkan hasil pengujian asumsi kalsik disimpulkan bahwa model regresi dipakai dalam penelitian ini telah memenuhi model estimasi yang Best
Linear Unbiased Estimator BLUE dan layak dilakukan analisis regresi. Untuk menguji hipotesis, peneliti menggunakan analisis regresi berganda. Berdasarkan
hasil pengolahan data dengan program SPSS 17, maka diperoleh hasil sebagai berikut:
a Persamaan Regresi
Dalam pengolahan data dengan menggunakan regresi linear, dilakukan beberapa tahapan untuk mencari hubungan antara variabel independen dengan
varibel dependen, melalui pengaruh laba akuntansi, laba tunai, ukuran perusahaan, dan umur perusahaan terhadap dividen tunai. Berdasarkan hasil pengolahan data
dengan SPSS Versi 17, maka diperoleh hasil sebagai berikut
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.6 Analisis Hasil Regresi
Coefficients
a
Model Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error
Beta 1 Constant
-3.740 2.348
-1.593 .122
LN_Laba_Akuntansi .867
.197 .711
4.409 .000
LN_Laba_Tunai .265
.135 .246
1.969 .059
LN_Ukuran_Perusahaan .022
.206 .011
.108 .915
LN_Umur_Perusahaan .088
.590 .012
.150 .882
a. Dependen Variabel: Dividen Berdasarkan hasil pengolahan data di atas, di peroleh perolehan regresi
sebagai : Dividen = -3.740 + 0.867 Laba_Akuntansi + 0.265 Laba_Tunai + 0.22
Ukuran_Perusahaan + 0.88 Umur_Perusahaan + e Keterangan:
1 Konstanta sebesar -0.889 menunjukkan bahwa jika laba akuntansi, laba tunai, ukuran perusahaan, dan umur perusahaan di abaikan variabel
independen = 0, maka tingkat dividen kas menurun sebesar -3.740. 2 ß1 sebesar 0.867 menunjukkan bahwa setiap kenaikan laba akuntansi
sebesar 1 akan di ikuti oleh kenaikan dividen kas sebesar 0.867 dengan asumsi variabel alin tetap.
3 ß2 sebesar 0.265 menunjukkan bahwa setiap kenaikan laba tunai sebesar 1 akan dikuti oleh kenaikan dividen kas sebesar 0.265 dengan asumsi
variabel lain tetap.
Universitas Sumatera Utara
4 ß3 sebesar 0.22 menunjukkan bahwa setiap kenaikan ukuran perusahaan sebesar 1 akan dikuti oleh kenaikan dividen kas sebesar 0.22 dengan
asumsi variabel lain tetap. 5 ß4 sebesar 0.88 menunjukkan bahwa setiap kenaikan umur perusahaan
sebesar 1 akan dikuti oleh kenaikan dividen kas sebesar 0.88 dengan asumsi variabel lain tetap.
b Pengujian Hipotesis
Untuk mengetahui apakah variabel independen dalam model regresi berpengaruh terhadap variabel dependen, maka dilakukan beberapa pengujian
signifikansi, yaitu uji koefisien determinasi R
2
, uji parsial uji t, dan uji simultan uji F.
1. Koefisien Determinasi R
2
Koefisien determinasi bertujuan untuk mengukur sejauh mana
kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependennya. Nilai koefisien determinasi berkisar antara 0 dan 1. Semakin kecil nilai koefisien
determinasi semakin mendekati nol berarti semakin terbatas kemampuan variabel independen menjelaskan variasi variabel dependennya. Koefisien
determinasi dikatakan kuat jika nilainya lebih besar dari 0.5.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.7 Hasil Uji Durbin Waston
Model Summary
b
Model R
R Square Adjusted R
Square Std. Error of
the Estimate Durbin-
Watson 1
.940
a
.884 .867
1.02899 2.260
a. Predictors: Constant, LN_Umur_Perusahaan, LN_Laba_Tunai, LN_Ukuran_Perusahaan, LN_Laba_Akuntansi
b.Dependent Variable: LN_Dividen Dilihat dari tabel 4.7 diatas bahwa nilai koefisien korelasi R sebesar
0.940 yang berarti hubungan dividen kas dengan variabel independen yakni laba akuntansi, laba tunai, ukuran perusahaan, umur perusahaan adalah kuat karena di
atas 0.5. Angka Adjusted R Square atau nilai koefisien determinasi adalah 86.7 yang berarti bahwa perubahan dalam divien kas dapat diterangkan oleh variabel
laba akuntansi, laba tunai, ukuran peruasahaan, dan umur perusahaan sedangkan 13.3 100 - 86.7 diterangkan oleh sebab-sebab lain. Standard Error of the
Estimate SEE adalah 1.02899 . Semakin tinggi nilai SEE, semakin tinggi pula ketidakpastian model regresi memprediksi variabel dependennya.
