komunikator dapat langsung tatap muka, sehingga stimulus yakni pesan atau informasi yang disampaikan oleh komunikan, langsung dapat direspon atau
ditanggapi pada saat itu juga. Komunikasi terapeutik termasuk dari komunikai interpersonal. Bentuk komunikasi yang lain adalh komunikasi masa, komunikasi
ini menggunakan saluran media massa, atau berkomunikasi melalui media masa. Komunikasi melalui media masa kurang efektif dibanding dengan komunikasi
interpersonal Notoatmodjo, 2003
2.2. Komunikasi Terapeutik
2.2.1. Pengertian
Komunikasi terapeutik adalah komunikasi yang dilakukan atau dirancang untuk tujuan terapi. Seorang penolong atau perawat dapat membantu klien
mengatasi masalah yang dihadapinya melalui komunikasi Suryani, 2005. Menurut Purwanto 1994, komunikasi terapeutik adalah komunikasi yang
direncanakan secara sadar, bertujuan dan kegiatannya dipusatkan untuk kesembuhan pasien. Pada dasarnya komunikasi terapeutik merupakan komunikasi
profesional yang mengarah pada tujuan yaitu penyembuhan pasien. Dari beberapa pengertian di atas dapat dipahami bahwa komunikasi
terapeutik adalah komunikasi yang dilakukan seorang perawat dengan teknik- teknik tertentu yang mempunyai efek penyembuhan. Komunikasi terapeutik
merupakan salah satu cara untuk membina hubungan saling percaya terhadap pasien dan pemberian informasi yang akurat kepada pasien, sehingga diharapkan
Universitas Sumatera Utara
dapat berdampak pada peningkatan pengetahuan pasien tentang diet hemodialisa dan perubahan yang lebih baik pada pasien dalam menjalankan terapi dan
membantu pasien dalam rangka mengatasi persoalan yang dihadapi pada tahap perawatan.
2.2.2. Prinsip Dasar Komunikasi Terapeutik
Menurut Suryani 2005 ada beberapa prinsip dasar yang harus dipahami dalam membangun dan mempertahankan hubungan yang terapeutik. Pertama,
hubungan perawat dengan klien adalah hubungan terapeutik yang saling menguntungkan. hubungan ini didasarkan pada prinsip ”humanity of nurse and
clients”. Kualitas hubungan perawat-klien ditentukan oleh bagaimana perawat mendefenisikan dirinya sebagai manusia. Hubungan perawat dengan klien tidak
hanya sekedar hubungan seorang penolong dengan kliennya tapi lebih dari itu, yaitu hubungan antar manusia yang bermartabat.
Kedua, perawat harus menghargai keunikan klien. Tiap individu mempunyai karakter yang berbeda-beda. Karena itu perawat perlu memahami
perasaan dan prilaku klien dengan melihat perbedaan latar belakang keluarga, budaya, dan keunikan setiap individu.
Ketiga, semua komunikasi yang dilakukan harus dapat menjaga harga diri pemberi maupun penerima pesan, dalam hal ini perawat harus mampu menjaga
harga dirinya dan harga diri klien. Keempat, komunikasi yang menciptakan tumbuhnya hubungan saling
percaya harus dicapai terlebih dahulu sebelum menggali permasalahan dan
Universitas Sumatera Utara
memberikan alternatif pemecahan masalah. hubungan saling percaya antara perawat dan klien adalah kunci dari komunikasi terapeutik.
2.2.3. Komunikasi Terapeutik sebagai Tanggung Jawab Moral Perawat