Pendidikan Agama Islam Kelas XII
120
Semua keadaan di langit dan bumi ini menjadi objek perintah Allah Swt., ”Perhatikanlah apa yang ada di langit dan di bumi.” Perintah untuk
memperhatikan apa yang ada di langit dan di bumi tentu bukan berarti sebatas memperhatikan semata. Perintah ini juga mengandung makna
mempelajari, menggali potensi yang ada, dan menggunakan ilmu pengetahuan yang diperoleh untuk kebaikan manusia dengan akal yang
telah dikaruniakan Allah Swt.
Memperhatikan langit berarti juga mengamati iklim dan sikap
yang dapat kita lakukan dengannya. Mengamati manusia berarti juga
mencari cara berinteraksi dengan baik sehingga kepentingan masing-
masing dapat terpenuhi dengan benar. Demikian juga mengamati
bentang alam bukan berarti sekadar melihat keindahannya melainkan
juga meneliti potensi yang ada, baik wisata, pertanian, kehutanan, peri-
kanan, hingga pertambangan, untuk kepentingan manusia dan kelestari-
an alam.
Pelajaran penting dari ayat ini adalah Islam agama ilmu pengetahuan. Allah Swt. menyuruh kita untuk senantiasa belajar dan mempelajari alam
ini beserta seluruh isinya. Pengetahuan yang kita peroleh dari pengamatan itu selanjutnya kita kembangkan dalam dua tujuan utama. Pertama, untuk
menunjang kehidupan kita di dunia ini. Dengan tujuan ini, me- ngembangkan ilmu pengetahuan dalam bentuk praktik teknologi yang
tepat guna dan berhasil guna merupakan kewajiban setiap muslim. Kedua, sebagai sarana menemukan Allah Swt. dan meningkatkan keimanan kita
kepada-Nya.
Sumber: www.chip.co.id
▼
Gambar 7.3
Memperhatikan ciptaan Allah Swt. dapat mempertebal keimanan seseorang.
Membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar merupakan kewajiban bagi setiap muslim. Oleh karena itu, Anda harus memastikan bacaan Anda tersebut sesuai dengan panduan
ilmu tajwid. Pada subbab ini Anda mempelajari Surah Yu-nus [10] ayat 101. Bacalah ayat tersebut dengan baik dan benar.
Untuk lebih memudahkan Anda dalam belajar membaca surah ini, bacalah ayat ini secara berpasangan dengan teman Anda. Saat teman Anda membaca, perhatikan dengan
saksama. Apabila terdapat kesalahan dalam bacaannya, segera betulkan. Demikian pula sebaliknya. Ingat, bacalah dengan penuh penghayatan agar makna dalam ayat ini dapat
Anda resapi
Pendidikan Agama Islam Kelas XII
121
B. Surah Al-Baqarah [2] Ayat 164
Inna f³ khalqis-sam±w±ti wal-ar«i wakhtil±fil-laili wan-nah±ri wal-fulkil-lat³ tajr³ fil-ba¥ri bim± yanfa‘un-n±sa wa m± anzalall±hu minas-sam±’i mim m±’in fa’a¥y± bihil-ar«a ba‘da
mautih± wa ba££a f³h± min kulli d±bbatiw wa ta¡r³fir-riy±¥i was-sa¥±bil-musakhkhari bainas-sam±’i wal-ar«i la’±y±til liqaumiy ya‘qiluna.
Artinya :
Sesungguhnya pada penciptaan langit dan bumi, pergantian malam dan siang, kapal yang berlayar di laut dengan muatan yang bermanfaat
bagi manusia, apa yang diturunkan Allah dari langit berupa air, lalu dengan itu dihidupkan-Nya bumi setelah mati kering, dan Dia tebar-
kan di dalamnya bermacam-macam binatang, dan perkisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi, semua itu sungguh,
merupakan tanda-tanda kebesaran Allah bagi orang-orang yang mengerti. Q.S. al-Baqarah [2]: 164
1. Kosakata
: pergantian : kapal
: berlayar : laut
: binatang : perkisaran angin
: awan : dikendalikan
Pendidikan Agama Islam Kelas XII
122
2. Penerapan Ilmu Tajwid
Beberapa bacaan ilmu tajwid yang terdapat dalam Surah al-Baqarah [2] ayat 164 sebagai berikut.
a. Hukum Bacaan Nun Mati atau Tanwin
Dalam Surah al-Baqarah [2] ayat 164 terdapat beberapa hukum bacaan nun mati atau tanwin. Hukum bacaan pertama adalah bacaan
idgam bila-gunnah. Hukum bacaan ini kita gunakan saat membaca kata seperti
. Bacaan idgam bila-gunnah dibaca dengan metode memasukkan bunyi nun sukun atau tanwin huruf berikutnya tanpa
berdengung. Bacaan selanjutnya adalah idgam bigunnah dengan cara
memasukkan bunyi huruf nun sukun atau tanwin ke dalam huruf yang mengikutinya dengan mendengung. Contoh bacaan ini dalam
Surah al-Baqarah [2] ayat 164 adalah kata .