2. Uji Parsial Uji –t
Uji-t digunakan untuk menguji pengaruh masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen secara parsial. Hasil pengolahan SPSS
menunjukkan hasil sebagai berikut.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.8 Hasil Uji Parsial Uji t
Coefficients
a
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients t
Sig. B
Std. Error
Beta 1
Constant -3.740
2.348 -1.593
.122 LN_Laba_Akuntansi
.867 .197
.711 4.409
.000 LN_Laba_Tunai
.265 .135
.246 1.969
.059 LN_Ukuran_Perusahaa
n .022
.206 .011
.108 .915
LN_Umur_Perusahaan .088
.590 .012
.150 .882
a. Dependen Variabel: Dividen Hasil uji parsial uji t dalam tabel di atas menunjukkan bahwa variabel
yang berpengaruh positif dan signifikan terhadap dividen kas hanya laba akuntansi dapat dilihat dari perbandingan antara t-tabel dan t-hitung, yakni t-tabel
t-hitung. Untuk variabel laba akuntansi dengan nilai t-tabel 2.048407115 dan t- hitung 4.409 serta tingkat signifikansi yang berada di bawah 0.05 yakni 0.000.
Sementara laba tunai, ukuran perusahaan, dan umur perusahaan berpengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap dividen kas. Hal ini dapat dilihat dari nilai
signifikansinya yang berada di atas 0.05. Untuk laba tunai nilai signifikansinya adalah 0.59 lebih besar dari 0.05, untuk ukuran perusahaan nilai signifikansinya
adalah 0.915 juga lebih besar dari 0.05, dan untuk umur perusahaan nilai signifikansinya adalah 0.882 nilainya lebih besar dari 0.05. Pengujian masing-
masing variabel bebas secara parsial terhadap variabel terikat akan dijelaskan sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
1 Pengaruh laba akuntansi terhadap dividen kas diuji dengan hipotesis sebagai
berikut: H
1
: bX
1
≠ 0, artinya laba akuntansi mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap dividen kas.
Dengan kriteria sebagai berikut: H
1
diterima jika t hitung t tabel untuk α = 5 atau signifikansi 0.05
a Nilai t-hitung 4.409 menunjukkan bahwa peningkatan laba akuntansi akan menaikkan dividen kas secara umum.
b Nilai t-tabel diperoleh dengan menggunakan Microsoft Excel, yakni dengan rumus TINV 0.05, 28, yaitu 2.048407115.
c Nilai t-hitung t-tabel 4.409 2.048407115 artinya H
1
diterima yakni laba akutansi mempunyai pengaruh positif terhadap dividen
kas pada perusahaan infrastructure, utility, and transportation dan real estate and property yang terdaftar di BEI.
d Nilai signifikansi 0.000 menunjukkan bahwa pengaruh yang diberikan laba akuntansi terhadap dividen kas adalah signifikan
karena 0.05. jadi dapat disimpulkan bahwa laba akuntansi berpengaruh terhadap dividen kas.
2 Pengaruh laba tunai terhadap dividen kas diuji dengan menggunakan
hipotesis berikut: H
2
: bX
2
≠ 0, artinya laba tunai mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap dividen kas.
