Pendidikan Agama Islam Kelas XII
142
Keteraturan yang ada di alam semesta dipelajari oleh manusia dan ditemukan sebagai berbagai hukum alam. Hukum-hukum itu kita pelajari
dalam berbagai disiplin ilmu pengetahuan seperti biologi, fisika, dan ilmu astronomi. Saat mempelajari ilmu-ilmu tersebut, kita sering merasa bahwa
kita sedang belajar ilmu alam semata. Padahal, sebenarnya kita sedang mengamati hukum-hukum Allah Swt. atau sunatullah.
Selain terkait dengan keteraturan di alam, sunatullah juga berlaku dalam hukum sebab akibat. Hukum sebab akibat merupakan aturan dasar
perjalanan kehidupan makhluk di dunia ini, terutama manusia. Hukum ini yang bisa menjadi penentu takdir manusia. Hukum sebab akibat
menyatakan bahwa sesuatu yang terjadi pasti disebabkan oleh sesuatu yang mendahuluinya.
Jika dahulu kita rajin belajar, besar kemungkinan takdir kita besok menjadi pandai. Sebaliknya, jika kita malas belajar, penguasan ilmu kita
akan tertinggal dari orang lain yang lebih rajin. Demikian pula kesehatan kita saat ini merupakan hasil dari cara hidup yang kita biasakan pada
masa lalu. Meskipun kadang kita tidak menyadarinya, suatu peristiwa saat ini pasti ada sebab-sebab tertentu sebelumnya.
2. Senantiasa Berikhtiar yang Terbaik
Orang yang beriman mengerti bahwa Allah Swt. menggelar kehidupan di alam semesta ini bukan tanpa tujuan dan hukum yang pasti.
Keyakinan tentang sunatullah menyebabkan orang yang beriman memberikan usaha terbaiknya untuk mencapai sesuatu yang
diinginkannya. Usaha tersebut senantiasa dilakukannya dalam kerangka keimanan kepada takdir Allah dan optimisme akan bantuan dan
pertolongan-Nya. Salah satu pesan Allah Swt. yang menjadi pegangan orang yang beriman adalah Surah ar-Ra’d [13] ayat 11 yang menyatakan
bahwa Allah Swt. tidak akan mengubah keadaan suatu kaum hingga kaum itu sendiri yang berusaha mengubah keadaan mereka.
3. Menyempurnakan Ikhtiar dengan Tawakal
Tawakal artinya menyerahkan segala keputusan atas apa pun yang akan terjadi kepada Allah semata. Seorang yang beriman kepada takdir
akan memahami kekuasaan Allah Swt. atas segala peristiwa yang terjadi di dunia ini. Oleh karena itu, sikap tawakal merupakan sikap yang melekat
pada orang yang beriman kepada takdir-Nya. Bertawakal bukan berarti menyerah tanpa berusaha dan melakukan evaluasi atas usaha yang telah
dilakukan melainkan sebagai bentuk keyakinan terhadap Allah Swt. yang mengetahui hal terbaik baginya dan masa depannya. Kegagalan tidak
akan dipandang sebagai kehancuran, tetapi sebagai pelajaran untuk maju pada masa depan. Keberhasilan juga tidak akan menyebabkan sombong
karena yakin bahwa keberhasilan yang diraihnya adalah anugerah Allah Swt. kepadanya. Jika kita salah dalam menilai keberhasilan, tidak jarang
justru menyebabkan terjerumus dalam kesombongan.