b. Hukum Bacaan Mad
Hukum bacaan mad yang terdapat dalam ayat ini adalah mad t.abi’i dan mad layyin. Bacaan mad t.abi’i dapat dengan mudah kita
temukan dalam ayat ini karena tersebar di banyak tempat. Dua di antaranya adalah
dan . Adapun hukum bacaan mad
layyin merujuk pada keadaan saat harakat fathah diikuti oleh ya sukun atau wau sukun. Pada ayat ini kita dapat menerapkan bacaan
mad layyin saat membaca kata .
c. Bacaan Alif Lam Makrifat
Dalam Surah al-Baqarah [2] ayat 164 terdapat kedua macam bacaan alif lam makrifat, yaitu alif lam qamariyah dan alif lam
syamsiyah. Contoh bacaan ini adalah untuk alif lam
qamariyah dan untuk alif lam syamsiyah. As‘ad Humam.
1995. Halaman 10, 40, dan 60
3. Kandungan Surah Al-Baqarah [2] Ayat 164
Surah ini memuat sebuah pernyataan tentang tanda kebesaran Allah Swt. Paling tidak terdapat empat tanda penting yang disebutkan Allah
Swt. dalam ayat ini, yaitu penciptaan langit dan bumi, pergantian malam dan siang, turunnya air yang menghidupkan bumi, dan perkisaran angin
di antara langit dan bumi. Semua tanda ini merupakan pelajaran dan tantangan bagi orang yang mengerti. Orang yang mengerti dalam hal ini
tentu bukan sekadar orang yang memiliki kecakapan ilmu pengetahuan. Orang itu juga dapat menemukan kebenaran Allah Swt. dan me-
ningkatkan keimanannya dengan pengetahuan yang diperoleh.
Pendidikan Agama Islam Kelas XII
123
Untuk mengetahui tanda kekuasaan Allah Swt. dalam ayat ini marilah kita telusuri bersama. Dalam bagian ini, Surah al-Baqarah [2] ayat 164
senada dengan Surah Yu-nus [10] ayat 101. Namun, keduanya berbeda sudut pandang dalam melihat langit dan bumi. Surah Yu-nus [10] ayat
101 lebih menyoroti benda yang ada di langit dan di bumi, sedangkan Surah al-Baqarah [2] ayat 164 lebih melihat pada proses penciptaan langit
dan bumi ini.
Bagaimanakah langit dan bumi diciptakan? Penciptaan langit dan bumi dalam hal ini identik dengan penciptaan alam semesta. Dalam Surah
al-Anbiya-’ [21] ayat 30, Allah bertanya, ”Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah
suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya. Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga
beriman?” Pernyataan ini disampaikan Allah Swt. empat belas abad yang lalu. Pada saat itu tidak ada satu pun pengetahuan manusia yang dapat
memahami makna yang terkandung dalam ayat ini. Bahkan oleh seorang Muhammad saw. sekalipun.
Ilmu pengetahuan terkini menyebutkan adanya suatu teori yang diterima oleh hampir semua ilmuwan dunia, yaitu teori Big Bang atau
Dentuman Besar. Teori ini menyatakan bahwa alam semesta ini pada awalnya adalah suatu materi yang sangat kecil dan dikenal sebagai sop
kosmos. Oleh karena kecilnya, lebih kecil dari ukuran atom maka dapat dianggap sebagai tidak ada. Dari materi kecil yang diciptakan Allah itulah,
alam semesta ini terbentuk. Allah Swt. memisahkan materi itu hingga terbentuk ruang dan waktu. Peristiwa ini menurut ukuran ilmu astronomi
terjadi sekitar dua belas miliar tahun yang lalu.
Materi itu terpisah dan mem- bentuk bintang-bintang, galaksi, tata
surya, dan planet-planet. Planet bumi kita diperkirakan mulai ter-
bentuk dari bagian bintang matahari yang terlepas dari induknya. Pada
mulanya, bumi berupa bola panas yang berputar. Semakin lama bola
itu semakin mendingin hingga ter- bentuk daratan dan lautan. Setelah
berproses sejak lima miliar tahun yang lalu, planet bumi ini mulai
dapat dihuni oleh makhluk hidup.
Proses penciptaan langit dan bumi merupakan sesuatu yang
sangat rumit dan agung. Satu per- tanyaan yang senantiasa menggelitik
Sumber: www.loopdreamer.files.wordpress.com
▼ Gambar 7.4
Dalam penciptaan langit dan bumi terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah Swt.