Universitas Sumatera Utara
Dengan kriteria sebagai berikut: H
diterima jika t hitung t tabel untuk α = 5 atau signifikansi 0.05
H
2
diterima jika t hitung t tabel untuk α = 5 atau signifikansi 0.05
a Nilai t-hitung 1.969 menunjukkan bahwa peningkatan laba tunai akan meningkatkan dividen tunai secara umum.
b Nilai t-tabel diperoleh dengan menggunakan Microsoft Excel, yakni dengan rumus TINV 0.05, 28, yaitu 2.048407115.
c Nilai t-hitung t-tabel 1.969 2.048407115 artinya H diterima
yakni laba tunai tidak mempunyai pengaruh terhadap dividen kas pada perusahaan infrastructure, utility, and transportation dan real
estate and property yang terdaftar di BEI. d Nilai signifikansi 0.059 menunjukkan bahwa pengaruh yang
diberikan laba tunai terhadap dividen kas adalah tidak signifikan karena 0.05. jadi dapat disimpulkan bahwa laba tunai tidak
berpengaruh terhadap dividen kas. 3
Pengaruh ukuran perusahaan terhadap dividen kas diuji dengan hipotesis sebagai berikut:
H : bX
3
= 0, artinya ukuran perusahaan tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap dividen kas.
H
3
: bX
3
≠ 0, artinya ukuran perusahaan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap dividen kas.
Dengan kriteria sebagai berikut: H
diterima jika t hitung t tabel untuk α = 5 atau signifikansi 0.05
Universitas Sumatera Utara
H
3
diterima jika t hitung t tabel untuk α = 5 atau signifikansi 0.05
a Nilai t-hitung 0.108 menunjukkan bahwa peningkatan laba tunai akan meningkatkan dividen tunai secara umum.
b Nilai t-tabel diperoleh dengan menggunakan Microsoft Excel, yakni dengan rumus TINV 0.05, 28, yaitu 2.048407115.
c Nilai t-hitung t-tabel 0.108 2.048407115 artinya H diterima
yakni ukuran perusahaan tidak mempunyai pengaruh terhadap dividen kas pada perusahaan infrastructure, utility, and
transportation dan real estate and property yang terdaftar di BEI. d Nilai signifikansi 0.059 menunjukkan bahwa pengaruh yang
diberikan ukuran perusahaan terhadap dividen kas adalah tidak signifikan karena 0.05. jadi dapat disimpulkan bahwa ukuran
perusahaan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap dividen kas.
4 Pengaruh umur perusahaan terhadap kebijakan hutang diuji dengan
menggunakan hipotesis berikut: H
: bX
3
= 0, artinya ukuran perusahaan tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap dividen kas.
H
4
: bX
3
≠ 0, artinya ukuran perusahaan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap dividen kas.
Dengan kriteria sebagai berikut: H
diterima jika t hitung t tabel untuk α = 5 atau signifikansi 0.05
H
4
diterima jika t hitung t tabel untuk α = 5 atau signifikansi 0.05
Universitas Sumatera Utara
a Nilai t-hitung 0.150 menunjukkan bahwa peningkatan laba tunai akan meningkatkan dividen tunai secara umum.
b Nilai t-tabel diperoleh dengan menggunakan Microsoft Excel, yakni dengan rumus TINV 0.05, 28, yaitu 2.048407115.
c Nilai t-hitung t-tabel 0.150 2.048407115 artinya H diterima
yakni umur perusahaan tidak mempunyai pengaruh terhadap dividen kas pada perusahaan infrastructure, utility, and
transportation dan real estate and property yang terdaftar di BEI. d Nilai signifikansi 0.059 menunjukkan bahwa pengaruh yang
diberikan umur perusahaan terhadap dividen kas adalah tidak signifikan karena 0.05. jadi dapat disimpulkan bahwa umur
perusahaan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap dividen kas.
3. Uji Simultan Uji-F
Untuk melihat pengaruh laba akuntansi, laba tunai, ukuran perusahaan, dan umur perusahaan terhadap dividen kas secara simultan dapat dihitung
dengan menggunakan uji F F test. Berdasarkan hasil pengolahan data dengan program SPSS 17, maka diperoleh hasil sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.9 Hasil Uji Simultan Uji-F
ANOVA
b
Model Sum of
Squares Df
Mean Square F
Sig. 1 Regression
225.981 4
56.495 53.357
.000
a
Residual 29.647
28 1.059
Total 255.628
32 a. Predictors: Constant, LN_Umur_Perusahaan, LN_Laba_Tunai,
LN_Ukuran_Perusahaan, LN_Laba_Akuntansi b. Dependent Variable: LN_Dividen
Hasil pengujian simultan di atas dapat dijelaskan dengan menggunakan hipotesis berikut:
H
5
: bX
1
= bX
2
= bX
3
= bX
4
≠ 0, artinya variabel laba akuntansi, laba tunai, ukuran peerusahaan, dan umur perusahaan secara simultan mempunyai pengaruh terhadap
dividen kas. Kriteria yang digunakan:
H diterima jika F
hitung
F
tabel
untuk α = 5 H
5
diterima jika F
hitung
F
tabel
untuk α = 5 Dari hasil uji ANOVA Analysis of Variance atau F test, di atas maka
F
hitung
yang didapat sebesar 53.357 dengan tingkat signifikansi 0.000. Dengan demikian diketahui bahwa probabilitas = 0.000 atau P 0.05 0.000 0.05
berarti koefisien regresi signifikan. Nilai F
tabel
yang diperoleh dari Microsoft Excel dengan rumus FINV 0.05,4,28 yaitu 2.714075804 menunjukkan bahwa F
hitung
F
tabel
53.357 2.714075804, artinya bahwa secara simultan laba akuntansi, laba tunai, ukuran perusahaan, dan umur perusahaan berpengaruh signifikan terhadap
Universitas Sumatera Utara
dividen kas pada perusahaan infrastructure, utility, and transportation dan real estate and property yang terdaftar di BEI.
4.3 Pembahasan Hasil Penelitian
Angka Adjusted R Square atau nilai koefisien determinasi adalah 0.867 atau 86.7 yang berarti bahwa perubahan dalam divien kas dapat diterangkan
oleh variabel laba akuntansi, laba tunai, ukuran peruasahaan, dan umur perusahaan sedangkan 13.3 diterangkan oleh sebab-sebab lain yang tidak
termasuk dalam penelitian ini. Secara parsial, hasil pengujian laba akuntansi memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap dividen kas yang dibayarkan perusahaan. Laba akuntansu berpengaruh positif dan signifikan terhadap dividen kas, yang dapat dilihat dari t-
hitung lebih besar dari t-tabel 4.409 2.048407115 dan nilai signifikansi 0.000 di bawah 0.05, artinya H
1
diterima yakni laba akutansi mempunyai pengaruh signifikan terhadap dividen kas. Berdasarkan persamaan regresi menunjukkan
bahwa laba akuntansi mempunyai arah koefisien regresi positif sebesar 0.867. Artinya semakin banyak laba akuntansi yang mampu di hasilkan oleh perusahaan
maka semkin tinggi juga dividen kas yang di bayarkan, mungkin karena jumlah laba yang semakin besar maka akan mendorong dewan direksi membayarkan
dividen dalam jumlah yang lebih besar dibanding jika laba akuntansi perusahaan kecil. Hasil penelitian ini memdukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Sahlan
2010. Hal ini tidak mendukung penelitian yang dilakukan oleh Fitri 2010 dimana laba akuntansi mempunyai hubungan terhadap dividen kas tetapi tidak
signifikan.
Universitas Sumatera Utara
Dari hasil penelitian laba tunai secara parsial memiliki pengaruh yang positif dengan dividen kas yang dibayarkan perusahaan yang dapat dilihat dari
koefisien regresi untuk laba tunai sebesar 0.265 yang berarti bahwa semakin banyak laba tunai yang diperoleh perusahaan semakin besar dividen kas yang
dibayarkan. Karena kas yang tersedia untuk membayarkan dividen tunai akan mencukupi. Tetapi laba tunai tidak berpengaruh secara signifikan terhadap
dividen kas. Hal ini dapat dilihat dari nilai signifikansi laba tunai yaitu 0.59 diatas 0.05. Dan dari perbandingan tanra t-hitung dan t-tabel dimana t-hitung lebih kecil
dari t-tabel 1.969 2.048407115, sehingga hipotesis H
2
ditolak, H diterima
yang menyatakan bahwa tidak terdapat pengaruh signifikan antara laba tunai dengan dividen kas. Hal ini mungkin dikarenakan ketersediaan laba tunai tersebut
banyak di alokasikan untuk kegiatan investasi dari pada di bagikan kepada pemegang saham sebagai dividen kas. Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil
penelitian yang dilakukan oleh Fitri 2010. Tetapi tidak sesuai dengan hasil penelitian Sahlan 2010 dimana laba tunai laba tunai mempunyai pengaruh dan
signifikan terhadap dividen kas pada perusahaan. Variabel ukuran perusahaan dilihat dari tabel 4.8 menunjukkan bahwa
ukuran perusahaan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap dividen kas. Hal ini dapat dilihat dari nilai signifikansi sebesar 0.915 berada di atas 0.05. dan dari
perbandingan antara t-hitung dengan t-tabel dimana t-hitung lebih kecil dari t- tabel 0.108 2.048407115, sehingga hipotesis H
3
ditolak, H diterima yang
menyatakan bahwa tidak terdapat pengaruh signifikan antara ukuran perusahaan dengan dividen kas. Hal ini mungkin karena ukuran perusahaan yang besar justru
Universitas Sumatera Utara
membutuhkan biaya operasional yang besar dan biaya pengembangan yang besar sehingga dividen kas yang dibagikan tidak selalu besar. Tetapi ukuran perusahaan
mempunyai pengaruh positif terhadap dividen kas, hal ini dapat dilihat dari koefisien regresi yaitu 0.22, artinya semakin besar ukuran perusahaan maka
semakin besar pula dividen kas yang dibayarkan perusahaan. Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Hidayati 2006.
Umur perusahaan, dari hasil pengolahan SPSS memiliki pengaruh tetapi tidak signifikan. Berdasarkan tabel 4.8 dapat dilihat bahwa pengujian statistik
menunjukkan t-hitung lebih kecil dari t- tabel 0.150 2.048407115 dan nilai signifikansinya sebesar 0.882 lebih besar dari 0.05, sehingga hipotesis H
4
ditolak, H diterima yang menyatakan bahwa tidak terdapat pengaruh signifikan
antara umur perusahaan dengan dividen kas. Hal ini mungkin di karenakan perusahaan yang sudah lama akan lebih memikirkan ekspansi perusahaan dari
pada sekedar dividen yang besar, dan juga tingkat kepercayaan pemegang sahamnya sudah lebih tinggi terhadap perusahaan sehingga mereka tidak semata-
mata hanya mementingkan dividen yang besar, tetapi bagaimana perusahaan menaikkan nilai pemegang saham bukan hanya dari dividen saja. Koefisien
regresi variabel umur perusahaan sebesar 0.088, artinya variabel ini memiliki pengaruh positif terhadap dividen kas. Dimana kenaikan umur perusahaan juga
akan mengakibatkan kenaikan jumlah dividen kas. Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Edward 2011, dimana hasil
penelitian tersebut menyatakan bahwa umur perusahaan berpengaruh secara negatif dan signifikan.
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan pengujian secara simultan bersama-sama dengan variabel independen laba akuntansi, laba tunai, ukuran perusahaan, dan umur perusahaan
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap dividen kas yang menjadi variabel dependen. Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian yang dikukan oleh
Sahlan 2010 dan Fitri 2010. Hal ini ditunjukkan dengan nilai F sebesar 53.357 dengan nilai probabilitas 0.000. Probabilitas 0.000 lebih kecil dari 0.05, sehingga
dapat dikatakan bahwa variabel independen yang digunakan dalam penelitian berpengaruh secara simultan.
Universitas Sumatera Utara
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan